DOSEN PENGAMPU::
DISUSUN OLEH :
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN...........................................................................................3
B. PEMBAHASAN..............................................................................................7
2. Standar Proses.................................................................................................13
4. Standar Isi.......................................................................................................23
5. Standar Penilaian............................................................................................27
C. PENUTUP........................................................................................................39
1. Kesimpulan.....................................................................................................39
2. Saran...............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
ii
A. PENDAHULUAN
Kajian kurikulum dan materi pelajaran sejarah jika dilihat dari segi
historis maupun filosofis menurut Djoko Suryo (2005:2), sebaiknya bertolak
pada beberapa wilayah kajian yaitu:
3
Dalam menyusun kurikulum pendidikan sejarah atau standar isi yang
sesuai dengan perubahan zaman, maka legalitas pendidikan sejarah dalam
kurikulum pendidikan nasional harus menekankan aspek-aspek penting materi
pelajaran sejarah, di mana kurikulum harus menekankan:
4
yang penting dalam kurikulum 2013, khususnya bagi pendidikan tingkat
menengah atas (SMA-sederajat). Mata pelajaran Sejarah Indonesia pada
tingkat SMA merupakan sebuah mata pelajaran kelompok wajib A, yang
berarti mata pelajaran tersebut wajib diambil oleh seluruh jenis sekolah
menengah tingkat atas yang berada di lingkup Kementerian Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Kementerian Agama. Selain menjadi mata pelajaran wajib,
terdapat pula mata pelajaran sejarah yang termasuk dalam kelompok peminatan
ilmu-ilmu sosial, bahasa dan menjadi pelajaran lintas minat.
5
psikomotorik menjadi faktor utama terbentuknya kurikulum 2013. Perubahan
yang paling signifikan adalah pada proses pembelajarannya. Pada kurikulum
2013, murid yang menjadi pusat pembelajaran dan lebih menyeimbangkan
aspek kognitif dengan afektif dan psikomotorik, hal ini terlihat pada penetapan
Kompetensi Inti dan standar proses dalam proses pembelajaran pada kurikulum
2013 yang terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta.
6
B. PEMBAHASAN
standar pembiayaan.
lulusan yang memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan sikap orang
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
a. Dimensi Sikap
7
Dimensi sikap memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan dari sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
8
1.2 Meneladani
perilaku kerjasama,
santun, percaya diri
tanggung jawab, cinta
dalam berinteraksi
damai para pejuang
secara efektif dengan
jangkauan pergaulan dalam mewujudkan
lingkungan sosial dan
dan keberadaannya cita-cita mendirikan
alam dalam jangkauan
Negara dan bangsa
pergaulan dan
Indonesia dan
keberadaannya
menunjukannya dalam
kehidupan sehari hari.
b. Dimensi Pengetahuan
Kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian terhadap pengetahuan
peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan
sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses
pembelajaran. Menurut Anderson & Krathwohl mengatakan bahwa
penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian potensi intelektual
yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognisi. Jenjang kognitif peserta didik yang dinilai adalah: mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Dimensi pengetahuan siswa SMA adalah memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan
dengan: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Mampu mengaitkan
pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. Pengajaran
aspek pengetahuan harus mampu memastikan bahwa setiap anak yang
sedang belajar atau sudah belajar adalah pasti memiliki esensi atau inti
pengetahuan yang diajarkan. Anak harus dipahamkan dengan inti
pembelajaran, kemudian memberikan kesmepatan kepada mereka untuk
mengembangkannya sendiri. Guru menagih beragam tugas mereka yang di
9
dalamnya ada esensi yang tidak boleh hilang. Pembelajaran seperti ini
memungkinkan anak tumbuh dengan kreatifitasnya namun tanpa alpa
makna.
Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui
pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian terhadap
pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga
digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan
proses pembelajaran. Menurut Anderson & Krathwohl mengatakan bahwa
penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian potensi intelektual
yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognisi. Jenjang kognitif peserta didik yang dinilai adalah: mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
10
fenomena dan
kejadian yang
tampak mata.
c. Dimensi Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dan berbuat
sesuatu. Maka dari itu, orang yang mampu membuat beberapa hal atau suatu
hal disebut dengan orang yang terampil. Maka dari itu, keterampilan
berkaitan dengan kemampuan gerak motorik. Jenis keterampilan yang perlu
didapat oleh siswa di sekolah untuk memenuhi standar kompetensi lulusan
adalah keterampilan konkret dan keterampilan abstak.
a) Keterampilan Konkret
Keterampilan konkret adalah keterampilan yang berkaitan dengan
tindakan gerak tubuh secara langsung. Misalnya kemampuan
memainkan alat musik, merupakan keterampilan konkret.
