Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muzaiyanah

Nim : 1903402021020

Kelas : Bimbingan dan konseling/A

Tugas: Refleksi PI TEKNIK TES

Materi 1: prosedur pengembangan tes

Penyusunan prosedur pengembangan tes ini dimaksudkan agar didapatkan tes yang sesuai
dengan apa yang akan diukur, sehingga kompetensi atau kemampuan yang diukur tercermin
dalam hasil yang diperoleh. Prosedur pengembangan tes ini disusun untuk memudahkan para
pemangku kepentingan tes seperti guru dan dosen dalam menyusun tes. Secara umum ada
beberapa tahapan yaitu:

a. Menetapkan tujuan tes.

b. Analisis kurikulum yang dicapai

c. Analisis buku, modul atau sumber belajar lainnya

d. Penyusunan kisi-kisi

e. Menentukan indikator atau tujuan pembelajaran

f. Menulis butir tes

g. Menelaah butir tes

h. Revisi atau atau perbaikan butir tes

i. Reproduksi tes terbatas

j. Uji coba tes

k. Analisis butir tes


l. Revisi butir soal

m. Penyusunan tes

Materi 2: Reliability test & Validity test

1. Pengertian Validity

Validity atau Validitas, mempunyai arti sejuah manaketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya (Wahyudi, 2020). Jika menggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data, kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Setelah tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpul
adalah data yang valid. Banyak hal lain yang akan menguramgi validitas data; misalnya, apakah
si pewawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah
ditetapkan dalam kuesioner.

Dalam literatur yang lain disebutkan bahwa validitas dari suatu perangkat tes dapat diartikan
kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Arifin, 2017). Validitas
instrumen yang mempermasalahkan sejauh mana pengukuran yang tepat dalam mengukur apa
yang hendak di ukur, instrumen dikatakan valid saat dapat mengungkapkan data dari variabel
secara tepat tidak menyimpang dari keadaan yang sebenernya (Yusup, 2018).

Salah satu ukuran validitas untuk sebuah kuesioner adalah apa yang disebut dengan validitas
konstruk (construt validity). Dalam pemahaman ini, sebuah kuesioner yang berisi beberapa
pertanyaan untuk mengukur suatu hal dikatakan valid jika setiap pertanyaan yang menyusun
kuesioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah
dengan butir pertanyaan yang lain dapat dinyataan sebagai pertanyaan yang tidak valid.

2. Pengertian Reliability

Reiability yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Reliability adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Tes
dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor sebenernya
(Arifin, 2017). Menurut Sugiyono (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi validitas dan
reliabilitas suatu alat ukur (instrumen) selain instrumen adalah pengguna alat ukur yang
melakukan pengukuran dan subjek yang diukur.

Materi 3: Bias,etika dan tes lainnya dalam tes psikologi pada lingkup bk

Bias tes, tulis Gregory, merupakan konsep statistik mengenai validitas. Tes dikatakan bias bila
validitasnya rendah. Bias bisa terjadi dalam validitas-validitas isi, prediktif, dan konstruk. Bias
Tes dan Bias ButirPengadministrasian suatu tes idealnya tidak memuat kesalahan dalam
pengukuran, baik kesalahan acak maupun kesalahan sistematis. Instrumen tes yang digunakan
untuk mengukur seharusnya memiliki validitas dan reliabilitas yang mantap serta adil. Adil
artinya butir-butir tes tidak menguntungkan atau merugikan sekelompok peserta tes tertentu.
Tes yang menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu dikatakan tes tersebut memuat
bias butir atau mengandung differential item functioning (DIF). Etika adalah pedoman dalam
berperilaku yang memuat nilai moral dan norma yang mencerminkan individu yang
bermartabat. Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani ‘ethos’ (bentuk tunggal) yang
berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap, cara berpikir; dan ta ‘etha’ (bentuk jamak) yang berarti adat kebiasaan.
Arti etha inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika yang dipakai Aristoteles untuk
menunjukkan filsafat moral. Dengan demikian secara etimologis etika adalah ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Materi 4: pertimbangan tes prestasi peserta didik,berdasarkan kebutuhan individu serta


pengujian lisensi dan sertifikasi .

Berdasarkan paparan diatas dapat kita simpukan bahwa Tes Prestasi dalam Sistem Pendidikan
dibagi menjadi tiga kawasan yaitu :

• Kawasan kognitif Tes prestasi belajar dalam bentuk tertulis . Kawasan afektif

• Kawasan psikomotor
Tujuan tes prestasi belajar mengungkap keberhasilan individu dalam belajar serta sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan.Tes prestasi digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan,diantaranya :

•Keputusan didaktik,memenuhi kebutuhan pengajaran seperti ketepatan kurikulum yang


berlaku

•Keputusan administratif memenuhi kebutuhan administrasi seperti keputusan mengenai


nilai/kelulusan

•Keputusan bimbingan penyuluhan memberikan bimbingan dalam penjurusan/penentuan karir

•sertifikasi terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sertifikasi kompetensi dan sertifikasi
profesi. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: “Apakah sertifikasi kompetensi dan
sertifikasi profesi adalah hal yang sama?”, “Apa salah satu dari sertifikasi tersebut lebih baik?”.
Penulis mencoba menjawab dua pertanyaan tersebut berdasarkan literatur dan diskusi dengan
praktisi di bidang terkait. Secara umum, kompetensi merupakan kemampuan kerja seseorang
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi
tertentu. Di sisi lain, profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang
diakui oleh masyarakat. Maka dapat diketahui bahwa kompetensi dan profesi merupakan dua
hal yang berbeda, namun dalam proses pelaksanaannya sama-sama membutuhkan
pengetahuan, keterampilan, dan standardisasi tertentu yang bersifat mengikat setiap
pelakunya.

•Lisensi (Licensure) adalah pemberian izin kewenangan kepada tenaga profesi konseling untuk
melakukan praktik pelayanan konseling pada jenjang dan setting tertentu, khususnya untuk
praktik mandiri (privat). Lisensi hanya dapat diperoleh jika yang bersangkutan telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh lembaga lisensi berdasarkan uji kompetensi untuk melakukan
pekerjaan tertentu.

Materi 5: Ujian masuk perguruan tinggi, pascasarjana, dan sekolah profesional serta penilaian
di perguruan tinggi (penerimaan dan hasil)
Perguruan tinggi adalah tahap akhir opsional pada pendidikan formal. Biasanya
disampaikan dalam bentuk universitas,akademi,colloges,seminari,sekolah music,dan institut
teknologi,peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa,sedangkan tenaga pendidiknya
disebut dosen. Berdasarkan kepemilikannya,perguruan tinggi dibagi menjadi dua,yaitu:
perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.

Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tinggi,


penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga tersebut juga menghasilkan manusia
terdidik dengan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, serta kesenian. Selain itu perguruan tinggi
bertujuan dalam mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta memperkaya kebudayaan
nasional.

Materi 6: Tes kinerja dalam pendidikan dan teks bahasa (sejarah, validitas dan kebijakan)

Pendidikan merupakan faktor yang begitu penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui
pendidikan manusia dapat meningkatkan dan mengembangkan peradaban ilmu pengetahuan
dan rekayasa teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Pendidikan dapat
didefinisikan sebagai suatu usaha terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang.

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan (Majid dan Firdaus, 2014). Penilaian kinerja (performance assessment) adalah
suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan kriteria yang
diinginkan (Wahyuni, 2012).
Tes bahasa adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penilaian dan
evaluasi pada umumnya terhadap kemampuan bahasa dengan melakukan pengukuran
terhadap kemampuan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Pendidikan merupakan faktor yang begitu penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui
pendidikan manusia dapat meningkatkan dan mengembangkan peradaban ilmu pengetahuan
dan rekayasa teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Pendidikan dapat
didefinisikan sebagai suatu usaha terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang.

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan (Majid dan Firdaus, 2014). Penilaian kinerja (performance assessment) adalah
suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan kriteria yang
diinginkan (Wahyuni, 2012).

Tes bahasa adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penilaian dan
evaluasi pada umumnya terhadap kemampuan bahasa dengan melakukan pengukuran
terhadap kemampuan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Materi 7: Tes dalam psikologi industri dan organisasi serta berpikir di tempat kerja
(kecerdasan, berpikir kritis, pengetahuan pekerjaan, dan penalaran)

Tes psikologi industri dan organisasi merupakan metode atau serangkaian instrumen yang
dijalankan untuk mengukur aspek-aspek yang tidak teramati secara langsung pada manusia
yang menyangkut aspek psikologi.Tes psikologi adalah tes yang mengukur beberapa aspek dari
pelamar seperti potensi kecerdasan,intelegensia,kemampuan logika,kepribadian atau
temperamen,kepercayaan diri,kreativitas,kemampuan adaptasi,sosialisasi,serta visi dan
misi.Tes psikologi merupakan sebuah prosedur yang distandarisasikan yang dipakai oleh tester
untuk mengukur kemampuan potensi subyek. Psikologi industri dan organisasi (PIO) adalah
cabang psikologi yang melakukan kajian tentang fenomena perilaku dan proses mental dalam
lingkungan pekerjaan (Riggio, 2010). Para ahli dan praktisi psikologi dalam bidang psikologi
industri dan organisasi bekerja dalam organisasi umum,organisasi bisnis,dan organisasi
industri.Bidang-bidang kerja psikologi industri dan organisasi adalah terkait dengan masalah
seleksi karyawan dan penempatan, pengembangan dan pelatihan karyawan,penilaian kinerja
karyawan,peningkatan kepuasan kerja karyawan dan peningkatan kualitas kehidupan kerja
karyawan,peningkatan kepemimpinan dan kepengikutan,pengembangan organisasi,pemecahan
konflik dalam organisasi,Psikologi industry dan organisasi subspesialisasi psikologi yang
brhubungan dengan prilaku dalam situasi kerja.

Dalam PIO ada Berpikir ditempat kerja (Dengan kecerdasan,berpikir kritis,pengetahuan


pekerjaan,dan penalaran).

-Artinya dalam kecerdasan,Kecerdasan emosional dapat mengarah pada keputusan bisnis yang
lebih baik.Karyawan yang cerdas secara emosional cenderung untuk tetap tenang di bawah
tekanan.

-Dalam berpikir kritis maka akan mampu mengakui,menganalisis,menyelesaikan masalah tanpa


banyak pengaruh dari luar dan selalu mencari perbaikan untuk ditambahkan ke dalam
sistem.Cara berpikir kritis juga sangat penting dalam menghadapi konflik kerja, internal ataupun
eksternal,

-Pengetahuan pekerjaan, manfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan,Pengetahuan dalam


bekerja sangat penting, tapi pengetahuan saja tentu tidak cukup.Bahkan adanya pengetahuan
dan keterampilan masih kurang,karena butuh sikap yang tepat juga untuk sukses.-
Penalaran,suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.Agar pengetahuan yang
dihasilkan melalui penalaran tersebut mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu
harus dilakukan dengan suatu cara dan prosedur tertentu.Penarikan kesimpulan dari proses
berpikir dianggap valid bila proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut

Materi 8 : scaling, norming, and equating serta isu dasar pengukuran dalam perubahan
Penskalaan adalah merupakan prosedur untuk menempatkan karakteristik objek pada titik-titik
sepanjang sebuah kontinum. Penskalaan dalam psikologi adalah upaya untuk mengembangkan
instrumen pengukuran terhadap penilaian individu

Norma adalah penyebaran skor-skor dari suatu kelompok yang digunakan sebagai patokan
untuk memberi makna pada skor-skor individu. Norma sangat diperlukan dalam psikologi
karena penggunaan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi
seseorang terhadap kelompoknya.

Penyetaraan tes diperlukan bila dalam penyelenggaraan ulangan/ujian menggunakan beberapa


perangkat tes yang berbeda namun mengukur hal yang sama atau berasal dari kisi-kisi tes yang
sama. Penyetaraan artinya penyamaan skor berdasarkan beberapa perangkat tes. Agar butir-
butir soal dari beberapa paket tes (yang telah dikalibrasi) memiliki skala yang sama, maka butir-
butir tesnya perlu disetarakan.

Materi 9 : standar tes pendidikan, psikologi serta pelaporan teknis, dokumentasi dan evaluasi
pengujian

Tes standar merupakan tes yang mengalami proses standardisasi, yaitu proses validasi dan
keandalan (reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan
dan bagi suatu kelompok tertentu. Jadi tes standar merupakan tes yang telah memiliki validitas
dan reliabilitas yang cukup tinggi berdasarkan atas percobaan-percobaan yang telah dilakukan
terhadap sampel yang luas dan cukup luas dan representatif (Badriyah, 2009). Istilah standar
yang dimaksud dalam tes adalah testee atau siswa menjawab pertanyaan yang sama dan
dikerjakan berdasarkan petunjuk dan batasan waktu yang sama dengan demikian terdapat
suatu standar tertentu. Tes standar dipolakan untuk penampilan untuk penampilan prestasi
sekarang yang ada dan dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam
pula, baik diberikan kepada seseorang siswa dalam pelaksanaan perorangan maupu siswa
sebagai anggkota dari suatu kelompok. Penyusunan tes standar selau mengusahakan agar
sistem scoring bersifat objektif sehingga diperoleh realibilitas yang tinggi ( Yuniarto, 2012).
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun saling
berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian ulangan
harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat
menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan
kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan
evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara konsepsional
istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan
yang sangat erat.

Materi 10: TES OBJEKTIF UNTUK PRESTASI PENDIDIKAN DAN TES OBJEKTIF UNTUK
KEPRIBADIAN

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini
memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam
penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai
kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 soal
(Arikunto, 2009:164). Sementara itu menurut Hidayat, dkk. (1994:63) tes objektif adalah tes
yang terdiri dari item-item (stem) yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif
(option) yang benar dan alternatif yang tersedia atau mengisi jawaban yang benar dengan
beberapa kata atau sandi.

Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya
objektif. Jenis tes objektif, Tes Benar Salah (True-False), 2. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice
Test), tes menjodohkan, Tes Isian (Completion Test)

Materi 11: pengaturan standar serta masalah hukum dalam teks pendidikan
tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga
yang khusus menyelenggarakan tes secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi
syarat sebagai tes yang baik (memenuhi syarat validitas, realibilitas, dan objektivitas). Jenis Tes
Terstandarisasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes bakat (aptitude test) dan tes
prestasi (achievement test). Tes bakat meliputi tes kecerdasan (Stanford-Binet, Wechsler), tes
bakat skolastik, tes kecerdasan akademik, tes minat, tes kepribadian (Adjective Checklist,
Edwards Personal Preference Schedule/EPPS, Rorschach Inkblot Technique), atau tes
kemampuan umum. Tes ini umumnya merupakan tes acuan norma dan memberikan informasi
untuk konseling siswa. Di perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, tes tersebut digunakan
untuk seleksi dan penempatan.

Kelebihan yang pertama adalah bahwa jenis tes ini telah dipersiapkan selama beberapa tahun,
biasanya butir soal dibuat dengan sangat hati-hati, dan penghitungan skor dilakukan oleh mesin
sehingga kesalahan penghitungan dapat diminimalisir, interpretasi skor konsisten. Oleh
karenanya, pengukuran tidak dipengaruhi oleh subjektivitas atay bias. Selain itu, kesalahan
dalam administrasi tes juga dapat dikurangi karena dalam tes dicantumkan arahan khusus
mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan selama tes berlangsung. Menurut Kubiszyn
dan Borich, untuk memperoleh keahlian akan penggunaan tes terstandarisasi secara tepat, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua kategori, yaitu faktor yang berhubungan dengan tes itu sendiri dan faktor yang terkait
dengan siswa.

Refleksi diri selama mengikuti perkuliahan Pi teknik tes Dari penilaian uji rehabilitas dan
validitas nilai saya sudah mencukupi yaitu 75.Jadi saya melakukan refleksi diri bahwasanya
Selama Mengikuti perkuliahan materi Pi teknik tes dan beberapa teori yang sudah saya pelajari
saya pribadi kurang bisa memahami betul.karena menurut saya tidak mudah mungkin jika
dengan adanya praktikum itu akan lebih mudah untuk bisa kami fahami.dari penjelasan yang
diberikan beberapa yang dapat saya ngerti.dan mengenai penggunaan aplikasi SPSS saya masih
belum begitu faham mengenai penggunaan SPSS.karena kendalanya laptop saya tidak bisa
digunakan aplikasi SPSS ( kurang mendukung) jadi saya kesulitan untuk belajar dan memahami
penggunaan SPSS ketika saya meminjam laptop.

Anda mungkin juga menyukai