Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EVALUASI HASIL BELAJAR

Dosen pengampu : Mega Silfia Dewy, S.Pd., M.Pd. T

Disusun oleh Kelompok 1 :


1. Ahmad idris Sembiring (5213131029)
2. Ahmad Nur Ifni Nasution (5213131011)
3. Alfredo Kaban (5212431008)
4. Astania Barus (5213331005)

Mata Kuliah : Evaluasi Hasil Belajar


Kelas :B

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunia-Nya saya
bisa menyelesaikan penyusunan makalah Evaluasi Hasil Belajar ini.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Evaluasi


Hasil Belajar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5

2.1 Menjelaskan pengertian,pengukuran,pengujian,penilaian dan evaluasi......................5

2.2 Menjelaskan Subyek dan Sasaran Evaluasi.................................................................7

2.3 Menjelaskan Prinsip dan Alat Evaluasi........................................................................8

2.4 Membedakan Pengukuran Acuan Norma dan Acuan Patokan..................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................................13

Kesimpulan............................................................................................................13

Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ ........14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi dapat digambarkan sebagai pembuatan penetapan tentang nilai untuk tujuan
tertentu, baik berupa gagasan, pekerjaan, solusi, metode, material dan lain–lain, yang
melibatkan penggunaan ukuran seperti halnya untuk menilai tingkat suatu tertentu itu
akurat, efektif, hemat, atau memuaskan, ketentuan itu baik yang kwantitatif atau
kwalitatif. Dengan demikian maka evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam pengajaran. Dan kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok
seorang guru.
Dalam praktek pengajaran keempat kegiatan pokok ini merupakan sebuah kesatuan
yang padu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam melaksanakan
tugas mengajarnya seorang guru berusaha untuk menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar, memotivasi, mengajukan bahan ajar, serta
menggunbakan metode dan media yang telah disiapkan. Selain itu guna mencapai
tujuan pendidikan yang optimal , guru memberikan bimbingan kepada siswa dengan
berupaya untuk memahami kesulitan belajar yang dialami siswa. Dari berbagai
persoalan yang di hadapi dalam proses belajar mengajar evaluasi memberikan
sumbangan yang cukup berarti. fungsi evaluasi digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki kegiatan-kegiatan proses pembelajaran serta sebagai alat untuk
menyeleksi dan sebagai alat untuk memberikan motivasi belajar siswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan pengertian pengukuran, pengujian, dan evaluasi
2. Menjelaskan Subyek dan sasaran evaluasi
3. Menjelaskan prinsip dan alat evaluasi
4. Membedakan pengukuran acuan norma dan acuan patokan

1.3 Tujuan
Tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah agar para penyusun dan pembaca dapat
memahami sub materi yang akan di paparkan dalam makalah ini. Sehingga dapat
menambah wawasan dan ilmu bagi pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Pengukuran, Pengujian, dan Evaluasi

1. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti
orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita
sering kali melakukan pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah


suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru
menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan
siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan
menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan
merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu
aturan atau formula tertentu.

Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance


siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa
sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-
angka (Alwasilah et al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang
menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut
atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang
mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus
disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian,
pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik
peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan
tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih
ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement)
sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga
sifatnya menjadi kuantitatif.ayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen.

2. Pengujian
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan penilaian.
Ada istilah ujian akhir semester di perguran tinggi dan ujian akhir tahun untuk
kenaikan kelas di sekolah.
Dalam bahan sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pengertian tersebut
dijelaskan sbb.: Pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka
pada objek atau gejala. Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban benar atau salah. Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan
penentuan pencapaian hasil belajar Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan
penentuan pencapaian tujuan suatu program. (M2-28)

3. Penilaian
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana


pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan
yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat
dinyatakan dengan nilai.

4. Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang


dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa
evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
(Purwanto, 2002).

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang


ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000)
dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan
yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.


Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan
program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat
program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).

2.2 Subyek dan Sasaran Evaluasi


1. Subyek Evaluasi
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan penilaian. Siapa saja yang dapat
disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan
pembagian tugas yaitu sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan evaluasi mengenai pencapaian suatu prestasi belajar
siswa, maka yang menjadi subjek evaluasi adalah guru.
2. Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala, maka
yang menjadi subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk dengan didahului
oleh suatu latihan untuk melaksankan evaluasi tersebut.
3. Untuk melaksankan evaluasi terhadap kepribadian, dimana menggunakan
sebuah alat ukur yang sudah yang sudah dibuat standarisasi, maka yang menjadi
subjeknya adalah ahli psikologi.

