Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI II

OSCILLOSCOPE

Dosen Pembimbing :

Muhammad Fahmi Hakim ST.MT

Disusun Oleh :

1. Arega Rifqy Vionaldi 03


2. Enrico 06
3. Jelita Salmanda D 09
4. Niken Puspitasari 16
5. Syahrul Aulia R 22
6. Vellyn Rizky M 24

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2019
A. Tujuan Percobaan
1. Melihat bentuk gelombang tegangan
2. Mengukur besar tegangan bolak-balik dan tegangan searah.
3. Mengukur frekuensi.

B. Teori Dasar
Oscilloscope adalah alat ukur listrik yang menunjukkan besaran tegangan
maksimumnya, berbeda dengan lat ukur listrik lainnya (alat ukur analog dan digital)
yang mengukur besaran efektif dan frekuensinya. Untuk melihat bentuk gelombang
tegangan listrik diperlukan oscilloscope satu saluran (chanel), jika diperlukan melihat
2 bentuk gelombang tegangan listrik sekaligus diperlukan oscilloscope 2 chanel.
Wujud osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol
pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.Osiloskop sangat penting
untuk analisa rangkaian elektronik.Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik,
para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop
kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan
oleh sebuah transducer.Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur
getaran/vibrasi pada sebuah mesin.Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan
sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu.Dan banyak sekali teknologi yang
berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
 Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
 Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
 Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
 Membedakan arus AC dengan arus DC

C. Alat dan Bahan Percobaan


No Alat dan Bahan Jumlah
1 Oscilloscope 1 buah
2 Probe 1 buah
3 Trafo 220 V / 7,5 V 1 buah
4 Baterai 9 Volt 1 buah
5 Resistor 280K Ω dan 10K Ω 1 buah
6 Protoboard 1 buah
7 Kabel secukupnya
8 AVO Meter 1 buah
D. Rangkaian Percobaan

7,5 V

Gambar 1.a Gambar 1.b


E. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan percobaan dan memeriksa semua fungsi masing-
masing, serta memastikan dalam keadaan baik.
2. Mengopersika oscilloscope dengan menombol saklar ON, maka akan tampak
garis sinar mendatar pada layar oscilloscope.
3. Apabila garis sinar belum tampak, maka melakukan bebrapa hal sebagai
berikut, memriksa intensitas mungkin terlampau kecil maka diputar agar keluar
sinar atau Y position terlampau ke kanan atau ke kiri sehingga garis sinar
terlampau ke atas atau ke bawah.
4. Sebelum menggunakan oscilloscope untuk mengukur tegangan, dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu degan cara memasang probe pada chanel 1 atau chanel
2. Memastikan besarnya tegangan kalibrasi.
5. Untuk mengukur tegangan DC, membuat rangkaian percobaan 1 (a).
6. Mengukur besarnya tegnagn keluaran baterai tanpa beban, memasukkan hasil
pengukuran pada tabel 1.
7. Selanjutnya menghubungkan resistir R sebagai beban baterai dan mengukur
tegangan keluaran baterai.
8. Untuk pengukuran tegangan AC, membuat rangkaian percobaan 1 (b).
9. Mengukur besarnya tegangan maksimum keluaran trafo tanpa beban,
menghitung besarnya tegangan efektifnya dan memasukkan hasil pengukuran
pada tabel 2.
10. Selanjutnya menguhubungkan resistor R sebagai beban trafo dan mengukur
tegangan keluaran trafo.
11. Mengukur frekuensi keluaran trafo, memsukkan dalam tabel 2.
12. Menggambarkan bentuk gelomang tegangan pada percobaan 1(a) dan 1(b).
13. Setelah selesai, mengembalikan semua perlatan ke laboratorium.

F. Hasil dan Pembahasan


1) Tabel Percobaan
Tabel 1. Data Pengukuran Tegangan DC
Tegangan Tanpa Tegangan I
R (Ω) Keterangan
Beban (V) Berbeban (V) (mA)
Tanpa Volt/div = 1
2,6 - -
Beban Time/div = 0,5 ms
Volt/div = 1
280 - 0,2 0,02
Time/div = 0,5 ms
Volt/div = 1
10 K - 0,8 2,86
Time/div = 0,5 ms

Tabel 2. Data Pengukuran Tegangan AC


Tegangan Tanpa Tegangan
I Frekuensi
R (Ω) Beban (V) Berbeban (V) Ket
(mA) (Hz)
V maks V eff V maks V eff
Tanpa Volt/div = 5
10 7,07 - - ∞ 50
Beban Time/div = 5 ms
Volt/div = 5
280 - - 10 7,07 250 50
Time/div = 5 ms
Volt/div = 5
10 K - - 10 7,07 0,757 50
Time/div = 5 ms

2) Perhitungan
- Tegangan DC (diukur menggunakan AVO meter)
a) Tanpa Beban
𝟖𝟐
V = 𝟏𝟐𝟎 × 𝟏𝟐 = 𝟖, 𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝑽 𝟖,𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕
I=𝑹= = ∞
𝟎
b) Beban 280 Ω
𝟖𝟐
V = 𝟏𝟐𝟎 × 𝟏𝟐 = 𝟖, 𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝑽 𝟖,𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕
I = 𝑹 = 𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 Ω = 𝟎. 𝟎𝟖𝟐 𝒎𝑨

c) Beban 10 K Ω
𝟖𝟐
V = 𝟏𝟐𝟎 × 𝟏𝟐 = 𝟖, 𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝑽 𝟖,𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕
I=𝑹= = 𝟑, 𝟕𝟑 𝒎𝑨
𝟐𝟐𝟎𝟎 Ω

- Tegangan AC
𝒕𝒊𝒎𝒆
Frek = 𝟓 𝒅𝒊𝒗
× 𝟒 𝒅𝒊𝒗 = 𝟐𝟎
𝟏 𝟏
Frek = 𝑻 = 𝟐𝟎−𝟑
= 𝟓𝟎 𝑯𝒛

a) Tanpa Beban
𝟔
V max = 𝟏𝟐𝟎 × 𝟏𝟐 = 𝟔 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝑽 𝒎𝒂𝒙 𝟔
V eff = = = 𝟒, 𝟐𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕
√𝟐 √𝟐

b) Beban 280 Ω
𝒗𝒐𝒍𝒕
V max = 𝟓 𝒅𝒊𝒗 × 𝟏, 𝟑 = 𝟔, 𝟓 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝑽 𝒎𝒂𝒙 𝟔,𝟓
V eff = = = 𝟔 𝑽𝒐𝒍𝒕
√𝟐 √𝟐

c) Beban 10 K Ω

𝒗𝒐𝒍𝒕
V max = 𝟓 𝒅𝒊𝒗 × 𝟏, 𝟑 = 𝟔, 𝟓 𝑽𝒐𝒍𝒕

𝑽 𝒎𝒂𝒙 𝟔,𝟓
V eff = = = 𝟔 𝑽𝒐𝒍𝒕
√𝟐 √𝟐

G. Pertanyaan
1. Gambarkan bentuk gelombang tegangan yang tampak pada layar oscilloscope
untuk gambar 1(a) dan 1(b).
2. Pada percobaan gambar 1(a), apakah ada perbedaan tegangan tanpa beban dengan
berbeban? Beri penjelasan.
3. Pada percobaan gambar 1(b), apakah ada perbedaan tegangan tegangan tanpa
beban dengan berbeban? Beri penjelasan.
4. Berapa besar frekuensi yang dapat diukur oleh oscilloscope anda pakai?

H. Jawaban
1. Gambarkan bentuk gelombang tegangan yang tampak pada layar oscilloscope
untuk gambar 1(a) dan 1(b).
a) 1 (a)
- Tanpa beban

- Beban 280 Ω
- Beban 10 K Ω

b) 1 (b)
- Tanpa beban

- Beban 280 Ω
- Beban 10 KΩ

2. Pada percobaan 1 (a) tegangan pada keadaan tidak berbeban sama dengan tegangan
saat keadaan berbeban, karena sesuai dengan hukum Ohm (V = I R) yaitu tegangan
bersifat relative konstan, jika rangkaian tersebut terpasang pararel maka nilai
tegangannya yang sama.

3. Pada percobaan 1(b) tegangan pada keadaan tidak berbeban sama dengan keadaan
berbeban, karena karena sesuai dengan hukum Ohm (V = I R) tegangan AC pada
rangkaian paralel memiliki nilai yang sama pada semua hambatan, dan arus listrik
akan terbagi ke setiap cabang. Sedangkan jika rangakian tersebut terpasang seri
maka nilai arusnya yang sama.

4. Besar frekuensi yang terukur :


Frekuensi berdasarkan pengukuran pada oscilloscope adalah 20 MHz Hal ini dapat
diketahui melalui time/div yang paling kecil yaitu 0,05 mikrosekon.

I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan oscilloscope yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa oscilloscope adalah alat untuk mengukur tegangan bolak-balik maupun
tegangan searah, frekuensi, periode sinyal, dan untuk menentukan hubungan fase antar
sinyal serta menggambarkan bentuk tegangan. Besar tegangan bolak-balik yang
terukur pada oscilloscope adalah 8,2 volt dalam keadaan tidak berbeban maupun
berbeban. Sedangkan besar tegangan searah adalah 6,5 volt saat keadaan tidak berbeban
dan 6 volt saat keadaan berbeban. Beban yang digunakan adalah beban 100KΩ dan
2200Ω. Resultan gerak horizontal titik tersebut membentuk pola seperti gelombang
sinusoida pada layar yang menggambarkan perubahan tegangan masukan tersebut.
Frekuensi dapat dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah gelombang tegangan
dengan periode nya. Berdasarkan pengukuran frekuensi yang terukur saat pengukuran
adalah 50Hz.
Setelah mengetahui bentuk gambar dari gelombang tegangan, gelombang
tegangan tadi diperoleh pada saat melakukan pengukuran di Oscilloskop :
1. Oscilloscope sebagai pengukur tegangan searah (DC)
Langkah kerja :
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1 (a)
b. Mengatur tegangan output pada power supply sumber tegangan searah sebesar
6 volt
c. Mengukur tegangan resistor dengan menggunakan oscilloscope
(menghubungkan input kanal 1/ CH1 dengan resistor)
d. Mengatur switch pada oscilloscope pada posisi DC
e. Mengamati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya
f. Mencatat hasil pengamatan pada tabel yang tersedia
g. Mencatat amplitudo untuk kedudukan switch volt/div
h. Mengulangi langkah 1-7 pada resistor yang berbeda

2. Oscilloscope sebagai pengukur tegangan bolak-balik (AC)


Langkah kerja :
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1(b)
b. Memutar saklar time/div pada angka 0,5 mSec
c. Sakelar VOLT/DIV diputar ke 5 Volt (artinya 1 kotak atau 1 Div pada layar
Osiloskop adalah 5 Volt).
d. Memasangkan probe pada terminal yang ingin diukur.
e. Menghitung Tegangan AC berdasarkan gelombang yang ditampilkan.

Setelah melakukan pengukuran pada Oscilloscop, maka frekuensi yang kita


dapatkan adalah
𝑡𝑖𝑚𝑒
Frek = 5 × 4 𝑑𝑖𝑣 = 20
𝑑𝑖𝑣

1 1
Frek = = = 50 𝐻𝑧
𝑇 20−3

J. Lampiran

WENEHONO FOTO FOTO PAS PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai