Anda di halaman 1dari 16

MATERI 5 : PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI JENIS TES DAN NON

TES
Metode Pembelajaran Estimasi Waktu Capaian Pembelajaran
Kuliah Interaktif Berkenalan
Diskusi Pemaparan
100 Menit
Perkuliahan dan kontrak
Question based learning
belajar

A. PENGERTIAN TES
Tes menurut bahasa berasal dari bahasa Latin testum yang berarti alat untuk
mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang digunakan
untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya. Testing adalah saat
pengambilan tes, testee adalah responden yang sedang mengerjakan tes sedangkan
tester adalah subjek evaluasi MATERI 1. Maka, Secara umum tes diartikan sebagai alat
yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur
terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.

Ada berbagai macam pendalapat mengenai Pengertian tes dilihat dari segi istilah,
diantaranya:

a. Menurut Sudjono tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian.
b. Anne Anastasi (1976) dalam bukunya Psychological Testing mengatakan bahwa
tes pada dasarnya merupakan suatu pengukuran yang obyektif dan standart
sehingga dapat dipergunakan secara meluas,serta betul-betul dapat digunakan
untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikhis atau tingkah laku
individu.
c. Crobanch berpendapat bahwa tes merupalan suatu prosedur yang sistematis
untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik seseorang
dengan menggunakan standar numerik atau sistem kategorik.
d. Bruce berpendapat tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya
pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan yang terbatas pada
tingkat tertentu.
e. Norman mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu prosedur evaluasi
yang komperhensif, sistematik dan obyektif.
f. Frederick G Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah prosedur yang
sistematik guna mengukur sampel perilaku seseorang. Sistematik juga memiliki
pengertian obyektif, standart dan syarat-syarat kualitas lainnya.

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk menemukan atau


mengukur sesuatu dalam suatu dengan menggunakan atau menerapkan metode dan
yang telah ditentukan.  Tes juga merupakan suatu alat atau prosedur yang sistematis
dan objektif untuk memperoleh data-data ataupun keterangan-keterangan yang
diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat
MATERI 3.

B. FUNGSI TES
Tes ialah alat evaluasi yang umum yang bertujuan untuk mengukur suatu
keberhasilan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran, sering
sekali skor tes digunakan sebagai satu-satunya indikator dalam menilai penguasaan
konsep, efektivitas metode belajar, guru serta aspek-aspek lainnya didalam penerapan
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes mempunyai dua fungsi yaitu :

1. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi tau tingkat


pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu. Jadi, Tes sebagai alat
pengukur terhadap peserta didik yang berfungsi utnuk mengukur tingkat
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang
penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
3. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui tes
tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang
telah ditentukan, dan seberapa jauh program pengajaran telah dapat dicapai.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi


Pendidikan, fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal:

a. Fungsi untuk kelas.


b. Fungsi untuk bimbingan.
c. Fungsi untuk administrasi.

Fungsi Untuk Fungsi Untuk


Fungsi Untuk Kelas
Bimbingan Administrasi
a. Mengadakan a. Menentukan arah a. Memberi petunjuk
diagnosis terhadap pembicaraan dalam
kesulitan belajar dengan orang tua mengelompokkan
siswa tentang anak-anak siswa.
b. Mengevaluasi celah mereka b. Penempatan siswa
antara bakat dengan b. Membantu siswa baru.
pencapaian dalam c. Membantu siswa
c. Menaikkan tingkat menentukan memiliki kelompok.
prestasi pilihan. d. Menilai kurikulum.
d. Mengelompokan c. Membantu siswa e. Memperluas
siswa dalam kelas mencapai tujuan hubungan
pada waktu metode pendidikan dan masyarakat (public
kelompok jurusan. relation).
e. Merencanakan d. Memberikan f. Menyediakan
kegiatan proses kesempatan informasi untuk
belajar mengajar kepada badan lain di luar
untuk siswa secara pembimbing, guru, sekolah.
perseorangan dan orang tua
dalam memahami
kesulitan anak.

C. CIRI-CIRI TES YANG BAIK

Tes merupakan bagian yang mendasar pada suatu pendidikan dalam proses belajar
dan mengajar. Salah satu bentuk evaluasi yang seringkali digunakan untuk mengetahui
tercapainya hasil belajar telah sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah dengan
memberikan tes. Maka dari itu, untuk mengukur keberhasilan dari suatu proses belajar
dan mengajar adalah dengan melalui sebuah tes. Dapat kita simpulkan bahwa antara
tes dan proses belajar dan mengajar mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat
dipisahkan MATERI 4. Untuk itu maka diperlukan tes yang baik. Ciri-ciri tes yang baik
diantara mencakup Validitas, reilabilitas, objektivitas,praktikabilitas, dan ekonomis.

1. Validitas

Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut
dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-
alat evaluasi. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggiapabila tes
itu tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar
mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja misalnya.

Jadi, Validitas berarti tes itu benar-benar mengukur apa yang hendak
diukur. Contoh: Misalkan tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan
berbicara, maka tes tersebut harus berupa tes lisan, bukan tes tertulis. Secara
garis besar terdapat dua jenis validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
Validitas logika merupakan salah satu jenis validitas yang dianalisis melalui uji
validitas pemahaman logika menurut teori para ahli. Validitas empiris adalah
validitas suatu analisis berdasarkan data empiris. Data empiris adalah data empiris
berupa skor/nilai yang nantinya akan dikorelasikan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Sebuah tes
dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan,
keajegan,atau konsisten. Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(ranking) yang sama dalam kelompoknya.

Contoh :

Waktu Tes
Pengetesan Nama Pengetesan Kedua Ranking
Nama Siswa

Annisa 6 7 3a
Dayla 5.5 6.6 4
Sarah 8 9 1
Zahra 5 6 5
Tiara 6 7 3b
Syifa 7 8 2

Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil tes. Walaupun tes tersebut


diberikan beberapa kali kepada siswa yang sama, tetapi hasilnya akan
tetap/konsisten. Konsistensi belum tentu sama, tetapi secara umum jika hasil tes
turun, maka hasil tes semua peserta juga turun, begitu juga sebaliknya. Keadaan
konsekuen ini seperti orang yang berbicara konsekuen, maka pembicaraannya
tidak akan berubah, sehingga dapat dipercaya. Begitupula dengan konsisten dalam
hal tes ini. Tes yang reliable (tetap/konsisten), maka tes tersebut dapat dipercaya
sebagai alat ukur.

Ada beberapa cara untuk mencari reliabilitas suatu tes, diantaranya:

a. Tekntik Berulang

Teknik ini seperti memberikan tes tersebut kepada sekelompok anak-anak


dalam dua kesempatan yang berlainan. Contohnya, suatu tes diberikan
kepada group. Selang 3 hari atau seminggu tes tersebut diberikan lagi kepaa
group A dengan syarat-syarat tertentu.

b. Teknik Bentuk Paralel

Teknik ini membutuhkan du buah tes yang sejenis (tetapi tidak identik).
Isinya adalah; proses mental yang diukur, tingkat kesukaran jumlah item dan
aspek-aspek lainnya

c. Teknik belah dua

Teknik ini menggunakan dua prosedur yang dapat digunakan, diantaranya


yaitu : Pertama, prosedur ganjil-genap, maksudnya adalah seluruh item yang
bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok dan yang bernomor
genap menjadi kelompok yang lain. Kedua, prosedur secara random, misalnya
dengan jalan lotre atau dengan jalan menggunakan tabel bilangan random.

3. Objektivitas

Objektivitas mengacu kepada ketetapan/ konsistensi pada sistem penyekoran.


Objectivitas menunjukkan tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi
penyekoran/ hasil. Jadi, hasil tes benar-benar menunjukkan kemampuan peserta
tes dengan apa adanya. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi. Yang utama
adalah pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka
obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.

4. Praktikabilitas

Praktikabilitas mengacu kepada kepraktisan dan kemudahan dalam


pengadministrasian. Berarti, menunjukkan bahwa tes mudah dilaksanakan, mudah
diperiksa dan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas. Jadi, tes sifatnya sederhana
dan lengkap. Tes yang prakis adalah tes yang:

1) Mudah dilaksanakannya, dengan kata lain tidak menuntut peralatan yang


banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih
dahulu bagian yang memang dianggap mudah oleh siswa.
2) Mudah memeriksanya, tes yang dilengkapi dengan kunci jawaban maupun
pedoman skoringnya.
3) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan/diawali dengan orang lain.
5. Ekonomis

Ekonomis menunjukkan bahwa tes tidak memerlukan biaya yang mahal,


waktu yang lama dan tenaga yang banyak. Yang penting tes dapat
diselenggarakan dengan baik.

D. TEKNIK PENILAIAN DAN HASIL PROSES BELAJAR

Untuk keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi yang bermacam-macam, seperti


kusioner, tes, skala, format, observasi, dan lain-lain dari sekian banyak alat evaluasi
secara garis besar dikelompokan menjadi dua yaitu alat tes dan non tes. Pembahasan
evaluasi hasil pembelajaran dengan lebih menekankan pada pemberian nilai terhadap
skor hasil tes dan juga secara khusus akan membahan mengenai pengembangan tes
untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes sebagai alat evaluasi.

1. Menentukan Tujuan Tes


Tujuan tes berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran. Gambaran mengenai
apa yang akan diuji atau dijadikan bagian dari tes tidak akan menjadi jelas jika tidak
mengacu kepada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,
merumuskan tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi perumusan tujuan tes.

Teori taksonomi tujuan pendidikan menurut Benjamin S. Bloom membagi


tujuan pembelajaran ke dalam 3 (tiga) ranah. Pertama, ranah kognitif. Kedua,
ranah psikomotorik. Ketiga, ranah afektif. Ranah kognitif berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam mengetahui, mengingat, memahami dan sebagainya.
Ranah afektif berkaitan dengan perhatian dan perasaan siswa. Sedangkan ranah
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan fisik siswa dan kemampuan mereka
dalam melakukan sesuatu.

Teori tujuan pembelajaran menurut Robert Mager membagi tujuan pembelajaran ke


dalam 3 (tiga) komponen MATERI 5.

a. Kata kerja aktif (action verb). Menurut Mager, guru tidak perlu memerintahkan
siswa untuk menghapal atau mengingat apa yang dipelajari. Tetapi, membaca
atau menuliskan apa yang dipelajari ke dalam sebuah daftar (list). Dalam konteks
kata kerja aktif ini, demikian menurut Mager, guru memerintahkan siswa untuk
melakukan sesuatu yang dapat diamati dan dengan cara ini dapat diketahui
bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
b. Kriteria. Dalam hal ini, guru menetapkan kriteria atau standar pencapaian tujuan
pembelajaran. Misalnya, siswa harus mampu memenuhi standar minimum
jawaban benar sebesar 70%-80 dari tes yang dilaksanakan untuk mencerminkan
pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Syarat penilaian. Dalam hal ini, guru harus menjelaskan kapan dan bagaimana
siswa harus membuktikan bahwa mereka telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu, guru juga harus menjelaskan ketentuanketentuan yang
ditetapkannya dalam pelaksanaan tes hasil pembelajaran.

2. Membuat Tabel Spesifikasi

Langkah selanjutnya dalam teknik penilaian hasil belajar adalah membuat tabel
spesifikasi. Menurut Bloom, membuat tabel spesifikasi akan memungkinkan guru
untuk melihat unsur-unsur dalam suatu satuan pelajaran dan hubungan antara
unsur-unsur tersebut yang berkembang dalam satuan pelajaran tersebut. Tabel
spesifikasi juga digunakan untuk menjelaskan unsur-unsur, perilaku dan berbagai
hubungan yang dikembangkan dalam materi pembelajaran.

Tabel spesifikasi memuat pokok bahasan materi yang akan diujikan, ruang


lingkup materi pembelajaran berdasarkan taksonomi Bloom dan jumlah soal tes.
Pada saat membuat tabel spesifikasi diperlukan untuk menentukan persentase dan
bobot evaluasi setiap materi pembelajaran yang akan diujikan.
3. Merumuskan Soal Tes Berdasarkan Tabel Spesifikasi

Setelah tabel spesifikasi dibuat, soal tes dapat dirumuskan dengan mengacu
kepada tabel spesifikasi tersebut sesuai dengan materi pembelajaran dan ruang
lingkup ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang berhubungan dengan materi
pembelajaran.

4. Menetapkan standar penilaian


E. Teknik Tes

Dilihat dari segi dan tujuanya tes dibagi menjadi:

a. Tes kecepatan(speed test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal kecepatan berfikir
atau keterampilan baik yang bersifat spontanitas maupun hafalan dan pemahaman
dalam mata pelajaran yang telah di pelajarinya waktu yang disiapkan untuk
melaksanakn tes ini relative lebih singkat dibanding waktu yang lainya sebab yang
lebih di utamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan test itu
sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar

b. Tes kemampuan (power test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan


kemampuanya (dalam bidang tertentu)dengan tidak di batasi secara ketat oleh waktu
yang di sediakan.kemampuan yang di evaluasi bisa berupa kognitif maupun
psikomotorik,soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan
pemecahan masalah dan menunut peserta tes untuk mencurahkan segala
kemampuanya baik analisis,sintetis dan evaluasi.

c. Tes hasil belajar (achievement tes)

Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah di peroleh dalam suatu
kegiatan.

d. Tes objektif bentuk true false (benar atau salah)

Tes ini juga sering di kenal dengan tes objektif bentuk “ya-tidak”

Tes objektif bentuk true false adalah salah satu bentuk tes dimana ada yang benar dan
ada yang salah .

contoh 1- (b)-(s) rasululullah dilahirkan bertepatan pada tahun gajah

2- (b)-(s) rasulullah dijuluki al amiin karena berlaku tidak pernah bohong.

Teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain). tes adalah suatu alat pengumpul
informasi yang bersifat lebih resmi bila dibandingkan alat-alat yang lain karena penuh
dengan batasan-batasan.

F. Pengembangan tes bentuk uraian

Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaanya membutuhkan uraian, baik
uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas.tes bentuk uraian ini khususnya
bentuk uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan
merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur
kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk
pertanyaan yang menuntut :

a) memecahkan masalah
b) menganalisa masalah
c) membandingkan
d) menyatakan hubungan
e) menarik kesimpulan dan sebagainya(sutomo,1995:80)

Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan ,maka tes bentuk uraian ini dapat
dibagi menjadi dua bentuk,yaitu uraian terbatas(restriced respons item) dan uraian
bebas(extended respons item)masing-masing contoh dapat dilihat sebagai berikut:

a. Tes uraian dalam bentuk bebas atau terbuka

Contoh: coba sebutkan manfaat belajar penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari


dan berikan contohnya

b. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas.

Contoh: Bima akan masukan 21 klereng biru kedalam kotak,tiap kotak berisi
klereng merah yang sama banyak nya dan klereng biru yang sama banyak nya pula ,
berapa banyak kotak yang di perlukan ?. berapa klereng merah dan klereng biru
dalam setiap kotak?

Tes uraian sebagaimana dicontohkan di atas memiliki beberapa karakteristik yaitu:

a) tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban


berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang
b) bentuk pertanyaan atau perintah itu menutuk pada tester untuk memberikan
penjelasan ,komentar,peafsiran membandingkan,membedakan dan sebagainya.
c) jumlah soal butir uraian terbatas yaitu berkisar lima sampai sepuluh butir
d) pada umumnya butir-butir soal diawali dengan kata-kata
“uraikan”…..”mengapa”…..”jelaskan”…..
G. Pengembangan tes objektif ,lisan dan tindakan

Tes Objektif

Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaanya yang seragam terhadap
semua murid yang mengikuti sebuah tes .tes objektif juga dikenal dengan istilah tes
jawaban pendek(short answer tes) ,dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari
butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan cara memilih salah satu
(atau lebih) ,diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
masing-masing items dengan jawaban berupa kata-kata atau symbol-simbol tertentu
atau pada tempat-tempat yang di sediakan untuk masing-masing butir yang
bersangkutan .

Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif misalnya: bentuk melengkapi


(completion tes) ,pilihan ganda (multiple chice),menjodohkan (matching) bentuk pilihan
benar salah (true false).

Bentuk tes benar-salah (B – S) adalah pernyataan yang mengandung dua


kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan
pilihannya mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara
seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal. Salah satu fungsi bentuk soal
benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan
antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi
yang ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak
digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan
hubungan yang sederhana. Jika akan digunakan untuk mengukur kemampuan yang
lebih tinggi, paling juga untuk kemampuan menghubungkan antara dua hal yang
homogen. Dalam penyusunan soal bentuk benar-salah tidak hanya menggunakan
kalimat pertanyaan atau pernyataan tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel dan
diagram.

Contoh :

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan


jawaban, benar atau salah. Anda diminta untuk menentukan pilihan dari setiap
pernyataan tersebut, benar atau salah. Jika benar tulislah tanda tambah (+), sebaliknya
jika salah tulislah tanda (O) di depan nomor masing-masing pernyataan itu. Nomor 1
dan 2 adalah contoh bagaimana cara mengerjakan soal-soal selanjutnya

Pengembangan tes lisan

Pengembangan Tes lisan Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari
peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan
dapat berbentuk seperti berikut
1. Seorang guru menilai seorang peserta didik.
2. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik.
3. Sekelompok guru menilai seorang peserta didik.
4. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.

Di dalam tes lisan juga terdapat kekuranganya, Kekurangan tes lisan 1.


memakan waktu yang cukup banyak, apalagi jika jumlah peserta-didiknya banyak 2.
sering muncul unsur subjektifitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada
seorang guru dan seorang peserta didik

Pengembangan tes tindakan

Penilaian dengan tes perbuatan atau tindakan adalah tes yang disampaikan


dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan
perbuatan atau tindakan penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta
didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang
dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format
pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan
angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya
dapat disesuaikan menurut keperluan serta pelaksanaan dapat menggunakan prosedur
pre test atau post test. Tes perbuatan atau tindakan dimaksudkan untuk mengukur
keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan
disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Pada intinya ada dua
unsur yang bisa disajikan bahan penilaian dalam tes perbuatan, yaitu proses dan
produk. Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran
siswa melakukan suatu kegiatan, sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi
kualitas hasil. 

H. Teknik nontes

Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi siswa dalam ranah afektif dan
psikomotorik ,berbeda dengan tekhnik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif.
Ada beberapa macam teknik nontes ,yakni:pengamatan (observation) , wawancara
(interview).kuesioner /angket (questionanare) dan analisis dokumen yang bersifat
unobtrusive.

A. Observasi

Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi ,yaitu
pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit ,obeservasi berarti pengamatan
secara langsung dengan apa yang di teliti ,dalam arti luas observasi meliputi
pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek
yang di teliti(susilo raharjo dan gudnanto,2011).
Menurut susilo surya dan natawidjaja (susilo rhardjodan gudnanto,2011:48-
49).membedakan observasi menjadi:

1) Obser dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan kegiatan observasi
melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observe(yang di amati)
2) Non partisipatif ,evaluator/observer berada diluar garis seolah olah sebagai
penonton belaka.
3) Eksperimental ; observasi yang dilakukan dalam situasi buatan.pada observasi
eksperimental peserta didik dikenal perlakuan (treatmen)atau suatu kondisi
tertentu,maka diperlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang.

Secara umum teknik evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran digolongkan


menjadi 2 macam, yaitu teknik tes dan non-tes. Teknik nontes adalah cara
mengumpulkan kemajuan pembelajaran dengan cara selain tes. Bentuk ‐bentuk teknik
nontes ialah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal, angket, dan skala.
Dalam kegiatan menilai, digunakan sejumlah instrumen/alat penilaian yang disesuaikan
dengan teknik yang dipakai dalam menilai. Instrumen penilaian nontes yakni berbagai
alat yang digunakan dalam pengukuran dengan cara nontes. Instrumen nontes
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar aspek psikomotorik, sikap, atau nilai.
Instrumen yang digunakan dengan teknik nontes yakni lembar pengamatan, checklist
observasi, lembar penilaian diri/teman, dan anekdot.

Menurut Widiyoko dalam Maulia (2013) menyatakan teknik evaluasi non tes biasanya
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama
yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik.
Hal tersebut diperoleh dari hasil pemahaman yang mereka dapatkan selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, instrumen ini berhubungan dengan
penampilan yang dapat diamati, dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang
tidak dapat diamati dengan panca indra. Secara garis besar penggunaan teknik non-tes
bisa diukur dari kompetensi guru dalam hal penilaian atau evaluasi. Melalui instrumen
evaluasi yang tepat tentunya akan didapatkan hasil yang akurat yang membantu guru
untuk mengambil keputusan dalam pertemuan selanjutnya dengan siswa. Hal ini dapat
membantu guru dalam mengikuti perkembangan hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswanya. Dikarenakan informasi tersebut, dijadikan sebagai umpan balik terhadap
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan menjadi tolak ukur bagi guru
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Sehingga, akan
didapatkan hasil yang optimal.

LATIHAN 5

1. Diantara tes dan proses belajar dan mengajar mempunyai hubungan yang erat dan
tidak dapat dipisahkan. Untuk itu maka diperlukan tes yang baik agar terciptanya suatu
tujuan pembelajaran yang baik. Jelaskan seperti apa ciri-ciri tes yang baik untuk
dilakukan dalam suatu pembelajaran!
2. Dari beberapa ciri-ciri tes yang baik, paling tidak ada 2 (dua) ciri yang harus
diperhatikan dan dianggap paling penting, sehingga sering dijadikan kriteria untuk
menentukan reliabilitas suatu tes. Jelaskan menurut pemahaman anda manakah yang
paling penting diantara beberapa ciri-ciri tersebut!
3. Teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari
segi ranah proses berfikirnya cognitif domain, lalu apa yang dimaksud dengan teknik
tes? Jelaskan!
4. Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi siswa dalam ranah afektif dan
psikomotorik ,berbeda dengan tekhnik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif.
Ada beberapa macam teknik nontes ? sebutkan
5. secara umum teknik evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran digolongkan menjadi
2 macam, yaitu teknik tes dan non-tes.? Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik non
tes? Jelaskan!

JAWABAN 5

1. Ciri-ciri tes yang baik diantara mencakup Validitas, reilabilitas,


objektivitas,praktikabilitas, dan ekonomis.
a. Validitas

Validitas berarti tes itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Contoh:
Misalkan tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan berbicara, maka tes
tersebut harus berupa tes lisan, bukan tes tertulis.

b. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil tes. Walaupun tes tersebut


diberikan beberapa kali kepada siswa yang sama, tetapi hasilnya akan
tetap/konsisten. Konsistensi belum tentu sama, tetapi secara umum jika hasil tes
turun, maka hasil tes semua peserta juga turun, begitu juga sebaliknya.

c. Objektivitas

Objektivitas mengacu kepada ketetapan/ konsistensi pada sistem penyekoran.


Objectivitas menunjukkan tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi
penyekoran/ hasil. Jadi, hasil tes benar-benar menunjukkan kemampuan peserta
tes dengan apa adanya.

d. Praktikabilitas

Praktikabilitas mengacu kepada kepraktisan dan kemudahan dalam


pengadministrasian. Berarti, menunjukkan bahwa tes mudah dilaksanakan, mudah
diperiksa dan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas. Jadi, tes sifatnya sederhana
dan lengkap.

e. Ekonomis
Ekonomis menunjukkan bahwa tes tidak memerlukan biaya yang mahal,
waktu yang lama dan tenaga yang banyak. Yang penting tes dapat
diselenggarakan dengan baik.

2. Dari 5 (lima) ciri tes yang baik yang sudah tertera, bahwa paling tidak ada 2 (dua) ciri
yang harus diperhatikan dan dianggap paling penting, sehingga sering dijadikan kriteria
untuk menentukan reliabilitas suatu tes. alat ukur/instrumen baik sebagai alat untuk
keberhasilan proses pengajaran maupun sebagai alat penelitian, terutama dengan data
kuantitatif. Kedua karakteristik ini adalah validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu,
tes/instrumen tersebut harus valid (sahih) dan reliabel (stabil) agar hasilnya dapat
dinyatakan.
3. tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang bersifat lebih resmi bila dibandingkan
alat-alat yang lain karena penuh dengan batasan-batasan. Tes merupakan alat atau
prosedur yang dipergunakan dengan bentuk tugas atau suruhan yang harus
dilaksanakan dan dapat pula berupa pertnyaan-pertanyaan atau soal yang harus
dijawab.
4. (observation) , wawancara (interview).kuesioner /angket (questionanare) dan analisis
dokumen yang bersifat unobtrusive.
5. Teknik nontes adalah cara mengumpulkan kemajuan pembelajaran dengan cara selain
tes. Bentuk‐bentuk teknik nontes ialah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
jurnal, angket, dan skala. Dalam kegiatan menilai, digunakan sejumlah instrumen/alat
penilaian yang disesuaikan dengan teknik yang dipakai dalam menilai. Instrumen
penilaian nontes yakni berbagai alat yang digunakan dalam pengukuran dengan cara
nontes. Instrumen nontes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar aspek
psikomotorik, sikap, atau nilai. Instrumen yang digunakan dengan teknik nontes yakni
lembar pengamatan,

RANGKUMAN 5

Tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa
sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau
tingkah laku tersebut dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan intruksional pembelajaran
atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah diberikan dalam proses
pembelajaran, dan dapat pula menunjukan kedudukan siswa yang bersangkutan dalam
kelompoknya. Fungsi dengan adanya tes adalah sebagai alat evaluasi hasil belajar dimana
untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian
terhadap seperangkat tujuan tertentu. Tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi kriteria diantaranya yaitu memiliki validitas,reliabilitas,objektivitas,praktikabilitas, dan
ekonomis.

Dapat kita simpulkan bahwa antara tes dan proses belajar dan mengajar mempunyai
hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Untuk itu maka diperlukan tes yang baik. Ciri-
ciri tes yang baik diantara mencakup Validitas, reilabilitas, objektivitas,praktikabilitas, dan
ekonomis.

Secara umum teknik evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran digolongkan menjadi
2 macam, yaitu teknik tes dan non-tes. Teknik nontes adalah cara mengumpulkan kemajuan
pembelajaran dengan cara selain tes. Bentuk ‐bentuk teknik nontes ialah observasi, penilaian
diri, penilaian antarteman, jurnal, angket, dan skala. Dalam kegiatan menilai, digunakan
sejumlah instrumen/alat penilaian yang disesuaikan dengan teknik yang dipakai dalam menilai.
Instrumen penilaian nontes yakni berbagai alat yang digunakan dalam pengukuran dengan cara
nontes. Instrumen nontes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar aspek psikomotorik,
sikap, atau nilai. Instrumen yang digunakan dengan teknik nontes yakni lembar pengamatan,
checklist observasi, lembar penilaian diri/teman, dan anekdot.

TES FORMATIF 5

1. Alat atau teknik penilaian yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu oleh guru merupakan…
a. Tes
b. Non tes
c. Wawancara
d. Observasi
e. Pengukuran
2. Seorang guru tidak perlu memerintahkan siswa untuk menghafal atau mengingat apa
yang dipelajari. Tetapi, membaca atau menuliskan apa yang dipelajari ke dalam sebuah
daftar (list). Hal ini merupakan salah satu komponen tujuan pembelajaran yang
dikemukakan oleh Robert Mager yaitu…
a. Syarat penilaian
b. Kriteria
c. Kata kerja akif
d. Objektif
e. Assesmen
3. Yang bukan langkah-langkah tes uraian adalah
a. menentukan tujuan yang akan di ukur
b. menentukan kelas
c. menentukan jenis tes yang akan digunakan
d. mementukan waktu ujian
4. Kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan jawaban dengan
menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir
tinggi adalah salah satu bentuk tes?
a. A.tes uraian
b. B.tes pengembangan
c. C.tes kognitif
d. D. tes secara lisan
5. Setelah kita ketahui ada yang namanya test pengembangan tes objektif,lalu apa yang
dimaksud dengan test objektif….
a. cara mengumpulkan kemajuan pembelajaran dengan cara selain tes. Bentuk‐
bentuk teknik nontes ialah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal,
angket, dan skala.
b. Penilaian dengan tes perbuatan atau tindakan adalah tes yang disampaikan dalam
bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan
atau tindakan penampilan. Penilaian
c. suatu alat pengumpul informasi yang bersifat lebih resmi bila dibandingkan alat-
alat yang lain karena penuh dengan batasan-batasan
d. Bentuk tes benar-salah (B – S) adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk
menentukan pilihannya mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal.

JAWABAN TES FORMATIF 5

1. A
2. C
3. B
4. A
5. D

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes Formatif 6 yang terdapat di bagian modul
ini!

Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi modul 6.

Tingkat Penguasaan : Jumlah Soal Benar X 100%

Jumlah Soal

Arti Tingkat Penguasaan :

90 - 100 Baik Sekali

80 - 89 Baik

70 - 79 Cukup

< 70 Kurang
Keterangan :

 Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan belajar 7. Bagus!

 Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulang materi Kegiatan Belajar 6, terutama
bagian yang belum dikuasai.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai