Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM PERENCANAAN

PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

Mata Kuliah : Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif 1


Jumlah SKS : 3 SKS
Dosen Pengampu : Drs. Supriyadi, M.Pd.
Instruktur : Edy Suprapto, S.Kom, S.Pd.
Semester : 1 (Satu)

Disusun Oleh :

Kelompok 4
1. Diyan Triyanto
2. Fani Fatma Hidayah
3. Fatimah
4. Heni Ristanti
5. Lisa Indriani
6. Nadia Nur Aprilia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan makalah Prinsip
Understanding By Design dalam Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen ini dapat
diselaisaikan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektuf 1 dari Bapak Drs.
Supriyadi, M.Pd. dan Bapak Edy Suprapto, S.Kom., S.Pd. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan juga bagi kami tim penyusun.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. dan
Bapak Edy Suprapto, S.Kom., S.Pd. selaku dosen pengampu dan instruktur pada mata
kuliah Prinsip Pengajaran danAsesmen yang Efektuf 1 yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tim penyusun. Tim
penyusun menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dinantikan penyusun demi
kesempurnaan makalah ini.

Metro, 9 Februari 2024

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Assessment for, as, and of learning........................................
B. Metode Pembelajaran Untuk Peserta Didik........................................
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menentukan asesmen yang digunakan sesuai dengan konsep
assessment for, as, and of learning?
2. Bagaimana metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, makalah ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan asesmen yang digunakan sesuai dengan konsep assessment
for, as, and of learning.
2. Mendeskripsikan metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.
II. PEMBAHASAN

A. Asesmen Pembelajaran
1. Pengertian Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan komponen penting dalam proses dan
penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem
penilaiannya. Keduanya saling terkait. Sistem pembelajaran yang baik akan
menghasilkan kualitas yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari
hasil asesmennya. Asesmen yang baik akan mendorong guru untuk menentukan
strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar dengan
lebih baik.

Penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dan pertimbangan tertentu (Nasution, 2022). Kunandar mengatakan
bahwa assessment adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis, akurat, dan berkesinambungan. Assessment ini
dilakukan menggunakan alat pengukuran tertentu, sehingga menjadi informasi
dalam pengambilan keputusan pencapaian kompetensi.

Secara lebih sederhana dapat diidentifikasikan bahwa assessment pendidikan


Indonesia diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No 20 Tahun 2007. Permendiknas tersebut berisi tentang Standar
Penilaian Pendidikan yang mengatakan bahwa penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Pengumpulan dan pengolahan informasi berguna untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna.

Berdasarkan berbagai pendapat mengenai asessment, maka dapat disimpulkan


bahwa assessment merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data yang dilakukan secara sistematik. Proses
assessment harus melalui pengumpulan data atau informasi yang valid dan
reliable tentang kegiatan dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan alat
pengukuran tertentu. Alat ini bertujuan untuk mengomunikasikan dan
menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu sehingga menjadi informasi
yang bermakna.

2. Konsep assessment for, as, and of learning

Selama bertahun-tahun, kata asesmen digunakan untuk melihat kompetensi siswa


setelah pembelajaran selesai. Pendidik dapat mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran dengan menggunakan asesmen. Asesmen adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar,
perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik, yang hasilnya
kemudian digunakan sebagai bahan refleksi serta landasan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran. Pembelajaran dan asesmen merupakan dua aktivitas yang
saling berkaitan. Agar pembelajaran dan asesmen dapat memberikan dampak
terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik, maka
pembelajaran dan asesmen perlu direncanakan secara sistematis.

Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh pendidik dalam
mengukur hasil belajar peserta didik.
a. Assessment for learning (AfL)
AfL adalah sebuah asesmen yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang
berlangsung dan asesmen ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas proses
belajar dan mengajar. Dengan AfL, pendidik dapat memberikan umpan balik
terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan belajar dan
menentukan kemajuan belajar peserta didik. Contoh AfL adalah kuis,
presentasi, tugas, dan sebagainya.
b. Assessment as learning (AaL)
AaL memiliki fungsi yang sama dengan AfL karena keduanya dilaksanakan
pada saat proses pembelajaran. Perbedaannya, assessment as learning
melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Contoh dari AaL ini adalan penilaian diri (self-assessment) dan penilaian oleh
teman sejawat (peer-assessment). Dalam AaL, peserta didik terlibat dalam
merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian
sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal. AfL dan AaL merupakan bagian
dari asesmen formatif yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar.
c. Assessment of learning (AoL)
AoL adalah asesmen yang dilaksanakan di akhir proses pembelajaran dan
dimaksudkan untuk mengukur capaian belajar atau hasil peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran. Contoh AoL ini adalah ulangan harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan sebagainya. AoL
merupakan bagian dari asesmen sumatif yang harus dilakukan oleh pendidik.

Ketiga pendekatan itu penting untuk dipahami dan dikenali kontradiksi


diantaranya. Pemahaman itu akan membuat guru mampu memutuskan kapan
dan mengapa pendekatan itu digunakan serta dapat menggunakanya dengan
bijak dan baik. Cara guru dalam memulai benar-benar akan membuat
perbedaan cara siswa dalam belajar.
B. Metode Pembelajaran
1. Definisi Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasaYunani “metodos”. Kata ini berasal
dari dua kata: “metha” berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang
berarti jalan atau cara. Dalam bahasa Arab metode disebut “ Thariqat ”, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud, sehingga dilalui untuk menyajikan bahan
pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Metode pembelajaran adalah cara pendidik memberikan pelajaran dan
cara peserta didik menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik
dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan
Jadi peranan metode pembelajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang kondusif.
Dalam proses pembelajaran tentu akan berujung dengan prestasi
belajar yang diraih anak didik, yang akan menggambarkan keberhasilan dan
kesuksesan siswa dalam pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar
dengan baik, banyak hal yang mempengaruhinya antara lain, tanggung jawab
orang tua dan minat siswa itu sendiri, dan masih banyak lagi faktor-faktor lain
diluar pembahasan ini menurut (Maesaroh, 2013)
2.
III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Budiono Alfin, Hatip. 2023. Asesmen Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka.


Jurnal Axioma: Jurnal Matematika dan Pembelajaran Vol 8 No 1.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Maesaroh, Siti. 2013. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan Vol. 1
No. 1.
.

Anda mungkin juga menyukai