Evaluasi pembelajaran memilki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk :


1. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Berfungsi
sebagai;
a. Laporan kepada orang tua / wali siswa.
b. Penentuan kenaikan kelas.
c. Penentuan kelulusan siswa
2. Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi
dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki.
3. Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang
berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan belajar
para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan dan
Penyuluhan (BP).
4. Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan program remdial bagi siswa.

2. Sasaran Evaluasi
Sasaran evaluasi yang dimaksud ialah segala sesuatu yang menjadi titik pusat
pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Dengan menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk
unsur-unsurnya meliputi :
a. Input
Untuk mengetahui pribadi seorang siswa yang utuh, dapat dilakukan macam-
macam bentuk tes sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani
setidaknya mencakup empat hal :
1) Kemampuan
2) Kepribadian
3) Sikap
4) Intelegensi
b. Transformasi
Banyak unsure yang terdapat dalam transformasi yang semuanya bias menjadi
sasaran evaluasi demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsure-
unsur tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Kurikulum/materi
2) Metode dan cara penilaian
3) Sarana pendidikan/media
4) Sistem administrasi
5) Guru dan personal lainya
c. Out put
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dikurikulum untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti progam. Alat
yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau
achieviment test.
Kecendrungan yang ada sampai saat ini adalah bahwa guru hanya menilai prestasi
belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek
psikomotorik, apalagi afektif sangat jarang diterapkan oleh guru. Akaibatnya, dapat
kita buktikan yakni bahwa para lulusan hanya mengetahui teori tetapi tidak
terampil melakukan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan
yang sudah mereka ketahui. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek
afektif ini, jika kita mau introfeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan,
yang selanjutnya berdampak luas pada merosotnya anak bangsa.
2.3 Prinsip dan Alat Evaluasi
1. Prinsip
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau
hubungan erat 3 komponen yaitu, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran atau KBM
dan evaluasi itu sendiri. Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain,
sehingga dapat digambarkan sebagai berikut.

Berdasarkan gambar diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :


A. Hubungan Antara Tujuan dan KBM
Kegiatan belajar mengajar dirancang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disusun oleh guru. RPP tersebut dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dalam setiap pertemuan. Olehnya itu, dikatakan bahwa tujuan pembelajaran
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar karena keduanya memiliki timbal balik dalam
hal penggunaan.
B. Hubungan antara Tujuan dengan Evaluasi
Seperti yang diakatakan sebelumnya bahwa evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data
untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai. Evaluasi juga adalah
langkah akhir dalam menilai siswa. Dengan pengertian seperti itu, maka dapat diketahui
bahwa evaluasi disusun berdasarkan tujuan, sedangkan tujuan pembelajarn menjadi titik
acuan untuk menyusun alat evaluasi.
C. Hubungan antara KBM dan Evaluasi
Seperti halnya KBM yang mengacu pada tujuan pembelajaran dan evaluasi yang juga
mengacu pada tujuan pembelajaran, maka perlu ditekankan pula bahwa evaluasi juga
disusun dengan mengacu dan menyesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan. sebagai contoh jika KBM nya yang dilakukan berfokus pada pengembangan
keterampilan, maka evaluasinya juga harus harus mengukur keterampilan peserta didik dan
tidak sebaliknya.
2. Alat Evaluasi
Dari pemaparan mengenai prinsip evaluasi di atas, selanjutnya kita beralih pada
penyusunan alat evalusi. Dalam pengertian umum, alat adalah suatu hal yang dapat
digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Secara garis besar, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu; tes dan bukan
tes (nontes). Selanjutnya tes dan nontes ini disebut juga sebagai teknik evaluasi. Suatu alat
evaluasi dapat dikatakan baik jika mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan
hasil seperti keadaan yang dievaluasi.
A. Teknik Evaluasi Tes
Apa sebernya tes itu ? mungkin ini menjadi pertanyaan mudah namun memerlukan
jawaban yang ilmiah. Tes menurut beberapa ahli dapat diartikan sebagai berikut :
Drs. Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan
mengatakan, "Tes Adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang,
dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat."
Muctat Bukhori dalam bukunya yang berjudul Teknik-Teknik Evaluasi mengatakan, "Tes
adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid."
Prof. Dr. Suharsisimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan mengatakan, "Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan
batasan-batasan.
Dari ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat evaluasi yang
objektif dan tersusun secara sistematis yang digunakan untuk mendapatkan data-data hasil
kinerja yang telah dilalui dari sebuah proses.
Dari semua pengertian umum mengenai tes diatas, jika di adopsi dalam evaluasi
pembelajaran peserta didik, maka tes tersebut dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
 Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
peserta didik sehingga dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tpat berdasarkan
kelemahan-kelamahan tersebut.
 Tes Formatif adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik telah terbentuk setelah mengikuti proses pembelajaran.
 Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pembelajaran
panjang selama satu semester atau satu tahun pembelajaran.
Khusus untuk tes formatif dan tes sumatif dapat diartikan sebagai berikut; Tes Formatif
sama halnya dengan ulangan harian yang diberikan setiap selesai 1 pokok bahasan.
Sedangkan Tes Sumatif sama halnya dengan ulangan semester atau ulangan kenaikan kelas
yang dialakukan setelah semua pokok bahasan selesai di ajarkan.

B. Teknik Evaluasi Non Tes


Teknik evaluasi nontes dapat digolongkan sebagai berikut :
 Skala Bertingkat (rating scale) adalah pemberian rangking yang di sajikan dengan
skala angka
 Kuesioner (questioner) atau yang lebih dikenal juga sebagai angket ini berupa
pernyataan-pernyataan yang harus diisi dan akan di ukur sesuai jumlah responden.
 Daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan yang harus diisi dengan
membubuhkan tanda cocok ditempat yang sudah disediakan.
 Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
 Pengamatan (observation) adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengamati
sambil membuat catatan secara sistematis
 Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya.
2.4 Membedakan Pengukuran Acuan Norma dan Acuan Patokan
Pengertian Penilaian Acuan Norma
PAN (Norm Referenced Evaluation) dikenal pula dengan sebutan “Standar Relatif” atau
norma kelompok. Pendekatan ini menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan
membanding-kannya dengan hasil tes siswa lain dalam kelompoknya. Alat pembanding
itu ditentukan berdasarkan skor yang diperoleh siswa dalam satu kelompok. Ini berarti
bahwa standar kelulusan baru dapat diten-tukan setelah diperoleh skor siswa.
Pendekatan PAN ini mendasarkan diri pada asumsi distribusi normal, walaupun kadar
kenormalannya tidak selalu sama untuk tiap kelompok. Dengan demikian, walau tiap-tiap
kelompok sama-sama menghasilkan kurva normal, mean kurva yang satu dengan kurva
lainnya mungkin saja berbeda. Sebagai konsekuensinya, seorang siswa yang memperoleh
nilai tinggi dalam suatu kelompok mungkin akan memperoleh nilai rendah jika ia
dimasukkan ke dalam kelompok lainnya. Demikian pula sebaliknya.

Pengertian Penilaian Acuan Patokan


Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan
pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa
dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan
instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur
acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan
dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya.
Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat
dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan
test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Perbedaan kedua penilaian terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit
butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur perilaku
khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang
apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat
kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit.
Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang
akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan
digunakan terutama untuk penguasaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa
evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya. Evaluasi pendidikan
merupakan   seatu proses yang sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai
siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok serta menentukan
apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran
yang diharapkan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah:
Gunakan evaluasi sefektif mungkin. Carilah evaluasi yang menarik bagi anak didik supaya
anak didik merasa nyaman dan tidak terbebani. Jadikan evaluasi sebagai alat kontrol untuk
kemajuan pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/14/pengertian-evaluasi-pengukuran-dan-
penilaian-dalam-dunia-pendidikan/#:~:text=Measurement%20(pengukuran)
%20merupakan%20proses%20yang,Alwasilah%20et%20al.1996).
http://rithasmiati.blogspot.com/2015/09/subjek-dan-sasaran-evaluasi.html
https://www.apologiku.com/2019/06/prinsip-prinsip-dan-alat-alat-evaluasi.html
https://timur.ilearning.me/2016/01/04/perbedaan-metode-pan-dan-metode-pap/

Anda mungkin juga menyukai