Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS DATA MENGGUNAKAN STATISTIK


Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
“evaluasi pembelajaran biologi ”
Dosen Pengampu:

Disusun oleh:
Kelas A

Diah Maryya Ulfa 1801061011

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2020
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
individu pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi di Institut Agama
Islam Negeri Metro. Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk
menambah wawasan tentang Standar Penilaian Dalam Persepektif Standar
Nasional Pendidikan. Akhir kata, saya menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Namun, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
`
Metro, 11 November 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar isi..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes ....................................................................................2
B. Jenis-Jenis tes ......................................................................................2
C. Ciri-Ciri Tes yang Baik.......................................................................4
D. Langkah-Langkah Penyusunan Tes ....................................................6
............................................................................................................4-7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .........................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pendidikan memiliki berbagai macam jenis penilaian untuk
menguji sejauh mana kepemahaman siswa terkait pembelajaran. dalam
melakukan evaluasi dalam pembelajaran guru dapat menggunakan dua
macam tes, yaitu tes yang distandarkan dan tes yang dibuat sendiri oleh
guru tersebut. Prosedur tes yang distandarkan telah dicantumkan didalam
kurikulum nasional, sedangkan tes yang dibuat oleh guru biasanya dibuat
untuk nilai tambah atau penyesuaian evaluasi guru dengan siswa maupun
keadaan sarana dan prasarana yang ada disekolah. Evaluasi juga
digunakan sebagai salah satu cara menguju kelayakan guru tesebut. Guru
dianggap layak dan mampu menjadi pendidik apabila mempunyai mampu
melaksanakan seluruh proses pembelajaran.
Dalam pelaksaan tes disekolah, biasa menggunakan dua macam
tes, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Kedua tes tersebut biasa dilaksanakan
diakhir semester, maupun pada saat ujian harian. Evaluasi yang dilakukan
guru juga menyesuaikan siswa dan sekolah tempat pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tes?
2. Apa saja jenis-jenis tes?
3. Apa saja ciri-ciri tes yang baik?
4. Bagaimana langkah-langkah menyusun tes?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tes
2. Mengetahui jenis-jenis tes
3. Mengetahui ciri-ciri tes yang baik
4. Mengetahui langkah-langkah penyusunan tes

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis kuno
“testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia
(maksudnya dengan mengunakan alat berupa piring itu akan dapat
diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam
bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau “percobaan”. Tes adalah alat
untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen, 1979:
1). Karena itu, didalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus
dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan
informasi mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku )
berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut
( Anastari, 1982:22 ).
Dengan demikian ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes,
pertama adalah sebutan pengukuran. Pemberian tes (testing adalah bagian
dari kegiatan pengukuran (measurement). Kedua tes adalah alat untuk
mengukur sampel pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang.
oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya terbatas dari segi waktu
pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di ukur bersifat luas
hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan
yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua pengetahuan dan
kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes adalah
penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau
tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.

B. Jenis-Jenis Tes
Dari segi bentuk pelaksanaannya, tes dapat dibagi menjadi tiga,yaitu:
a. Tes tertulis (paper and pencil test)
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes

2
mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis,
baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer.
b. Tes lisan (oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka
antara guru dan murid.
c. Tes perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam
melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan
pelaksanaan perbuatan peserta didik.
Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawaban, test dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Tes essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur
dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap
pertanyaan itu dengan bahasa sendiri.
b. Tes objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah
disediakan alternatif jawabannya.
Dari segi fungsi tes disekolah dibagi menjadi menjadi empat, yaitu:
a. Tes formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan
belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan
dalam tiap satuan unit pembelajaran.
b. Tes summative
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan
atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif
dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
c. Tes penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan
jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang
paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.

3
d. Tes diagnostig
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab
kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi,
fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

C. Ciri-Ciri Tes yang Baik


a. Validitas
Kata valid sering diartikan dengan : tepat, benar, absah dan shahih.
Jadi kata validitas ketepatan, kebenaran, keabsahan. sebuah tes
dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak diukur atau diungkap lewat tes tersebut.
Jadi tes hasil belajar dapat dinyatakan valid (alat pengukur
keberhasilan) dengan secara tepat dapat mengukur atau mengungkap
hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
menempuh proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Validitas
dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Validitas isi
untuk mengetahui kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari segi
isi instrumen tersebut yang dilakukan dengan jalan
membandingkan isi instrumen dengan komponen-komponen yang
harus diukur.
2) Validitas susunan
Untuk mengetahui apakah suatu instrumen memenuhi syarat-syarat
validitas susunan atau tidak, maka harus membandingkan susunan
instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan instrumen
yang baik.
3) Validitas bandingan
Kejituan suatu instrumen dilihat dari korelasinya terhadap keadaan
yang sebenarnya dari responden tersebut saat pengukuran
dilakukan.
4) Validitas ramalan

4
Kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari kemampuan instrumen
tersebut meramalkan keadaan individu pada masa yang akan
datang.
b. Reliabilitas
Kata reliabilitas dari kata reliability (Inggris) yang artinya dapat
dipercaya. Tes yang reliable jika memberikan hasil yang tetap
(consistent) apabila diteskan berkali-kali. Jika kepada siswa diberikan
tes yang sama yang pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa
akan tetap berada dalam urutan rangking yang sama tetap (ajeg)
dalam kelompoknya. Validitas berhubungan dengan ketepatan
sedangkan reliabilitas berhubungan dengan ketetapan atau keajekan.`
Sebuah tes dikatakan relibel apabila hasil-hasil pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali
terhadap subyek yang sama hasilnya tetap sama atau sifatnya
stabil.[3] Yang dimaksud Stabil disini yaitu tetap berada pada
urutan kelompoknya ketika tes dilakukan berulang-ulang meskipun
terjadi perubahan nilai secara keseluruhan oleh kelompoknya
tetapi pada posisi urutan rangkingnya tetap atau berubah tetapi
perubahannya tidak berarti. Jadi penekannanya bukan pada
tetapnya nilai tetapi pada tetapnya posisi urutan nilai atau
rangking dalam kelompoknya. Walaupun tampaknya hasil tes pada
tes kedua lebih baik karena kenaikannnya dialami oleh semua siswa
maka tes yang digunakan dapat dikatakan memiliki reliabilitas
yang tinggi. Kenaikan hasil yang kedua bisa jadi disebabkan
adanya pengalaman yang diperoleh pada waktu mengerjakan tes
pertama.
c. Objectivitas
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhinya
bukan subjectif. Sebuah tes dikatakan memiliki objectivitas apabila
dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjectif yang
mempengaruhi terutama dalam sistem skornya.

5
Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objectivitas menekankan
ketetapan (consistency) pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes

D. Langkah-Langkah Penyusunan Tes


a. Menyusun spesifikasi tes
Spesifikasi Tes adalah suatu uraian yang menunjukkan keseluruhan
kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan
dikembangkan. Pengembangan spesifikasi merupakan langkah awal
yang menentukan dalam pengembangan perangkat tes, karena apa
yang menentukan pada langkah-langkah berikutnya sudah
dirancangkan dalam spesifikasi tes. Spesifikasi pnegembangan dibagi
menjadi:
1) Menentukan jenis tes
2) Menentukan banyak butir tes
3) Menentukan waktu pengerjaan
4) Menentukan peserta uji coba
5) Menentukan waktu uji coba
6) Menentukan aturan skoring
7) Menentukan kriteria kualitas tes
8) Menyusun kisi-kisi tes
b. Menulis soal tes
Menurut Sumadi Surybrata, secara umum kemampuan khusus yang
harus dimiliki bagi penulis soal adalah:
1) Penguasaan pengetahuan yang diteskan
2) Kesadaran akan tata nilai yang mendasari pendidikan
3) Pemahaman akan karakteristik individu yang dites
4) Kemampuan membahas gagasan
5) Penguasaan akan teknik penulisan soal
6) Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan dalam menulis soal
Fungsi tes tidak semata-mata sebagai alat ukur saja, melainkan
memiliki fungsi motivasi dan pembentukan sikap bagi peserta didik.

6
Oleh karena itu penulisan soal hendaknya memahami nilai-nilai yang
mendasari pendidikan, seperti tujuan pendidikan, filsafat pendidikan,
sistem pendidikan, psikologi, garis-garis besarnya saja. Dalam menulis
soal diperlukan kemampuan untuk membahas gagasan dalam bahasa
verbal yang jelas dan mudah dipahami maksudnya, sebab soal
merupakan wakil dari pendidik yang hadir dihadapan peserta
didik’oleh karena itu penulisan soal membutuhkan bahasa yang lugas
dan tidak berbelit-belit.
c. Menelaah soal tes
Dalam menelaah soal tes ada prinsip-prisip yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Tes yang disusun hendaklah betul-betul mengukur tujuan
pendidikan.
2) Tes yang disusun merupakan sampel yang representative dari
semua materi pembelajaran.
3) Format tes yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
d. Melakukan uji coba tes
Bentuk item aspek aspek pengukuran tes yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan untuk mengingat
kembali atau mengenal hal-hal yang telah dipelajari. Untuk
mengungkapkan tujuan yang bersifat pengetahuan dapat diukur
melalui tes hasil belajar.
2) Pemahaman, merupakan kemampuan tentang memahami
hubungan atau menangkap arti dan makna diantara konsep dan
fakta-fakta tentang suatu hal. Tujuan dalam bentuk pemahaman
dapat diuji dengan tes hasil belajar antara lain dengan analisis
hubungan.
3) Aplikasi (Application): merupakan kemampuan untuk memilih
konsep, fakta, dalil, aturan, hukum, dan sebagainya; serta
menerapkan/ menggunakan hal itu secara tepat dan benar dalam
situasi baru atau kehidupan sehari-hari.

7
4) Analisa, merupakan kemampuan menganalisis atau menjabarkan
sesuatu yang kompleks menjadi bagian/hal yang lebih sederhana
dan mudah dipahami. Karena kemampuan analisis bukan lagi
menerapkan/mengaplikasikan pengetahuan,melainkan lebih
menguraikan. Maka dalam asesmen hasil belajar peserta didik
harus dihadapkan pada kasus yang dirangkum sendiri oleh penulis
soal, dalam hal ini hindari mengambil uraian yang mungkin sudah
pernah diketahui peserta didik.
5) Sintesis, kemampuan sintesis merupakan kemampuan berfikir
tingkat tinggi. Sintesa adalah kemampuan menyusun kembali atau
memadukan bagian-bagian menjadi keseluruhan yang lebih berarti.
Oleh karena itu, dengan mengembangkan kemampuan sintesis ini,
berarti peserta didik mampu membangun suatu pola atau struktur
baru. Kemampuan ini dapat dinilai dengan menggunakan teknik
asesmen untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher-
Order Thinking).
6) Evaluasi, merupakan kemampuan, sejauh mana peserta didik dapat
menerapkan konsep aturan atau pengetahuan yang ada untuk
menilai sesuatu yang lain. Atau dapat juga dikatakan, kemampuan
untuk membuat keputusan (judgment) tentang sesuatu berdasarkan
kriteria/standar yang telah ditetapkan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu.
Karena itu, didalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab
atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi
mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan jawaban
yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut. Dari segi bentuk
pelaksanaannya, tes dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tes tertulis, tes lisan,
dan tes perbuatan. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawaban, test
dibagi menjadi dua, yaitu tes essay dan tes objektif. Dari segi fungsi tes
disekolah dibagi menjadi empat, yaitu tes formatif, tes summative, tes
penempatan, dan tes diagnostic. Ciri-ciri tes yang baik adalah, valid,
reliabilitas dan onjektif. Langkah-langkah penyusunan tes diantaranya,
menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, dan
melakukan uji coba tes.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk perbaikan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Amir Daien Indrakusuma. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP
Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet.
7. Jakarta: Bumi Aksara.
Dewa Ketut Sukardi. 1997. Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rinneka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Putro Widoyoko Eko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai