Anda di halaman 1dari 7

Hari/Tanggal Selasa, 12 Oktober 2021

Pertemuan 5 ALAT EVALUASI BELAJAR: TEKNIK TES

Nama Hadi Priatna


Nim 19210620902
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Poppy Anggraeni, S.T., M.Pd.

A. RESUME MATERI
1. Pengertian Tes
Kadir (2015: 70) mengemukakan bahwa
Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa
jauh tujuan pengajaran telah tercapai, jadi berarti evaluasi terhadap
hasil belajar. Tes yang baik harus memenuhui beberapa persyaratan,
yaitu; harus efisien, harus baku, mempunyai norma, objektif, valid
(sahih), dan reliabel (andal). Untuk memperoleh tes yang memenuhi
persyaratan tersebut maka tes yang telah dibuat perlu dianalisis.
Analisis tes dimulai dari saat menyusun tes dimana tes yang disusun
harus berdasarkan Silabus/SAP setiap mata pelajaran, membuat kisi-
kisi terlebih dahulu, baru kemudian menyusun soal sesuai kaidah-
kaidah penyusunan soal berdasarkan jenis soal yang diinginkan.
Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas dan
serangkaian tugas yang diberikan oleh guru, sehingga dapat dihasilkan nilai
yang melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta didik (Amirono &
Daryanto, 2016: 13).
Susanty (2017: 119) mengatakan bahwa
Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh guru
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkat laku atau
prestasi peserta didik.
2. Pengertian Testee
Testee adalah pihak yang dikenai tes atau peserta tes atau peserta ujian atau
pihak yang sedang dikenai pekerjaan (Rizqiyah, 2018: 6).
Menurut Aidah, dkk. (2015), testee adalah responden yang sedang mengerjakan
tes. Orang-orang inilah yang akan dinilai atau diukur, baik mengenai
kemampuan, minat, bakat, pencapaian dan sebagainya.
Dapat disimpulkan testee merupakan sasaran pengujian atau orang yang sedang
mengerjakan tes.
3. Pengertian Tester
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tester adalah orang yang
mengetes. Tester memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga tester dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan.
Detriantoro (Kompasiana, 2012) mengatakan bahwa tester merupakan orang
yang melaksanakan tes atau orang yang mengadakan tes.
4. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu sebagai
berikut:
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar-
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pembelajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Sedangkan menurut Arikunto (2021: 152), fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal
yaitu fungsi untuk kelas, fungsi untuk bimbingan dan fungsi untuk administrasi.
Perbandingan dari ketiga fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
Fungsi Untuk Kelas Fungsi Untuk Fungsi Untuk
Bimbingan Administrasi
a. Mengadakan a. Menentukan arah a. Memberi petunjuk
diagnosis terhadap pembicaraan dalam
kesulitan belajar dengan orang tua mengelompokkan
siswa. tentang anak-anak siswa.
mereka.
b. Mengevaluasi celah b. Membantu siswa b. Penempatan siswa
antara bakat dengan dalam menentukan baru.
pencapaian. pilihan. c. Membantu siswa
c. Menaikkan tingkat c. Membantu siswa memiliki kelompok.
prestasi. mencapai tujuan d. Menilai kurikulum.
d. Mengelompokkan pendidikan dan e. Memperluas
siswa dalam kelas jurusan. hubungan
pada waktu metode d. Memberikan masyarakat (public
kelompok. kesempatan relation).
e. Merencanakan kepada f. Menyediakan
kegiatan proses pembimbing, informasi untuk
belajar mengajar guru, dan orang badan lain di luar
untuk siswa secara tua dalam sekolah.
perseorangan. memahami
f. Menetukan siswa kesulitan anak.
mana yang
memerlukan
bimbingan khusus.
g. Menentukan tingkat
pencapaian untuk
setiap anak.

Tabel 1
Fungsi Tes
(Arikunto, 2021:152)
Fungsi tes yang lain dikemukakan oleh Azwar (2015: 15), yaitu sebagai
motivator dalam belajar. Walaupun nilai yang diperoleh dalam tes hendaknya
tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan tetapi tes dapat
digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar siswa.
Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha
lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program yang sedang
ditempuh akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.
Selain itu fungsi tes menurut Hutapea (2019: 21), adalah sebagai alat ukur.
Dalam tes prestasi belajar, aspek perilaku yang hendak diukur adalah tingkat
kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan.
Ada 3 (tiga) fungsi tes di dalam dunia pendidikan atau pelatihan menurut
Dachliyani (2019: 59), yaitu:
1) Tes berfungsi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran atau pun program diklat.
2) Tes dapat berfungsi sebagai motivator dalam pembelajaran.
3) Tes dapat berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Artinya
jika hasil pembelajaran di nilai baik maka dapat diperpanjang program
diklat tersebut untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya. Sedangkan jika
hasil tes tidak mencapai standar maka, perlu dilakukan kajian penyebab hal
tersebut.

5. Penggolongan Tes
a) Berdasarkan fungsinya sebagai alat ukur kemajuan belajar
1) Tes seleksi, biasanya tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan
calon peserta didik baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih
calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon
yang mengikuti tes.
2) Tes awal, tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah
dapat dikuasai oleh para peserta didik.
3) Tes akhir, tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-
baiknya.
4) Tes diagnostik, tes ini dilaksanakan untuk menentukan secara tepat,
jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata
pelajaran tertentu.
5) Tes formatif, tes ini dilakukan untuk memperbaiki tingkat penguasaan
peserta didik dan sekaligus juga untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
6) Tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Disekolah,
tes ini dikenal dengan istilah ulangan/ujian.

b) Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap


1) Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2) Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh
testee.
3) Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk
mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa
individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
4) Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan
mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi
atau kesenangan dan lain-lain.
5) Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian,
yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian
atau prestasi belajar.

c) Berdasarkan jumlah orang


1) Tes individu, yakni tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu
orang testee saja.
2) Tes kelompok, yakni tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari
satu orang testee.

d) Berdasarkan waktu
1) Power test, yakni tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2) Speed test, yaitu tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi.

e) Berdasarkan respon
1) Verbal test, yakni suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang
tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara
lisan maupun secara tertulis.
2) Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari
testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa
tindakan atau tingkah laku; jadi respon yang dikehendaki muncul dari
testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.

f) Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan


1) Tes tertulis, yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
memberikan jawabannya juga secara tertulis.
2) Tes lisan, yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan
jawabannya secara lisan pula.

g) Berdasarkan tingakatannya menurut Triyono (Haidunia, 2020)


1) Tes standar, secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli,
atau disusun oleh lembaga yang khusus mennyelenggarakan secara
professional. Yang dituntut dalam tes standart bukan standart prestasi
peserta didik dari penguasaan materi yang diajarkan pada suatu tingkat,
lembaga pendidikan tertentu, melainkan adanya persamaan
performance pada kelompok peserta didik atau lembaga pendidikan
disebabkan adanya kesamaan tolak ukur. Tes standar ini merupakan tes
yang mengalami proses standardisasi, yaitu proses validasi dan
keandalan sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu
tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.
2) Tes nonstandart, tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum
memiliki keahlian professional dalam menyusun tes secara baik.
B. REFERENSI
Aidah, Arlaeli, A. R., Sari, D. P., Maharani, D., Lisnawati, L., & Susanti, S. (2015).
Dasar-dasar evaluasi pendidikan. [Online]. Tersedia:
https://kupdf.net/download/dasar-dasar-evaluasi-pendidikan-suharismi-
arikunto-docx_59f51072e2b6f55811475a6e_pdf [17 Oktober 2021].
Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Arikunto, S. (2021). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Bumi Aksara.
Azwar, Saifuddin. (2015). Tes Prestasi Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dachliyani, L. (2019). “Instrumen Yang Sahih: Sebagai Alat Ukur Keberhasilan Suatu
Evaluasi Program Diklat (Evaluasi Pembelajaran)”. MADIKA: Media
Informasi dan Komunikasi Diklat Kepustakawanan, 5(1), 57-65.
Detriantoro, W. (2012, 6 Oktober). Alat penilaian pendidikan. Kompasiana [Online].
Tersedia:
https://www.kompasiana.com/antorowahyu/551821e0813311ae689de8c7/a
lat-penilaian-pendidikan [17 Oktober 2021].
Hutapea, R. H. (2019). “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Pada
Kurikulum 2013”. Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH), 1(1),
18-30.
Kadir, A. (2015). “Menyusun dan menganalisis tes hasil belajar”. Al-TA'DIB: Jurnal
Kajian Ilmu Kependidikan, 8(2), 70-81.
Rizqiyah, L. (2018). Teknik tes dan nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar.
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Susanty, F. D. (2017). “Analisis Validasi Soal Tes Hasil Belajar Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Bahasa Arab Di Pusat Pengembangan Bahasa (P3b) Uin
Suska Riau”. Kutubkhanah, 19(2), 112-132.
Triyono, A. (2020, 1 Desember). Pengertian tes, fungsi, klasifikasi & ciri tes yang baik
menurut para ahli. Haidunia [Online]. Tersedia:
https://www.haidunia.com/pengertian-tes-fungsi-klasifikasi-ciri-tes-yang-
baik-menurut-ahli/ [17 Oktober 2021].

Anda mungkin juga menyukai