SEL ELEKTROLISIS
Disusun oleh:
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. 3
BAB I…………………………………………………………………………………………….. 4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………… 4
Latar Belakang…………………………………………………………………………… 4
Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. 4
Tujuan……………………………………………………………………………………. 4
Manfaat…………………………………………………………………………………... 5
Variabel…………………………………………………………………………………... 5
BAB II…………………………………………………………………………………………… 6
METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………………… 6
2.1 Alat dan Bahan………………………………………………………………………. 6
2.2 Langkah Kerja……………………………………………………………………….. 6
BAB III…………………………………………………………………………………………... 8
HASIL DAN
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………... 8
3.1 Hasil Pengamatan……………………………………………………………………. 8
3.2 Pembahasan………………………………………………………………………….. 8
3.3 Pertanyaan dan Jawaban…………………………………………………………….. 9
BAB IV…………………………………………………………………………………………. 10
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………………... 10
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 10
4.2 Saran………………………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 11
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………… 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi
kimia dan aliran listrik. Aliran listrik merupakan aliran sesuatu yang bermuatan seperti
elektron. Reaksi kimia manakah yang berhubungan dengan adanya aliran elektron? Reaksi
yang berhubungan dengan aliran elektron adalah reaksi yang melibatkan pelepasan dan
penerimaan elektron atau yang kita kenal dengan reaksi oksidasi dan reduksi atau reaksi
redoks (Mulyani dan Hendrawan, 2014).
Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk membuat reaksi redoks.
Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa dengan melewatkan
arus listrik melaluinya. Selama elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia.
Dalam sel muatan, reaksi redoks berlangsung secara spontan dan energi kimia yang
menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Sedangkan elektrolisis adalah reaksi
kebalikan dimana potensial sel bernilai negatif atau dapat dikatakan dalam keadaan normal
tidak terjadi reaksi dan reaksi terjadi apabila diinduksi oleh energi listrik dari luar.
Banyak zat yang dapat dihasilkan oleh reaksi elektrolisis. Ini karena ada banyak zat yang
tidak ada secara bebas di alam, tetapi sebagai senyawa. Contoh zat yang dihasilkan dari
elektrolisis adalah logam alkali, aluminium, unsur halogen, NaOH, H2O2. Selain itu,
elektrolisis juga dapat digunakan untuk elektroplating, suatu upaya untuk melindungi logam
dari karat dan meningkatkan daya tariknya. Hasilnya, logam berlapis lebih tahan lama,
terlihat lebih menarik, dan harganya lebih mahal.
Dengan banyaknya hal-hal menarik didalam sel elektrolisis ini, maka kami
memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Rasa ingin tahu yang ada melatarbelakangi kami dalam
melakukan praktikum sel elektrolisis ini.
4
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat kita dapat setelah melakukan penelitian ini adalah dapat mengetahui
pH larutan sebelum dan sesudah elektrolisis serta dapat mengamati perubahan warna yg terjadi
sebelum dan sesudah elektrolisis.
1.5 Variabel
1. Variabel kontrol : Tabung U;
2. Variabel bebas : Larutan Na2SO4, Larutan KI, Larutan Fenolftalein, Larutan
Amilum, Indikator universal ;
3. Variabel terikat : pH dan warna larutan.
5
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung U
2. Statif dan klem
3. Gelas beaker
4. Power supply
5. Kabel
6. Pipet tetes
7. Tabung reaksi
8. Rak tabung rekasi
9. Elektrode C
Bahan :
1. Larutan KI
2. Larutan Na2SO4
3. Indikator Fenolftalein
4. Indikator amilum
5. Kertas pH meter
6. Kertas lakmus merah
7. Kertas lakmus biru
6
2. Masukkan 50 mL larutan Na 2SO4 0,5 M , ke dalam beker gelas kemudian tambahkan
10 tetes indikator universal. Kemudian masukkan larutan ndica dalam tabung U. ukur pH
larutan sebelum dielektrolisis.
3. Elektrolisislah larutan itu sampai terlihat suatu perubahan pada sekitar kedua electrode.
Catat pengamatan anda sedetail mungkin setelah elektrolisis selesai ukur lagi pH larutan
dengan indikator pH stick.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Bagian 1
3.2 Pembahasan
Bagian 1
- Warna larutan sebelum dielektrolisis : oranye
- Sesudah dielektrolisis :
Anode
a) Perubahan pada ruang katode : biru kehijauan
Katode
b) Perubahan pada ruang anode : oranye yang lebih pekat
- pH larutan sebelum elektrolisis : 6
- pH larutan setelah elektrolisis : 7
Bagian II
Elektrolisis larutan KI
Anode :
- Perubahan selama elektrolisis : menghasilkan warna oranye
- Perubahan setelah di tambah fenoftalein : berubah menjadi warna oranye yag lebih gelap
(butek)
- Perubahan setelah ditambah amilum : berubah warna menjadi hitam
8
Katode :
Perubahan selama elektrolisis : menghasilkan warna bening
- Perubahan setelah di tambah fenoftalein : berubah menjadi warna magenta
- Perubahan setelah ditambah amilum : berubah warna menjadi merah muda
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami tarik dari praktikum yang telah kami lakukan, antara lain :
Elektrolisis dapat merubah pH dan warna terhadap suatu larutan dan dapat O2 (
Gelembung ) yang besar dan jumlah yang relatif. Dalam penelitian elektrolisis larutan
dapat diamati beberapa tanda terjadinya elektrolisis. Timbulnya gas dapat diamati melalui
adanya gelembung udara dan ciri khas warna gas tersebut.
4.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, saran yang dapat kita aplikasikan antara lain :
1. Sebaiknya, gunakan jas lab saat melakukan penelitian ini untuk mengurangi resiko
terkena cairan kimia yang dapat bersifat korosif.
2. Sebaiknya, menggunakan sarung tangan latex saat melakukan praktikum.
3. Sebaiknya, mencuci jembatan garam setiap mengganti senyawa agar tidak terjadi reaksi
antar senyawa akibat residu yang tertinggal di jembatan garam.
10
DAFTAR PUSTAKA
Daryoko, M., Sutoto, Heriyanto, K., dan Suwardiyono. (2009). Optimasi Proses Reaksi
Pembangkitan Ag 2+ pada Sel Elektrolisis Berkapasitas Satu Liter, Seminar Nasional V SDM
Teknologi Nuklir Yogyakarta, 5 November
DOGRA SK,DOGRA S. (2009). Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: UI-Press
Mulyani, S. dan Hendrawan. (2003). Common Texbook (Edisi Revisi) Kimia Fisika II.
Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. diakses pada tanggal 20 September 2022
pukul 18.56 WIB
Pratiwi Purnama, Sari. 2014. PROTOTYPE HIDROGEN FUEL GENERATOR
(Pengaruh Suplay Arus Listrik dengan Elektrolit Natrium Hidroksida Terhadap Produksi Gas
Hidrogen). Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.
11
LAMPIRAN
12