Anda di halaman 1dari 6

Mengukur Arus Searah

I. TUJUAN
Setelah mengerjakan praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Mengenal dan mengoperasikan amperemeter searah dangan benar.
2. Mengkalibrasi dan memilih batas ukur yang tepat

II. DASAR TEORI


Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya
alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut
avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang
besar ditambahan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang
dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka
semakin besar pula simpangannya.

Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik yang
berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah dalam waktu satu detik. Peristiwa
mengalirnya arus listrik disebabkan karena adanya elektron yang bergerak. Arus litrik
juga dapat diartikan sebagai besarnya tegangan dibagi besarnya resistansi.

Simbol dari arus listrik adalah "I", dan terbagi menjadi arus listrik searah (dc) dan arus
listrik bolak balik (ac). Definisi arus listrik arus searah secara sederhana dapat kita
artikan bahwa arus listrik mengalir secara searah (direct) sehingga pada rangkaian ini
ditentukan adanya kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Arus akan mengalir dari
kutub positif ke kutub negatif. Sedangkan pada arus listrik bolak balik, arus akan
mengalir secara bolak-balik karena disebabkan perubahan polaritas tegangan (ac).
Rumus arus listrik yang dihitung dengan muatan listrik (Q) maka,
I=q/t
Keterangan :
I : arus listrik (ampere)
q : besarnya muatan listrik (coulumb)
t : waktu (sekon)

Rumus arus listrik yang dihitung dengan tegangan listrik (V) maka,
I=V/R
Keterangan :
I : kuat arus listrik (ampere)
V : tegangan listrik (volt)
R : resistansi / tahanan listrik (ohm)

Rumus arus listrik yang dihitung dengan daya listrik (P) maka,
P = I kuadrat dikali R
I = Akar dari ( P / R)
Keteragan :
P : daya listrik (watt)

Teori Arus Listrik. Ada beberapa teori yang berhubungan dengan arus listrik yaitu
seperti teori hukum ohm dan hukum kirchoff. Pada hukum ohm arus listrik diartikan
bahwa besarnya arus yang mengalir adalah hasil bagi antara beda potensial dengan
tahanan. Sedangkan pada hukum kirchoff menjelaskan tentang arus listrik yang
memasuki suatu titik percabangan. Semua teori adalah benar dan sudah terbukti secara
meyakinkan. Jika anda kurang percaya dengan teori yang sudah baku, maka anda bisa
melakukan praktek untuk melakukan beberpaa pengujian dan pengukuran. Caranya
buatlah beberapa variasi rangkaian listrik, dan lakukan pengukuran pada setiap variasi,
setelah itu cocokkan hasil pengukuran dengan perhitungan secara teori.
Sumber Arus Listrik. Secara umum kita mengenal beberapa sumber yang mampu
menghasilkan arus lisrik yaitu seperti : generator listrik, batere kering dan accumulato.
Untuk batere dan accu hanya bisa menyediakan arus listrik searah (dc). Untuk yang
pembangkit generator itu contohnya listrik PLN. Generator dikopel dengan turbin pada
sistem pembangkit. Sistem pembangit bisa dengan air (PLTA), uap (PLTU), gas
(PLTG), surya (PLTS), nuklir (PLTN dan lain sebagainya.
III. ALAT DAN BAHAN
 1 ampremeter
 4 resistor
 1 buah power supply
 kabel hub
 Alat tulis

IV. LANGKAH KERJA


1. Buat rangkaian seperti gambar.
2. Kalibrasi Amperemeter terlebih dahulu.
3. Ukur arus pada I1 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 5V.
4. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
5. Ukur arus pada I1 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 5V.
6. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
7. Ukur arus pada I1 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 10V.
8. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
9. Ukur arus pada I1 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 10V.
10. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
11. Ukur arus pada I1 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 15V.
12. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
13. Ukur arus pada I1 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 15V.
14. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
15. Kalibrasi Amperemeter terlebih dahulu.
16. Ukur arus pada I2 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 5V.
17. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
18. Ukur arus pada I2 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 5V.
19. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
20. Ukur arus pada I2 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 10V.
21. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
22. Ukur arus pada I2 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 10V.
23. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
24. Ukur arus pada I2 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 15V.
25. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
26. Ukur arus pada I2 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 15V.
27. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
28. Kalibrasi Amperemeter terlebih dahulu.
29. Ukur arus pada I3 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 5V.
30. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
31. Ukur arus pada I3 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 5V.
32. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
33. Ukur arus pada I3 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 10V.
34. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
35. Ukur arus pada I3 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 10V.
36. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
37. Ukur arus pada I3 pada Batas Ukur 25mA dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 15V.
38. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
39. Ukur arus pada I3 pada Batas Ukur 0,25A dengan diberikan tegangan sumber
sebesar 15V.
40. Amati posisi jarum dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
Gambar Rangkaian Seri
Keterangan :
A1 R1 A3
R1= 470 Ω
R2 R2=100 Ω

A2

Gambar Rangkaian Paralel

A1 A3 Keterangan :
R2 R1 = …Ω
R2
A2 R2 =…Ω

V. HASIL PERCOBAAN
A. Rangkaian Seri
Batas Ukur
Arus
Vs(V) BU=30 mA BU=0.3 A
(mA)
T P PJ T P PJ
I1
5 I2
I3
I1
10 I2
I3
I1
15
I2
I3

B. Rangkaian Paralel
Vs(V) Arus Batas Ukur
(mA) BU=30 mA BU=0.3 A
T P PJ T P PJ
I1
5 I2
I3
I1
10 I2
I3
I1
15
I2
I3

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

VIII. DAFTAR PUSTAKA

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai