Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN

“Instrumen Tes 1(Pengertian, Bentuk-bentuk Tes, Tes Objektif dan Tes Subyektif)”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Sistem Evaluasi Pembelajaran
Dosen pengampu :Drs.H. Soleh Kaelani, M. Pd.

Disusun Oleh :
1. Akrom Satria Wicksono
2. Indah Solekha
3. Siti Armita Sari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Instrumen Tes 1" tepat waktu.
Makalah "Instrumen Tes" disusun guna memenuhi tugas Bapak
Drs.H. Soleh Kaelani, M. Pd pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang bagaimana cara membuat dan menentukan instrumen yang
tepat.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu
selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang dipelajari penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempuma. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 31 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di indonesia sangatlah pesat. Dengan hal


ini bergandengan dengan perkembangan TI, penyimpanan data dan
pengiriman data semakin mudah dengan berbagai upaya memberikan
fasilitas yang mudah dan bagus. Dalam hal ini baik dari seorang, institusi
dalam pemerintah atau tidak turut serta adil dalam penggunaan TI pada saat
ini. Kita bisa melihat dari sudut pandang sosial pendidikan, terdapat banyak
sekali TI yang mampu dan berguna untuk kegiatan program pembelajaran.
Maka dapat kita nyatakan bahwa dengan adanya perkembangan TI, seluruh
komponen, seluruh warga di indonesia turut andil dalam memanfaatkan TI
untuk hal yang lebih positif. Dengan demikian, dengan adanya
perkembangan TI memberikan nilai positif dalam proses pembelajaran yang
berkaitan dengan kebutuhannya Informasi dan pengetahuan yang digunakan
untuk melakukan berbagi informasi dengan sekolah lain, institusi dengan
pihak pemerintah, bahwa dengan pihak masyarakat bisa lebih efektif.
Perkembangan teknologi seringkali digunakan sebagai sarana
belajar multimedia yang dilakukan secara virtual dengan secara langsung
dapat ditanggapi oleh peserta didik. Biasanya sarana belajar multimedia
yang dimaksud bisa dengan teks, suara, gambar atau bahkan tampilan lain
yang dimodifikasi oleh setiap pihak yang bertanggung jawab. Pada zaman
saat ini komputer berulang kali dianggap menjadi media TI yang paling
efektif, dimana bisa digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan
secara cepat.
Peningkatan kualitas pendidikan diperlukan adanya evaluasi yang
artinya sebuah penilaian dimana sudah adanya produk yang telah diukur
dengan sampel sesuai dengan kaidah dalam ranah pendidikan. Dalam hal
tersebut evaluasi berguna mendorong seorang siswa siswi untuk
menilaiproses kegiatan belajar agar bisa lebih optimal.
Dalam hal itu, penting dilakukannya pengembangan suatu
instrumen yang bisa dianggap mampu meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah melalui soal-soal tes yang mengukur berpikir tingkat
tinggi yang bermuara pada pencapaian hasil belajar yang maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti instrumen tes?
2. Apakah fungsi instrumen tes?
3. Apa persyaratan instrumen tes?
4. Apa ciri-ciri instrumen tes yang baik dan benar?
5. Bagaimana bentuk instrumen tes?
6. Bagaimana teknik penyusunan instrumen tes?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian instrumen tes
2. Mengetahui fungsi instrumen
3. Mengetahui persyaratan tes yang baik dan benar
4. Mengetahui ciri-ciri instrumen tes
5.. Mengetahui bentuk instrumen tes
6. Mengetahui teknik penyusunan instrumen tes
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Tes


Istilah tes diambil dari kata testum dari bahasa perancis kuno yang
berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Test merupakan sebuah
media atau proses yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan
penilaian. Testing merupakan peristiwa dalam pelaksanaan berlangsungnya
pengukuran dan penilaian. Tester merupakan seseorang yang sedang
melakukan tes, membuat teks tes, dan eksperimental. Dengan kata lain tester
merupakan orang-orang yang berkaitan mengenai tes. Tes merupakan proses
penilaian komprehensif kepada seseorang atau usaha keseluruhan evaluasi
program. Menurut Arikunto (2005:33) tes adalah suatu pengumpul informasi
yang bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Tes dapat dibedakan dari beberapa jenis dan pembagiannya: Tes ditinjau
dari berbagai sudut pandang. Tes berdasarkan fungsinya
a. sebagai alat pengukur perkembangan peserta didik, dengan cara tes seleksi,
tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif.
b. Tes ditinjau dari bidang psikologi seperti tes intelegensi, tes prestasi belajar,
tes bakat, tes kepribadian.
C. Tes berdasarkan jumlah peserta. Tes kelompok, dimana tes tersebut
dilakukan secara berkelompok untuk menyelesaikan bersama dan Tes
perorangan, dimana tes tersebut dilakukan secara perorang atau individu.
d. Tes berdasarkan penyusunannya. tes baku dan tes yang dibuat oleh guru.
e.,Tes ditinjau dari waktu yaitu. tes kemampuan (power test) dan tes kecepatan
(speed test).
f. Tes ditinjau dari segi responnya, yaitu, verbal test dan nonverbal test.
g. Tes ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan
jawabannya seperti, tes tertulis, tes lisan, dan tes. perbuatan.
B. Fungsi Instrumen Tes
Menurut Sudijono (2001: 67), secara umum ada dua macam fungsi yang
dimiliki tes yaitu:
a. Sebagai media pengukuran terhadap siswa. Tes berfungsi mengukur tingkat
perkembangan dan kemajuan nilai yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
yang telah ditentukan.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Tes tersebut akan
dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah
digunakan, mampu dikembangkan dan dianggap berhasil sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

C. Persyaratan Instrumen Tes


Instrumen tes pengukuran yang baik merupakan instrumen yang melalui
dua tahapan. Tahap pertama, yakni tahapan yang terdapat empat kriteria
seperti, tujuan didefinisikan secara jelas, materi yang memenuhi standar dan
spesifik, prosedur pengadministrasian yang memenuhi standarisasi serta aturan
penskoran. Tahap kedua, tahapan evaluasi yang digunakan untuk
pengumpulan dan menganalisis data yang berguna untuk mengidentifikasi
psychometric property, yang ditunjukkan dengan analisis respon terhadap item
- item tes.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan penilaian:
a. Memberitahukan tugas yang akan dilakukan oleh siswa
b. Menyampaikan indikator atau garis besar materi
c. Rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang lebih baik, dengan maksud
memberikan nilai yang sesuai dengan rentang waktu yang sudah diberikan

D. Ciri-ciri Tes yang Baik


Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak akan lepas dari sebuah
evaluasi belajar. Evaluasi belajar ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
capaian belajar siswa. Salah satu yang hal yang dilakukan dalam mengevaluasi
capaian belajar siswa yaitu menggunakan sebuah tes. Pada suatu kelas
pembelajaran siswa yang berada pada kelas tersebut bersifat heterogen, yang
nantinya jika dilakukan sebuah tes maka hasil dari tes tersebut akan berbentuk
sebuah kurva normal.
Tes yang dilakukan untuk mengevaluasi capaian belajar siswa, haruslah
memiliki karakter atau ciri-ciri atau kualitas tes yang baik, sehingga nantinya
hasil yang didapatkan akan menjadi seperti yang diinginkan, dan juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi sejauh mana pemahaman siswa pada saat
proses pembelajaran. Arikunto (2009) mengemukakan bahwa ciri atau
karakteristik tes yang baik yaitu mencakup validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas, dan ekonomis.
a. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sudah sejauh
mana keakuratan dan ketelitian yang dimiliki oleh suatu alat ukur ketika
digunakan dalam melakukan pengukuran. Seperti contohnya ketika akan
menguji kemampuan mendengar, maka yang harus dilakukan yaitu
memberikan tes yang berbentuk pendengaran, bukan tes tulis maupun lisan.
Terdapat beberapa macam validitas yaitu validitas logis dan validitas
empiris. Validitas logis adalah validitas yang menggunakan pemahaman
logis dalam proses analisanya. Sedangkan validitas empiris yaitu validitas
yang menggunakan data-data empiris dalam proses analisanya.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang merupakan gabungan
dari kata rely dan ability, yang jika dua kata tersebut digabungkan maka
akan memiliki pemahaman bagaimana sebuah alat ukur dapat dipercaya dan
dapat dijadikan sandaran ketika melakukan sebuah pengukuran. Realibilitas
ini juga merujuk pada kekonsistenan sebuah tes yang jika dilakukan
berulang kali terhadap siswa yang sama hasilnya akan konsisten.
c. Objektivitas
Objektif merupakan lawan atau kebalikan dari subjektif memiliki
pengertian penilaian dengan mengikutsertakan unsur pribadi, sedangkan
untuk objektif memiliki pengertian penilaian yang tidak mengikutsertakan
unsur pribadi. Jadi pada objektivitas, pelaksanaan tes yang dilakukan adalah
murni tanpa adanya keikutsertaan unsur subjektif sehingga hasil tes yang
didapatkan merupakan murni dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
d. Praktikabilitas
Praktikabilitas pada pelaksanaan tes merujuk pada kemudahan dan
kepraktisan tes dalam proses administrasi. Pada praktikabilitas ini sebuah
menunjukkan bahwa sebuah tes yang dilakukan mudah untuk diperiksa,
mudah untuk dilaksanakan, dan tes tersebut telah dilengkapi dengan
petunjuk yang rinci dan jelas, sehingga tes tersebut bersifat simple dan
jelas.
e. Ekonomis
Ciri tes yang baik selanjutnya yaitu ekonomis. Ciri ekonomis pada tes
ini bermaksud bahwa tes yang dilaksanakan tidak memiliki biaya yang
mahal, dan biaya yang dikeluarkan masih bisa dijangkau sehingga tidak
memberatkan dalam pelaksanaannya nanti.

Kelima ciri di atas merupakan ciri-ciri tes yang baik yang dilakukan
ketika mengevaluasi capaian belajar siswa. Namun, dari kelima ciri
tersebut, terdapat dua ciri yang sangat perlu diperhatikan dalampelaksanaan
sebuah tes. Kedua ciri tersebut yaitu validitas dan reliabilitas. Kedua ciri tes
ini seringkali dijadikan sebagai dasar dalam menentukan keakuratan sebuah
tes sebagai sebuah alat ukur, baik dalam menggunakannya sebagai
instrumen keberhasilan belajar maupun dalam melakukan penelitian. Jadi
sebuah tes yang dilakukan harus memiliki kebenaran atau kesahihan (valid)
dan juga keterpercayaan (reliable) sehingga nantinya hasil dari tes tersebut
dapat dipertanggungjawabkan.

E. Bentuk-Bentuk Instrumen Tes


Penggolongan tes dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang.
Penggolongan tes dilihat dari fungsinya yaitu tes seleksi, tes awal, tes akhir,
tes diagnostik, tes formatif. Kemudian, penggolongan tes berdasarkan jumlah
peserta didik yaitu tes kelompok dan tes perorangan. Penggolongan tes
berdasarkan tujuan, yaitu tes bakat, tes minat, tes intelegensi (tingkat
kecerdasan), tes prestasi belajar, tes diagnostik, tes sikap.
Dan, penggolongan tes berdasarkan bentuk soal dan cara memberikan
jawabannya, yaitu tes objektif dan tes non objektif, yakni sebagai berikut :
1. Tes Bentuk Objektif
Tes objektif adalah suatu tes yang menuntut siswa untuk memilih
jawaban yang telah disediakan atau berupa jawaban singkat yang
pengkoreksiannya dilakukan dengan cara yang sama kepada semua siswa.
Tes berbentuk objektif memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk
kelebihannya, pengoreksian melalui tes objektif menjadi lebih muda dan
dapat dibantu orang atau dengan jasa komputer, serta butir-butir soal lebih
mudah dianalisis. Sedangkan untuk kekurangannya, penyusunan tes objektif
lebih sulit dan lama, kurang dapat mengukur proses berpikir yang tinggi,serta
siswa lebih terbuka dalam menjawab soal dan membuka kesempatan siswa
untuk bekerjasama. Tes dalam bentuk objektif ini memiliki beberapa macam,
antara lain:
a. Pilihan ganda (multiple choice)
Tes pilihan ganda merupakan tes objektif yang ditandai dengan
disediakannya lebih dari kemungkinan jawaban yang benar dan hanya ada
satu dari pilihan jawaban tersebut yang paling benar. Tes pilihan ganda
penilaiannya sangat mudah dan cepat, sehingga cocok digunakan untuk
ujian yang berskala besar dan hasil penilaiannya harus segera diumumkan,
seperti: ujian nasional dan ujian akhir sekolah. Namun, untuk penyusunan
teks yang berbentuk pilihan ganda membutuhkan waktu yang cukup lama.
Contoh:
hasil penjumlahan dari 7-(-10)=
a. 3
b. 17
c. -3
d d. -17

Ada beberapa hal dalam menyusun teks pilihan ganda yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Soal dan jawaban harus sesuai
2) Penyusunan kalimat harus jelas
3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami
4) Setiap soal harus mengandung satu masalah.

b. Pilihan benar salah (true or false)


Tes bentuk pilihan benar salah adalah suatu soal yang mengandung
dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau salah. Fungsinya adalah untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membedakan antara fakta dengan
pendapat. Untuk mengerjakan soal berbentuk tes benar salah ini dengan
menggunakan cara melingkari atau menandai pada jawabanyang dianggap
benar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menyusun soal
benar salah, yaitu:
1) Membuat petunjuk dengan jelas agar siswa tidak bingung saat
mengerjakan soal tersebut
2) Setiap soal mengandung satu pengertian
3) Menghindari kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang
benar.

Contoh:

Tentukan apakah pernyataan berikut benar apa salah, dan berilah tanda cheklist
(✔) pada jawaban yang tepat!

Pernyataan
Benar (B)
Salah (S)

1. Bilangan ganjil yang dijumlahkan dengan bilangan genap hasilnya tetap ganjil
2. 209-100 = 99

c. Menjodohkan (matching)
Tes dalam bentuk ini sering disebut dengan istilah tes menjodohkan
atau tes mencocokkan. Tes menjodohkan merupakan suatu bentuk tes
yang terdiri dari dua kolom yang berbeda, yaitu yang satu berisi kumpulan
soal dan yang satu berisi kumpulan jawaban, kemudian siswa diarahkan
untuk mencari dan menempatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan".
Bentuk tes menjodohkan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam mengidentifikasi informasi dan kemampuan menghubungkan
antara dua hal. Sehingga semakin banyak hubungan antara pertanyaan
dengan jawaban maka semakin baik pula soal yang dibuat.

Contoh:

Pertanyaan: Pasangkanlah pertanyaan berikut dengan jawaban yang


tepat dan benar!
Jawaban:
1. 3×8. a. 0
2. +4-13 b. 24
3. Cos 90 c. 9
4. Sin 90 d. 1

Penyusunan soal tes menjodohkan harus memperhatikan beberapa


teknik, yaitu:
1) menyesuaikan kompetensi dasar dan indicator
2) kumpulan soal dikatakan di kolom sebelah kiri dan jawaban diletakkan di
kolom sebelah kanan
3) menggunakan kalimat/soal yang singkat dan langsung terarah pada
pokok permasalahannya.

d. Isian singkat (melengkapi)


Tes isian singkat atau bisa disebut tes melengkapi atau
menyempumakan adalah suatu tes yang biasanya ditandai dengan
menjawab pada tempat kosong yang telah disediakan guru untuk
menjawab dengan jawaban singkat".

Contoh:

Titik- titik dibawah ini dengan benar!

1. Bilangan yang dijumlahkan dengan 35 dan jika dikurangi dengan 4


= -2 adalah...
2. Faktor persekutuan besar (FPB) dari 15 adalah....

Penyusunan untuk tes isian singkat yaitu: 1) tidak menggunakan soal


yang terbuka saat penyusunan soal; 2) soal yang ditulis hanya mengandung
satu penyelesaian jawaban; 3) titik-titik kosong adalah tempat jawaban
diletakkan, baik pada akhir atau tengah kalimat; dan 4) untuk membuat soal
yang singkat dan jelas, dapat menggunakan gambar yang mendukung.

2. Tes Bentuk Non-Objektif


Tes non objektif bisa disebut juga dengan tes uraian. Tes non- objektif
yaitu tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban siswa secara uraian,
baik bebas maupun terbatas. Tes uraian ini bertujuan agar siswa mampu
menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-
katanya sendiri, baik dalam bentuk, teknik, dangaya yang berbeda satu sama
yang lain. Tes non objektif biasanya digunakan untuk bidang studi ilmu-ilmu
sosial, karena itu merupakan suatu pembelajaran yang tidak bisa hanya
dikendalikan dengan satu pemikiran.
Tes untuk non objektif tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan tes non objektif diantaranya mudah untuk dibuat, mampu
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
jawaban, waktu yang digunakan untuk membuat soal tes lebih cepat serta
penulisan tes non objektif jauh lebih muda daripada menulis tes objektif.
Sedangkan kekurangan dalam tes bentuk objektif yakni sering dipandang
bahwa tes ini tidak adil, bahkan terdapat pandangan bahwa cara pemberian
skornya cukup dilihat dari panjang pendeknya tes uraian. Tes non objektif ini
juga sulit untuk memeriksa jawaban siswa, hasil pemeriksaannya juga
cenderung tidak tetap bahkan hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh
kemampuan menulisnya.
Bentuk dan uraian terbagi menjadi dua yaitu uraian terbatas dan uraian
bebas, berikut penjelasannya:
a. Uraian Terbatas
Tes uraian terbatas yaitu tes yang menuntut siswa untuk menjawab
soal yang ditanyakan, namun arah jawabannya sudah dibatasi (terarah).
Meskipun banyak kalimat yang berbeda namun tetap ada pokok-pokok
penting yang terdapat dalam jawaban yang telah ditentukan pada soal. Tes
uraian terbatas digunakan untuk mengetahui atau mengungkapkan
kemampuan siswa dalam berfikir tentang pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan pada kognitifnya, sehingga jawaban yang digunakan bersifat
jelas, pasti atau objektif.
Contoh:

1. Sebutkan ciri-ciri bangun persegi!


2. Apa yang dimaksud dengan bangun datar?

b. Uraian Bebas
Tes uraian bebas merupakan tes yang siswa dibebaskan dalam
mengungkapkan jawaban atau pendapat secara luas dan menyeluruh sesuai
kemampuan diri sendiri. Dalam tes ini, seluruh jawaban ditentukan oleh
siswa, baik dalam merumuskan, mengorganisasikan, dan menyajikan
jawaban, sehingga jawaban yang diajukan mempunyai ciri dan sistematika
yang berbeda-beda. Namun demikian, guru harus tetap mempunyai acuan
atau patokan dalam mengoreksi jawaban.
Contoh:
1. Apa yang kamu ketahui tentang evaluasi pembelajaran?
i 2. Mengapa kita harus belajar matematika?

F. Teknik Penyusunan Tes


1. Tes tertulis bentuk uraian (essay), untuk menyusun tes yang berbentuk non
objektif atau uraian diperlukan beberapa teknik yang perlu diperhatikan
sebagai berikut":
a. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar soal tersebut
dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah
diajarkan.
b. Untuk menghindari timbulnya perbuatan curang oleh tester misalnya,
menyontek dan bertanya kepada tester yang lainnya. hendaknya sesuatu
kalimat pada soal berlawanan dengan buku pelajaran.
c. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian lebih baik untuk membuat
pertanyaan-pertanyaan yang tidak seragam atau bervariasi. Misalnya:
Jelaskan perbedaan antara... dengan beserta alasannya!
d. Kalimat yang disusun bersifat ringkas dan padat.
e. Sebelum seseorang mencoba menjawab soal, sebaiknya terlebih
dahulu mengemukakan cara mengerjakannya. Contoh: "Jawabansoal harus
ditulis diatas lembaran jawaban dan sesuai dengan urut nomor".

2. Tes tertulis bentuk objektif, tes yang berbentuk objektif memiliki beberapa
jenis yang berbeda dan tentunya memiliki teknik penyusunan yang berbeda
juga. Sebelum mengetahui bagaimana teknik penyusunan tes objektif,
terdapat petunjuk operasional yang harus diketahui oleh pendidik, yaitu:
a. Pendidik harus sering berlatih dalam menyusun tes objektif
b. Dilakukan analisis item (butir) pada butir soal sebelum soal tersebut
diujikan
c. Menggunakan tabel spesifikasi soal atau kisi-kisi dengan menyusun
kalimatnya lebih sederhana, ringkas, dan jelas. Hal ini dilakukan agar tidak
menimbulkan penafsiran ganda dan sebaiknya soal disusun dengan
menggunakan tanda baca serta ditulis dengan benar. Selain itu, diwajibkan
untuk mencantumkan pedoman dan kunci jawaban.
Berikut ini adalah teknik penyusunan tes objektif berdasarkan jenisnya",
yaitu:
a. Melengkapi (completion test), tes ini merupakan tes jenis objektif yang
sangat mirip dengan tes objektif fill in, namun perbedaannya adalah
completion test tidak harus dalam satu kesatuan.
b. Multiple choice tes (pilihan berganda), tes objektif dalam bentuk ini
disajikan beberapa kemungkinan jawaban dan satu jawaban yang paling
benar.

Teknik penyusunan pilihan berganda, yaitu:


a. Sebaiknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban
terdapat kesesuaian.
b. Kalimat pada tiap-tiap butir soal sebaiknya dapat disusun dengan jelas.
c. Sebaiknya soal disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
d. Setiap butir pertanyaan sebaiknya hanya mengandung satu masalah
meskipun berupa masalah yang kompleks.
Contoh:

Hasil pemfaktoran dari x²-5x+6=0 adalah


a. (x-2)(x+3)=0

b. (x+3)(x+3)=0

c. (x+2)(x-3)=0

d. (x-2)(x-3)=0

e. Menjodohkan (matching), tes jenis ini juga sering disebut dengan istilah
tes menjodohkan, tes mencari pandangan, tes menyesuaikan, tes
mencocokkan, dan lain-lain. Teknik menyusun tes menjodohkan, yaitu:
 Butir-butir soal yang dituangkan dalam bentuk matching test
banyaknya tidak kurang dari 10 dan tidak lebih dari 15 soal. ii. Daftar
yang berada di sebelah kiri sebaiknya disusun lebih panjang daripada
daftar yang ada di sebelah kanan, agar jawaban dapat ditemukan
dengan mudah oleh seseorang yang menjawab.
 Meskipun terkadang sulit dilakukan, diusahakan soal disertai dengan
petunjuk cara mengerjakan soal yang dibuat seringkas dan sejelas
mungkin.

f. Tes objektif berbentuk fill in (isian), biasanya dalam bentuk cerita atau
karangan. Teknik penyusunan tes objektif dalam bentuk fill in, yaitu:
 Jawaban ditulis pada lembar jawaban atau tempat terpisah dengan
pertanyaan agar memudahkan untuk dikoreksi.
 Ungkapan cerita yang akan dijadikan tes disusun dengan. seringkas
mungkin untuk menghemat tempat atau kertas yang seimbang dengan
waktu penyesuaiannya.
 Jika jenis mata pelajaran yang akan disajikan memang memungkinkan
pengajaran atau pengujian soal juga dapat disajikan dalam bentuk
gambar.

Benar-Salah (True-False), tes ini juga sering disebut sebagai tes


objektif berbentuk "Ya-Tidak" karena terdapat jawaban yang benar dan
ada yang salah. Teknik penyusunan tes yang berbentuk Benar-salah
adalah:
 Terdapat petunjuk yang jelas bagaimana cara mengerjakannya untuk
memudahkan seseorang yang menjawab soal.
 Hindari pertanyaan yang ambigu, yaitu pertanyaan yang masih
dipertanyakan benar dan salahnya.
 Disarankan untuk setiap soal memiliki satu pengertian saja.
 Hindari pertanyaan yang mencantumkan kalimat yang meragukan,
misalnya dengan kata "terkadang", "barangkali", "mungkin", dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Test merupakan sebuah media atau proses yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dan penilaian. Tes merupakan proses penilaian.
komprehensif kepada seseorang atau usaha keseluruhan evaluasi program.
Menurut Arikunto (2005:33) tes adalah suatu pengumpul informasi yang
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Tes dalam suatu evaluasi pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu
sebagai media pengukuran terhadap siswa dan juga sebagai alat pengukur
keberhasilan program pengajaran. Sebelum pelaksanaan tes dalam evaluasi
belajar, perlu diperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam suatu
instrumen tes. Syarat-syarat tersebut yaitu:
1. Memberitahukan tugas yang akan dilakukan oleh siswa
2. Menyampaikan indikator atau garis besar materi
3. Rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang lebih baik, dengan maksud
memberikan nilai yang sesuai dengan rentang waktu yang sudah
diberikan.
Terdapat berbagai teknik dalam menyusun tes yang dilakukan untuk
mengevaluasi capaian belajar peserta didik. Metode-metode tersebut
dikelompokkan menjadi tes yang berbentuk non objektif dan tes yang
berbentuk objektif. Penyusunan tes yang berbentuk non objektif dapat
menggunakan tes tertulis bentuk uraian. Kemudian untuk tes tertulis berbentuk
objektif, terbagi dalam beberapa jenis yang untuk setiap jenisnya memiliki
teknik penyusunan yang berbeda-beda. Jenis-jenis tes yang berbentuk objektif
yaitu melengkapi, multiple choice, menjodohkan, tes yang berbentuk fill in,
dan yang terakhir adalah benar atau salah.

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.


Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran Penulis, ed. by Wajaj
Bahaunar Shidiq, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI, Revisi (Jakarta Pusat: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012)

Asrul, Rusydi Ananda, and Rosinta, Evaluasi Pembelajaran, Ciptapustaka


Media (Medan: Perdana Mulya Sarana, 2014) Guru,
Pendidikan Profesi, "Modul Evaluasi Pembelajaran, Journal of
Chemical Information and Modeling, 53.9 (2019), 1689-99

Khaerudin. 2015. Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar. Jurnal Madaniyah,


2(9), 212-235, hlm. 213 Raka Joni Pengukuran dan Penilaian
Pendidikan, Surabaya: KaryaAnda, 1984 Ratnawulan, Elis.
2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Cv.Pustaka Setia
Rusdiana A. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Cv.Pustaka Setia

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,


2005. Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005. Suryawati dan Yulfikar. 2012. Kualitas Tes dan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri
Banda Aceh Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Peluang, 1(1),
71-80, hlm. 73

Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun: Unipma Press


Widodo, Prasetyo Budi. 2006. Reliabilitas dan Validitas
Konstruk Skala Konsep Diri Untuk Mahasiswa Indonesia.
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(1), 1-9, hlm. 3

Wulan, Adea H. Z., and Risa Aristia, 'Jenis-Jenis Instrumen Dalam Evaluasi
Pembelajaran',2018,<http://eprints.umsida.ac.id/4050/1/Evalu
asi pembelajaran Adea_Risa-1.pdf>

Anda mungkin juga menyukai