Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Kimia

Uji Reaksi Elektrolisis

Disusun oleh:

Amalika Ari Anindya

XII MIPA 3

02

SMAN 1 Sidoarjo

Tahun Ajaran 2020/2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Judul ................................................................................................................................. 1

1.2 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.4 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan Teori............................................................................................................... 3

BAB III RANCANGAN PRAKTIKUM

3.1 Alat ................................................................................................................................. 6


3.2 Bahan ............................................................................................................................. 6
3.3 Rangkaian Kerja............................................................................................................. 6
3.4 Langkah Kerja ................................................................................................................ 7

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................................................ 8


4.2 Analisis Data ............................................................................................................................. 8
4.3 Pembahasan ............................................................................................................................... 9

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13

LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul
Uji Reaksi Elektrolisis Menggunakan Elektroda Karbon

1.2 Latar Belakang


Dalam masyarakat, kata kimia sudah sering terdengar di telinga setiap orang.
Baik itu siswa-siswi yang menemuinya di pelajaran sekolah, maupun masyarakat awam
yang bisa saja melihatnya di palang toko ketika sedang berkendara di jalanan. Selain
namanya yang dikenal baik, pengaplikasiannya juga dapat kita temui pada kehidupan
sehari-hari. Salah satunya adalah di bidang farmasi atau obat-obatan. Tentunya
pembuatan obat sangatlah penting dan tidak sembarang orang yang dapat membuatnya.
Orang-orang yang bekerja di bidang farmasi, terutama produksi obat, haruslah memiliki
ilmu tentang zat-zat yang diracik pada obat tersebut. Karena, apabila dilakukan dengan
asal-asalan, nyawa orang adalah tanggungannya. Ilmu kimia ini adalah dasar dari
pembuatan obat. Bahkan dapat dibilang sebagai “otak” dalam bidang farmasi.
Selain pembuatan obat, penerapan lain yang menerapkan prinsip ilmu kimia
adalah penyepuhan logam. Penyepuhan logam sendiri berarti pelapisan logam dengan
logam lain agar tidak mudah berkarat. Barang-barang rumah yang menggunakan
prinsip ini adalah peralatan makan seperti sendok, garpu, dan pisau. Penyepuhan logam
menerapkan salah satu prinsip kimia yaitu prinsip sel elektrokimia, lebih tepatnya sel
elektrolisis. Logam yang akan disepuh bertindak sebagai katoda dan logam yang
menyepuh bertindak sebagai anoda. Untuk lebih memahami tentang cara kerja sel
elektrolisis, dapat dilakukan percobaan membuat rangkaian sel elektrolisis sederhana.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja zat hasil reaksi elektrolisis larutan CuSO4, Na2SO4, dan KI pada anoda-
nya?
2. Apa saja zat hasil reaksi elektrolisis larutan CuSO4, Na2SO4, dan KI pada katoda-
nya?

1
1.4 Tujuan
1. Mengamati reaksi yang terjadi di elektroda pada reaksi elektrolisis.
2. Mengetahui zat yang dihasilkan anoda sebagai hasil elektrolisis pada reaksi larutan
CuSO4, Na2SO4, dan KI.
3. Mengetahui ion yang dihasilkan katoda sebagai hasil elektrolisis pada reaksi larutan
CuSO4, Na2SO4, dan KI.
4. Membuktikan hasil reaksi elektrolisis pada larutan CuSO4, Na2SO4, dan KI.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Sel elektrolisis merupakan salah satu jenis dari sel elektrokimia. Elektrokimia
adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan zat dan arus
listrik dalam sel. Pada sel elektrolisis, terjadi perubahan dari energi listrik menjadi
energi kimia. Salah satu ciri reaksi elektrolisis adalah reaksinya tidak berlangsung
spontan. Rangkaian sel elektrolisis terdiri dari dua elektroda yang dialiri arus
listrik, yaitu anoda dan katoda dan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Berikut
adalah gambar rangkaian sel elektrolisis dan perbedaan antara anoda dan katoda
pada sel elektrolisis.

3
Larutan elektrolit berfungsi untuk menghantarkan listrik. Pada umumnya
elektroda yang digunakan pada sel elektrolit adalah elektroda yang tidak terlibat
dalam reaksi (inert). Contohnya adalah grafit atau karbon (C), emas (Au), dan
platinum (Pt). Katoda pada rangkaian sel elektrolisis dihubungkan dengan kutub
negatif sumber arus listrik dan anoda dihubungkan dengan kutub positif. Sumber
arus listrik mengirimkan elektron menuju katoda dan ditangkap oleh ion positif
(kation) sehingga terjadi reduksi pada katoda. Pada saat yang sama, ion negatif
(anion) akan melepaskan elektron. Elektron tersebut akan dikirimkan kembali
menuju sumber arus listrik melalui anoda sehingga terjadi oksidasi pada anoda.

Larutan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan CuSO4, Na2SO4,
dan larutan KI dengan elektroda karbon. Ketiga larutan tersebut memiliki hasil
reaksi yang berbeda apabila dibuat reaksinya menggunakan teori yang ada.
Berdasarkan teori, reaksi elektrolisis untuk larutan larutan tersebut adalah sebagai
berikut.

Larutan CuSO4

E: 2CuSO4 (aq) → 2Cu2+ + 2SO42-


K: 2Cu2+ + 4e → 2Cu
A: 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
+
2CuSO4 + 2H2O → 2H2SO4 + O2 + 2Cu

Larutan Na2SO4

E: Na2SO4 (aq) → Na+ + SO42-


K: 4H2O + 4e → 2H2 + 4OH-
A: 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
+
2H2O → O2 + 2H2

Larutan KI

E: 2KI (aq) → 2K+ + 2I-


K: 2H2O + 2e → H2 + 2OH-
A: 2I- → I2 + 2e
+
2H2O + 2KI → H2 + I2 + 2KOH

4
Guna membuktikan adanya zat-zat hasil reaksi elektrolisis pada larutan
tersebut, digunakan indikator fenolftalein. Indikator fenolftalein digunakan untuk
menentukan sifat asam-basa suatu larutan. Larutan asam yang ditetesi indikator
fenolftalein tidak akan berubah warna. Sedangkan, larutan basa yang ditetesi
indikator fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda. Hal ini
dikarenakan sifat indikator fenolftalein yang bersifat asam lemah sehingga dapat
membebaskan ion H+ dalam larutan. Apabila larutan hasil reaksi elektrolisis tidak
berubah warna, maka larutan tersebut bersifat asam dan mengandung ion H+.
Sedangkan, apabila larutan hasil reaksi elektrolisis berubah warna menjadi merah
muda, maka larutan tersebut bersifat basa dan mengandung ion OH-. Berikut
adalah daftar warna molekul fenolftalein pada pH tertentu.

Selain indikator fenolftalein, digunakan pula indikator amilum untuk menguji


zat hasil reaksi elektrolisis. Indikator amilum atau kanji digunakan untuk menguji
adanya iodin dalam suatu zat. Zat yang mengandung iodin apabila diteteskan
indikator amilum akan berubah warna menjadi biru gelap/ungu pekat. Perubahan
warna larutan terjadi karena adanya perbedaan bentuk glukosa pada ikatan.
Bentuk tersebut yang menyebabkan amilum dapat membentuk kompleks dengan
molekul iodin.

5
BAB III
RANCANGAN PRAKTIKUM

3.1. Alat
1. Plat tetes
2. Elektroda karbon
3. Klem universal
4. Statif
5. Tabung U
6. Pipet
7. Power supply
8. Kabel buaya

3.2. Bahan
1. Larutan CuSO4 0,5 M
2. Larutan Na2SO4 0,5 M
3. Larutan KI 0,5 M
4. Indikator PP
5. Indikator Amilum

3.3. Rangkaian Kerja

6
3.4. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasang klem pada statif
3. Memasang tabung U pada klem
4. Mengatur voltaso 6V pada power supply
5. Menghubungkan kabel buaya sesuai kutub positif dan negatif pada power
supply
6. Menjepit kedua kabel buaya dengan elektroda karbon
7. Memasukkan larutan CuSO4 ke dalam tabung U
8. Memasukkan rangkaian elektroda karbon yang sudah dijepit kabel buaya ke
dalam masing-masing ujung tabung U
9. Menyalakan power supply
10. Mengamati elektroda pada kutub positif dan kutub negatif
11. Mengambil larutan pada setiap kutub dengan pipet setelah 5 menit
12. Meneteskan larutan sebanyak 3 tetes di dua tempat yang berbeda pada plat tetes
13. Mematikan power supply
14. Membersihkan elektroda dan tabung U
15. Mengulangi langkah 7-14 menggunakan larutan Na2SO4
16. Mengulangi langkah 7-14 menggunakan larutan KI
17. Meneteskan indikator fenolftalein sebanyak 1 tetes pada larutan anoda dan
katoda pada plat tetes
18. Mengamati perubahan warna yang terjadi
19. Meneteskan indikator amilum sebanyak 1 tetes pada larutan anoda dan katoda
pada plat tetes
20. Mengamati perubahan warna yang terjadi
21. Mencatat hasil pengamatan
22. Membereskan alat dan bahan

7
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Analisis Data


Terdapat dua tabel pengamatan berdasarkan anoda dan katoda. Tabel pertama
menunjukkan hasil pengamatan pada larutan anoda. Pada tabel tersebut, larutan
pertama adalah CuSO4. Pada saat larutan CuSO4 bereaksi, larutan anoda-nya
menghasilkan gelembung yang sangat banyak. Warna dari larutan CuSO4 sebelum
reaksi adalah biru muda. Setelah larutan bereaksi selama 5 menit, warna larutannya
tetap biru muda. Begitu pun warna larutan setelah ditambahkan indikator PP
maupun indikator amilum, warnanya sama seperti warna larutan sebelum bereaksi
yaitu biru muda. Larutan kedua adalah Na2SO4. Saat bereaksi, larutan anoda-nya
menghasilkan sedikit gelembung. Warna awal dari larutan Na2SO4 adalah bening.
Setelah direaksikan selama 5 menit, warnanya masih tetap bening. Setelah
ditambahkan indikator PP dan indikator amilum pun warnanya masih tetap bening.
Larutan ketiga yang direaksikan adalah larutan KI. Gelembung yang dihasilkan
oleh anoda larutan KI saat bereaksi cukup banyak. Warna awal dari larutan KI
adalah bening. Setelah direaksikan, warnanya berubah menjadi kuning. Setelah
ditambah PP, warnanya sama seperti warna setelah reaksi, yaitu kuning. Namun,
saat ditambahkan indikator amilum, warnanya berubah menjadi biru tua yang
sangat gelap.
Tabel hasil pengamatan kedua terfokus pada larutan katoda reaksi. Larutan
pertama adalah CuSO4. Saat larutan tersebut bereaksi, larutan katoda-nya tidak

8
menghasilkan gelembung sama sekali. Warna larutan CuSO4 sebelum bereaksi
adalah biru muda. Setelah bereaksi, warnanya tetap biru muda. Sama halnya saat
larutan katoda ditambahkan indikator PP dan indikator amilum, warnanya tetap biru
muda. Larutan kedua adalah Na2SO4. Saat larutan tersebut direaksikan, gelembung
yang terdapat pada larutan katoda-nya cukup banyak. Warna larutan tersebut
sebelum bereaksi adalah bening. Setelah bereaksi pun warnanya tetap bening.
Setelah ditambahkan indikator PP, warnanya berubah menjadi merah muda.
Sedangkan, ketika larutan katoda Na2SO4 ditambahkan indikator amilum, warnanya
sama seperti warna larutan awal yaitu bening. Larutan ketiga yang direaksikan
adalah larutan KI. Saat larutan tersebut direaksikan, muncul gelembung yang cukup
banyak pada larutan katoda-nya. Warna larutan KI sebelum bereaksi adalah bening.
Setelah direaksikan selama 5 menit, warnanya masih tetap bening. Namun, setelah
diteteskan indikator PP, warnanya berubah menjadi merah muda. Sedangkan, warna
larutan KI setelah diteteskan indikator amilum tidak berubah dan tetap bening.

4.3. Pembahasan
4.3.1. Larutan CuSO4
Pada larutan pertama yaitu CuSO4, warna larutan tidak ada yang
berubah sama sekali. Baik itu di larutan anoda maupun katoda. Setelah
diteteskan indikator PP, warna larutan masih tetap tidak berubah. Hal tersebut
membuktikan bahwa larutan anoda maupun katoda tidak bersifat basa. Larutan
bisa saja bersifat asam maupun netral. Sehingga, kemungkinan akan
mengandung ion H+ dan tidak mungkin mengandung OH-. Selain itu, warna
larutan CuSO4 setelah diteteskan indikator amilum juga tidak berubah. Hal
tersebut membuktikan bahwa dalam anoda maupun katoda reaksi CuSO4 tidak
terdapat zat iodin. Selain itu, saat reaksi, larutan anoda menghasilkan
gelembung sangat banyak. Sedangkan, larutan katoda tidak menghasilkan
gelembung sama sekali. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil reaksi larutan
anoda memiliki zat bersifat gas. Sedangkan, hasil reaksi larutan katoda tidak
menghasilkan zat bersifat gas.

9
Menurut teori, reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda
karbon adalah sebagai berikut.
E: 2CuSO4 (aq) → 2Cu2+ + 2SO42-
K: 2Cu2+ + 4e → 2Cu
A: 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
+
2CuSO4 + 2H2O → 2H2SO4 + O2 + 2Cu

Dalam reaksi tersebut, menunjukkan bahwa hasil reaksi pada katoda


adalah unsur Cu dan hasil pada anoda adalah gas O2 dan ion H+. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa hasil reaksi pada anoda dan katoda tidak mengandung OH-
maupun iodin. Serta, hasil reaksi pada katoda tidak mengandung unsur gas dan
hasil reaksi pada anoda mengandung unsur gas sehingga saat reaksi akan
menghasilkan gelembung gas. Oleh karena itu, hasil reaksi pada pengujian
elektrolisis dan hasil reaksi berdasarkan teori sesuai.

4.3.2. Larutan Na2SO4


Pada larutan kedua, direaksikan larutan Na2SO4 menggunakan elektroda
karbon. Warna larutan awal Na2SO4 adalah bening. Warna sesudah reaksi pada
anoda maupun katoda masih berwarna bening. Setelah diteteskan indikator
amilum, warnanya masih tetap bening. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi
Na2SO4 tidak menghasilkan zat iodin. Lain halnya saat larutan diteteskan
indikator PP. Larutan anoda yang diteteskan indikator PP tidak berubah warna.
Berarti, larutan anoda hasil reaksi Na2SO4 bukan merupakan larutan basa dan
tidak mengandung OH-. Saat larutan katoda diteteskan indikator PP, warnanya
berubah menjadi merah muda. Hal tersebut menandakan hadirnya ion OH- pada
hasil reaksi katoda. Saat direaksikan, gelembung yang muncul pada larutan
anoda sedikit, sedangkan gelembung pada larutan katoda cukup banyak.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa hasil reaksi baik pada anoda maupun
katoda mengandung unsur yang bersifat gas.

10
Menurut teori, reaksi elektrolisis larutan Na2SO4 dengan elektroda
karbon adalah sebagai berikut.
E: Na2SO4 (aq) → Na+ + SO42-
K: 4H2O + 4e → 2H2 + 4OH-
A: 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
+
2H2O → O2 + 2H2

Dalam reaksi tersebut, menunjukkan bahwa hasil reaksi pada katoda adalah
gas H2 dan ion OH-. Serta hasil pada anoda adalah gas O2 dan ion H+. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa hasil reaksi pada katoda tidak mengandung OH-
maupun iodin. Sedangkan, hasil reaksi pada anoda mengandung ion OH- namun
tidak mengandung iodin. Selain itu, hasil reaksi pada katoda dan anoda
mengandung unsur gas sehingga saat reaksi akan menghasilkan gelembung gas.
Oleh karena itu, hasil reaksi pada pengujian elektrolisis dan hasil reaksi
berdasarkan teori sesuai.

4.3.3. Larutan KI
Pada larutan ketiga, direaksikan larutan KI. Warna larutan sebelum
bereaksi adalah berwarna bening. Warna larutan setelah reaksi pada katoda
masih tetap berwarna bening. Namun, warna larutan setelah reaksi pada anoda
berubah menjadi kuning. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh
terbentuknya I2 akibat oksidasi I-. Warna larutan anoda saat diteteskan indikator
PP tidak berubah dan masih tetap kuning. Berarti, larutan anoda hasil reaksi
larutan KI tidak mengandung ion OH-. Namun, warna larutan katoda saat
diteteskan indikator PP berubah menjadi merah muda. Hal tersebut
menunjukkan bahwa larutan katoda hasil reaksi larutan KI bersifat basa dan
mengandung ion OH-. Saat larutan katoda diteteskan indikator amilum, warna
larutan tidak berubah dan masih tetap bening. Sedangkan, saat larutan anoda
diteteskan indikator amilum, warnanya berubah menjadi biru gelap. Hal
tersebut menunjukkan bahwa larutan anoda pada hasil reaksi larutan KI
mengandung zat iodin. Saat larutan KI direaksikan, baik bagian anoda maupun
katoda-nya menghasilkan gelembung yang cukup banyak. Sehingga
menunjukkan bahwa hasil reaksi keduanya mengandung unsur yang bersifat gas.

11
Menurut teori, reaksi elektrolisis larutan KI dengan elektroda karbon
adalah sebagai berikut.
E: 2KI (aq) → 2K+ + 2I-
K: 2H2O + 2e → H2 + 2OH-
A: 2I- → I2 + 2e
+
2H2O + 2KI → H2 + I2 + 2KOH

Dalam reaksi tersebut, menunjukkan bahwa hasil reaksi pada katoda adalah
gas H2 dan ion OH-. Serta hasil pada anoda adalah gas I2 dan elektron. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa hasil reaksi pada katoda mengandung OH-,
namun tidak mengandung iodin. Sedangkan, hasil reaksi pada anoda tidak
mengandung ion OH- namun mengandung iodin. Selain itu, hasil reaksi pada
katoda mengandung unsur gas sehingga saat reaksi akan menghasilkan
gelembung gas. Hasil reaksi pada anoda mengeluarkan gelembung karena
melepaskan elektron. Oleh karena itu, hasil reaksi pada pengujian elektrolisis
dan hasil reaksi berdasarkan teori sesuai.

12
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan reaksi
elektrolisis pada larutan CuSO4, Na2SO4, dan KI sesuai dengan teori yang ada. Hasil
reaksi larutan CuSO4 menggunakan elektroda karbon pada katoda-nya adalah unsur
Cu dan hasil pada anoda adalah gas O2 dan ion H+. Sedangkan, hasil reaksi larutan
Na2SO4 menggunakan elektroda karbon pada katoda adalah gas H2 dan ion OH-
serta hasil pada anoda adalah gas O2 dan ion H+. Sementara itu, hasil reaksi larutan
KI menggunakan elektroda karbon pada katoda-nya adalah gas H2 dan ion OH- serta
hasil pada anoda adalah gas I2 dan elektron. Berikut adalah reaksi elektrolisis dari
larutan CuSO4, Na2SO4, dan KI menggunakan elektroda karbon.

Larutan CuSO4

E: 2CuSO4 (aq) → 2Cu2+ + 2SO42-


K: 2Cu2+ + 4e → 2Cu
A: 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
+
2CuSO4 + 2H2O → 2H2SO4 + O2 + 2Cu

Larutan Na2SO4

E: Na2SO4 (aq) → Na+ + SO42-


K: 4H2O + 4e → 2H2 + 4OH-
A: 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
+
2H2O → O2 + 2H2

Larutan KI

E: 2KI (aq) → 2K+ + 2I-


K: 2H2O + 2e → H2 + 2OH-
A: 2I- → I2 + 2e
+
2H2O + 2KI → H2 + I2 + 2KOH

13
LAMPIRAN

Plat Tetes

Sebelum ditetesi indikator Setelah ditetesi indikator

Larutan CuSO4

Awal Setelah 5 menit

Larutan Na2SO4

Awal Setelah 5 menit

14
Larutan KI

Awal Setelah 5 menit

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/watch?v=QKevAFILmkI
Diakses pada 17 Oktober 2020.

http://dwiwahyunanti.blogspot.com/2015/10/kegunaan-elektrolisis-dalam-kehidupan.html

Diakses pada 17 Oktober 2020.

https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/elekt_kim2_5.pdf

Diakses pada 18 Oktober 2020.

https://id.wikipedia.org/wiki/Fenolftalein

Diakses pada 18 Oktober 2020.

http://agritech.unhas.ac.id/ojs/index.php/canrea/article/download/174/137

Diakses pada 18 Oktober 2020.

https://www.slideshare.net/rinandani/percobaan-elektrolisis

Diakses pada 19 Oktober 2020.

Maureen, Jane dkk. 2020. Kimia Untuk SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
Kelas XII. Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara.

16

Anda mungkin juga menyukai