Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Dalam sel
elektrolisis energi listrik dapat menghasilakan reaksi kimia. Sel elektrolisis berfungsi sebagai
pompa untuk menjalankan perpindahan electron yang mengalir dari kutub positif (anoda) ke kutup
negatif (Katoda). Elektron dialirkan melalui elektroda yang tidak bereaksi (inert).
Proses penyepuhan adalah salah satu contoh elektrolisis, proses produksi benda-benda
yang terbuat dari logam yang dilapisi dengan suatu lapisan tipis logam lain. Pada umumnya proses
penyepuhan dilakukan untuk melindungi logam itu terhadap korosi dan membuaat penampilan
benda itu lebih menarik.
Benda logam yang akan disepuh dijadikan katode dan potongan tebal logam penyepuh
dijadikan anode. Kedua elektrode itu dibenamkan dalam suatu larutan garam dari logam penyepuh
yang dihubungkan dengan sumber arus searah (arus DC). Logam besi/baja mudah terkena
korosi/karat. Untuk melindungi besi/baja dari korosi, maka besi/baja dilapisi suatu logam yang
sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom (Cr), perak (Ag), atau emas (Au). Prinsip
kerja penyepuhan/pelapisan logam adalah sel elektrolisis larutan dengan menggunakan elektrode
yang bereaksi.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana rangkaian alat penyepuhan logam?
 Bagaimana perubahan kimia yang melibatkan transfer electron?
 Apa prosedur yang digunakan dan reaksi pa yang terjadi selama pelapisan logam?
 Bagaimana massa tembaga melalui pelapisan electron?

1.3 Tujuan Praktikum


 Membuat rangkaian alat penyepuhan logam
 Menggambarkan perubahan kimia yang melibatkan transfer electron
 Menggambaran prosedur yang digunakan dan reaksi yang terjadi selama pelapisan logam
 Menentukan massa tembaga melalui pelapisan electron

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Penyepuhan (Elektroplating)


Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang lebih tipis
melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda, dan logam
penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda dimasukkan dalam
larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating juga dapat
didefinisikan sebagai pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik.
Jika akan menyepuh benda dengan krom, maka anoda yang digunakan adalah krom dan larutan
elektrolit adalah asam kromat (H2CrO4). Jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan
larutannya adalah perak nitrat.
Pada elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan
aluminium dilapisi oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah tembaga (copper), nikel,
kromium, seng, cadmium, dan tin juga beberapa logam mulia seperti perak, emas, rhodium,
paladium dan platinum.

2.2 Tujuan Penyepuhan (Elektroplating)


Elektroplating dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk
memperbaiki penampilan. Elektroplating adalah carayang digunakan untuk melapis permukaan
logam besi dengan logam yangtahan terhadap karat seperti nikel dan krom. Hasil elektroplating
sangat keras dan tahan terhadap goresan atau tumbukan. Oleh karena itu pelapisan jenis ini sering
digunakan pada pelek roda kendaraan bermotor, starter, kursi besi, perkakas rumah tangga,
peralatan untuk membuat roti, peralatan teknik dan lain sebagainya. Selain itu lapisan krom atau
nikel pada logam Fe atau baja dapat mengurangi terjadinya korosi dan juga dapat memperindah
penampilan benda.
Dalam industri pembuat sepeda motor, alat elektroplating ini digunakan untuk melapisi
logam nikel/krom pada knalpot, pelek roda, kick starter, stir, reflektor lampu, pedal porseling
(persenalan), pedal rem dan lain sebagainya. Penggunaan yang lebih luas adalah untuk melapisi
alat-alat seperti kunci pas, kunci sok, kunci ring, kunci busi, kunci inggris, dan lain-lain.

2.3 Mekanisme Penyepuhan (Elektroplating)


Proses penyepuhan dilakukan melalui mekanisme berikut. Pertama sejumlah garam dari
logam penyepuh dilarutkan ke dalam air sampai dihasilkan suatu larutan jenuh dari garam logam
penyepuh. Kemudian logam penyepuh ditempatkan sebagai anoda sedangkan logam yang akan
disepuh ditempatkan sebagai katoda. Setelah itu, arus listrik DC dialirkan ke rangkaian tersebut
sehingga terjadilah proses elektrolisis, yang mana di anoda terjadi proses oksidasi dari logam
penyepuh sehingga menyebabkan logam-logam penyepuh terionisasi membentuk ion-ion.

2
Kemudian di katoda terjadi proses reduksi ion-ion logam penyepuh sehingga ion-ion logam
penyepuh membentuk logam dan melapisi logam yang disepuh.
Agar kita lebih mudah memahaminya, mari kita contohkan dengan proses penyepuhan
logam besi dengan logam perak. Logam besi ditempatkan sebagai katoda dan logam perak
ditempatkan sebagai anoda, keduanya dicelupkan ke dalam larutan AgNO3. Di katoda akan terjadi
proses reduksi ion-ion Ag+ membentuk logam perak yang menempel pada permukaan besi,
sementara di anoda logam perak akan terionisasi membentuk ion-ion Ag+.
Selain digunakan dalam proses penyepuhan, elektrolisis juga sering digunakan dalam pemurnian
beberapa logam.
Misalnya, tembaga sebagai bahan penghantar listrik harus murni, yang dimurnikan dengan
cara elektrolisis. Lempeng tembaga yang akan dimurnikan ditempatkan sebagai anoda dan logam
tembaga murni ditempatkan sebagai katoda, keduanya dicelupkan ke dalam larutan CuSO4.
Selama elektrolisis, ion tembaga dari tembaga tak murni akan bergerak menuju ke tembaga murni
sehingga akan meninggalkan pengotor-pengotor dari logam tembaga tak murni seperti emas, perak
dan platina yang membentuk endapan di dasar sel. Sedangkan pengotor dari logam yang reaktif
akan tetap berada sebagai ion dalam larutan elektrolit. Setelah beberapa hari dalam proses
elektrolisis, tembaga murni sebagai katoda menjadi lebih besar dan dikeluarkan dari sel
elektrolisis.

2.4 Pengolahan Limbah Elektroplating


Limbah yang akan dihasilkan pada proses ini sebenarnya ada dua macam senyawa atau zat,
yaitu zat organik dan zat inorganik selain juga sisa dari cairan proses elektroplating ini. Cairan sisa
hasil proses ini mungkin bisa dicegah masuk ke saluran umum dengan cara menampung sisa
prosesnya, tapi pada proses pencucian bahan hasil proses elektroplating kita tidak bisa
menghindarkan cairan ini untuk masuk ke saluran pembuangan. Sebelum cairan ini masuk ke
saluran umum sebaiknya cairan ini diolah terlebih dahulu dalam penampungan khusus.
Cara pengolahannya bisa dilakukan secara bertahap. Tahap pertama menghilangkan zat zat
anorganik berbahaya yang masuk ke dalam cairan buangan, Zat anorganik yang terbawa adalah
bahan kimia proses elektroplating seperti krom, nikel, tembaga, asam sulfat, dan sebaganya. Untuk
pengolahan limbah anorganik ini diuraikan secara detail di bagian “Penghilangan Kontaminan
Inorganik”. Setelah bahan pengotor anorganik ini diolah baru selanjutnya pengolahan bahan
buangan organik yang terbawa dalam saluran buangan. Contoh bahan organik yang terbawa
adalah, grease, oli, dan bahan pembersih seperti sabun. Cara pengolahan buangan bahan organik
diuraikan di bagian “Penghilangan Kontaminan Organik”.
1. Penghilangan Kontaminan Inorganik
Di pengolahan baja, besi adalah kontaminan yang biasa dan dengan filtrasi konstan yang
baik. Besi biasanya mengakibatkan beberapa masalah. Perawatan pH tinggi dalam tangki
tambahan dengan kelembaban karbonat nikel tersebar dengan agitasi yang baik digunakan untuk
menghilangkan konsentrasi yang berlebihan dari besi, serta aluminium, kromium trivalen, atau ion

3
fosfat. Penambahan sekitar 0,5 sampai 1 ml hidrogen peroksida 30% dengan perawatan pH tinggi
menghilangkan semua besi sebagai ferric hydroxide, disediakan minimal 2 jam pengadukan yang
digunakan dan suhu bak disimpan sekitar 60º – 65ºC. Juga karbon dioksida berevolusi dari
penggunaan nikel karbonat dihilangkan dengan pengadukan dan pemanasan.
Pada pengolahan tembaga, kuningan atau pengecoran seng, kontaminan tembaga dan seng
paling baik dihilangkan oleh purifikasi dengan densitas rendah, lebih baik secara terus menerus.
Seng, tembaga, dan timah semua dapat dihilangkan pada saat yang sama dengan mengelektrolisis
sekitar 0,2 A/dm2. Semakin cepat agitasi, semakin tinggi kerapatan arus yang dapat digunakan
untuk menghilangkan kotoran logam.
Pada pengolahan krom, chromic acid harus dirubah menjadi ion chrom bervalensi tiga
(trivalent chrom), yang tidak mudah larut dalam air. Untuk mereduksi chromic acid digunakan
sodium metabisulfite. Chromic acid (Cr 6+) yang tadinya berwarna kuning akan berubah menjadi
warna hijau (Cr 3+) dan dengan diberi soda api (Na OH) akan terbentuk chrome hidroksida yang
tidak larut dalam air, sehingga dapat mudah dipisahkan dengan air. Untuk mempercepat pemisahan
digunakan larutan tawas sebagai koagulant. Untuk menambah waktu pengendapan dibutuhkan bak
pengendapan dengan design seperti pada gambar di bawah ini.

Untuk mengurangi jumlah limbah sebaiknya dibuatkan sistem pembilasan yang baik,
sehingga jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk pengolahan limbah juga ikut berkurang.
Pada pengolahan nikel, dapat melakukan elektrolisis dengan elektrokoagulator, pengendapan
limbah dalam bentuk flok, penyaringan limbah dengan pasir, lalu dianalaisa dengan UV VIS
(ultraviolet sinar tampak).
2. Penghilangan Kontaminan Organik
Kontaminan organik dapat diakibatkan oleh pemilihan pelapis tangki yang tidak benar,pelapis rak,
selang filter, karet patch, oleh kontaminasi udara dari serat debu tebal, atau semprotan minyak atau
tetesan dari loose welding scale, dari metode pembersihan inferior, dan oleh kerusakan pada anoda
atau katoda agen penambahan kelas II.
Jika bak terlalu terkontaminasi dengan bahan organik, metode terbaik adalah dengan
adsorpsi pada karbon aktif dalam tangki tambahan, setelah mengoreksi sejauh mungkin sumber-
sumber kontaminasi organik. Penambahan hidrogen peroksida seperti telah dijelaskan

4
sebelumnya, dan agitasi bak selama beberapa jam dengan 1 sampai 3 g / L karbon aktif, akan
membantu purifikasi. Setelah pengendapan dengan bantuan filter dan pengujian sampel dari
larutan yang diolah di laboratorium sesuai kondisi plat, jika disetujui larutan disaring kembali ke
dalam tangki plating.
Penggunaan sejumlah kecil karbon aktif dalam filter, seperti 2 sampai 4 g/100 L larutan
dan menambahkan jumlah yang sama untuk filter sekali atau dua kali seminggu merupakan metode
yang baik untuk menghindari atau meminimalkan biaya perawatan bak, semibright , atau bak
plating nikel. Pengecekan harus dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa agen
pembasah atau brighteners lainnya tidak terlalu diserap.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Selayar
 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Senin 5 November 2018 pada pukul 09.45 WITA –
11.15 WITA.

3.2 Alat Dan Bahan


Alat:
1. Gelas Kimia 250 mL (1 Buah)
2. Tabung U
3. Aki (Sumber Energi)
Bahan:
1. Larutan elektrolit CuSO₄ 1M
2. Logam Cu (1 Strip)
3. Paku Besi (1 Buah)

3.3 Cara kerja


1. Sediakan 100 mL larutan CuSO₄ 1M ke dalam Gelas Kimia 250 mL
2. Bersihkan paku besi dan strip tembaga secara hati hati menggunakan air suling dan biarkan
kedua logam kering. Selanjutnya, timbanglah kedua logam tersebut
3. Masukkan paku besi dan strip tembaga ke dalam gelas kimia dan sambungkan strip
temabaga dengan kutub positi dan paku besi dengan kutub negative pada aki menggunakan
kabel. Lakukan proses pelapisan ini selama kurang lebih 1 jam
4. Setelah satu jam, hentikan elektrolisis dan bilaslah kedua logam dengan air suling,
selanjutnya biarkan hingga kering
5. Timbanglah kembali kedua logam setelah proses pelapisan
Perhatian: agar setiap strip tembaga dan paku besi dalam posisi tegak, jepitlah kedua logam
dengan penjepit tertentu dan sandarkan pada dinding beaker hingga benar benar stabil

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Anode Katode
Massa tembaga sebelum elektrolisis 0,15 gram 2,5 gram
Massa tembaga setelah lektrolisis 0,20 gram 2,4 gram
Selisi massa 0,5 gram 0,1 gram

4.2 Pembahasan
Pada katode (paku) warna awal seperti putih keperakan dan pada anode (tembaga) warna
awal kuning keemasan. Setelah dilakukan penyepuhan pada saat 1 menit paku yang telah dilapisi
tembaga berubah warna menjadi coklat dan terlihat seperti ada endapan di sekitar paku sedangkan
logam tembaga setelah penyepuhan perlahan lahan melebur dan sedikit memucat. Pada saat 3
menit penyepuhan juga terlihan adanya peruahan warna larutan menjadi bening.
Terlihat dalam percobaan ini paku terlapisi oleh tembaga hal ini disebabkan pergerakan
ion Cu yang tereduksi di katode yang membentuk Cu pada katode yang melapisi
paku,sebagaimana reaksi yang terjadi di secara teoritas pada katode.
Hal ini akan menyemabkan tembaga sebagai anode massanya berkurang dan pada katode
paku besi massanya bertambah.

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Pada penyepuhan yang bertindak sebagai katode adalah besi dan sebagai anode adalah
tembaga. Besi (katode) sendiri menjadi logam yang disepuh sedangkan tembaga (anode)
menjadi logam penyepuh
 Perpindahan electron yaitu dari anode (Fe) menuju katode (Cu). Perubahan yang teradi
yaitu pada katode menghasilkan gelembung yang besar dan tentunya paku besi berubah
menjadi hitam. Pada anode terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan gelembung sedikit
 Katode akan mengalami reduksi dan anode akan mengalami oksidasi. Katode yang
direduksi mengandung larutan elektrolit atau kation yang mengandung kation penyepuh.
Anode yang dioksidasi mengandung kation penyepuh
 Setelah dilakukan penyepuhan massa logam yang dilapisi bertambah. Dimana pada anode
terjadi penambahan yaitu dari 0,15 gr menjadi 0,20 gr. Semntara di katode terjadi
penurunan yaitu dari 2,5 gr menjadi 2,4 gr

5.2 Saran
 Berhati hatilah dalam melaksanakan praktikum agar mendpatkan hasil praktikum yang
memuaskan
 Sebaik-baiknya praktikum dilaksanakan di Laboratium dengan alat yang lengkap dan
memadai.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.panduankimia.net/2017/05/mekanisme-penyepuhan-logam.html?m=1
http://sainsivet.blogspot.com/2017/12/laporan-praktikum-penyepuhan-logam.html?m=1
https://ecovolutiontoday.wordpress.com/tag/penyepuhan/
https://www.scribd.com/doc/49591139/BAB-I-Penyepuhan-Logam

Anda mungkin juga menyukai