Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

“HUKUM I KIRCHOFF”

Disusun oleh:
1. Audy Angela (XII MIPA 2/02)
2. Bryan Christian Ravelino (XII MIPA 2/05)
3. Tania Charista (XII MIPA 2/26)
4. Karen Nathania Batubara (XII MIPA 2/17)
5. Ivan Armado (XII MIPA 2/12)

SMA XAVERIUS 3 PALEMBANG


TAHUN 2022
I. Judul Praktikum
Judul dari praktikum ini adalah Hukum Kirchoff I, dan praktikum ini
berlangsung di Laboratorium Fisika, pada tanggal 20 Juli 2022 dan 26 Juli 2022

II. Tujuan
 Menemukan konsep hukum Kirchoff I
 Menemukan cara untuk menyusun rangkaian seri dan pararel

III. Landasan Teori


Listrik dinamis ada disekitar kita, dan dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu arus
listrik searah atau arus listrik bolak-balik. Untuk mengetahui besarnya kuat arus
secara langsung dapat menggunakan alat, yakni ampermeter ataupun basic meter.
Dalam pemasangannya ampermeter atau basic meter harus dipasang secara
seri ataupun pararel dengan alat listrik yang akan diukur. Hukum pertama Kirchhoff
hanya dapat digunakan jika pada muatan yang konstan (tidak berubah-ubah).
Anggap ada arus yang masuk ke dalam sebuah lempeng dari kapasitor. Jika ada
permukaan tertutup di sekitar satu (hanya satu dari dua) lempeng tersebut, arus
masuk melalui permukaan tetapi tidak keluar, maka kasus ini melanggar hukum
pertama Kirchhoff. Maka, Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa : “Jumlah arus
yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan
jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”.

IV. Alat dan Bahan


1. Power Suply/Cartu Daya/Baterai : 2 buah/ 3 Volt
2. Hambatan 10 ohm : 2 buah
3. Hambatan 20 ohm : 1 buah
4. Hambatan 30 ohm : 1 buah
5. AVO meter : 1 buah
6. Kabel sambung : 6 buah

V. Prosedur Praktikum
A. Prosedur Hukum Kirchoff I Praktikum Pertama
1. Susunlah alat tersebut seperti pada gambar di bawah ini. Lalu ukurlah kuat arus
pada rangkaian dengan cara meletakan ampermeter pada posisi A.
2. Pindahkan ampermeter ke posisi A1, catat besar I 1.
3. Pindahkan ampermeter ke posisi A2 catatlah besar kuat arus I 2.
4. Pindahkan ampermeter ke posisi A3 , catatlah besar kuat arus I 3.

B. Prosedur Hukum Kirchoff I Praktikum Kedua


Susunan Seri
1. Susunlah alat tersebut seperti pada gambar di bawah ini. Lalu ukurlah kuat arus
pada rangkaian dengan cara meletakan ampermeter pada posisi A.

A
R1= 10 Ω R1= 20 Ω R1= 30 Ω

2. Pindahkan Ampermeter diantara R1 dan R2tentukan nilai kuat arusnya.


3. Pindahkan ampermeter diantara R2dan R3 tentukan nilai kuat arusnya.
4. Untuk mengukur tegangan pada tiap tiap hambatan, susunlah alat seperti pada
gambar berikut ini!

R1= 10 Ω R1= 20 Ω R1= 30 Ω

V
1

5. Pindahkan voltmeter pada R2 catat tegangan pada R2.


6. Pindahkan voltmeter pada R3 catat tegangan pada R3.
7. Sekarang ukur tegangan pada rangkaian dengan cara meletakkan voltmeter
antara ujung R1 dan R3 seperti pada gambar! Dan catat hasilnya.
Susunan Pararel

A1

1. Letakkan ampermeter pada R1 lalu catat angka yang ditunjukkan ampermeter!


2. Pindahkan ampermeter ke posisi R2 dan catat angka yang ditunjukkan ampermeter!
3. Pindahkan ampertmeter ke posisi R3 dan catat angka yang ditunjukkan ampermeter!
4. Pindahkan ampermeter dengan posisi antara sumber dengan ketiga hambatan, catat
angka yang ditunjukkan ampermeter!

VI. Tabel Pengamatan


Berdasarkan dari pengamatan yang telah kami lakukan, kami menemukan beberapa
data sebagai berikut:
A. Tabel Pengamatan Praktikum Hukum Kirchoff I Praktikum Pertama

Letak posisi Hambatan A pada Kuat arus


basicmeter
A 10 ohm 18 A 0,36 A
A1 10 ohm 4A 0,08 A
A2 20 ohm 2A 0,04 A
A3 30 ohm 1,5 A 0,03 A
B. Tabel Pengamatan Praktikum Hukum Kirchoff I Praktikum Kedua

Susunan Seri
Letak posisi Hambatan A pada Kuat arus
basicmeter
A 2 ohm 2A 0,04 A
diantara R1 dan R2 2,5 ohm 2,5 A 0,05 A
diantara R2dan R3 2 ohm 2A 0,04 A
Letak posisi Tegangan V pada Kuat arus
basicmeter
A 21 V 21 V 0,42 V
A1 46 V 46 V 0,92 V
A2 7V 7 V (pada 10 V) 1,4 V
A3 14 V 1,5 V (pada 10 V) 2,8 V

Susunan Pararel
Letak posisi Hambatan A pada Kuat arus
basicmeter
R1 21 ohm 21 A 0,42 A
R2 5 ohm 5A 0,1 A
R3 4 ohm 4A 0,08 A
ujung R1 dan R3 20 ohm 20 A 0,4 A

VII. Tabel Pengolahan Data


Berdasarkan hasil pengamatan, berikut adalah data yang kami dapat:
A. Tabel Pengolahan Data Hukum I Kirchoff Praktikum Pertama
I menuju P I meninggalkan P
I 1 = 0,08 A
I = 0,36 A I 2 = 0,04 A
I 3= 0,03 A
Jumlah kuat arus = 0,36 A Jumlah kuat arus = 0,15 A

B. Tabel Pengolahan Data Hukum I Kirchoff Praktikum Kedua


V total (susunan pararel) V pada tiap hambatan
V 1 = 2,6 V
V = 2,8 V V 2 = 2,5 V
V 3= 2,4 V
Jumlah Tegangan = 2,8 V Rata-rata tegangan = 2,5 V

VIII. Analisa Data


A. Hukum I Kirchoff Praktikum Pertama
1. Dari data pada tabel, bagimana hubungan antara jumlah kuat arus yang menuju
titik P dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan P ?
• Jumlah kuat arus listrik dan kuat arus sama-sama melewati/menuju titik p jadi R
masuk sama seperti data yg didapatkan.
2. Tuliskan kemungkinan sumber kesalahan selama melakukan eksperimen !
a. Kesalahan bersistem, seperti kesalahan berupa kesalahan kalibrasi,
kesalahan dalam mengurutkan hambatan, serta ketiadaan aliran listrik
karena kabel yang kurang dikaitkan.
b. Kesalahan acak, seperti kesalahan akibat fluktuasi tegangan listrik.
c. Kesalahan teknis, seperti kawat hambatan yang putus, listrik padam, serta
ketidakakuratan alat untuk mengukur tegangan.
3. Jika faktor kesalahan kita abaikan kesimpulan apa yang dapat anda ambil
mengenai kuat arus yang menuju titik p dengan meninggalkan titik P ?
• Jika faktor kesalahan diabaikan, kesimpulan yang dapat saya tarik mengenai
kuat arus yang menuju titik p dengan kuat arus yang meninggalkan titik p adalah
bahwa arus yang masuk ke titik sama dengan kuat arus yang meninggalkan titik
Maka, dapat pula disimpulkan bahwa arus yang masuk pada titik percabangan
sama dengan kuat arus yang keluar pada titik percabangan tersebut.

B. Hukum I Kirchoff Praktikum Kedua


1. Bandingkan nilai kuat arus pada I1, I2 dan I3 bagaimana nilainya ?
 I1, I2 dan I3 memiliki nilai yang hampir mendekati. Perbedaan yang terjadi
mungkin disebabkan oleh kesahan teknis. Hasil yang dapat kami simpulkan
adalah bahwa I1=I2=I3.
2. Tuliskan hasil perbandingan nomor 4 dalam bentuk rumus!
 I1 = I2 = I3.
3. Bagaimana hubungan tegangan V dengan V1, V2 dan V3.
 Hubungan antara V1,V2, dan V3 adalah berbanding lurus dengan nilai yang
hampir mirip yang dapat disebabkan oleh kesalahan teknis.
4. Nyatakan hubungan harga tegangan total tersebut dengan harga tegangan tiap
hambatan dalam bentuk rumus!
 Vtotal = I1R1 + I2R2 + I3R3+…
5. Dengan menggunakan konsep pada Pada nomor (5) dan nomor (10) tuliskan
rumus hambatan pengganti susunan seri !
 RT = R1 + R2 + R3 +…
6. Tuliskan hubungan kuat arus I dengan kuat arus yang melewati setiap hambatan
lalu rumuskan!
 Hubungan kuat arus I dengan kuat arus yang melewati setiap hambatan adalah
V
tegangan dibagi hambatan. Maka, dirumuskan dengan I = .
R
7. Tuliskan hubungan V dengan tegangan setiap hambatan dalam bentuk rumus.
 V = I x R.
8. Dengan menggunakan konsep pada nomor (17) dan (20) tuliskan rumus
hambatan pengganti susunan parallel tersebut!
1 1 1 1
 = + + +…
Rtotal R 1 R 2 R 3
9. Tuliskan kemungkinan sumber kesalahan selama melakukan eksperimen !
a. Kesalahan bersistem, seperti kesalahan berupa kesalahan kalibrasi,
kesalahan dalam mengurutkan hambatan, serta ketiadaan aliran listrik
karena kabel yang kurang dikaitkan.
b. Kesalahan acak, seperti kesalahan akibat fluktuasi tegangan listrik.
c. Kesalahan teknis, seperti kawat hambatan yang putus, listrik padam, serta
ketidakakuratan alat untuk mengukur tegangan.

IX. Simpulan
 Jika faktor kesalahan diabaikan, kesimpulan yang dapat saya tarik mengenai
kuat arus yang menuju titik p dengan kuat arus yang meninggalkan titik p
adalah bahwa arus yang masuk ke titik sama dengan kuat arus yang
meninggalkan titik p. Maka, dapat pula disimpulkan bahwa arus yang masuk
pada titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar pada titik
percabangan tersebut.
 Rangkaian seri memiliki kelebihan yaitu kuat arus listrik (I) yang mengalir
pada tiap bagian sama, lampu menyala lebih terang, lebih sederhana dan
memerlukan sedikit kabel
 Namun rangkaian seri memiliki kelemahan yaitu rangkaian seri bila satu
bagian terputus maka seluruh rangkaian akan terputus dan mati, lebih boros
energi listrik dan baterai cepat habis
 Rangkaian paralel memiliki kelebihan yaitu tegangan (V) yang mengalir pada
tiap bagian sama, bila satu bagian terputus tidak mempengaruhi yang lain dan
lebih hemat listrik
 Namun rangkaian paralel memiliki kelemahan yaitu memerlukan banyak
kabel, lebih rumit dan lampu lebih redup

X. Lampiran Foto
Basic meter yang menghitung tegangan
Rangkaian Pararel

Rangkaian Seri

Anda mungkin juga menyukai