Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KUALITAS TES DAN BUTIR SOAL

Fayruz Zabadia Nasya, Nada Kholilah


Abstrak
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi pendidikan merupakan proses penilaian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran untuk mengetahui hasil dari tujuan pendidikan. Dalam
proses penilaian guru berperan sebagai ujung tombak penyusun instrumen
evaluasi pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tercapainya tujuan pendidikan.
Upaya untuk mengukur seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
tercapai, dapat dilakukan dengan evaluasi, dalam hal ini evaluasi hasil belajar.Alat
ukur untuk mengevaluasi hasil belajar tersebut digunakan tes.Tes adalah
cara(yang dapat dipergunakan)atau prosedur yang (yang perlu ditempuh) dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Sebagai pendidik,
keterampilan yang harus dikuasai adalah sistem penilaian hasil belajar peserta
didik. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek yang
berkenaan dengan pemilihan alat penilaian, yaitu; penyusunan soal, analisis butir
soal untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, dan pengolahan dan
interpretasi data hasil penilaian. Menurut Arikunto, tes yang baik harus
mempunyai syarat-syarat antara lain:1) harus efisien (parsimony), 2) harus baku
(standardize), 3) mempunyai norma, 4) objektif, 5) valid (sahih), dan 6) reliabel
(andal).1 Oleh sebab itu untuk memperoleh tes yang baik, tes tersebut harus di
ujicobakan terlebih dahulu dan hasilnya dianalisis sehingga memenuhi syarat-
syarat tersebut di atas.
Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah tes pilihan ganda.Tes pilihan ganda
adalah bentuk tes obyektif yang mempunyai ciri utama kunci jawaban jelas dan
pasti sehingga hasilnya dapat diskor secara obyektif. Artinya setelah siswa
mengerjakan soal dalam bentuk tes pilihan ganda maka siswa tersebut akan
memperoleh skor yang sama jika hasil pekerjaanya diperiksa oleh lebih dari satu
pemeriksa. Hal ini disebabkan setiap jawaban diberi skor yang sudah pasti dan
tidak mengenal jawaban di antara benar dan salah atau jawaban benar sebagian
saja.Soal pilihan ganda terdiri dari pernyataan dan pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa atau melengkapi dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif
yang tersedia. Satu di antaranya adalah yang paling benar, lainnya disebut
pengecoh.
Noeng Muhajir mengatakan bahwa pengertian tes pilihan ganda merupakan tes
objektif dimana masing-masing item disediakan lebih dari dua kemungkinan
jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling
benar.2 Sedangkan keunggulan tes pilihan ganda menurut Azwar, yaitu; 1)
kompherhensif, karena dalam waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak
item, 2) pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya mudah dan cepat, 3)
penggunaan lembar jawaban menjadikan tes efisien dan hemat bahan, 4) kualitas
item dapat dianalisi secara empiric, 5) objektifitasnya tinggi, dan 6) umumnya
memiliki reabilitas yang memuaskan.3 Disamping keunggulan tes pilihan ganda
mempunyai kelemahan yaitu; 1) pembuatannya sulit dan memakan banyak waktu
dan tenaga, 2) tidak mudah ditulis untuk mengungkapkan tingkat kompetensi
tinggi, 3) ada kemungkinan jawaban benar semata-mata karena tebakan.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif.1 Penelitian kualitatif
dikatakan sebagai rangkaian penelitian yang mampu menghasilkan data berupa
deskriptif kata-kata yang baik tertulis atau lisan dari objek atay perilaku manusia yang
dapat diamati.2 Penelitian ini juga menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan.
Analisis teori adalah salah satu teknik dalam penelitian yang menjadikan teori sebagai
acuan dari kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Analisis teori digunakan
sebagai alat pembacaan realitas yang kemudian dikontruksikan menjadi deskripsi
yang argumentatif.3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengertian tes
Tes berasal dari bahasa latin (Perancis) yaitu “testum” yang berarti sebuah piring
atau jambangan dari tanah liat yang digunakan untuk memilih logam mulia dari
benda-benda lain seperti pasir, batu, tanah dsb. Istilah tes kemudian dipergunakan
dalam lapangan psikologi.
Tes dapat didefiniskan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas
yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan
atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban
atau ketentuan yang dianggap benar.
Tes merupakan salah satu jenis penilaian yang umumnya terdiri dari seperangkap
pertanyaan yang diberikan dalam jangka waktu tertentu dan dalam kondisi yang
relatif sama bagi semua siswa. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa tes dapat
memberikan gambaran tingkat intensitas perilaku seseorang baik dibandingkan
dengan siswa lainnya maupun dibandingkan dengan tolok ukur tertentu. Dengan
demikian sebuah tes hasil belajar dapat kita definisikan sebagai alat atau prosedur
sistematik untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes dapat dipilah-pilah ke dalam
berbagai kelompok.4

3.2 Analisis Butir Soal


Analisis butir soal (item analysis) adalah suatu kegiatan dalam menentukan
tingkat kebaikan butir-butir soal sebuah tes, sehingga informasi yang didapatkan dari
kegiatan tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki butir soal yang sudah disusun.
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan kegiatan yang wajib yang dilakukan
guru untuk mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik dan untuk meningkatkan
mutu soal yang telah disusun. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan,
peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban peserta didik untuk membuat
1
Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan, (Pre-Print
Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, h 1
2
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007, h 3
3
Hamad, Lebih Dekat Dengan Analisis Wacana, Jurnal Komunikasi, 2007, h 44
4
Inanna, Rahmatullah, Muhammad Hasan, EVALUASI PEMBELAJARAN: Teori dan Praktek,
Cetakan Pertama: 2021, h 1
keputusan tentang setiap penilaian. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan
menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan.
Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes
melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui
informasi diagnostik pada peserta didik apakah mereka sudah/belum memahami
materi yang telah diajarkan. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan
informasi yag sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik
mana yang telah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru.
Dalam menganalis butir soal terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu
menganalisi soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing-masing
memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah
menggunakan keduanya (penggabungan).
Adapun beberapa Teknik Analisis butir soal yang perlu diketahui yaitu:
a. Secara Kualitatif
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara
kualitatif, antara lain yaitu teknik moderator dan teknik panel.
1. Teknik moderator merupakan menganalisis dengan cara berdiskusi yang di
dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap
butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru
yang mengajarkan materi, ahli materi, penyusun atau pengembang kurikulum,
ahli penilaian, ahli bahasa.
2. Teknik panel yakni suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah
penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya materi, konstruksi, bahasa atau
budaya, kebenaran kunci jawaban atau pedoman penskoran. Dalam
menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan soal
akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya
b. Secara Kuantitatif
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan
pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada
dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan secara klasik
dan modern.
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi dari jawaban peserta didik tes guna meningkatkan mutu butir soal yang
bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah
setiap butir soal ditelaah dari segi tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir,
dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau fungsi
pengecoh pada setiap pilihan jawaban, reliabilitas dan validitas soal, dalam artian :
1. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan atau dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui
soal tergolong soal mudah atau soal susah. Tingkat kesukaran adalah
bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Besarnya
tingkat kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Tingkat kesukaran
butir dan perangkat soal dapat dibagi menjadi tiga yaitu kelompok, yaitu
mudah, sedang dan sukar.
Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal
yang mempunyai tingkat kesukaran berimbang, yaitu : soal berkategori
sukar sebanyak 25%, kategori sedang 50% dan kategori mudah 25%.
2. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara peserta didik yang menguasai materi yang ditanyakan,
dan peserta didik yang belum menguasai materi yang diujikan. Daya beda
butir soal ialah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal
membedakan kelompok yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dari
kelompok yang berprstasi rendah (kelompok bawah) diantara para peserta
tes. Kategori Daya Beda Koefisien Korelasi Baik 0,40 – 1,00, Sedang
(tidak perlu revisi) 0,30 –0,39, Perlu direvisi 0,20 – 0,29, Tidak baik -1,00
–0,19.
3. Fungsi Pengecoh yaitu Tes objektif bentuk multiple choice item tersebut
untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah
dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal
dengan istilah option atau alternatif. Option atau alternatif itu jumlahnya
berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah, dan dari kemungkinan-
kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu
diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan
sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawabanjawaban salah itulah
yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh). Setiap pengecoh
dapat dikatakan berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5% dari
jumlah peserta.
untuk menilai pengecoh (distraktor) dari masing - masing butir soal dapat
dikategorikan: Distraktor Nilai Proportion Endorsing Baik 0,00 – 0,25
Revisi < 0,025 Tidak Baik / Tolak 0,000
4. Validitas yaitu suatu perangkat tes dapat diartikan merupakan kemampuan
suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengertian ini
menunjukkan bahwa validitas menjadi hal yang sangat penting karena
akan menjadi kebermaknaan dalam sebuah tes serta mengukur kemampuan
peserta didik secara tepat.
Ada tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas konstruk dan validitas
kriteria. Ada dua macam validitas isi , yaitu validitas kenampakan dan
validitas logika. Validitas isi berarti sejauh mana suatu perangkat tes
mencerminkan keseluruhan kemampuan yang hendak diukur yang berupa
analisis rasional terhadap domain yang hendak diukur. Validitas
kenampakan didasarkan pada pertanyaan apakah suatu butir-butir dalam
perangkat tes mengukur aspek yang relevan dengan domainnya. Validitas
logika berkaitan dengan keseksamaan batasan pada domain yang hendak
diukur, dan merupakan jawaban apakah keseluruhan butir merupakan
sampel representatif dari keseluruhan butir yang mungkin dibuat. Validitas
kriteria, disebut juga validitas prediktif, merupakan kesahihan suatu
perangkat tes dalam membuat prediksi, dapat meramalkan keberhasilan
peserta didik pada masa yang akan datang. Validitas prediktif suatu
perangkat tes dapat diketahui dari korelasi antara perangkat tes dengan
kriteria tertentu yang dikehendaki, yang disebut dengan variabel kriteria.
5. Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti bahwa sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum
berubah. n suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan
erat dengan masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran
sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi
apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang
sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur
berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel yang
mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan
ulang pada kelompok yang berbeda.5

3.3 Langkah-Langkah Menyusun soal


a. Merujuk pada Silabus/SAP
Biasanya suatu sekolah/lembaga pendidikan telah mempunyai Silabus dan
SAPuntuk setiap mata pelajaran.Silabus berisikan pokok-pokok bahasan yang
akan diajarkan dalam satu semester. Silabus diperlukan pada waktu membuat
kisi-kisi soal agar soal yang dibuat mewakili semua pokok bahasan yang ada
sehingga akhirnya dapat dilihat apakah tujuan pembelajaran tercapai atau
tidak.
b. Menyusun kisi-kisi soal
Menyusun kisi-kisi merupakan langkah awal yang harus dilakukan setiap kali
menyusun tes dan menulis soal. Dengan adanya kisi-kisi, penyusunan soal
dapat menghasilkan tes yang relatif sama. Kisi-kisi tes adalah suatu format
atau matriks yang memuat kreteria butir soal yang diperlukan dalam
menyusun tes. Oleh karena itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa
kareteria, yaitu; 1) dapat menggambarkan keterwakilan isi kurikulum, 2)
komponen yang membentuk kisi-kisi harus jelas, rinci, dan mudah dipahami,
dan 3) Setiap indikator dapat dituliskan butir soalnya.
c. Menyusun Soal
Soal dapat disusun dalam bentuk tes objektif maupun tes esai. Sebagai
bahasan dalam tulisan ini penulis memilih bentuk tes objektif dengan bentuk
soal tes pilihan ganda.Jumlah soal yang disusun harus melebihi jumlah yang
dibutuhkan dan disusun sesuai kisi-kisi. Sukar atau mudahnya suatu soal
bukan semata-mata ditentukan oleh materi soal, akan tetapi ditentukan juga
oleh teknik penyusunannya. Beberapa butir pernyataan yang merupakan
bagian pokok dalam pedoman umum penulisan butir soal tes pilihan ganda
adalah sebagai berikut:
1. Butir soal harus sesuai dengan indikator

5
Meita Fitrianawati, Peran Analisis Butir Soal Guna Meningkatkan Kualitas Butir Soal, Kompetensi
Guru Dan Hasil Belajar Peserta Didik, Fkip, Universitas Ahmad Dahlan, Seminar Nasional Pendidikan Pgsd
Ums & Hdpgsdi Wilayah Jawa, H 284-288
2. Pokok soal dan pilihan jawaban harus dirumuskan secara jelas, singkat,
padat,dan tegas, sehingga perumusan tersebut hanya mencakup pernyataan
yang diperlukan saja
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
4. Pokok soal dan pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda
5. Pilihan jawaban yang merupakan kunci jawaban harus menunjukan
kebenaran mutlak dan terbaik
6. Pilihan jawaban harus homogen dan logis secara materi dan bahasa
7. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
8. Pilihan jawaban sebaiknya jangan memakai bunyi “semua pilihan jawaban
di atas salah “atau “semua pilihan jawaban di atas benar”
9. Pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan kecil
ke besar atau sebaliknya.
d. Melaksanakan Uji Coba Tes
Agar memperoleh soal/tes yang baik maka soal/test tersebut harus diuji coba
terlebih dahulu dan hasilnya dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tes
yang baik. Peserta uji coba misalnya adalah siswa, maka siswatersebut harus
mempunyai status sama dengan peserta tes yang sebenarnya.
e. Membuat Skor
Setelah soal diuji coba maka selanjutnya dibuat skor masing-masing siswa
(peserta yang diuji coba). Bila siswa menjawab benar diberi skor 1, dan bila
siswa menjawab salah atau tidak menjawab diberi skor 0.Semua skor yang
diperoleh untuk setiap siswa dibuat dalam bentuk tabel.6
3.4 Manfaat Analisis Butir Soal
Manfaat analisis butir soal adalah menentukan soal-soal yang cacat atau tidak
berfungsi dengan baik, meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal, meningkatkan validitas soal dan
reliabilitas, merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan ditandai
dengan banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.
4. KESIMPULAN
Peran penting analisis butir soal adalah untuk mengetahui kualitas soal serta
dilakukan tindakan lebih lanjut untuk merevisi soal jika terjadi kekurangan. tujuan
utama analisis butir soal dalam sebuah tes yang disusun guru adalah untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran.
mengungkapkan manfaat analisis butir soal, di antaranya adalah: (1) dapat membantu
para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan, (2) sangat relevan bagi
penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk peserta didik
di kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat
memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Darmalaksana, Wahyudin. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi

6
Abdul Kadir, Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Iain Kendari, 2015, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 8 No. 2, H 72-73
Lapangan. Pre-Print Digital Library Uin Sunan Gunung Djati Bandung. 2020.

J. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2007.

Hamad, Lebih Dekat Dengan Analisis Wacana. Jurnal Komunikasi. 2007.

Inanna, Rahmatullah, Muhammad Hasan. Evaluasi Pembelajaran : Teori Dan Praktek.


Cetakan Pertama. 2021.

Kadir, Abdul. Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar. Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu
Keguruan Iain Kendari. 2015. Jurnal Al-Ta’dib. Vol. 8 No. 2.

Fitrianawati, Meita. Peran Analisis Butir Soal Guna Meningkatkan Kualitas Butir Soal.
Kompetensi Guru Dan Hasil Belajar Peserta Didik. Fkip. Universitas Ahmad Dahlan.
Seminar Nasional Pendidikan Pgsd Ums & Hdpgsdi Wilayah Jawa.

Anda mungkin juga menyukai