Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Elektrodekolorisasi

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Praktikum IPA Terpadu

Dosen Pengampu : Dody Rahayu Prasetyo, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok : 4

Nama Anggota Kelompok :

1. Safira Nurul Faizah (2010710036)


2. Laili Nurussofa (2010710041)
3. Wafirotul Chusna (2010710047)
4. Lia Mar’atush Sholihah (2010710055)
5. Moh Abdul Ghoni (2010710056)

Kelas : B5PAR

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2022
ELEKTRODEKOLORISASI DENGAN ELEKTRODE SENG DAN KARBON UNTUK
PENGOLAHAN LIMBAH ZAT WARNA PAKAIAN

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

No KOMPETENSI INTI

KI 3 Memahami,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual,konseptual, prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,budaya,dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,dan  peradaban terkait
penyebabfenom  peradaban terkait penyebab fenomena dan era yang terjadi, serta
menerapkan pengetahuan  prosedural padabidang kajiany  prosedural padabidang
kajianyang spesifik ang spesifik sesuai denganbakat dan sesuai denganbakat dan
minatnyauntuk minatnyauntuk memecahkan masalah

KI 4 Mengolah,menalar,menyaji,dan menciptadalamranah konkret dan ranah abstrak


terkait abstrak terkait dengan pengembangan dengan pengembangan dari yang
dipelajarinyadi sekolah secara mandiri sertabertindak secara efektifdan
kreatif,danmampu menggunakan metodasesuai kaidah keilmuan

No Kompetensi Dasar
3.5 menerapkan hukum/aturan dalam
1 Menjelaskan konsep Sel perhitungan terkait sel elektrokimia elektrodekolorisasi
2 Menyebutkan komponen- komponen dalam sel elektrodekolorisasi
3 Menentukan elektroda positif dan negatif dalam sel elektrodekolorisasi
4 Menjelaskan reaksi yang terjadi dalam elektroda elektrodekolorisasi
4.5  Memecahkan masalah terkait dengan 1 Menggambarkan skema perhitungan sel
komponen yang ada dalam Elektrodekolorisasi
A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui proses elektrodekolorisasi limbah zat warna yang paling cepat.
B. Landasan Teori
Peningkatan populasi manusia di dunia yang disertai dengan pertumbuhan
industri menyebabkan tuntunan perlindungan lingkungan menjadi pembicaraan utama
dan penting dalam proses perkembangan industri. Limbah cair merupakan masalah
utama dalam lingkungan karena karakteristik fisika dan pembuangan air limbah ke
lingkungan perairan dapat mengakibatkan masalah pencemaran lingkungan.
Industri tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari
proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri tekstil juga
mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan. Setelah
proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan
pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna yang digunakan. Limbah
air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah terhadap lingkungan.
Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa
organik non-biodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
terutama lingkungan perairan.
Selama ini banyak metode yang digunakan untuk degradasi zat warna telah
dikembangkan, yaitu dengan cara fotokatalisis dengan TiO2 . Sedangkan metode lain
yang di pakai Secara biologi yaitu dengan koagulasi, adsorpsi dengan karbon aktif .
Namun, masing-masing metode penggunaannya terbatas dan kurang menguntungkan.
Sebagai contoh, penggunaan reaksi fotokatalisis membutuhkan biaya yang cukup
besar karena harga TiO2 cukup mahal, selain itu diperlukan perlakukan lebih lanjut
terhadap TiO2 setelah proses dekolorisasi zat warna selesai. Suatu metode degradasi
zat warna yang lebih efektif, efisien dan murah perlu dikembangkan, yaitu metode
elektrodekolorisasi.

C. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
 Alat elektrodekolorisasi : - Aquades
- Elektode Zn (seng) - Limbah zat warna
- Grafit/Carbon (bekas) ( Methilen blue, Methilen Red,
 Ph meter Remazol,Rhodamin B )
 Stopwatch - NaCl
 Sumber tegangan & kuat arus - HCl
 Wadah atau bejana - Na2SO4
 Kabel

D. Cara Kerja

Cara Kerja Gambar


1. Rangkai alat
elektrodekolorisasi
seperti alat elektrolisis

Gambar 1 Rangkaian Alat dekolorisasi

2. Siapkan limbah zat


warna pakaian seperti
(Methilen blue, Methilen
Red, Remazol,Rhodamin
B)
Gambar 2 menyiapkan Bahan
limbah Warna
3. Amati limbah sebelum
di elektrodekolorisasi
4. Masukkan alat
elektrodekolorisasi
berupa seng dan grafit
kedalamnya

Gambar 3 memasukkan Bahan limbah kedalam wadah yang berisi


seng dan grafit untuk dilakukan elektrodekolorisasi

5. Amati perubahan
warna yang terjadi dan
catat waktu yang
diperlukan untuk
mendegradasi limbah
dengan menggunakan
Gambar 4
stopwatch
Limbah cair dilakukan untuk mendegradasi warna dan
menggunakan stopwatch untuk menghitung waktu
6. Untuk limbah dengan
Ph 2 maka tambahkan
sedikit asam hingga
memiliki Ph 2, Setelah
limbah zat warna
Gambar 5
menunjukkan pH 2,
Menggunakan Kertas Lakmus sebagai
maka langkah penanda Asam

selanjutnya dilakukan Gambar 6

elektrodekolorisasi Perubahan warna Setelah


melakukan elektrodekolorisasi
dengan elektrode
karbon dan seng pada
tegangan 8 volt dan
kuat arus 2 A selama .
setelah itu amati
perubahan warna yang
terjadi, catat waktu
yang diperlukan, serta
amati keadaan yang
terjadi
7. Untuk limbah
selanjutnnya
tambahakan garam
dapur (NaCl) ke dalam
limbah zat warna
sebagai zat elektrolit.
Penambahan garam
sebanyak 10 gram
pada 250 mL limbah Gambar 6

zat warna. Sampel masukkan garam dapur(NaCL


lalu ditambahkan cairan limbah
limbah zat warna
kemudian
dielektrodekolorisasi
pada voltase 8 volt dan
kuat arus 2 A.
Lakukan pengamatan
yang sama seperti Gambar 8

limbah normal dan Gambar 7 Hasil limbah setelah dilakukan


elektrodekolorisasi
penambahan asam Setelah melakukan
Elektrodekolorisasi

E. Hasil Praktikum

Hasil pengamatan
Sebelum
Perlakuan Sesudah pengamatan
pengamatan
Warna warna Waktu Gelembung
Limbah normal Pink Keunguan Bening 27 Menit Gelembung
Kehijauan + Residu
Limbah + asam Pink Ke unguan Pink Muda 20 menit Gelembung
(pH 2) HCL Banyak
Limbah + NaCl Pink Keunguan Pink Keputihan 12 ment Gelembung
sangat
banyak dan
berbusa

Pembahasan
Cairan Limbah berasal dari warna Pakaian yang Luntur pada saat Mencuci, Warna
luntur Pada Pakaian digunakan sebagai bahan Karena Warna nya yang begitu mencolok yaitu
Pink Keunguan dengan Kadar PH 7,18 dengan elektrode karbon dan seng pada tegangan 8
volt dan kuat arus 2 A setelah dilakukan Percobaan Pertama Elektrodekolorisasi. Warna nya
berubah Menjadi Bening Kehijauan dan terdapat gelembung disertai Residu pada Saat dan
setelah percobaan selama 27 menit.

Percobaan Ke - dua Menggunakan cairan Limbah Yang dicampur dengan HCL. lalu
di Masukkan ke dalam wadah yang terdapat elektrode karbon dan seng pada tegangan 8 volt
dan kuat arus 2 A. setalah dilakukan Percobaan tersebut. Terdapat Perbedaan Warna yang
semula Berwarna Pink Ke unguan menjadi Pink Muda disertai Gelembung pada saat dan
Setelah Percobaan Selama 20 Menit Kadar Ph Semula 7,18 (cairan Limbah), ph campuran
HCL yaitu 2 dan setelah dilakukan percobaan Kadar Ph menjadi 4,9

Percobaan Ke – Tiga Menggunakan Cairan Limbah zat warna 250 mL + NaCL


sebanyak 10 gram. di masukkan ke dalam wadah yang terdapat elektrode karbon dan seng
pada tegangan 8 volt dan kuat arus 2 A. setalah dilakukan Percobaan tersebut. Terdapat
Perbedaan Warna yang semula Berwarna Pink Ke unguan menjadi Pink keputihan disertai
Gelembung pada saat dan Setelah Percobaan Selama 12 Menit Kadar Ph Semula 7,18 (cairan
Limbah),setelah dilakukan percobaan Kadar Ph menjadi 6,8

F. Konsep IPA elektrodekolorisasi

a. Konsep Kimia

Elektrodekolorisasi hamper sama dengan Elektrolisis. Metode


elektrolisis merupakan metode yang sukses dalam mengolah beberapa limbah
zat warna. Elektrodekolorisasi memiliki keunggulan dibandingkan dengan
metode lain karena selain tidak menghasilkan limbah sampingan berupa
lumpur, juga tidak diperlukan penambahan bahan kimia mahal, prosesnya
berlangsung lebih cepat dapat diterapkan pada suhu kamar, menggunakan alat
dan bahan yang ekonomis1.
Proses elektrodekolorisasi dipengaruhi beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap besarnya efisiensi ketika mendegradasi zat warna antara lain konsentrasi
elektrolit, beda potensial, jarak antar kedua elektroda dan waktu elektrodekolorisasi.
Pada penelitian ini akan dipilih elektroda grafit (C) dari baterai bekas sebagai katoda
dan PbO2 sebagai anoda. Bahan grafit (C) memiliki kekuatan dan ketahanan fisik
yang baik
Contoh Percobaan dengan menggunakan Garam

Elektrodekolorisasi Limbah Zat warna + NaCl dengan elektroda C. Elektrolit


NaCl berupa lelehan, maka reduksi kation yang ada, dan karena elektroda
inert(elektroda dari bahan pengantar listrik yang tidak terlibat dalam reaksi) maka
oksidasi anion yang tidak beroksigen (Cl-).

Reaksi ionisasi lelehan

NaCl: NaCl (l) → Na+ (l) + Cl- (l)

Reaksi :

di Katoda (-) : Na+ (l) + e → Na (s) (2x)

Anoda (+) : 2Cl- (l) →Cl2(g) + 2e (g) (1x)

Katoda (-) : 2Na+ (l) +2e→ 2Na (s)

Anoda (+) : 2Cl- (l) →Cl2(g) + 2e (g)

------------------------------------------------ +

Redoks :2Na+ (l) + 2Cl- (l) → 2Na (s)+ Cl2(g)

Elektrodekolorisasi larutan NaCl dengan elektroda C

Karena kation terlarut dalam air adalah dari golongan IA, maka terjadi persaingan
antara ion Na+ (aq) dan molekul air dalam mengalami reduksi. Air akan tereduksi karena
mempunyai potensial reduksi lebih besar dari pada Na+.

Reaksi ionisasi larutan NaCl:


1
Jamal Adi Prasetiyo dan Futya Milatina, “OPTIMASI VOLTASE DAN WAKTU PADA ELEKTRODEKOLORISASI ZAT
WARNA INDIGOSOL GOLDEN YELLOW IRK DENGAN ELEKTRODA PbO2 DAN GRAFIT (C)” 01, no. 01 (2017): 9.
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

Reaksi

di Katoda (-) : 2H2O (l) + 2e → H2 (g) + 2OH- (aq)

Anoda (+) : 2Cl- (aq) →Cl2(g) + 2e (g)

--------------------------------------------------------------------- + (dijumlah)

Redoks : 2H2O (l) + 2Cl- (aq) → H2 (g)+ Cl2(g) + 2OH- (aq)

Dari reaksi di katoda didapatkan hasil berupa gas hidrogen dan bersifat basa, sedangkan dari
anoda didapatkan hasil gas klorin.
Elektrodekolorisasi ditambahkan garam dapur (NaCl) ke dalam limbah zat
warna sebagai zat elektrolit. Penambahan garam sebanyak 10 gram pada 250 mL
limbah zat warna. Setelah penambahan garam, diukur nilai pH limbah zat warna
tersebut menunjukkan nilai pH 6,825. setelah elektrodekolorisasi terjadi
perubahan yang cukup signifikan2

b. Konsep Fisika
Elektrodekolorisasi Tidak Lepas dengan Hukum Faraday. Karena Elektrodekolorisasi
berawal/turunan dari Elektrolisis3.
Aspek kuantitatif dari sel elektrolisis meliputi massa zat hasil, volume gas hasil,
jumlah mol elekron, kuat arus, waktu elektrolisis. Dalam hal ini hukum Faraday
dinyatakan dalam 2 hukum, yaitu hukum Faraday I dan hukum Faraday II.
1. Hukum Faraday I
Hukum ini menyatakan bahwa massa zat yang diendapkan atau dilarutkan
sebanding dengan muatan yang dilewatkan dalam sel dan massa ekivalen zat
tersebut

Hukum Faraday I dinyatakan dalam rumusan :


𝑊=𝑒×𝑖×𝑡/𝐹

Keterangan
W = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = massa ekuivalen
i = kuat arus (ampere)
2
“it,+12.+indra+formated.pdf,” t.t.
3
“Modul Kimia Kelas XII KD 3.6.,” t.t., 30.
t = waktu (secon).
F = tetapan Faraday = 96.500 Coulomb/mol

𝑄=𝑖×𝑡
Hukum Faraday dapat ditulis ulang sebagai berikut

𝑊/𝑒 = 𝑖 × 𝑡 / 𝐹
Dari rumusan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

𝑊 / 𝑒 =jumlah mol elektron

𝑖 ×𝑡 / 𝐹 = jumlah Faraday

Dalam konsep stoikiometri reaksi dapat juga diartikan bahwa:

Jumlah Faraday = jumlah mol electron

Massa ekivalen (e) adalah massa zat yang secara stoikiometri setara dengan 1
mol elektron. Massa ekivalen dinyatakan dalam rumus :
𝑒 = 𝐴𝑟 / 𝑛
Dimana
e = massa ekivalen
Ar = Massa atom relative
n = jumlah elektron yang diterima atau dilepas.
Sehingga hukum Faraday dapat ditulis sebagai berikut:
𝑊 = 𝐴𝑟 𝑛 𝑥 𝑖 × 𝑡 / F

2. Hukum Faraday II
Hukum Faraday II menyatakan bahwa “Massa zat yang dihasilkan pada suatu
elektroda selama elektrolisis (W) berbanding lurus dengan massa ekivalen (e) zat
tersebut.”
Oleh karena itu, jika beberapa sel elektrolisis disusun secara seri atau arus listrik
sama (jumlah muatan listrik yang sama juga), maka perbandingan massa zat-zat
yang dihasilkan akan sama dengan perbandingan massa ekivalennya masing -
masing.
𝑊1 / 𝑊2 = 𝑒1 / 𝑒2
c. Konsep Biologi
Pencemaran limbah terutama bersumber dari limbah cair berupa zat warna
yang dihasilkan dari sisa bahan pewarna, proses pencucian dan pembilasan kain
batik. Warna merupakan indikator pencemaran air. Pembuangan air limbah berwarna
tidak hanya merusak estetika badan air penerima tapi juga meracuni biota air.
Disamping itu, kepekatan warna dapat menghalangi tembusnya sinar matahari
sehingga akan menghambat proses fotosintesis di air. Akibatnya, oksigen yang
dibutuhkan untuk kehidupan biota air akan berkurang (Nasution, 2009). 4

Menurut Dae-Hee, dkk, (1999), limbah zat warna yang dihasilkan dari
industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biogradable, yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan. Senyawa zat
warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami dekomposisi secara alami
oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini berlangsung relatif lamat, karena
intensitas cahaya UV yang sampai ke permukaan bumi relatif rendah sehingga
akumulasi zat warna ke dasar perairan atau tanah lebih cepat daripada
fotodegradasinya.
Apabila membuang limbah cair langsung tanpa diolah dahulu, maka aliran
limbah tersebut akan melalui perairan di sekitar pemukiman dan mutu lingkungan
tempat tinggal penduduk menjadi turun melampaui ambang batas yang
diperbolehkan, maka gejala yang paling mudah diketahui dalah matinya organisme
perairan (Alkdasi, 2004)

Dengan banyaknya zat warna karena pencemar yang ada di dalam air limbah,
akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air. Hal ini
mengakibatkan matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air, juga dapat menimbulkan
kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air, sehingga prosesupaya pemurnian Air
Terhambat. oleh karena itu metode Elektro dekolorisasi digunakan dalam mengolah
beberapa limbah zat warna. Elektrodekolorisasi memiliki keunggulan
dibandingkan dengan metode lain karena selain tidak menghasilkan limbah

4
“Pencemaran Limbah Batik Warna,” t.t.
sampingan berupa lumpur, juga tidak diperlukan penambahan bahan kimia
mahal, prosesnya berlangsung lebih cepat dapat diterapkan pada suhu kamar,
menggunakan alat dan bahan yang ekonomis5.

G. Intergrasi Keislaman
Islam memberi perhatian pada kelestarian lingkungan. Dalam surat Ar-Rum ayat 41-
42, Allah berfirman:

ۡ ۡ ۡ
َ‫ض الَّ ِذ ۡى َع ِملُ ۡوا لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ِجع ُۡون‬ ِ َّ‫ظَهَ َر الفَ َسا ُد فِى البَ ِّر َوالبَ ۡح ِر بِ َما َك َسبَ ۡت اَ ۡي ِدى الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذ ۡيقَهُمۡ بَ ۡع‬
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
َ‫ض فَا ْنظُر ُۡوا َك ۡيفَ َكانَ عَاقِبَةُ الَّ ِذ ۡينَ ِم ۡن قَ ۡب ُل‌ؕ َكانَ اَ ۡكثَ ُرهُمۡ ُّم ۡش ِر ِك ۡين‬ ‫اۡل‬
ِ ‫قُ ۡل ِس ۡير ُۡوا فِى ا َ ۡر‬
"Katakanlah (Muhammad), "Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan
orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)."

Selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakan sebagai


khalifah dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk
memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah
menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-
Nya, khususnya manusia. Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa
menjaga lingkungan. entang memelihara dan melestarikan lingkungan hidup,
banyak upaya yang bisa dilakukan, misalnya rehabilitasi SDA berupa hutan,
tanah dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program
penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan
Begitu pula pada limbah warna yang digunakan untuk percobaan ini bertujuan
untuk memudarkan warna limbah tersebut, selain itu juga dapat mengurangi zat
berbahaya yang ada di dalam larutan tersebut sehingga tidak mencemari
lingkungan.

5
Prasetiyo dan Milatina, “OPTIMASI VOLTASE DAN WAKTU PADA ELEKTRODEKOLORISASI ZAT WARNA
INDIGOSOL GOLDEN YELLOW IRK DENGAN ELEKTRODA PbO2 DAN GRAFIT (C).”
Kesimpulan
Cairan Limbah berasal dari warna Pakaian Pink Keunguan dengan Kadar
PH 7,18 Warna nya berubah Menjadi Bening Kehijauan dan terdapat gelembung
disertai Residu pada Saat dan setelah percobaan selama 27 menit.

Percobaan Ke - dua Menggunakan cairan Limbah Yang dicampur


dengan HCL. Terdapat Perbedaan Warna yang semula Berwarna Pink Ke unguan
menjadi Pink Muda disertai Gelembung pada saat dan Setelah Percobaan Selama
20 Menit Kadar Ph Semula 7,18 (cairan Limbah), ph campuran HCL yaitu 2 dan
setelah dilakukan percobaan Kadar Ph menjadi 4,9

Percobaan Ke – Tiga Menggunakan Cairan Limbah zat warna 250 mL +


NaCL sebanyak 10 gram.Terdapat Perbedaan Warna yang semula Berwarna Pink
Ke unguan menjadi Pink keputihan disertai Gelembung pada saat dan Setelah
Percobaan Selama 12 Menit Kadar Ph Semula 7,18 (cairan Limbah),setelah
dilakukan percobaan Kadar Ph menjadi 6,8
References
Bachtiar, I., & Widodo, D. S. (2015). Elektrodekolorisasi Limbah Cair Pabrik Tekstil di Wilayah
Semarang dengan Elektroda PbO2/Pb. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 85-90.
Gustanti, I. I. (2016). APLIKASI ALAT ELEKTRODEKOLORISASI DENGAN ELEKTRODE SENG DAN
KARBON BEKAS UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH ZAT WARNA HASIL PRAKTIKUM DAN
PENELITIAN (STUDI KASUS DI LABORATORIUM TERPADU UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA) . INTEGRATED LAB JOURNAL ISSN 2339-0905 Vol. 04, No. 02, 241-250.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.6.,” t.t., 30.
Prasetiyo, Jamal Adi, dan Futya Milatina. “OPTIMASI VOLTASE DAN WAKTU PADA
ELEKTRODEKOLORISASI ZAT WARNA INDIGOSOL GOLDEN YELLOW IRK DENGAN ELEKTRODA
PbO2 DAN GRAFIT (C)” 01, no. 01 (2017): 9.“it,+12.+indra+formated.pdf,” t.t.
“Modul Kimia Kelas XII KD 3.6.,” t.t., 30.
“Pencemaran Limbah Batik Warna,” t.t.
Prasetiyo, Jamal Adi, dan Futya Milatina. “OPTIMASI VOLTASE DAN WAKTU PADA
ELEKTRODEKOLORISASI ZAT WARNA INDIGOSOL GOLDEN YELLOW IRK
DENGAN ELEKTRODA PbO2 DAN GRAFIT (C)” 01, no. 01 (2017): 9.

Anda mungkin juga menyukai