Anda di halaman 1dari 59

PENGUKURAN DASAR LISTRIK

1. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan praktikum, yaitu :
1. Menentukan hambatan suatu resistor dengan metode
a. Mengukur langsung dengan multimeter
b. Menggunakan rumus
2. Membuktikan hukum ohm secara kuantitatif
3. Memahami sifat-sifat hubungan resistor yang dirangkaikan secara seri,
paralel, dan seri paralel

2. DASAR TEORI
Secara umum suatu rangkaian listrik terdiri dari bagian yang aktif
yaitu bagian yang memberikan daya yang kita sebut sumber, dan bagian
yang pasif yaitu bagian yang menerima daya yang kita sebut beban.
sumber dan beban terhubung oleh penyalur daya yang kita sebut saluran.
Sumber biasanya dinyatakan dengan daya, atau tegangan, atau arus yang
mampu ia berikan. Beban biasa dinyatakan dengan daya atau arus yang
diserap atau diperlukan, dan sering pula dinyatakan oleh nilai elemen.
Hukum-hukum rangkaian merupakan dasar untuk melakukan
analisis. Ada dua hukum yang akan kita pelajari yaitu Hukum Ohm dan
Hukum Kirchhoff. Hukum Ohm memberikan relasi linier antara arus dan
tegangan resistor. Hukum Kirchhoff mencakup Hukum Arus Kirchhoff
(HAK) dan Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK). HAK menegaskan bahwa
jumlah arus yang menuju suatu pencabangan rangkaian sama dengan
jumlah arus yang meninggalkan pencabangan; hal ini dibuktikan oleh
kenyataan bahwa tidak pernah ada penumpukan muatan di suatu
pencabangan rangkaian. HTK menyatakan bahwa jumlah tegangan di
suatu rangkaian tertutup sama dengan nol, dan hal ini sesuai dengan
prinsip konservasi energi. (Sudirman, 2012: 4-6)

1. Hukum Ohm
George Simon Ohm 𝐼 = ∆𝑄 ∆𝑡 4 (1787-1854) menentukan dengan
eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya yang dinyatakan
sebagai berikut.

I~V
Perbandingan di atas menunjukkan bahwa semakin besar tegangan
listrik maka arus yang mengalir akan semakin besar. Akan tetapi
besarnya arus listrik tidak hanya tergantung pada tegangan tetapi ada
besaran lain yang mempengaruhi yaitu hambatan (R) yang diberikan
kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan kawat maka
akan semakin kecil arus yang mengalir untuk suatu tegangan V. Oleh
karena itu arus berbanding terbalik dengan hanbatan. Sehingga
didapatkan rumusan.

V
I=
R

Dimana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah


beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus listrik.
Hubungan ini sering dituliskan.

V = lR

Yang biasanya disebut Hukum Ohm.

2. Rangkaian Listrik
a. Rangkaian Seri dan Paralel
1) Rangkaian Resistor Seri
Ketika sebuah atau lebih jika dihubungkan dari ujung ke
ujung dikatakan dihubungkan secara seri seperti terlihat pada
gambar 2.7. Pada rangkaian seri jika sejumlah muatan Q keluar
dari hambatan 𝑅1 , muatan Qjuga pasti akan masuk ke resistor
𝑅2 . Jadi uatan dengan jumlah yang sama melewati kedua
resistor pada selang waktu tertentu. Maka dapat dituliskan “
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor,
arusnya sama besar pada kedua resistor karena jumlah muatan
yang melewati 𝑅1 pasti juga melewati 𝑅2 dalam selang waktu
yang sama”.
Hambatan total pada rangkaian seri dapat dirumuskan :

𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯

Beda potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri akan


bercabang diantara resistor-resistor yang ada. Rumusan beda
potensial untuk resistor seri adalah
∆𝑉 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑅3 + ⋯

2) Rangkaian Resistor Paralel


percabangan adalah suatu titik dalam sebuah rangkaian
dimana arus dapat terpecah. Perpecahan ini dapat menghasilkan
arus pada masingmasing resistor yang lebih kecil dari pada arus
yang keluar dari baterai. Oleh karena jumlah muatan kekal,
maka arus I yang masuk titik a harus sama dengan total arus
yang keluar. Maka dapat dituliskan :

= 𝐼1
Gambar𝐼 1. + 𝐼2
Rangakaian Seri

Dimana 𝐼1 adalah arus dalam 𝑅1 , dan 𝐼2 adalah arus dalam


𝑅2.
Ketika dua resistor dihubungkan secara langsung pada kutub
baterai, maka “Ketika resistor-resistor dihubungkan secara
paralel, beda potensial pada resistor adalah sama”.
Maka hambatan total pada rangkaian paralel adalah

1 1 1
= + +…
Rtotal R 1 R 2

Gambar 2. Rangkaian Paralel


3. Penerapan Hukum Ohm dan Hukum I Kirchoff
Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda
potensial listrik. Sebuah sumber tegangan memiliki energi yang dapat
digunakan untuk mengalirkan arus listrik disebut GGL, E. Sumber
tegangan pada umumnya memiliki hambatan yang disebut hambatan
dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik selalu berlaku hukum
Ohm dan hukum I Kirchhoff.

Gambar 3. Rangkaian Sederhana


3. Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Android/Hp
3. Virtual app : hhtps://phet.colorado.edu/sims/html/circuit-construction-
kit-dc/latest/circuit-construction-kit-dc_en.html.

4. Prosedur Percobaan
Hukum Ohm
1. Buka aplikasi PhET dan pastikan perangkat anda dapat mengakses
aplikasi PhET sesuai alamat URL yang diberikan
2. Buatlah suatu rangkaian elektronika sederhana sesuai petunjuk asisten
3. Terlebih dahulu tentukan besar nilai resistor dengan menekan tombol
kiri pada mouse tepat pada resistor untuk memperlihatkan perintah
atau alat bantu untuk mengubah besarnya nilai resistor yang
digunakan.
4. Anda dapat menggunakan beberapa komponen, seperti menggunakan
kawat resistor, sumber tegangan dan lain sebagainya pada box yang
tersedia
5. Setelah rangkain sempurna terangkai dan telah diperiksa asisten bahwa
rangkain tersebut benar, maka lakaukan pengukuran besar nilai arus
dan besar tegangan yang terukur dengan menggunakan alat ukur yang
tersedia pada aplikasi
6. Catat besar nilai arus, tegangan dan resistor yang tercatat pada table
pengamatan
7. Lakukan beberpa kali percobaan dengan mengubah nilai resistor, dan
tegangan hingga diperoleh beberapa data
Rangkaian Seri, Paralel, Seri-Paralel
1. Buka aplikasi PhET dan pastikan perangkat anda dapat mengakses
aplikasi PhET sesuai alamat URL yang diberikan
2. Buatlah suatu rangkaian resistor secara seri dengan menggunakan
beberapa buah resistor sesuai petunjuk asisten
3. Terlebih dahulu tentukan besar nilai resistor dengan menekan
tombol kiri pada mouse tepat pada resistor untuk memperlihatkan
perintah atau alat bantu untuk mengubah besarnya nilai resistor
yang digunakan.
4. Anda dapat menggunakan beberapa komponen, seperti
menggunakan kawat resistor, sumber tegangan dan lain sebagainya
pada box yang tersedia
5. Setelah rangkain sempurna terangkai dan telah diperiksa asisten
bahwa rangkain tersebut benar, maka lakaukan pengukuran besar
nilai arus dan besar tegangan yang terukur dengan menggunakan
alat ukur yang tersedia pada aplikasi
6. Catat besar nilai arus, tegangan dan resistor yang tercatat pada
table pengamatan
7. Lakukan beberapa kali percobaan dengan mengubah nilai resistor,
dan tegangan serta bentuk rangkaian parallel dan seri parallel
sesuai petunjuk asisten, hingga diperoleh beberapa data

5. Tabel Pengamatan
1. Hukum Ohm
Tegangan Baterai = 20 volt

Vpercobaan Vperhitungan Ipercobaan Iperhitungan


No R (Ω)
(V) (V) (A) (A)
1 10 20,00 ± 0,01 20 ± 0,01 2,00 ± 0,01 2 ± 0,01
2 20 20,00 ± 0,01 20 ± 0,01 1,00 ± 0,01 1 ± 0,01
3 30 20,00 ± 0,01 20,1 ± 0,01 0,67 ± 0,01 0,67 ± 0,01
4 40 20,00 ± 0,01 20 ± 0,01 0,50 ± 0,01 0,5 ± 0,01
5 50 20,00 ± 0,01 20 ± 0,01 0,40 ± 0,01 0,4 ± 0,01
bhgyg

2. Rangkaian Seri
Tegangan Baterai = 20 volt

Vpercobaan Vperhitungan Ipercobaan Iperhitungan


No R (Ω)
(V) (V) (A) (A)
R1 = 5 1,33 ± 0,01 1,33 ± 0,01 0,27 ± 0,01 0,267 ± 0,01
R2 = 10 2,67 ± 0,01 2,67 ± 0,01 0,27 ± 0,01 0,267 ± 0,01
1 R3 = 15 4,00 ± 0,01 4,00 ± 0,01 0,27 ± 0,01 0,267 ± 0,01
R4 = 20 5,33 ± 0,01 5,33 ± 0,01 0,27 ± 0,01 0,267 ± 0,01
R5 = 25 6.67 ± 0,01 6,67 ± 0,01 0,27 ± 0,01 0,267 ± 0,01
R1 =
R2 =
2 R3 =
R4 =
R5 =
3 R1 =
R2 =
R3 =
R4 =
R5 =

3. Rangkaian Paralel
Tegangan Baterai = 20 volt

Vpercobaan Vperhitungan Ipercobaan Iperhitungan


No R (Ω)
(V) (V) (A) (A)
R1 =5 8,00 v
R2 =10
1 R3 =15
R4 =20
R5 =25
R1 =8
R2 =16
2 R3 =24
R4 =32
R5 =40
R1 =3
R2 =9
3 R3 =24
R4 =18
R5 =6

4. Rangkaian Gabungan (Seri-Paralel)


Tegangan Baterai = 20 volt

Vpercobaan Vperhitungan Ipercobaan Iperhitungan


No R (Ω)
(V) (V) (A) (A)
R1 = 5 20,00 ± 0,01 219,25 ± 0,01 4,00 ± 0,01 43,85 ± 0,01
R2 = 10 8,00 ± 0,01 438,50 ± 0,01 4,00 ± 0,01 43,85 ± 0,01
1 R3 = 15 12,00 ± 0,01 657,75 ± 0,01 0,80 ± 0,01 43,85 ± 0,01
R4 = 20 8,89 ± 0,01 877 ± 0,01 0,44 ± 0,01 43,85 ± 0,01
R5 = 25 11,11 ± 0,01 1.096,25±0,01 0,44 ± 0,01 43,85 ± 0,01
R1 = 8 20,00 ± 0,01 561,36 ± 0,01 2,50 ± 0,01 70,17 ± 0,01

R2 = 16 8,00 ± 0,01 1.122,72±0,01 0,50 ± 0,01 70,17 ± 0,01


2 R3 = 24 12,00 ± 0,01 1.684,08±0,01 0,50 ± 0,01 70,17 ±0,01

R4 = 32 8,89 ± 0,01 2.245,44±0,01 0,28 ± 0,01 70,17 ± 0,01

R5 = 40 11,11 ± 0,01 2.806,8± 0,01 0,28 ± 0,01 70,17 ± 0,01


R1 = 3 20,00 ± 0,01 5,52 ± 0,01 6,67 ± 0,01 1,84 ± 0,01

R2 = 9 5,45 ± 0,01 16,56 ± 0,01 0,61 ± 0,01 1,84 ±0,01

3 R3 = 24 14,55 ± 0,01 44,16 ± 0,01 0,61 ± 0,01 1,84 ± 0,01

R4 = 18 15,00 ± 0,01 33,12 ± 0,01 0,83 ± 0,01 1,84 ± 0,01

R5 = 6 5,00 ± 0,01 11,04 ± 0,01 0,83 ± 0,01 1,84 ± 0,01


F. Data Perhitungan

1. Hukum Ohm
NST Voltmeter = 0,01 V

Ketidakpastian Voltmater = 0,01 V

NST Ampermeter = 0,01 A

Ketidakpastian Ampermeter = 0,01 A

Data 1

Vbaterai = 20 V
R = 10 Ω
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 2,00 A

Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
R1
20 v
Iperhitungan =
10Ω
Iperhitungan = 2,00 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

2−2
KSR = [| |]
2
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan VPerhitungan
Vperhitungan = Iperhitungan × R
Vperhitungan = 2 A × 10 Ω
Vperhitungan = 20 V
Persentase Kesalahan Relatif VPerhitungan

V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 20−20
20 |]
×100 %

KSR = 0 %

Data 2

Vbaterai = 20 V
R = 20 Ω
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 1,00 A

Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
R1
20 v
Iperhitungan =
20Ω
Iperhitungan = 1,00 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 1−11|]× 100 %


KSR = 0 %

Menentukan VPerhitungan
Vperhitungan = Iperhitungan × R
Vperhitungan = 1 A × 20 Ω
Vperhitungan = 20 V

Persentase Kesalahan Relatif VPerhitungan


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 20−20
20 |]
×100 %

KSR = 0 %

Data 3
Vbaterai = 20 V
R = 30 Ω
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 0,67 A

Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
R1
20 v
Iperhitungan =
30Ω
Iperhitungan = 0,67 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 0,67−0,67
0,67 |]
× 100 %

KSR = 0 %

Menentukan VPerhitungan
Vperhitungan = Iperhitungan × R
Vperhitungan = 0,67 A × 30 Ω
Vperhitungan = 20,1 V

Persentase Kesalahan Relatif VPerhitungan


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 20,1−20
20,1 |]
×100 %

KSR = 0,49 %

Data 4
Vbaterai = 20 V
R = 40 Ω
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 0,50 A

Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
R1
20 v
Iperhitungan =
40 Ω
Iperhitungan = 0,5 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 0,5−0,50
0,5 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan VPerhitungan
Vperhitungan = Iperhitungan × R
Vperhitungan = 0,5 A × 40 Ω
Vperhitungan = 20 V

Persentase Kesalahan Relatif VPerhitungan


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 20−20
20 |]
×100 %

KSR = 0 %

Data 5
Vbaterai = 20 V
R = 50 Ω
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 0,40 A

Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
R1
20 v
Iperhitungan =
50Ω
Iperhitungan = 0,4 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 0,4−0,40
0,4 |]
× 100 %

KSR = 0 %

Menentukan VPerhitungan
Vperhitungan = Iperhitungan × R
Vperhitungan = 0,4 A × 50 Ω
Vperhitungan = 20 V

Persentase Kesalahan Relatif VPerhitungan


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

KSR = |[ 20−20
20 |]
×100 %

KSR = 0 %

1. Rangkaian Seri

Ketidakpastian Voltmater = 0,01 V

Ketidakpastian Ampermeter = 0,01 A

Data 1
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan = 1,33 V
Ipercobaan = 0,27 A

Mencari ΣR
ΣR = R1 + R2 + R3 + R4 + R5
ΣR = 5 + 10 + 15+ 20 + 25
ΣR = 75 Ω

I = I 1 = I2 = I 3 = I4 = I 5
Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
ΣR
20
Iperhitungan =
75
Iperhitungan = 0,267 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan |]× 100 %

0,267−0,27
KSR = [| 0,267
× 100 % |]
KSR = 1,25%

Menentukan V1
V1 = Iperhitungan × R1
V1 = 0,267 A × 5 Ω
V1 = 1,33 V

Persentase Kesalahan Relatif V1


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

1,33−1,33
KSR = [| 1,33 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan V2
V2 = Iperhitungan × R2
V2 = 0,267 A × 10 Ω
V2 = 2,67 V
Persentase Kesalahan Relatif V2
V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

2,67−2,67
KSR = [| 2,67 |]
× 100 %

KSR = 0 %

Menentukan V3
V3 = Iperhitungan × R3
V3 = 0,267 A × 15 Ω
V3 = 4 V

Persentase Kesalahan Relatif V3


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

4−4
KSR = [| |] 4
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan V4
V4 = Iperhitungan × R4
V4 = 0,267 A × 20 Ω
V4 = 5,33 V

Persentase Kesalahan Relatif V4


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

5,33−5,33
KSR = [| 5,33 |]
×100 %

KSR = 0 %
Menentukan V5
V5 = Iperhitungan × R5
V5 = 0,267 A × 25 Ω
V5 = 6,67 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

6,67−6,67
KSR = [| 6,67 |]
× 100 %

KSR = 0 %

Data 2
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan =1,33 V
Ipercobaan = 0,17 A

Mencari ΣR
ΣR = R1 + R2 + R3 + R4 + R5
ΣR = 8 + 16 + 24 + 32 + 40
ΣR = 120 Ω

I = I 1 = I2 = I 3 = I4 = I 5
Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
ΣR
20
Iperhitungan =
120
Iperhitungan = 0,16 A
Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan
I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

0,16−0,17
KSR = [| 0,16 |]
× 100 %

KSR = 0,0625 %

Menentukan V1
V1 = Iperhitungan × R1
V1 = 0,16 A × 8 Ω
V1 = 1,28 V

Persentase Kesalahan Relatif V1


V perhitungan −V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

1,28−1,33
KSR = [| 1,28 |]
×100 %

KSR =0,039 %

Menentukan V2
V2 = Iperhitungan × R2
V2 = 0,16 A × 16 Ω
V2 = 2,56 V

Persentase Kesalahan Relatif V2


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

2,56−2,67
KSR = [| 2,56 |]
× 100 %

KSR = 4,29 %
Menentukan V3
V3 = Iperhitungan × R3
V3 = 0,16 A × 24 Ω
V3 = 3,84 V

Persentase Kesalahan Relatif V3


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

3,84−4,00
KSR = [| 3,84 |]
×100 %

KSR = 0,041 %

Menentukan V4
V4 = Iperhitungan × R4
V4 = 0,16 A × 32 Ω
V4 = 5,12 V

Persentase Kesalahan Relatif V4


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

5,12−5,33
KSR = [| 5,12 |]
× 100 %

KSR = 0,041%

Menentukan V5
V5 = Iperhitungan × R5
V5 = 0,16 A × 40 Ω

V5 = 6,4 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

6,4−6,67
KSR = [| 6,4 |]
× 100 %

KSR = 0,042 %

Data 3
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan =1,00 V
Ipercobaan = 0,33 A

Mencari ΣR
ΣR = R1 + R2 + R3 + R4 + R5
ΣR = 3 + 9 + 24 + 18 + 6
ΣR = 60 Ω

I = I 1 = I2 = I 3 = I4 = I 5
Menentukan IPerhitungan
V baterai
Iperhitungan =
ΣR
20
Iperhitungan =
60
Iperhitungan = 0,33 A

Persentase Kesalahan Relatif IPerhitungan


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

0,33
KSR = [| |]1,00
× 100 %
KSR = 0,33%

Menentukan V1
V1 = Iperhitungan × R1
V1 = 0,33A × 3 Ω
V1 = 0,99 V

Persentase Kesalahan Relatif V1


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

0,99−1.00
KSR = [| o ,99 |]
×100 %

KSR = 0,010 %

Menentukan V2
V2 = Iperhitungan × R2
V2 = 0,33 A × 9 Ω
V2 = 2,97 V

Persentase Kesalahan Relatif V2


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

2,97−3,00
KSR = [| 2,97 |]
×100 %

KSR = 0,010 %

Menentukan V3
V3 = Iperhitungan × R3
V3 = 0,33A × 24 Ω
V3 = 7,92 V
Persentase Kesalahan Relatif V3
V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

7,92−8,00
KSR = [| 7,92 |]
×100 %

KSR = 0,010 %

Menentukan V4
V4 = Iperhitungan × R4
V4 = 0,33 A × 18 Ω
V4 = 5,94 V

Persentase Kesalahan Relatif V4


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

5,94−6,00
KSR = [| 5,94 |]
× 100 %

KSR = 0,010 %

Menentukan V5
V5 = Iperhitungan × R5
V5 = 0,33 A × 6 Ω
V5 = 1,98 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

1,98−2,00
KSR = [| 1,98 |]
×100 %
KSR = 0,010 %

2. Rangkaian Paralel

Ketidakpastian Voltmater = 0,01 V

Ketidakpastian Ampermeter = 0,01 A

Data 1
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 4,44 A

Mencari ΣR
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR R 1 R 2 R 3 R 4 R 5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR 5 10 15 20 25
1 137
=
ΣR 300
ΣR = 0,45 Ω

Menentukan I1
V perhitungan
I1 =
R1
20,00
I1 =
5
I1 = 4.000 A

Persentase Kesalahan Relatif I1


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

4−4
KSR = [| |] 4
×100 %
KSR = 0 %

Menentukan I2
V perhitungan
I2 =
R2
20,00
I2 =
10
I2 = 2.000 A

Persentase Kesalahan Relatif I2


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 2000−200
200 |] ×100 %
KSR = 0 %

Menentukan Arus I3
V perhitungan
I3 =
R3
2000
I3 =
15
I3 = 1,33 A

Persentase Kesalahan Relatif I3


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 1,33−1,33
1,33 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan I4
V perhitungan
I4 =
R4
2000
I4 =
20
I4 = 1.000 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

1000−1000
KSR = [| 1000
×100 % |]
KSR = 0 %

Menentukan I5
V perhitungan
I5 =
R5
2000
I5 =
25
I5 = 0,80 A
Persentase Kesalahan Relatif I5
I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

0,80−0,80
KSR = [| 0,80 |]
×100 %

KSR = 0 %

V = V1 = V2 = V3 = V4 = V5
Menentukan VPerhitungan
V5 = Iperhitungan × R5
V5 = 20,00 A × 25 Ω
V5 = 0,80 V
Persentase Kesalahan Relatif V5
V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

0,80−0,80
KSR = [| 0,80 |]
×100 %

KSR = 0 %

Data 2
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan = 20,00 V
Ipercobaan = 20,17 A

Mencari ΣR
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR R 1 R 2 R 3 R 4 R 5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR 8 16 24 32 40
1 137
=
ΣR 480
ΣR = 0,285 Ω

Menentukan I1
V perhitungan
I1 =
R1
20.000
I1 =
8
I1 = 2,30 A

Persentase Kesalahan Relatif I1


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %
KSR = |[ 2,30−2,50
2,50 |]
×100 %

KSR = 0 %
Menentukan I2
V perhitungan
I2 =
R2
20,00
I2 =
16
I2 = 1,25 A

Persentase Kesalahan Relatif I2


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 1,25−1,25
1,25 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan Arus I3
V perhitungan
I3 =
R3
20000
I3 =
24
I3 = 0,83 A

Persentase Kesalahan Relatif I3


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 0,83−0,83
0,83 |]
×100 %

KSR = 0 %
Menentukan I4
V perhitungan
I4 =
R4
20000
I4 =
32
I4 = 0,62 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

0,62−0,62
KSR = [| 0,62 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan I5
V perhitungan
I5 =
R5
20000
I5 =
40
I5 = 0,50 A
Persentase Kesalahan Relatif I5
I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

0,50−0,50
KSR = [| 0,50 |]
×100 %

KSR = 0 %

V = V1 = V2 = V3 = V4 = V5
Menentukan VPerhitungan
V5 = Iperhitungan × R5
V5 = 20.000A × 40 Ω
V5 = 0,50 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

0,50−0,50
KSR = [| 0,50 |]
×100 %

KSR = 0 %

Data 3
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan = 20,02 V
Ipercobaan = 28,6 A

Mencari ΣR
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR R 1 R 2 R 3 R 4 R 5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR 24 8 3 4 12
1 51
=
ΣR 72
ΣR = 20,02 Ω

Menentukan I1
V perhitungan
I1 =
R1
20,02
I1 =
3
I1 = 6,67 A

Persentase Kesalahan Relatif I1


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

6,67−6,67
KSR = [| 6,67 |]
× 100 %

KSR = 0 %
Menentukan I2
V perhitungan
I2 =
R2
20,02
I2 =
9
I2 = 2,22 A

Persentase Kesalahan Relatif I2


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

22,2−2,22
KSR = [| 2,22 |]
× 100 %

KSR = 0 %

Menentukan Arus I3
V perhitungan
I3 =
R3
20,02
I3 =
24
I3 = 0,83 A

Persentase Kesalahan Relatif I3


I perhit ungan −I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] ×100 %
KSR = |[ 0,83−0,83
0,83 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan I4
V perhitungan
I4 =
R4
20,02
I4 =
18
I4 = 1,11 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 1,11−1,11
1 ' 11 |]
×100 %

KSR = 0 %

Menentukan I5
V perhitungan
I5 =
R5
20,02
I5 =
6
I5 = 3,33 A
Persentase Kesalahan Relatif I5
I perhitungan−I per cobaan
KSR =
[| I perhitungan |] × 100 %

KSR = |[ 3,33−3,33
3,33 |]
×100 %

KSR = 0 %
V = V1 = V2 = V3 = V4 = V5
Menentukan VPerhitungan
V5 = Iperhitungan × R5
V5 = 20,02 A × 6 Ω
V5 = 120,12 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhit ungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |] ×100 %

120,12−3,33
KSR = [| 120,12 |]
× 100 %

KSR = 0,97 %
3. Rangkaian Gabungan (Seri-Paralel)
Ketidakpastian Voltmater = 0,01 V
Ketidakpastian Ampermeter = 0,01 A
Data 1
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan =
V1 = 20 V
V2 = 8,00 V
V3 = 12,00 V
V4 =8,89 V
V5 = 11,11 V

Ipercobaan =
I1 = 4 A
I2 = 4 A
I3 = 0,80 A
I4 = 0,44 A
I5 = 0, 44 A
Mencari ΣR
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR R1 R2 R3 R 4 R5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR 5 10 15 20 25
1 137
=
ΣR 300
ΣR=0 , 456 Ω
Menentukan Irangkaian
V baterai
Irangkaian =
ΣR
20 v
Irangkaian =
0,456 Ω
Irangkaian = 43,85 A

Perhitungan R1
Menentukan V1
V1 = Irangkaian × R1
V1 = 43,85 A × 5 Ω
V1 = 219,25 V

Persentase Kesalahan Relatif V1

V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

219,25 v−20 v
KSR = [| 219,25 v |]
×100 %

KSR = 90,87 %

Menentukan I1
V1
I1 =
R1
219,25
I1 =

I1 = 43,85 A

Persentase Kesalahan Relatif I1


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan |] × 100 %

43,85 A−4 A
KSR = [| 43,85 A
×100 %|]
KSR = 90,87 %

Perhitungan R2
Menentukan V2
V2 = Irangkaian × R2
V2 = 43,85 A × 10 Ω
V2 = 438,5 V

Persentase Kesalahan Relatif V2


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

438,5−4 V
KSR = [| 438,5 |]
×100 %

KSR = 99,08 %

Menentukan I2
V2
I2 =
R2
438,5
I2 =
10 Ω
I2 = 43,85 A

Persentase Kesalahan Relatif I2


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 43,85−4 A
43,85 |]
×100 %

KSR = 90,87 %

Perhitungan R3
Menentukan V3
V3 = Irangkaian × R3
V3 = 43,85 A × 15 Ω
V3 = 657,75 V

Persentase Kesalahan Relatif V3


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 657,75−12 V
657,75 |]
× 100 %

KSR = 98,21 %

Menentukan I3
V3
I3 =
R3
657,75V
I3 =
15 Ω
I3 = 43,85 A

Persentase Kesalahan Relatif I3


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan |]× 100 %

43,85−0,80 A
KSR = [| 43,85 |]
× 100 %

KSR = 98,17 %

Perhitungan R4
Menentukan V4
V4 = Irangkaian × R4
V4 = 43,85 A × 20
V4 = 877 V
Persentase Kesalahan Relatif V4
V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

877 V −8,89
KSR = [| 877 |]
×100 %

KSR = 98,98 %

Menentukan I4
V4
I4 =
R4
877 V
I3 =
20 Ω
I3 = 43,85 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan |]× 100 %

KSR = |[ 43,85−0,44
43,85
A
|] ×100 %
KSR = 98,99 %
Perhitungan V5
Menentukan V5
V5 = Irangkaian × R5
V5 = 43,85 A × 25
V5= 1.096,25 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

1.096,25−11,11
KSR = [| 1.096,25
× 100 % |]
KSR = 98,98 %
Menentukan I5
V5
I5 =
R5
1.096,25
I3 =
25 Ω
I3 = 43,85 A

Persentase Kesalahan Relatif I5


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan |]
× 100 %

43,85−044 A
KSR = [| 43,85 |]
×100 %

KSR = 98,99 %

Data 2
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan =

V1 = 20,00 V
V2 = 8,00 V
V3 = 12,00 V
V4 = 8,89 V
V5 = 11,11 V

Ipercobaan =
I1 = 2,50 A
I2 = 0,50 A
I3 = 0,50 A
I4 = 0,28 A
I5 = 0, 28 A

Mencari ΣR
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR R1 R2 R3 R 4 R5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR 8 16 24 32 24
1 137
=
ΣR 480
ΣR=0 , 285 Ω

Menentukan Irangkaian
V baterai
Irangkaian =
ΣR
20 V
Irangkaian =
0,285
Irangkaian = 70,17 A

Perhitungan R1
Menentukan V1
V1 = Irangkaian × R1
V1 = 70,17 A × 8 Ω
V1 = 561,36 V

Persentase Kesalahan Relatif V1


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 561,36561,36
V −20 v
|] ×100 %
KSR = 96,43 %

Menentukan I1
V1
I1 =
R1
561,36
I1 =

I1 = 70,17 A

Persentase Kesalahan Relatif I1


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

70,17−2,50 A
KSR = [| 70,17 A
×100 %|]
KSR = 96,47 %

Perhitungan R2
Menentukan V2
V2= Irangkaian × R1
V2 = 70,17 A × 16 Ω
V2 = 1.122,72 V
Persentase Kesalahan Relatif V2
V perhitungan−V perco baan
KSR =
[| V perhitungan |]
× 100 %

1.122,72−8 V
KSR = [| 1.122,72 |]
× 100 %

KSR = 99,28 %

Menentukan I2
V2
I2 =
R2
1.122,72
I2 =
16 Ω
I1 = 70,17 A
Persentase Kesalahan Relatif I2
I perhitungan−I percoba an
KSR =
[| I perhitungan |] × 100 %

70,17−0,50 A
KSR = [| 0,50 A
×100 % |]
KSR = 99,28 %

Perhitungan R3
Menentukan V3
V3= Irangkaian × R3
V3 = 70,17 A × 24 Ω
V3 = 1.684,08 V

Persentase Kesalahan Relatif V3


V perhitungan−V p ercobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
× 100 %

1.684,08−12
KSR = [| 1.684,08 |]
× 100 %
KSR = 99,28 %

Menentukan I3
V3
I3 =
R3
1.684,08
I3 =
24 Ω
I3 = 70,17 A

Persentase Kesalahan Relatif I3


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 70,17−0,50 A
70,17 A |]
×100 %

KSR = 99,28 %
Perhitungan R4
Menentukan V4
V4= Irangkaian × R4
V4= 70,17 A × 32 Ω
V4 = 2.245,44 V

Persentase Kesalahan Relatif V4


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 2.245,44−8,89
2.245,44 |]
× 100 %

KSR = 99,60 %

Menentukan I4
V4
I4 =
R4
2.245,44
I4 =
32 Ω
I4 = 70,17 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

70,17−0,28 A
KSR = [| 70,17 A |]
×100 %

KSR = 99,60 %

Perhitungan R5
Menentukan V5
V5= Irangkaian × R5
V5= 70,17 A × 40 Ω
V5 = 2.806,8 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 2.806,8−11,11
2.245,44 |]
× 100 %

KSR = 99,60 %

Menentukan I5
V5
I5 =
R5
2.806,8
I4 =
40 Ω
I4 = 70,17 A
Persentase Kesalahan Relatif I4
I perhitun gan −I percobaan
KSR =
[| I perhitungan |] ×100 %

70,17−0,28 A
KSR = [| 70,17 A
×100 % |]
KSR = 99,60 %

Data 3
Vbaterai = 20 V
Vpercobaan =
V1 = 20 V
V2 = 5,45 V
V3 = 14,55
V4 = 15,00 V
V5 = 5,00 V

Ipercobaan =
I1 = 2,50 A
I2 = 0,50 A
I3 = 0,50 A
I4 = 0,28 A
I5 = 0, 28 A

Mencari ΣR
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR R1 R2 R3 R 4 R5
1 1 1 1 1 1
= + + + +
ΣR 3 9 24 18 6
1 17
=
ΣR 24
ΣR=0 , 7083 Ω

Menentukan Irangkaian
V baterai
Irangkaian =
ΣR
20 V
Irangkaian =
0,7083
Irangkaian = 1,84 A

Perhitungan R1
Menentukan V1
V1 = Irangkaian × R1
V1 = 1,84 A × 3 Ω
V1 = 5,52 V

Persentase Kesalahan Relatif V1


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

5,52 V −20 V
KSR = [| 5,52
×100 % |]
KSR = 26,23 %

Menentukan I1
V1
I1 =
R1
5,52
I1 =

I1 = 1,84 A
Persentase Kesalahan Relatif I1
I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

8,74−6,67 A
KSR = [| 8,74 A |]
× 100 %

KSR = 23,68 %

Perhitungan R2
Menentukan V2
V2= Irangkaian × R2
V2 = 1,84 A × 9 Ω
V2 = 16,56 V

Persentase Kesalahan Relatif V2


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

16,56−5,45
KSR = [| 16,56
×100 %|]
KSR = 67,08 %

Menentukan I2
V2
I2 =
R2
16,56
I2 =

I1 = 1,84 A

Persentase Kesalahan Relatif I2


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %
KSR = |[ 1,84−0,61
1,84 |]
×100 %

KSR = 66,84 %

Perhitungan R3
Menentukan V3
V3= Irangkaian × R3
V3 = 1,84 A × 24 Ω
V3 = 44,16 V

Persentase Kesalahan Relatif V3


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 44,16−14,55
44,16 |] × 100 %
KSR = 67,05 %

Menentukan I3
V3
I3 =
R3
44,16 V
I3 =
24 Ω
I3 = 1,84 A

Persentase Kesalahan Relatif I3


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

1,84−0,61
KSR = [| 1,84 |]
×100 %
KSR = 66,84 %

Perhitungan R4
Menentukan V4
V4= Irangkaian × R4
V4= 1,84 A × 18 Ω
V4 = 33,12 V

Persentase Kesalahan Relatif V4


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 33,12−15,00
33,12 |]× 100 %
KSR = 54,71 %

Menentukan I4
V4
I4 =
R4
33,12
I4 =
18 Ω
I4 = 1,84 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

KSR = |[ 1,84−0,83
1,84 A |]
× 100 %

KSR = 54,89 %

Perhitungan R5
Menentukan V5
V5= Irangkaian × R5
V5= 1,84 A × 6 Ω
V5 = 11,04 V

Persentase Kesalahan Relatif V5


V perhitungan−V percobaan
KSR =
[| V perhitungan |]
×100 %

KSR = |[ 11,0411,04−5,00|]× 100 %


KSR = 54,71 %

Menentukan I5
V5
I5 =
R5
11,04
I4 =

I4 = 1,84 A

Persentase Kesalahan Relatif I4


I perhitungan−I percobaan
KSR =
[| I perhitungan|] × 100 %

1,84−0,83 A
KSR = [| 1,84 A |]
×100 %

KSR = 54,89 %
G. Pembahasan
Pada praktikum Fisika dengan judul Pengukuran dasar listrik sudah
mencapai atau memenuhi tujuan praktikum dan praktikan cara
menentukan hambatan suatu resistor dengan metode mengukur langsung
dengan multimeter dan menggunakan rumus. Kami dapat membuktikan
hukum ohm secara kuantitatif dan dapat memahami sifat-sifat hubungan
resistor yang dirangkaikan secara seri, paralel, dan seri paralel.
Prosedur kerja hukum ohm menggunakan aplikasi virtual phET
dengan cara merangkai terlebih dahulu elektronika sederhana. Setelah itu
tentukan besaran nilai resistor lalu lakukan pengukuran besar nilai arus
dan tegangan menggunakan alat ukur yang ada di virtual phET. Jangan
lupa untuk mencatat hasil pengamatannya pada tabel pengamatan.
Prosedur kerja pada seri, paralel, dan seri-paralel sama saja seperti
prosedur kerja hukum ohm, bedamya hanya berada pada rangkaiannya.
Pengukuran dasar listrik berupa penggunaan alat ukur listrik dasar,
yaitu multimeter baik yang analog maupun digital yang digunakan dalam
mengukur besaran resistansi (R), beda potensial (V) dan arus listrik (I),
pengukuran dasar listrik , bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara
tegangan dan arus listrik dlm suatu rangkaian sederhana ,dan menghitung
besar hambatan sebuah resistor.
Dalam praktikum yang telah dilakukan didapat data perhitungan yang
diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara tegangan dan arus listrik
adalah berbanding terbalik. Jika tegangan di kaitkan dengan kuat arus dan
hambatan maka hubungannya adalah jika tegangan besar kuat arus kecil
maka hambatan sebanding dengan tegangan dan sebaliknya jija kuat arus
besar tegangan kecil maka hambatan semakin kecil. Dari setiap
penggeseran rheostat semakin mendekati maksimal maka hambatannya
semakin besar dan sebaliknya jika rheostat di geser menjauhi maksimal
atau mendekati maksimum maka hambatannya kecil karena arus yang
mengalir dari power supply langsung menuju ke voltmeter tanpa. pada
Hokum Ohm, rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian seri-paralel.
Hukum ohm memiliki NST Volt = 0,01 V dan NST Ampere = 0,01 serta
Ketidakpastian Volt = 0,01 V dan Ketidakpastian Ampere = 0,01 A dan
didapatkan data perhitungan sebesar 0% dan 0,49%.
Rangkaian seri memiliki ketidakpastian Volt = 0,01 V dan ketidakpastian
Ampere = 0,01 A dan didapatkan data perhitungan sebesar 0%, 0,042%
dan 0,010% . Rangkaian paralel memiliki ketidakpastian Volt = 0,01 V
dan ketidakpastian Ampere = 0,01 A dan didapatkan data perhitungan
sebesar 0% dan 0,97%. Rangkaian seri-paralel memiliki ketidakpastian
Volt = 0,01 V dan ketidakpastian Ampere = 0,01 A dan didapatkan data
perhitungan sebesar 98,99%, 99,60%, dan 54,89%.
Penerapan pengukuran dasar listrik dalam kehidupan ada banyak
sekali, contohnya pada penggunaan kwhmeter di rumah kita yang banyak
menggunakan biaya konsumsi rumah kita.
H. Kesimpulan
1. Menentukan hambatan suatu resistor dengan metode
a. Mengukur dengan multimeter langsung memberikan manfaat dan
memberikan gambaran yang jelas mengenai alat ukur multimeter untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
b. Menggunakan rumus hukum ohm, seri, paralel, dan seri-paralel dapat
diketahui nilai NST, ketidakpastian dan nilai perhitungan dari percobaan
2. Membuktikan hukum ohm secara kuantitatif dapat dilakukan dengan
perhitungan dengan menggunakan rumus dari hokum ohm dimana 1 ohm
didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian
yang dilewatikuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt.
3. Memahami sifat-sifat hubungan resistor yang dirangkaikan secara Seri
yaitu arus yang mengalir pada tiap-tiap bagian atau komponen pada
rangkaian kelistrikan tersebut adalah sama besar (Itot = I1= I2 = I3 dst),
tegangaan sumber adalah sama besar dengan penjumlahan tegangan yang
ada pada tiap-tiap bagian atau komponen pada rangkaian kelistrikan
tersebut (Vs = V1 + V2 + V3 dst), dan tahanan total pada rangkaian
tersebut didapatkan dari penjumlahan semua tahanan pada tiap-tiap bagian
atau komponen yang ada pada rangkaian kelistrikan tersebut (Rtot = R1 +
R2 + R3 dst). Parallel yaitu besar arus yang mengalir pada tiab-tiap cabang
pada rangkaian kelistrikan tersebut berbeda, hal ini tergantung dari
besarnya tahanan yang ada pada cabang tersebut. Arus total pada
rangkaian paralel ini didapatkan dari penjumlahan besarnya arus yang
melewati tiap-tiap cabang (Itot = I1 + I2 + I3 dst), tegangan pada tiap-tiap
cabang sama besar dengan tegangan sumber atau tegangan total (Vtot =
V1= V2 = V3 dst) dan tahanan total pada rangkaian tersebut didapatkan
dari jumlah kebalikan dari semua tahanan yang terdapat pada
masingmasing cabang di rangkaian tersebut 1/Rtot = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
dst), dan Seri parallel rangkaian gabungan atau campuran merupakan
rangkaian kelistrikan yang tersusun dari gabungan antara rangkaian seri
dan rangkaian paralel.

Anda mungkin juga menyukai