Keterampilan untuk membaca puisi dengan baik adalah keterampilan
konkret.
b) Keterampilan Abstrak
Keterampilan abstrak adalah keterampilan yang berkaitan dengan
tindakan abstrak yang bisa dilakukan oleh siswa. Hal ini sulit diukur.
Misalnya keterampilan untuk berpikir praktis yang tidak berbelit.
Hal ini merupakan keterampilan abstrak yang memang cara
mengukurnya sangat sulit untuk dilakukan. Berbeda dengan
keterampilan konkret yang bisa langsung dipraktikkan dan
disimulasikan.
11
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Semangat Kurikulum 2013 menginginkan tercapainya keseimbangan
kompetensi antara aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk
menjadi manusia yang kreatif, inivatif, produktif tetapi juga berkarakter.
Maka dari itu jangan sekedar mengandalkan model pelajaran pilihan ganda
tetapi ajarkan dengan model esai. Dengan model esai tidak ada jawaban
tunggal. Peserta didik berhak membuat jawaban sesuai dengan daya
pikirnya. Kenyataan dalam dunia kerja, kreativitas lebih diandalkan
dibandingkan kemampuan akademik. Instrumen penilaian harus memenuhi
persyaratan, sebagai berikut:
a. Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
12
dan bertindak yang menyaji dalam strategi
efektif dan kreatif ranah konkret perlawanan
dalam ranah abstrak menggunakan, bangsa Indonesia
dan konkret sesuai mengurai, terhadap
dengan yang merangkai,modifik penjajahan
dipelajari di sekolah asi, membuat, dan bangsa barat di
atau sumber lain ranah Indonesia
yang sama dengan abstrak(membaca, sebelum dan
yang diperoleh dari menghitung, sesudah abad ke
sekolah menggambar, – 20 dan
mengarang) sesuai menyajikan
dengan yang dalam bentuk
dipelajari di cerita sejarah
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang/ teori
2. Standar Proses
13
1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Dalam proses pembelajran, pendidik memberikan keteladanan.
3. Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
dan pengawasan pembelajaran, untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien
4. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar,
5. Metode, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
6. Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah
maksimal peserta didik perkelas dan beban beban mengajar maksimal
per pendidik, rasio maksimal buku tekspembelajaran setiap peserta
didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik.
7. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan
budaya membaca dan menulis.
8. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan berbagai teknik penilaian,
dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik dan penugasan
perorangan atau kelompok, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai.\
9. Untuk mata pelajaran selain kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian
observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali
dalam satu semester.
10. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang
diperlukan.
14
a. Kerangka Pembelajaran
Kompetensi inti I (KI-1) dikembangkan untuk menumbuh
kembangkan sikap spiritual peserta didik, sedangkan Kompetensi Inti 2
(KI-2) dikembangkan untuk menumbuh kembangkan sikap sosial.
Kompetensi Inti 1 dan 2 tersebut tidak disampaikan dalam bentuk uraian
materi melainkan sebagai dampak pengiring atau dampak penyerta
(nurturent effect) setelah peserta didik melewati proses pembelajaran
melalui Kompetensi Inti 3 (KI-3) dan Kompetensi Inti 4 (KI-4).
Kompetensi inti 3 dikembangkan untuk meningkatkan aspek
pengetahuan (kognitif), dan kompetensi inti 4 dikembangkan untuk
meningkatkan aspek keterampilan.
Sikap spiritual dan sosial dimiliki melalui kegiatan menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
dimiliki melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”. Sedangkan pengetahuan dan keterampilan dimiliki melalui
mengumpulkan informasi, menalar dan aktivitas lainnya hendaknya
sampai pada konteks lokal daerahnya masingmasing.
Kompetensi inti (KI-3) dapat disajikan melalui memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi inti (KI-4) dapat disajikan melalui mengolah, menalar,
dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi
Dasar (KD-3) merupakan sajian teoritis untuk memahami materi pokok
15
dalam rangka memperoleh pengetahuan, dan Kompetensi Dasar (KD-4)
merupakan implementasi dari pengetahuan yang dipweroleh dari KI-3
menjadi keterampilan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar bagi peserta didik. Dari serangkaian proses pembelajaran KD-3
dan KD-4 tersebut peserta didik akan memperoleh pengalaman, yang
pada akhirnya menumbuhkan sikap spiritual maupun sikap sosial
sebagaimana dalam rumusan Kompetensi Inti. Rambu-rambu
pengembangan indikator pencapaian kompetensi :
1) Indikator diturunkan dari KD, dan tiap KD diturunkan menjadi
beberapa indikator.
16
Kompetensi Dasar (KD) dari KI-1 dan KI-2:
1) Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah
bangsa barat di indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 .
b. Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan sejumlah pola
pikir yang dikembangkan pada kurikulum sebelumnya. Salah satu di
antaranya adalah perubahan pola pikir (mindset) guru dalam
pembelajaran dari pasif menjadi pembelajaran aktifmencari dengan
pendekatan ilmiah (scientific). Pendekatan ilmiah (scientific) dipilih
sebagai pendekatan dalam pembelajaran untuk mendorong peserta didik
secara aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui kegiatan atau
aktivitas-aktivitas ilmiah yaitu melalui: mengamati (observing); menanya
(questioning); mengumpulkan informasi (experimenting); mengasosiasi
(associating); dan mengomunikasikan (communicating).
1. Mengamati
Kegiatan mengamati dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pengamatan langsung di lapangan atau di luar sekolah terhadap
17
objek yang dipelajari dan pengamatan secara tidak langsung melalui
memperhatikan data, gambar, foto, tayangan film/video tentang
objek yang dipelajari, baik dengan menggunakan alat maupun tidak
menggunakan alat. Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian dan mencari informasi.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam
melakukan pengamatan dapat berupa daftar cek (checklist), skala
rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat
berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diamati. Skala rentang, berupa alat untuk
mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan
anekdot berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru
mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa, yang ditampilkan oleh
subjek atau objek yang diamati.
Praktik pengamatan dalam pembelajaran hanya akan efektif jika
peserta didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat
pencatatan dan alatalat lain, seperti: .
a. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan
b. Kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual
c. film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara
audio-visual
d. alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
2. Menanya
Proses pengamatan selesai, maka aktivitas berikutnya atau
secara bersamaan adalah peserta didik mengajukan sejumlah
pertanyaan berdasarkan hasil pengamatannya. Jadi, aktivitas
menanya bukan aktivitas yang dilakukan oleh guru, melainkan oleh
peserta didik berdasarkan hasil pegamatan yang telah mereka
lakukan. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
18
kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu dibangun untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Aktivitas menanya merupakan
keterampilan yang perlu dilatih. Oleh karena itu, guru harus
mendorong dan memberikan peluang kepada peserta didik untuk
berani bertanya dalam kerangka sebagai proses berpikir mereka.
Keterampilan menyusun pertayaan ini sangat penting untuk melatih
daya pikir kritis dan peka peserta didik.
3. Mengumpulkan informasi
Setelah proses menanya, aktivitas berikutnya adalah
mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber. Data dan
informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan (data
primer) maupun dari berbagai bahan bacaan (data sekunder). Hasil
pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta
didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan
data atau fakta lainnya untuk dikaji ada tidaknya hubungan di antara
keduanya. Mengumpulkan informasi dapat dilakukan melalui
eksperimen (percobaan), membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati objek/kejadian, aktivitas, wawancara dengan nara
sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi
Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi atau
melakukan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi menjadi bahan dasar mencari
kaitan antara keduanya. Pengolahan informasi yang dikumpulkan
19
dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan.
5. Mengomunikasikan
Membangun jejaring dalam konteks pendekatan pembelajaran
scientific dapat berupa penyampaian hasil atau temuan kepada pihak
lain. Keterampilan menyajikan atau mengomunikasikan hasil temuan
atau simpulan sangat penting dilatihkan sebagai bagian penting
dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, peserta
didik dapat mengomunikasikan secara jelas, sistematis, santun, dan
beretika. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi
yang dikembangkan adalah sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan
jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
c. Strategi dan Metode Pembelajaran
Implementasi pendekatan scientific seperti yang diharapkan dalam
kurikulum 2013 memerlukan strategi yang berbeda dan bervariasi.
Strategi yang dimaksud adalah diperlukan pendayagunaan sumberdaya
yang dimiliki sekolah secara optimal agar guru dan peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan tepat sasaran.
Beberapa strategi yang dapat ditempuh untuk mencapai hal tersebut
adalah:
1. Sumberdaya Guru Sejarah
2. Sumberdaya Peserta Didik
20
3. Kelas
4. Sekolah
5. Lingkungan Masyarakat Sekitar
6. Orang tua peserta didik
21
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan
identitas sekolah yang didalamnya berisi antara lain matapelajaran,
kelas dan semester, jumlah pertemuan, materi pembelajaran, dan
alokasi waktu. Setelah identitas sekolah ditentukan kemudian
menentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
akan dikembangkan menjadi RPP. Perlu dipahami bahwa antara KI
dan KD perlu dianalisis dan dijabarkan kedalam indikator-indikator
pembelajaran sebagai penanda untuk mengukur pencapaian
kompetensi yang telah ditentukan untuk setiap peserta didik.
Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran
untuk setiap materi pelajaran yang merupakan rincian dari materi
pokoknya. Proses pembelajaran akan berjalan lancar ketika sudah
ddipilih dan ditentukan metode pembelajaran dan media, alat serta
sumber belajar yang relevan dengan materi pokok yang akan
belajarkan. Kemudian diteruskan dengan mementukan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
diawali dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mencari hubungan atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan
hasilnya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Langkah terakhir dari keseluruhan langkah kegiatan yang harus
dilakukan adalah menentukan jenis dan bentuk penilaian disertasi
rublik dan pensekorannya. Dalam melakukan penilaian tidak saja
mengukur hasil belajar akan tetapi juga proses belajarnya agar setiap
peserta didik dapat dinilai terhadap aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya.
Kemudian yang perlu diperhatikan pula adalah jumlah soal
dirancang dengan kelipatan empat sehingga mempermudah guru
dalam memasukkan nilai sesuai dengan format rapor yang telah
ditentukan yakni kelipatan 0-4 dengan skala 0,33. Catatan: KD-1 dan
KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator
karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak
22
langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang
dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
3. Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No.21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
mulai berlaku, menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.64
Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Standar isi tersebut terdiri dari tingkat kompetensi dan
kompetensi inti (dalam hal ini jenjang pendidikan menengah atas).
Kompetensi inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Perumusan kompetensi dasar pada setiap kompetensi
inti untuk setiap mata pelajaran (dalam hal ini mata pelajaran Sejarah)
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu (dalam hal ini jenjang
SMA) ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
23
kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.
24
Sikap Spiritual Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan
g. pro-aktif.
25
tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang;
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. d. budaya, dan
e. humaniora.
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
26
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif.
4. Standar Penilaian
Penilaian hasil belajar sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hasil penilaian
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap prestasi belajar siswa
meliputi aspek hasil belajar yang masih dianggap lemah, dan hasil belajar
yang dianggap sudah mencapai kompetensi serta penilaian secara
keseluruhan terhadap seorang siswa untuk membuat keputusan tentang
tingkat pencapaian kompetensi siswa. Bagi siswa yang belum mencapai
tingkat kompetensi dalam satu aspek atau lebih dapat dilakukan
pembelajaran remedial setelah suatu kegiatan penilaian dilakukan (UTS,
Tugas, dan sebagainya).
Penilaian meliputi aspek sikap spiritual dan sosial, pengetahuan Sejarah
yang terdiri atas pengetahuan fakta sejarah, pemahaman konsep sejarah dan
cerita sejarah, dan keterampilan sejarah, dan penilaian terhadap 5
kompetensi Pembelajaran Saintifik sebagai keterampilan proses, yang
27
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung (penilaian proses)
maupun setelah pembelajaran dilaksanakan (penilaian hasil belajar).
Penilaian pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar siswa, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
siswa. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian
unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper and pencil test) atau
lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/ karya siswa (portfolio), dan penilaian diri.
Nilai Dan Kriteria
Nilai Kriteria
Data cukup, analisis berdasarkan data, ada
A
pendapat yang dikemukakan
Data cukup, analisis berdasarkan data, tidak ada
B
pendapat yang dikemukakan
Data memadai, analisis belum menggunakan data
C
secara maksimum
D Data memadai, analisis masih belum jelas
1) Penilaian Sikap
dianggap baik untuk dirinya atau tidak. Jika dianggap tidak baik bagi
28
dirinya maka nilai tersebut akan ditolak tetapi jika dianggap baik maka
1). Observasi
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat
mimik, tindakan yang dilakukan siswa baik pada waktu ketika proses
29
berlangsung, tidak seperti observasi dalam penelitian yang
tertentu.
baik.
30
2) Penilaian Pengetahuan
tingkat-tingkat di atasnya.
31
Berdasarkan jenisnya tes tertulis dapat dilakukan pilihan
berikut.
soal.
32
(4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk
33
2) Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab, dan Percakapan
otentik.
3). Penugasan
34
3) Penilaian Keterampilan
KI-4 yang akan diukur. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
35
Melalui penilaian kinerja siswa diminta
sejarah.
36
proyek, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan:
penulisan laporan,
pembelajaran
37
diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang
seni/lomba olahraga.
38
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
40