Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS BUTIR SOAL SECARA TEORITIK (MATERI,

KONSTRUKSI, DAN BAHASA)

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI Berbasis IT

Dosen Pengampu : Dr. H. Shodiq Adullah, M.Ag.

Disusun Oleh:
Dimas Khijri Saputra (2003018009)
Saila Tsawab (2003018005)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
A. Latar Belakang
Keberhasilan kegiatan evaluasi hasil belajar di sekolah sangat tergantung
pada pembuatan soal, pelaksanaan ujian, serta mengolah hasil ujian. Dengan
demikian, kemampuan dalam membuat soal yang baik merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan evaluasi di sekolah. Salah satu cara
untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang paling efektif ialah dengan jalan
mengevaluasi tes hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar mengajar itu sendiri.
Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar
dapat dilakukan dengan berbagai cara menganalisis butir soal secara teoritis
berkaitan dengan memperbaiki materi, konstruksi, dan bahasanya.
Dalam melaksanakan analisis soal ada dua cara yang dapat digunakan, yaitu
penelaahan soal secara kualitatif (materi, konstruksi, dan bahasanya) dan kuantitatif
(validitas soal, reliabilitas soal, taraf kesukaran, daya beda/pembeda). Dalam hal ini
kami sebagai makalah akan membahas tentang analisis butis soal secara teoritik baik
materi konstruksi dan bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisis kualitas butir soal?
2. Bagaimana teknik analisis kualitas butir soal?
3. Bagaimana prosedur analisis kualitatif?
4. Bagaimana contoh analisis butir soal pilihan ganda dan esay beserta analisis dan
perbaikannya?

C. Pengertian analisis kualitas butir soal


Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa analisis kualitas tes merupakan
kegiatan untuk mengkaji soal pada setiap item atau butirnya guna mengetahui
kualitas dari setiap butir soal tersebut. Analisis kualitas butir soal adalah suatu
prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat
khusus terhadap butir tes yang kita susun.1
Sumarna Surapranata mengemukakan bahwa analisis kualitas soal dilakukan
untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Dari pengertian tersebut dapat

1
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm. 220.
1
disimpulkan bahwa analisis kualitas butir soal merupakan kegiatan menganalisis
tiap-tiap butir soal secara mendetail menggunakan metode pengujian tertentu. 2
Sedangkan menurut Daryanto, analisis kualitas butir soal adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi soal-soal baik, kurang baik dan soal jelek dan
memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan.3
Menurut Nitko, kegiatan menganalisis kualitas butir soal merupakan kegiatan
yang harus dilakukan pendidik untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis.
Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan
informasi dari jawaban peserta didik untuk membuat keputusan tentang setiap
penilaian.
Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
kualitas butir soal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengkaji dan
mengidentifikasi setiap butir soal guna mengetahui kualitas setiap butir soal tersebut.
Hasil dari proses mengkaji dan mengidentifikasi soal dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada setiap butir soal.
Tujuan utama analisis kualitas butir soal dalam sebuah tes yang dibuat pendidik
adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau pembelajaran.
Berdasarkan tujuan ini maka kegiatan analisis kualitas butir soal memiliki banyak
manfaat, diantaranya:
1. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan.
2. Memberi masukan kepada peserta didik tentang kemampuan dan sebagai dasar
untuk bahan diskusi di kelas.
3. Memberi masukan kepada pendidik tentang kesulitan kepada peserta didik.
4. Memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum.
5. Merevisi materi yang dinilai atau diukur.
6. Meningkatkan keterampilan penulisan soal.
Kusaeri dan Suprananto juga mengemukakan beberapa manfaat yang diperoleh
pendidik dalam melakukan kegiatan analisis kualitas butir soal. Manfaat tersebut
antara lain:
2
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 1.
3
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 179.
2
1. Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik
2. Meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat kesukaran,
daya pembeda dan pengecoh soal
3. Merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai dengan
banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu. 4
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa kegiatan menganalisis kualitas
butir soal sangat perlu dilakukan oleh pendidik. Kegiatan ini dapat memberikan
informasi kepada pendidik mengenai kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
butir soal sehingga pendidik dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas butir soal
yang akan diujikan.

D. Teknik analisis kualitas butir soal


Kegiatan analisis kualitas butir soal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif berkaitan dengan isi dan
bentuknya, sedangkan secara kuantitatif berkaitan dengan ciriciri statistiknya. Kedua
teknik ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh
karena itu, teknik terbaik dalam menganalisis kualitas butir soal adalah dengan
menggunakan keduanya (Penggabungan).5
Analisis kualitas butir soal secara kualitatif pada prinsipnya dilaksanakan
berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan dan sikap). Aspek yang
diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari
segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis kualitas butir soal
secara kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik panel. Teknik
moderator merupakan teknik berdiskusi yang didalamnya terdapat satu orang sebagai
penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama
dengan beberapa ahli seperti pendidik yang mengajar, ahli penilaian, ahli bahasa,
berlatar belakang psikologi. Teknik ini sangat baik karena setiap butir soal dilihat
4
Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm.164.
5
Agus Sutiyono, Pengembangan Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, (Semarang: CV Karya Abadi
Jaya, 2005), hlm. 115-117.

3
secara bersama-sama berdasarkan kaidah penulisannya. Di samping itu, para
penelaah dipersilahkan mengomentari/memperbaiki berdasarkan ilmu yang
dimilikinya. Setiap komentar/masukan dari peserta diskusi dicatat oleh notulis.
Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersamasama. Namun, kelemahan teknik
ini adalah memerlukan waktu yang lama untuk berdiskusi setiap satu butir soal.
Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah
penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya,
kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa
penelaah. Analisis materi dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan
substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai
dengan soal. Analisis konstruksi dimaksudkan sebagai penelaahan yang umumnya
berkaitan dengan teknik penulisan soal. Analisis bahasa dimaksudkan sebagai
penelaahan soal yang berkaitan dengan pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.6
Sebelum menganalisis kualitas butir soal, pendidik harus memperhatikan
kaidah penulisan butir soal terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan butir soal yang berkualitas dan layak untuk diujikan kepada
peseta didik. Untuk itu, sangat penting bagi pendidik dalam menguasi dan
memahami kaidah-kaidah penulisan butir soal tes. Kaidah penulisan butir soal yang
menjadi pedoman dalam menganalisis kualitas butir soal secara kualitatif adalah
sebagai berikut:
a) Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator, artinya soal harus menyatakan perilaku dan
materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang
dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari
penyusunan kisikisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, pendidik
harus memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi.

6
Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2015),
hlm. 119.
4
2) Pengecoh harus berfungsi
3) Setiap soal harus mempunyai satu kunci jawaban yang benar. Artinya, satu soal
hanya mempunyai satu kunci jawaban.7
b) Konstruksi
1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Kemampuan/materi yang
hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau
penafsiran yang berbeda dari yang dimaksud penulis. Setiap butir soal hanya
mengandung satu persoalan/gagasan.
2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja. Apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya
tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.
3) Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah jawaban yang benar. Pada pokok
soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat
memberikan petunjuk kearah jawaban yang benar.
4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Pada
pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti
negative. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran peserta didik
terhadap arti pernyataan yang dimaksud.
5) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. semua
pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan
oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus
berfungsi.
6) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan
karena adanya kecenderungan peserta dididk memilih jawaban yang paling
panjang karena seringkali jawaban yang paling panjang itu lebih lengkap dan
merupakan kunci jawaban.
7) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di
atas salah” atau “semua pilihan jawaban di atas benar”.

7
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 20016), hlm. 266.

5
8) Dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban
berkurang satu karena pernyataan itu bukan berupa materi yang ditanyakan dan
pernyataan itu menjadi tidak homogen.
9) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Pilihan jawaban yang
berbentuk angka harus disusun dari nilai angka yang paling kecil berurutan
sampai nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan
jawaban yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronoligis.
Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat
pilihan jawaban.
10) Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi.
11) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang
bermakna tidak pasti seperti, sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
12) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak
dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal
berikutnya.
c) Bahasa
1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal diantaranya meliputi,
pemakaian kalimat, unsur subjek, unsur predikat, anak kalimat, pemakaian
kata, pilihan kata, penulisan kata, pemakaian ejaan, penulisan hurus dan
penggunaan tanda baca.
2) Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
3) Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.8

8
Agus Sutiyono, Pengembangan Instrumen Evaluasi Hasil Belajar ……..hlm. 128-130.

6
Menurut Djemari, dalam menelaah kualitas butir soal dapat dilakukan oleh
teman sejawat yang sebidang dan memiliki pengetahuan tentang pembuatan tes yang
baik.9 Caranya adalah beberapa penelaah diberikan butir soal yang akan ditelaah,
format penelaahan, dan pedoman penilaian/penelaahan. Para penelaah dipersilahkan
memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta
memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah baik, diperbaiki,
atau diganti. Bahan-bahan penunjang analisis butir soal secara kualitatif adalah kisi-
kisi pembuatan soal, kurikulum acuan yang digunakan, buku sumber, kamus bahasa
Indonesia, dan pedoman analisis kualitas butir soal objektif maupun subjektif.10

E. Prosedur analisis secara kualitatif


Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan
soal akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. Format
penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal.
Format penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal baik
uraian dan pilihan ganda.
Agar penelaah dapat dengan mudah menggunakan format penelaahan soal,
maka para penelaah perlu memperhatikan petunjuk pengisian formatnya.
Petunjuknya adalah seperti berikut ini :
1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam
format!
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom "Ya" bila soal yang ditelaah sudah sesuai
dengan kriteria!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom "Tidak" bila soal yang ditelaah tidak sesuai
dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal
dan perbaikannya.

9
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes, (Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press, 2008), hlm. 137.
10
Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, kognitif dan Psikomotor (Konsep dan
Aplikasi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 82.
7
a. Format penelaahan butir soal bentuk uraian11
FORMAT PENELAAHAN BUTIR SOAL BENTUK URAIAN
Mata Pelajaran : .................................
Kelas/semester : .................................
Penelaah : .................................

Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 …

A. Materi

1 Soal sesuai dengan indikator


(menuntut tes tertulis untuk
bentuk Uraian)
2
Batasan pertanyaan dan
jawaban yang diharapkan
3 sudah sesuai

Materi yang ditanyakan


sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi,
kontinyuitas, keterpakaian
sehari-hari tinggi)
4
Isi materi yang ditanyakan
sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas

B Konstruksi

11
Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 64.

8
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 …

5 Menggunakan kata tanya


atau perintah yang menuntut
jawaban uraian
6
Ada petunjuk yang jelas
tentang cara mengerjakan
7 soal

8 Ada pedoman penskorannya

Tabel, gambar, grafik, peta,


atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas dan
terbaca

C. Bahasa/Budaya

9 Rumusan kalimat coal


komunikatif
10
Butir soal menggunakan
bahasa Indonesia yang baku
11
Tidak menggunakan
kata/ungkapan yang
menimbulkan penafsiran
ganda atau salah pengertian
12
Tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu
13
Rumusan soal tidak

9
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 …

mengandung

Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

b. Format Penelaahan Soal Bentuk Pilihan Ganda12


FORMAT PENELAAHAN SOAL BENTUK PILIHAN GANDA
Mata Pelajaran : .................................
Kelas/semester : .................................
Penelaah : .................................

Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 …

A. Materi

1 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes


tertulis untuk bentuk pilihan ganda

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan


kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi)

3. Pilihan jawaban homogen dan logis

4. Hanya ada satu kunci jawaban

B. Konstruksi

Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas,

12
Syaifudin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 24.

10
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 …

5. dan tegas

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban


merupakan pernyataan yang diperlukan saja

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci


jawaban

8 Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat


negatif ganda

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau


dari segi materi

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau


sejenisnya jelas dan berfungsi

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama

12. Pilihan jawaban tidak menggunakan


pernyataan "semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu


disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
angka atau kronologisnya

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal


sebelumnya

C. Bahasa/Budaya

15. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan

11
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 …

kaidah bahasa Indonesia

16. Menggunakan bahasa yang komunikatif

17. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku


setempat/tabu

18. Pilihan jawaban tidak mengulang


kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian

Keterangan: Berilah tanda (√) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

F. Contoh analisis butir soal pilihan ganda dan esay beserta analisis dan
perbaikannya.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah lebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain..............mohonlah kepada Allah sebgian
dari karunianya, sungguh Allah maha mengetahui segala sesuatu. Kalimat yang
tepat untuk melengkapi terjemah dari Q.S An-Nisa: 32 di atas adalah..
a. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi
(perempuan) pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
b. Karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah mereka mas
kawin yang pantas.
c. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian
yang lain (perempuan).
d. Karena mereka adalah perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan
pezina, dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai
piaraannya.
12
e. Karena Allah telah menjaga (mereka) perempuan-perempuan yang kamu
kuatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka.
Kunci: A

Kesalahan:

1) Bahasa yang dipakai kurang benar dan masih ada kata yang kurang
hurufnya.
2) Penempatan tanda titik, koma kurang pas dan bahkan kurang.
3) Pemberian titik ada yang lebih dari empat dan setelah adalah kurang dari
empat.
4) Opsi jawabannya yang homogen terletak pada kata “karena” saja dan
pengecohnya kurang tepat sehingga mudah dijawab oleh siswa.
5) Jawaban harus dibuat homogen dengan mengganti sebagian jawaban.

Perbaikan:

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah
kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain .... mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi terjemahan dari Q.S An-Nisa ayat 32 di
atas adalah....
a. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi
perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
b. (Karena) bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan,
dan bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
c. (Karena) bagi anak laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan
bagi anak perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
d. (Karena) perempuan-perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan,
dan bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
e. (Karena) bagi anak laki-laki dan perempuan ada bagian yang telah mereka
usahakan, dan bagi anak laki-laki atau anak perempuan ada bagian dari apa
yang mereka usahakan.

13
Jawaban: A

2. .... ‫ُﻮ ﻣ ُْﺆ ِﻣ ٌﻦ‬


َ ‫َﻣ ْﻦ ًﻋ ِﻤ َﻞ ﺻَﺎ ﳊًِﺎ ِّﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ ا َْو اُﻧْﺶ َوﻫ‬
Terjemahan potongan ayat d atas adalah...
a. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan
yang beriman) sebelum mereka beriman.
b. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beiman lebih baik daripada
perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu.
c. Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman.
d. Dan barang saiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan, sedangkan dia dalam keadaan beriman.
e. Baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka pasti akan
Kami berkan kepadanya kehidupan yang baik.
Kunci: C
Kesalahan:
1. Panjang jawaban relatif sama
2. Jawaban soal terlalu mudah ditebak, karena kata ‫ ﻣﻦ‬sudah banyak yang tau
maknanya/populer jadi otomatis mereka langsung memilih jawaban yang
kata awalnya “Barang siapa”. Sehingga dalam membuat opsi jawaban harus
diubah/ dikreasikan kembali agar siswa dapat berpikir dalam menjawab.
3. Untuk pertanyaan juga harus konsisten, harus disertai dengan Q.S apa dan
ayat berapa.
4. Kata َ‫ أُﻧْﺶ‬salah dalam penulisan ‫ ش‬seharusnya adalah ‫ ث‬. Jadi yang benar
adalah َ‫أُﻧْﺚ‬.

Perbaikan:

....‫ُﻮ ﻣ ُْﺆِﻣ ٌﻦ‬


َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ ﺻَﺎ ﳊًِﺎ ِّﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ ا َْو أُﻧْـ ٰﺜﻰ َوﻫ‬
Terjemahan potongan Q.S. An-Nahl ayat 97 di atas adalah...

14
a. Barang siapa orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman)
sebelum mereka beriman.
b. Barang siapa hamba sahaya perempuan yang beiman lebih baik daripada
perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu.
c. Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman.
d. Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan Islam.
e. Dan barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
sedangkan dia dalam keadaan beriman.
Jawaban: C

3. ...‫ ِﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ أ َْو اُﻧْﺶ‬...

Arti bacaannya adalah...


a. Sebagian laki-laki dan sebagian perempuan
b. Dan laki-laki tidak sama dengan perempuan
c. Laki-laki dan perempuan yang beriman
d. Baik laki-laki maupun perempuan
e. Mukmin laki-laki dan perempuan
Kunci: D

Kesalahan:

1. Panjang jawaban relatif sama


2. Kata َ‫ أُﻧْﺶ‬salah dalam penulisan ‫ ش‬seharusnya adalah ‫ ث‬. Jadi yang benar
adalah َ‫أُﻧْﺚ‬.
3. Pertanyaan yang diajukan tidak konsisten. Jadi harus disertakan juga Q.S
An-Nahl ayat 97.
4. Soal nomer 3 mirip dengan soal nomer 2 yaitu sama-sama potongan Q.S
An-Nahl ayat 97 yang sudah ditulis di soal nomor 2. Maka harus diganty

15
dengan menggunakan potongan Q.S Al-Baqarah ayat 213 yang sesuai
indikator.
5. Jawaban dibuat homogen

Perbaikan:

....‫ِﲔ‬
َ ِّ‫َﺚ ﷲُ اﻟﻨﱠﺒ‬
َ ‫ﻓَـﺒَـﻌ‬

Terjemahan potongan Q.S. Al-Baqarah ayat 213 di atas adalah...

a. Maka Allah mengutus nabi-nabinya


b. Maka Nabi adalah utusan Allah
c. Maka Nabi diutus oleh Allah
d. Maka Allah mengutus para Nabi
e. Maka utusan Allah adalah Nabi
Jawaban: D

4. ...ٌ‫اُﱠﻣﺔ‬ ‫س‬
ُ ‫ﻛَﺎ َن اﻟﻨﱠﺎ‬...
Pada surah Al-Baqarah:213 yang digaris bawahi hukum bacaannya adalah...
a. Ikhfa
b. Iqlab
c. Al-Syamsiyah
d. Al-Qomariyah
e. Gunnah
Kunci: C
Kesalahan:
1. Bahasanya kurang pas, dan penulisan suratnya kurang konsisten.
2. Jika dalam soal ada kata “adalah” maka titiknya harus 4, tidak boleh kurang,
tidak boleh lebih.

Perbaikan:

16
4. ....ٌ‫س اُﱠﻣﺔ‬
ُ ‫ﻛَﺎ َن اﻟﻨﱠﺎ‬....

Hukum bacaan pada potongan Q.S Al-Baqarah ayat 213 yang bergaris
bawah adalah....

a. Ikhfa
b. Iqlab
c. Al-Syamsiyah
d. Al-Qamariyah
e. Ghunnah
Jawaban: C

5. ...‫ﺘﺐ‬
َ ‫ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ اﻟ ِﻜ‬...

Hukum bacaannya adalah...


a. Ikhfa
b. Iqlab
c. Al-Syamsiyah
d. Al-Qomariyah
e. Gunnah
Kunci: D

Kesalahan:

1. Jika dalam soal ada kata “adalah” maka titiknya harus 4, tidak boleh kurang,
tidak boleh lebih.
2. Pertanyaan yang diajukan tidak konsisten. Jadi harus disertakan juga Q.S al-
baqarah ayat 213.
Perbaikan:
.... َ‫ا ْﻟ ِﻜﺘ َﺐ‬ ‫ َﻣﻌَ ُﮭ ُﻢ‬...

Hukum bacaan pada potongan Q.S Al-Hujurat ayat 11 yang bergaris bawah
adalah....

17
a. Ikhfa
b. Iqlab
c. Al-Syamsiyah
d. Al-Qomariyah
e. Gunnah
Jawaban: D

6. ‫ِﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟﻈﱠﺎﻟِﻤُﻮ َن‬


َ ‫ ﻓَﺄُوٰﻟَﺌ‬...
Pada surah Al-Hujarat: 11 di atas, yang di garis bawahi hukum bacaannya
adalah....
a. Ikhfa
b. Iqlab
c. Al-Syamsiyah
d. Al-Qamariyah
e. Gunnah

Kunci: C

Kesalahan:

1. Jika dalam soal ada kata “adalah” maka titiknya harus 4, tidak boleh kurang,
tidak boleh lebih.
2. Dalam penulisan Surat dan ayat kurang konsisten

Perbaikan:

‫ِﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟﻈﱠﺎﻟِﻤُﻮ َن‬


َ ‫ﻓَﺄُوٰﻟَﺌ‬....

Hukum bacaan pada potongan Q.S Al-Hujarat ayat 11 yang bergaris bawah
adalah....
a. Ikhfa
b. Iqlab
c. Al-Syamsiyah

18
d. Al-Qamariyah
e. Gunnah

7. Isi kandungan QS. Al-Muthaffifin: 1-3 adalah....


a. Jangan durhaka kepada orang tua
b. Jangan berbuat curang
c. Jangan selalu berbohong
d. Jangan berprasangka buruk
e. Jangan suka berkhianat

Kunci: B

Kesalahan:

Kurang kreasi dalam membuat soal

Perbaikan:

1. Orang mengurangi takaran


2. Orang yang durhaka
3. Jangan berbuat curang
4. Orang yang selalu jujur
5. Janganlah berkhianat

Yang termasuk isi kandungan Q.S. Al-Muthafififn ayat 1-3 adalah . . . .

a. 1 & 2
b. 1 & 3
c. 2 & 3
d. 3 & 4
e. 4 & 5
Jawaban: B

19
8. Perintah untuk patuh kepada Tuhannya dan sudah semestinya patuh, berdasarkan
firman Allah...
a. QS. Al Muthaffifin: 5
b. QS. Al-Muthaffifin: 7
c. QS. An-Nisa: 5
d. QS. An-Nisa: 7
e. QS. Al-Baqarah: 57

Kunci: A

Kesalahan:

a. Antara soal dan jawaban tidak nyambung. Maka harus di ganti soalnya agar
sesui dengan jawaban yang ada.
b. Soal membahas tentang perintah patuh, kunci jawaban membahas hari
kiamat, atau hari yang besar.
Perbaikan:

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kebangkitan semua manusia dan


menghadap tuhannya adalah...

a. QS. Al Muthaffifin: 5
b. QS. Al-Muthaffifin: 6
c. QS. An-Nisa: 5
d. QS. An-Nisa: 6
e. QS. Al-Baqarah: 56
Jawaban: B

9. Pak Syamsul sangat tekun beribadah tapi dia tidak jujur. Suatu hari dia
menjual beras dengan takaran yang dikurangi tanpa sepengetahuan si
pembeli. Sikap yang seharusnya kita lakukan terhadap sikap Pak Syamsul
adalah...
a. Tidak mengundang saat acara santunan.

20
b. Mendiamkan saja.
c. Mengajak orang-orang untuk tidak membeli beras di Pak Syamsul.
d. Mengumumkan kepada orang-orang bahwa Pak Syamsul tidak jujur.
e. Menasehati Pak Syamsul untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Kunci: E

Kesalahan:

1. Soal kurang jelas. “tekun beribadah tapi dia tidak jujur”


2. Jika dalam soal ada kata “adalah” maka titiknya harus 4, tidak boleh kurang,
tidak boleh lebih.
3. Jawaban yang terlalu pendek harus diganti dengan jawaban yang
panjangnya sama agar homogen .

Perbaikan:

Pak Syamsul seorang pedagang tapi dia tidak jujur. Suatu hari dia menjual
beras dengan takaran yang dikurangi tanpa sepengetahuan si pembeli.

Sikap yang seharusnya kita lakukan terhadap sikap Pak Syamsul adalah....

a. Tidak mengundang pak samsul pada saat acara santunan.


b. Mendiamkan pak samsul karena curang dalam jual beli
c. Mengajak orang-orang untuk tidak membeli beras di Pak Syamsul.
d. Mengumumkan kepada orang-orang bahwa Pak Syamsul tidak jujur.
e. Menasehati Pak Syamsul untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Jawaban: E

10. Arti kata ‫ﻄ ِﻔّ ِﻔﯿْﻦ‬


َ ‫ اَ ْﻟ ُﻤ‬adalah...
a. Orang-orang yang curang
b. Orang-orang yang bohong
c. Orang-orang yang khianat
d. Orang-orang yang munafik

21
e. Orang-orang yang ingkar

Kunci: A

Kesalahan:

1. Soal dan Opsi jawaban mirip dengan nomer 7.


2. Maka soal harus di ganti karena sama.

Perbaikan:

‫ﻟِﻴـَﻮٍْم َﻋ ِﻈ ْﻴ ٍّﻢ‬
Terjemahan Q.S Al-Muthaffifin ayat 5 di atas adalah....
a. Pada suatu hari yang besar
b. Pada suatu hari yang dasyat
c. Pada suatu hari yang cerah
d. Pada suatu hari yang mulia
e. Pada suatu hari yang agung
Jawaban: A

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


1. Tulislah surah An-Nahl: 97 dan artinya dengan baik dan benar!
Kesalahan:
Tidak konsisten penulisan surat dan ayatnya.
Perbaikan:
Tulislah Q.S An-Nahl ayat 97 beserta artinya?

2. Jelaskan kandungan dari surat An-Nisa: 32!


Kesalahan:
Tidak konsisten penulisan surat dan ayatnya.
Perbaikan:
Jelaskan kandungan dari Q.S An-Nisa ayat 32?

22
3. Tulislah hukum bacaan pada QS. Al-Baqarah: 213 !
Kesalahan:
Keterangan dalam tujuan penulisan hukum kurang jelas, jika sesuai indikator yaitu
menulis hukum bacaan alif lam.
Perbaikan:
Tulislah kata yang mengandung hukum bacaan alif lam pada Q.S Al-Baqarah ayat
213?

4. Siapakah yang dimaksud dengan orang yang celaka dalam surah Al-Muthaffifin:
1-6?
Kesalahan:
Tidak konsisten penulisan surat dan ayatnya.
Perbaikan:
Siapakah yang dimaksud dengan orang yang celaka dalam Q.S Al-Muthaffifin
ayat 1-6?

5. Bagaimanakah perilaku yang benar dalam menakar timbangan agar kita tidak
termasuk orang yang celaka?
Kesalahan:
Kata perilaku kurang tepat diganti dengan sikap, dan perlu ditambahkan tanda
baca koma.
Perbaikan:
Bagaimanakah sikap yang benar dalam menakar timbangan, agar tidak termasuk
orang yang celaka?

G. Kesimpulan

Analisis kualitas butir soal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengkaji dan mengidentifikasi setiap butir soal guna mengetahui kualitas setiap butir
soal tersebut. Hasil dari proses mengkaji dan mengidentifikasi soal dapat digunakan
untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada setiap butir soal.

23
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis kualitas butir soal secara
kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik panel. Teknik moderator
merupakan teknik berdiskusi yang didalamnya terdapat satu orang sebagai penengah.
Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan
beberapa ahli seperti pendidik yang mengajar, ahli penilaian, ahli bahasa, berlatar
belakang psikologi. panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan
kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya,
kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaa

24
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sutiyono, 2005, Pengembangan Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, Semarang: CV


Karya Abadi Jaya.
Arifin, Zaenal, 2016, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, 2013, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta: Bumi
Aksara.
Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita, 2015, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Cita Pustaka
Media.
Azwar, Syaifudin, 2015, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto, 2008, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Mardapi, Djemari, 2008, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes, Yogyakarya,
Mitra Cendekia Press.
Purwanto, Ngalim, 2013, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Supardi, 2016, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, kognitif dan Psikomotor
(Konsep dan Aplikasi), Jakarta: Rajawali Pers.
Suprananto, Kusaeri, 2012, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Surapranata, Sumarna, 2009, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai