Anda di halaman 1dari 15

KARAKTER TES YANG BAIK

A. Pengertian Tes
Pendidikan sangat memerlukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dalam
proses Pembelajaran. Evaluasi yang umum digunakan untuk mengetahui Hasil
Belajar dalam bentuk Tes dengan berpedoman Tujuan Pendidikan.
Tes dapat diartikan sebagai sebuah alat atau prosedur yang dapat digunakan
sebagai untuk mengukur sesuatu, dengan aturan yang telah di
tentukan(Arikunto,2012:205). Orang yang dijadikan responden atau peserta
untuk mengerjakan tes adalah testee sedangkan testing adalah waktu tes yang
disesuaikan untuk pengambilan atau pelaksanaan tes1.
Sehingga tes (test) adalah salah satu alat penilaian yang berupa bentuk tulisan
untuk mencatat atau mengamati hasil prestasi siswa yang sesuai dengan terget
penilaian. (Jacobs & Chase, 1992; Alwasilah, 1996). Sedangan menurut definisi
tes adalah pertanyaan atau tugas dari beberapa pertanyaan yang di gunakan untuk
memperoleh suatu informasi tentang masalah pendidikan atau masalah psikologis
tertentu. Pada setiap pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau
ketentuan yang dianggap benar2. Oleh sebeb itu, apabila ada suatu tugas atau
pertanyan yang menuntut harus dijawab atau dikerjakan oleh seseorang. Namun
tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau
pertanyaan tersebut bukan disebut dengan tes.
Tes adalah salah satu upaya untuk mengukur terencana yang digunakan oleh
guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan
prestasi yang dimiliki oleh siswa tersebut. tes sendiri merupakan sekumpulan
bebrapa pertanyaab yang diajukan oleh evaluator yang dilakukan baik secara
tertulis maupun lisan dimana pertanyaan tersebut harus dijawab oleh peserta
tes.jadi, tes adalah sebuah instrumen yang disusun menggunakan langkah yang
sitematis untuk mengambil suatu keputusan dari hasil belajar para peserta guru
yang dilakukan oleh guru3.
1
Nurhasanah Nurhasanah, “Pengembangan Tes Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Mahasiswa Mata
Kuliah Geometri,” Pepatudzu: Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan 14, no. 1 (2018): 62–73.
2
“pengertian_asesmen.pdf,” diakses 12 Desember 2022,
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/ANA_RATNAWULAN/pengertian_asesmen.pdf.
3
Nuryunita Aslamiyah, “Pengembangan Instrumen Evaluasi Bentuk Tes Uraian Berbasis Higher Order Thinking
Skills (HOTS) Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Mts Negeri 1 Pandeglang” (PhD Thesis, UIN SMH BANTEN,
Adapun dalam pengertian diatas, maka para ahli memberikan beberapa
pengertian tentang tes yaitu sebagai berikut:
1. Anne Anastasi (2006) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu
pengukuran yang bersiat objektif dan berstandar terhadap sampel perilaku.
2. Frederick G. Brown (1976) mengatakan bahwa pengertian tes adalah
sebagai bahan prosedur yang sistematik guna mengukur sampel perilaku
seseorang4.
3. Lee J. Cro nbach dalam buku Essentials of psychological Testing (1970)
menyatakan pengertian tes yaitu, “...a systematic procedure for observing
a person”s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or
a catagory system”.
4. Arikunto (2002) menyatakan bahwa tes dapat dikatakan baik jika
mempunyai kriteria yang berupa validitas, reliaabilitas, objektivitas,
praktikabilitas, dan ekonomis dalam penyusunan tes yang baik5.

Dari beberapa pendapat mengenai pemahaman test diatas dapat di ambil


kesimpulan bahwa tes adalah suatu rangkaian cara atau prosedur yang dapat
digunakan untuk mendapatakn informasi yang baik atau fakta mengenai
suatuobjek dalam suatu penilaian,yang nantinya dapat dijadikan penembangan
atau meningkatan suatu pendidikan.

B. Karateristik Tes yang Baik


Menurut pendapat dari Hajaroh (2011:42) berpendapat bahwa keberhasilah
pada suatu kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat dipantau tanpa adanya
evaluasi hasil belajar6. Sedangkan menurut karmel and karmel (1978:406)
berpendapat bahwa sesungguhnya ciri- ciri karakter tes yang baik di bagi menjadi
10 diantaranya adalah :
a. Tes harus releven
b. Ada keseimbangan antara tujuan uang di inginkan dengan jumlah butir tes
yang mewakilinya.

2020).
4
Suharman Suharman, “Tes Sebagai Alat ukur Prestasi Akademik,” At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan
Agama Islam, 2018, 93–115.
5
Ni Made Dian Prabayanti, I. Ketut Sudiana, dan Ni Made Wiratini, “Analisis tes ulangan kenaikan kelas buatan
guru mata pelajaran kimia,” Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 2, no. 1 (2018): 25–31.
6
Imam Suseno, “KOMPARASI KARAKTERISTIK BUTIR TES PILIHAN GANDA DITINJAU DARI TEORI TES KLASIK,”
Faktor : Jurnal Ilmiah Kependidikan 4, no. 1 (4 Mei 2017): 1–8, https://doi.org/10.30998/fjik.v4i1.1588.
c. Efisiensi waktu yang di gunakan dalam melakukan tes, baik dalam
persekoran maupun pengadministrasian sekor tes.
d. Objektivitas dalam memberikan skor dan interprestasinya
e. Khususnya tes yang mengukur materi pembelajaran yang diajarkan di
dalam kelas.
f. Tingakta kesukaran yanf dalam setiap pertanyaan tes
g. Kemampuan setiap satuan penilaian dalam membedakan kelompok siswa
yang memiliki kemampuan tinggi ataupun yang memiliki kemampuan
rendah.
h. Reabilitas
i. Kejujuran dan pemeratan kesempatan
j. Dan kecepatan dalam menyelesaikan tes.
C. Macam – macam kriteria tes yang baik
Dari hasil yang telah disampaikan tes merupakan salah satu hal yang
sangat penting. Dalam mengambil sebuah alat pengambilan keputusan, maka
sangat diperlukan untukmendapatkan hasil sebuah tes yang baik. Sedangkan
menurut ahli sudiyono(2011) dan arikunto (2009) mengatakan bahwa macam-
macam kriteria nilai yang baik ada 5 yaitu validitas, reabilitas, objektivitas,
praktikabilitas dan ekonomis7. Adapun penjelasan mengenai macam- macam
kriteria yag baik yaitu:
1. Validitas
2. Reabilitas
3. Objektivitas
4. Praktikabilitas
5. Ekonomis

1. Validitas
Validitas Merupakan Kesesuaian Instrumen untuk mengukur apa yang
akan diukur. Tes dikatakan Valid jika dapat dilihat dari ketepatan soal

7
Aris Sugianto, “Ciri-Ciri (Karakteristik) Tes yang Baik,” Palangka Raya: Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya, 2016.
dengan tujuan intruksional dan Tujuan pengukuran yang sudah ditetapkan
selain itu juga dapat dilihat dari kemampuan memprediksikan Prestasi
Peserta didik. Pengujian Validasi mengacu pada suatu Instrumen dalam
menjalankan tujuan dan Fungsinya. Instrumen dikatakan Valid jika dapat di
gunakan untuk mengukur yang akan hendak di ukur ( Sugiyono,2008:363)
Macam – Macam Validitas :
1) Validitas Isi
Validitas Isi merupakan Syarat utama dalam menentukan Kualitas tes
bagi Para Gurudalam Proses Pembelajaran di Kelas. Tes dikatakan
memiliki Validasi Isi apabila tujuan-tujuan Pembelajaran melalui Tes
yang mewakilkan dalam suatu materi. Sesuai Yang di kemukakan Oleh
Wiersma (1990: 183), bahwa validitas isi merupakan suatu tes yang di
fungsikan dalam proses pembelajaran di kelas di ketahui dari Analisis
Logis.

Validitas Isi berkenaan dengan kesesuaian dalam menggunakan


Instrumen untuk mengukur isi yang harus diukur. Artinya Instrumen
pengukuran sesuai untuk mengungkap isi yang terkandung dalam suatu
konsep atau Variabel yang akan diukur, Seperti Tes Belajar bagi mata
pembelajaran IPA, Harus mengungkap isi Materi tentang bidang IPA,
Hal ini dilakukan untuk Menyusun tes dengan melalui sumber dari
Kurikulum dengan mengkaji buku sumber materi di bidang Studi yang
Akan diukur. sampel tes hanya dapat diambil dari Sebagian materi saja
karena tidak memungkin diungkap sebuah materi selama satu semester.
Dan Tes harus mencerminkan materi yang terdapat di dalam seluruh
materi sesuai bidang studi atau Mata Pelajaran yang akan diujikan
melalui tes. Untuk menentukan sampel Tes melalui konsep-konsep yang
esensi dari materi dari pokok bahasan yang ada.dan peranan Kisi-kisi
sangat Penting di dalam Sebuah Tes sebagai Perantara untuk memenuhi
Validitas Isi seperti contoh Kisi Kisi di bawah ini

No Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator soal Level Bentu


Kogniti k Soal
f
1 3. 5. Menganalisis Menjelaskan Kalor dan Siswa dapat C2 PG
konsep suhu, perpindahan pengaruhnya menjelaskan
pemuaian, kalor, kalor secara contoh
perpindahan konveksi perpindahan kalor
kalor, dan secara konveksi
penerapannya
dalam kehidupan
Menyelesaikan Kapasitas kalor Dengan C4 PG
sehari-hari
soal-soal dengan menggunakan
termasuk
menggunakan rumus kapasitas
mekanisme
rumus kapasitas kalor ( Q =m.
menjaga
kalor (Q =M. C.∆t ) ,siswa
kesetabilan suhu
C.∆T ) dapat menghitung
tubuh pada
salah satu besaran
manusia dan
jika besaran yang
hewan
lain diketahui

Menyebutkan Sifat konduktor Siswa dapat C1 PG


contoh bahan- bahan menyebutkan
bahan yang bahan-bahan yang
memiliki sifat memiliki sifat
konduktor konduktor.

Validitas Isi ada yang tidak memerlukan Uji coba dan analisis statistika
(bentuk Angka-angka) jika pemakaian tes di beri atau meminta bantuan kepada ahli
Bidang studi untuk menelaah Konsep materi yang akan dijaukan memadai
digunakan sebagai Sempel Tes dan Akibat dari Tes yang tidak terdapat Validitas Isi
antara Lain :

a. Peserta didik tidak dapat menunjukkan Kemampuannya secara sungguh


sungguh
b. Tes yang di berikan tidak Relevan memungkinkan Peserta didik
Mengerjakan dengan Asal-asalan dan salah saat menjawab tes karena isi
nya tidak atau belum diajarkan, menunjukkan skor tidak mengukur
Kemampuan peserta didik terhadap keakuratan terhadap pengukuran pada
materi( wiersma & Jurs, 1990:185)

Berdasarkan Uraian diatas ditarik kesimpulan bahwa Validitas isi melalui


Proses pertimbangan,penilaian dan keputusan untuk dijadikan sebagai tes baik
melalui Uji coba maupun dari Pakar dari bidang Studi berdasarkan kesesuaian
dalam karakteristik yang diujikan relevan dalam Tujuan Pembelajaran.

2) Validitas Bangunan(contruct Validity)


Validitas Bangunan (contruct Validity) mengenai Kemampuan Alat
ukur yang terkandung dalam materi yang akan diukur. Kontesp tersebut
sangat luas mengakibatkan sukar untuk diukur, oleh karena itu
memerlukan Penjabaran agar memudahkan untuk diukur dengan cara
mengembangkan indikator-indikator di setiap konsep. Sehingga sangat
tampak dalam menentukan Cara Pengukuran. Untuk Menentukan
indikator dalam suatu konsep dengan cara :
a. Menggunakan pemahaman berdasarkan teori pengetahuan Ilmiah
b. Menggunakan Pengalaman empiris berdasarkan Kehidupan Nyata

Apabila Hasil tes dan Indikator soal tidak memiliki dampak


positif dengan yang lain, kemungkinan, ukuran itu tidak mempunyai
Validitas Bangunan Pengertian. Maka diperlukan peninjauan
Kembali. Cara lain untuk menetapkan Validitas Bangun alat ukur
dengan Cara menghubungkan alat ukur yang digunakan dengan alat
ukur yang sudah baku(standar), bila Efektif dengan Korelasi yang
tinggi maka Alat ukur memenuhi Validitas.

3) Validitas Ramalan

Validitas merupakan Kriteria Penggunaan Alat ukur untuk menentukan


ciri atau Prilaku yang diinginkan. Seperti Alat ukur memotivasi Peserta
didik, apakah dapat digunakan untuk meramal Prestasi yang akan
dicapai Peserta didik? Artinya ada hubungan Motivasi belajar dengan
Prestasi Belajar pada peserta didik. Validitas ini harus mengandung ciri
Relevensi dan Ketetapan (Reability). Berdasarkan waktu, Validitas
Ramalan dibagi menjadi dua,

a. Validitas Jangka Pendek yaitu daya ramal penggunaan Alat ukur


digunakan dalam waktu yang tidak lama seperti contoh
Penggunaan alat ukur pada semester satu daya ramal hanya
digunakan pada semester satu saja karena tidak relevan dan
Ketetapan Reability jika digunakan pada semester Dua.
b. Validitas Panjang yaitu daya ramal penggunakan alat ukur
digunakan dalam waktu Panjang, validitas ini menekankan pada
korelasi penuh dengan faktor dan persyaratan yang terjadi.
Faktor factor tersebut antara lain konsep dan variable dapat
dipaparkan melalui pengetahuan Ilmiah,dapat dinalar dengan
sehat.dan faktual
Penyusunan Instrumen Penelitian minimal menggunakan dua Validitas
yaitu Validitas Isi dan Validitas Bangun Pengertian mutlak dan bisa
digunakan tanpa memerlukan pengujian secara statistika.
2. Reliabilitas
Reabilitas berasal dari kata Reliability memiliki arti Hasil suatu
pengukuran yang dapat dipercaya.hasil yang dapat dipercaya jika dilakukan
beberapa kali pengukuran terhadapt subjek yang sama diperoleh dengan hasil
relative sama, selama aspek subjek yang akan diukur belum berubah.
Sedangkan menurut para ahli memiliki pengertian dan definisi tentang
Reliabilitas sebagai berikut
Secara umum Reabilitas dapat diartikan sebagai berikut :
1) Mengacu pada hasil dari instrument assesmen
2) Merujuk pada Konsistensi tertentu
3) Diperlukan sebagai syarat validitas Tes dan bersifat statistika
(Linn,1995:82)
Secara teknis, Reabilitas mempunyai acuan untuk memperkirakan
penilaian Reabilitas Menurut Kerling (1995) terdapat 3 acuan, antara lain :
1. Stabilitas, dependabilitas, Prediktabilitas yaitu Pengukuran obyek
yang memiliki kesamaan berulang kali untuk mengukur obyek
menggunakan Instrumen yang sama dengan hasil yang sama
2. Akurasi, yaitu pengukuran instrument yang hendak diukur
3. Berkaitan pada kekeliruan instrumen sebagai alat pengukuran

Menurut Sax (1978:257 ) berpendapat bahwa Metode untuk


memperkirakan penilaian Reabilitas yaitu :
1. Stabilitas, yaitu dengan menghubungkan antara Skor dari hasil Tes
yang dilakukan kurang lebih dua kali dengan tes yang sama
2. Ekuivalen yaitu mengubungkan antara hasil skor dari berbagai
bentuk tes yang sama secara Konkuren
3. Stabilitas dan ekuivalen yaitu mengubungkan antara hasil skor dari
berbagai bentuk Tes yang sama dengan menggunakan waktu yang
berbeda
4. Konsistensi Internal yaitu menghubungkan dengan Butir soal
didalam tes.
Reabilitas adalah hasil tes yang sama yang diperoleh oleh peserta
didik pada situasi yang berbeda atau dari pengukuran satu ke pengukuran
yang lain. Dapat di artikan Reabilitas merupakan kesetabilan hasil
terhadap hasil dua pengukuran yang sama. Dapat diartikan juga sebagai
tingkat kepercayaan dari alat ukur (Depdikbud:1997).
Diharapkan hasil pengukuran akan sama jika diulang melalui
pengukuran. Dengan Tes yang Reliabel, Tes tersebut dapat digunakan
untuk menentukan tinggi rendahnya reabilitas dalam perangkat tes.
Faktor yang mempengaruhi Reabilitas skort es antara lain :
1. Semakin Banyak butir soal maka semakin konsisten suatu
tes tersebut
2. Semakin Lama rentan waktu tes,semakin Konsisten
3. Semakin sempit tingkat kesukaran butir soal,semakin besar
konsisten nya
4. Soal yang saling berhubungan mengurangi konsistensi
5. Semakin objektif memberikan penilaian maka semakin
besar Konsistensi nya
6. Tidak tepat memberikan skor
7. Menjawab soal dengan cara menebak
8. Semakin sama materi yang dijadikan tes, semakin besar
Konsisten
9. Pengalaman Peserta didik
10. Salah menafsirkan butir soal
11. Mengerjakan soal dengan terburu-buru
12. Kesiapan mental peserta tes
13. Gangguan dalam pelaksanaan tes
14. Jarak antara tes satu dengan tes yang lain
15. Mencontek saat mengerjakan Tes
16. Posisi duduk saat tes
17. Kondisi fisik dan mental peserta didik

Untuk mengetahui koefisien reabilitas Tes soal bentuk pilihan ganda


dengan menggunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) seperti

Keterangan: 
Ri   =Reliabilitas Instrument
K   = Banyaknya Butir Pertanyaan Atau Banyaknya Soal
Pi  = Proporsi Subjek Yang Menjawab Betul Pada Suatu Butir (Proporsi Subjek
Yang Mendapat Skor 1)

3. Obyektivitas

Objektvitas merupakan tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhi.


berlawanan dengan subjektivitas yang memiliki arti memiliki unsur pribadi
yang mempengaruhi, suatu tes dapat dinyatakan memiliki objektivitas apabila
dalam melakukan tes tidak ada factor subjektif yang mempengaruhinya.
Terutama pada system skor. Kaitan nya dengan reliabilitas maka objektif
menetapkan pada system skoring sedangkan realibilitas menekan kan pada hasil
tes.
4. Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan praktibilitas apabila tes tersebut praktis dan mudah
dilakukan menejemen pengukuran tes tersebut.

5. Ekonomis

Ekonomis adalah dalam pelaksanaan tes berlangsung tidak membutuhkan


biaya yang mahal,tenaga yang dibutuhkan banyak dan waktu yang lama

Berdasarkan pendapat beberapa Ahli diatas terdapat dua unsur yang sangat
penting dalam melakukan tes yang baik adalah aspek validitas dan aspek
Reliabilitas. Oleh karena dalam melakukan harus menganalisis aspek besar tersebut
terlebih dahulu ( Puslitbang Sisjian 1999:16)

D. Bentuk Bentuk Tes


Tes merupakan kumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan di tanggapi
atau tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes ( Teste) bertujuan untuk mengukur
aspek tertentu dari Peserta Tes (Teste). Tes yang dilakukan untuk mengukur Prestasi
belajar peserta tes dalam aspek Pengetahuan maupun Ketrampilan. Hendaknya yang
diukur adalah tingkat kemampuan peserta Tes dalam memahami dan menguasai
Materia atau pelajaran yang telah di sampaikan oleh Pengajar,
Menurut Puslitbang Sisijian, 1999 :15) Tes dapat dibagi menjadi dua Jenis:
1. Tes Kemampuan (Power Test)
2. Tes Kecepatan (Speed Test )
Menurut suharmin Berdasarkan bentuk, Tes dibagi menjadi 2 yaitu
1. Tes Subjektif
2. Tes Objektif

Tes Subjektif seperti Essai maupun Uraian yang menuntut Peserta Tes dapat
menghubungkan Tes dengan Pemahaman materi yang dimilikinya dalam menjawab
a. Tes.kelebihan tes Subjektif antara lain :

a ) mendorong Peserta Tes untuk mengemukakan Pendapat dan merangkai


dalam sebuah kalimat dengan bahasanya dan caranya sendiri
b) dapat Mengetahui pemahaman Peserta Tes dalam Materi yang diajarkan oleh
pengajar melalui Tes tersebut

c) Peserta didik tidak dapat menerka-nerka dalam menjawab Tes

b. Kekurangan Tes Subjektif antara lain :

a) Kadar aspek Validitas dan realibilitas rendah karena Sukar karena tidak baku
dalam Menentukan Skoring

b) menentukan Skoring banyak dipengaruhi oleh unsur Subjektif

c) Pemeriksaan dan menentukan Skor sulit sebab dibutuhkan Pertimbangan


yang lama

d) Membutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi Jawaban tes Tersebut

tes Objektif merupakan Tes yang dilakukan secara Objektif dan tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam memeriksa jawaban dan menentukan
Skoring, Memiliki macam bentuk seperti Pilihan ganda,Benar salah, menjodohkan
dan lain sebagainya. Kelebihan dan kekurangan Tes ini sebagai Berikut (Suharsimi
Arkunto):

a. Kelebihan Tes Objektif

a) Lebih mudah memeriksa jawaban peserta Tes

b) Pemeriksaan dapat diserahkan kepada orang lain karena terdapat Rubrik

c) tidak tedapat unsur subjektif dalam pemeriksaan jawaban

d) mudah dalam memberikan skoring

b. Kelemahan Tes Objektif

a) Pembuatan nya membutuhukan waktu yang lama

b) soal cenderung untuk mengetahui daya Ingat dan Pemahaman peserta Tes
dan dapat di kerjakan asal-asalan

c) Kecurangan dalam mengerjakan soal lebih terbuka

Pada Umumnya pada pelaksanaan penilaian tes melalui Tes Lisan,


Tulisan, dan Tindakan atau pun perbuatan.
E. Langkah- Langka Penyusunan Soal

Dalam membuat Tes,dilakukan beberapa Tahapan, Tahapan tahapan tersebut


antara lain :

1. Merujuk pada Silabus dan SAP

Pada umumnya setiap sekolah atau Lembaga Pendidikan memiliki


silabus dan SAP sebagai pedoman setiap Mata Pelajaran. Di dalam Silabus
berisikan pokok-pokok pembahasan selama satu semester. Digunakan sebagai
pembuatan kisi-kisi soal untuk mewakili materi selama satu semester untuk
mecapai tujuan Pembelajaran

2. Menyusun Kisi-kisi soal

Penyususnan Kisi-kisi Langkah awal penyusunan Tes soal. Adanya kisi-


kisi soal untuk mendapatkan hasil tes yang relatf sama. Kisi-kisi tes merupakan
format untuk memuat butir soal yang digunakan dalam penyusunan soal untuk
memuat sebagian/semua materi pelajaran. Untuk menentukan Kisi-kisi yang baik
harus memenuhi keriteria antara lain :

1). Dapat menggambarkan dan mewakili isi kurikulum

2). Kisi-kisi harus jelas,rinci dan mudah difahami

3). Setiap indicator dapat dituliskan butir soal

3. Menyusun Soal

Penyusunan Soal dapat dilakukan dalam Bentuk Tes objektif maupun


Tes Subjektif . pada pembuatan tes objektif dalam bentuk Tes pilihan ganda.
Untuk menentukan kesukaran atau mudah nya sebuah soal tidak semuanya di
tentukan oleh materi soal akan tetapi dipengaruhi oleh Teknik penyusunan. Pada
pedoman umum penulisan butir soal pilihan ganda sebagai berikut :

a. Butir soal sesuai dengan indikator

b. Soal dan pilihan jawaban dirumuskan secara jelas, singkat


c. soal tidak memberikan petunjuk menuju jawaban yang benar

d. soal dan jawaban tidak mengandung hal yang negative

e. Kunci jawaban menunjukkan kebenaran yang mutlak

f. pilihan jawaban bersifat homogen dan logis

4. Pelaksanaan Uji Coba Tes

Untuk memperoleh tes yang baik maka sangat diperlukan uji coba
terlebih dahulu agar hasilnya dapat dianalisa sehingga memenuhi syarat-syarat tes
yang baik. Peserta uji coba memiliki status yang sama dengan peserta yang lain.

5. Membuat Skor

Setelah pengujian soal maka diperlukan pembuatas skor masing masing


peserta uji coba, maka dibuatkan lah Rubrik Penilaian karena merupakan alat
penilaian pengukuran yang cocok dengan Tes subjetif. Digunakan untuk
menentukan skor hasil tes peserta uji coba.

F. Langkah-Langkah Menganalisis Tes

1. Menghitung Validitas tes (butir soal (r butir) )

Untuk menganalisis item soal diperlukan validitas dengan cara sebagai


berikut :

a. Mengukurutkan total dari skor tertinggi ke terendah

b. setiap butir soal untuk menghitung nilai validitas dengan menggunakan


c. Harga/nilai koefisien korelasi (r) dikonfirmasikan dengan tabel kritik
product moment pada taraf singnifikansi 5% ( = 0,05) dan dk n-1. Kreteria
nilai koefisien korelasi tersebut dikategorikan sebagai berikut:

 0,8≤ r ≤ 1 sangat tinggi


 0,6 ≤ r ≤0,79 tinggi
 0,4 ≤ r ≤ 0,59 cukup
 0,2 ≤ r ≤0,39 rendah
 0,0 ≤ r ≤ 0,19 rendah sekali.

Jika hasil perhitungan validitas butir soal diperoleh r-hitung lebih besar
dengan r-tabel signifikan 5% (a = 0,05) dan dk n-1 soal tersebut valid.

2. Menghitung Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan dan meningkatkan


kemampuan peserta Tes. Umumnya dinyatakan dalam bentuk Indeks. Indeks
kesukaran umumnya memiliki proposri kisaran 0,00 – 1,00. Semakin besar
indeks kesukaran maka semakin mudah soal tersebut. TK(tingkat kesukaran)
= 0,00 memiliki arti tidak ada peserta Tes menjawab soal dengan benar. Bila
memiiliki TK=1,00 artinya Peserta tes menjawab dengan benar. Untuk
menentukan kualitas soal yang baik,dan mengetahui soal yang mudah,sedang
dan sukar. Tedapat rumus untuk Tes objektif

Jumlah PesertaTes menjawab Benar


Tinkat Kesukaran (TK) = Jumlah peserta Tes

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dalam bentuk urain


digunakan rumus :

Jumlah Skor PesertaTes soal


Rata-rata: Jumlah Pesertates mengikuti Tes

Rata−rata
Tingkat Kesukaran : Skor Makismum yang ditetapkan

Tingkat kesukaran suatu soal di klasifikasikan sebagai berikut :

1). Inndeks Kesukaran 0,00-0,30 digolongkan soal Sukar


2). Indeks Kesukaran 0,31-0,70 digolongkan soal sedang

3). Indeks Kesukaran 0,71-1,00 digolongkan soal mudah

Berdasarkan Hasil perhitungan Indeks Kesukaran,kemungkinan tidak


semua soal dapat memenuhi kriteria pengujian.

3. Menghitung Daya Pembeda

Daya Pembeda

Anda mungkin juga menyukai