Anda di halaman 1dari 14

Elektroplatting

Elektroplatting adalah aplikasi elektrolisis pada pelapisan suatu logam atas logam yang lain.
Teknik ini bisa dipakai untuk memperbaiki penampakan dan daya tahan suatu logam.
Contohnya, suatu lapisan tipis logam chromium pada bemper baja mobil untuk membuatnya
menarik dan melindunginya dari karat. Pelapisan emas dan perak dilakukan pada barang-barang
perhiasan yang berasal dari bahan-bahan logam yang murah. Berbagai lapisan-lapisan tipis
logam tersebut ketebalannya berkisar antara 0,03 s/d 0,05 mm.
Pembuatan Aluminium
Bauksit adalah biji aluminium yang mengandung Al
2
O
3
-
. Untuk mendapatkan aluminium, bijih
tersebut dimurnikan dan Al
2
O
3
nya dilarutkan dan didisosiasikan dalam larutan elektrolit
eryolite. Pada katoda, ion-ion aluminium direduksi menghasilkan logam yang terbentuk
sebagai lapisan tipis dibagian bawah wadah elektrolit. Pada anoda yang terbuat dari karbon, ion
oksida teroksidasi menghasilkan O2 bebas.
Reaksinya adalah :
Al
3
+
+ 3e
-
Al
(l)
(katoda)
2O
2
-
O
2(g)
+ 4 e
-
(anoda)
4Al
3
+
+ 6O
2
-
4Al
(l)
+ 3O
2(g)
(total)
Pembuatan Magnesium
Sumber utama magnesium adalah air laut. Mg
2+
mempunyai kelimpahan terbesar ketiga dalam
laut, kalahannya oleh ion natrium dan ion klorida. Untuk memperoleh magnesium, Mg(OH)
2

diendapkan dari air laut. Pemisahan itu dilakukan dengan cara filtrasi dan lalu dilarutkan dalam
asam hidroklorit.
Mg(OH)
2
+ 2HCl MgCl
2
+ 2H
2
O
Larutan MgCl
2
diuapkan dan menghasilkan MgCl
2
padat yang lalu dilelehkan dan akhirnya
dielektrolisa. Magnesium bebas akan diendapkan pada katoda dan gas klorin dihasilkan pada
anoda.
MgCl
2(l)
Mg
(l)
+ Cl
2(g)

Penyulingan Tembaga
Salah satu elektrolisis yang paling menarik adalah pemurnian atau penyulingan logam tembaga.
Tembaga dapat dimbil dari bijinya, dengan cara ini sampai ke tingkat kemurnian 99%.
Pengotornya sebagian besar adalah perak, emas, platina, besi dan seng menurunkan
konduktivitas listrik tembaga secara drastis sehingga harus disuling ulang sebelum dipakai
sebagai kawat atau kabel.

Tembaga tidak murni dipakai sebagai elektroda sebagai anoda pada sel elektrolisis yang
mengandung larutan tembaga sulfat dan asam sulfat (sebagai elektrolit). Katoda pada sistem ini
adalah tembaga dengan kemurnian tinggi. Jika selnya dijalankan pada tegangan yang diperlukan,
hanya tembaga dan pengotornya yang lebih mudah teroksidasi daripada tembaga, seng dan besi
yang larut disekitar anoda. Logam-logam yang kurang aktif akan runtuh dan mengendap
dibagian dasar wadah. Pada katoda, ion tembaga direduksi tetapi ion seng dan ion besi tertinggal
dilarutan karena lebih sukar tereduksi dari pada tembaga. Secara pelan-pelan tembaga anoda
terlarut dan tembaga katoda makin tumbuh. Suatu saat tembaga akan mempunyai kemurnian
99,95%!
Kotoran yang terkumpul dibagian bawah biasanya disebut sebgai anoda, dapat dipindahkan
secara periodik dan nilai perak, emas dan platina dapat pula dihitung untuk memperoleh total
efisiensi pelaksanaan proses penyulingan.
Elektrolisis Brine
Brine (=air asin) adalah larutan natrium klorida jenuh. Pada katoda, air lebih mudah direduksi
daripada ion natrium dan gas
H2
akan terbentuk. Reaksi :
2e
-
+ 2H
2
O H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)

Walaupun air lebih mudah teroksidasi daripada ion klorida, namun seperti telah disebut bahwa
ada faktor-faktor yang kompleks yang mempengaruhi sehingga yang teroksidasi adalah ion
klorida.




Aplikasi Sel Elektrolisis
Kata Kunci: elektrolisis Brine, elektroplatting, eryolite', pembuatan aluminium, pembuatan
magnesium, penyulingan tembaga, tembaga
Ditulis oleh Ratna dkk pada 15-12-2009
Elektroplatting

Elektroplatting adalah aplikasi elektrolisis pada pelapisan suatu logam atas logam yang lain.
Teknik ini bisa dipakai untuk memperbaiki penampakan dan daya tahan suatu logam.
Contohnya, suatu lapisan tipis logam chromium pada bemper baja mobil untuk membuatnya
menarik dan melindunginya dari karat. Pelapisan emas dan perak dilakukan pada barang-barang
perhiasan yang berasal dari bahan-bahan logam yang murah. Berbagai lapisan-lapisan tipis
logam tersebut ketebalannya berkisar antara 0,03 s/d 0,05 mm.
Pembuatan Aluminium
Bauksit adalah biji aluminium yang mengandung Al
2
O
3
-
. Untuk mendapatkan aluminium, bijih
tersebut dimurnikan dan Al
2
O
3
nya dilarutkan dan didisosiasikan dalam larutan elektrolit
eryolite. Pada katoda, ion-ion aluminium direduksi menghasilkan logam yang terbentuk
sebagai lapisan tipis dibagian bawah wadah elektrolit. Pada anoda yang terbuat dari karbon, ion
oksida teroksidasi menghasilkan O2 bebas.
Reaksinya adalah :
Al
3
+
+ 3e
-
Al
(l)
(katoda)
2O
2
-
O
2(g)
+ 4 e
-
(anoda)
4Al
3
+
+ 6O
2
-
4Al
(l)
+ 3O
2(g)
(total)
Pembuatan Magnesium
Sumber utama magnesium adalah air laut. Mg
2+
mempunyai kelimpahan terbesar ketiga dalam
laut, kalahannya oleh ion natrium dan ion klorida. Untuk memperoleh magnesium, Mg(OH)
2

diendapkan dari air laut. Pemisahan itu dilakukan dengan cara filtrasi dan lalu dilarutkan dalam
asam hidroklorit.
Mg(OH)
2
+ 2HCl MgCl
2
+ 2H
2
O
Larutan MgCl
2
diuapkan dan menghasilkan MgCl
2
padat yang lalu dilelehkan dan akhirnya
dielektrolisa. Magnesium bebas akan diendapkan pada katoda dan gas klorin dihasilkan pada
anoda.
MgCl
2(l)
Mg
(l)
+ Cl
2(g)

Penyulingan Tembaga
Salah satu elektrolisis yang paling menarik adalah pemurnian atau penyulingan logam tembaga.
Tembaga dapat dimbil dari bijinya, dengan cara ini sampai ke tingkat kemurnian 99%.
Pengotornya sebagian besar adalah perak, emas, platina, besi dan seng menurunkan
konduktivitas listrik tembaga secara drastis sehingga harus disuling ulang sebelum dipakai
sebagai kawat atau kabel.

Tembaga tidak murni dipakai sebagai elektroda sebagai anoda pada sel elektrolisis yang
mengandung larutan tembaga sulfat dan asam sulfat (sebagai elektrolit). Katoda pada sistem ini
adalah tembaga dengan kemurnian tinggi. Jika selnya dijalankan pada tegangan yang diperlukan,
hanya tembaga dan pengotornya yang lebih mudah teroksidasi daripada tembaga, seng dan besi
yang larut disekitar anoda. Logam-logam yang kurang aktif akan runtuh dan mengendap
dibagian dasar wadah. Pada katoda, ion tembaga direduksi tetapi ion seng dan ion besi tertinggal
dilarutan karena lebih sukar tereduksi dari pada tembaga. Secara pelan-pelan tembaga anoda
terlarut dan tembaga katoda makin tumbuh. Suatu saat tembaga akan mempunyai kemurnian
99,95%!
Kotoran yang terkumpul dibagian bawah biasanya disebut sebgai anoda, dapat dipindahkan
secara periodik dan nilai perak, emas dan platina dapat pula dihitung untuk memperoleh total
efisiensi pelaksanaan proses penyulingan.
Elektrolisis Brine
Brine (=air asin) adalah larutan natrium klorida jenuh. Pada katoda, air lebih mudah direduksi
daripada ion natrium dan gas
H2
akan terbentuk. Reaksi :
2e
-
+ 2H
2
O H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)

Walaupun air lebih mudah teroksidasi daripada ion klorida, namun seperti telah disebut bahwa
ada faktor-faktor yang kompleks yang mempengaruhi sehingga yang teroksidasi adalah ion
klorida

4. Kegunaan Sel Elektrolisis
1) Sel elektrolisis pada Penyepuhan logam. Penyepuhan logam bertujuan melapisi logam
dengan logam lain agar tidak mudah berkarat. Contohnya, penyepuhan perak yang biasa
dilakukan pada peralatan rumah tangga, seperti sendok, garpu, dan pisau. Pada penyepuhan
perak, logam perak bertindak sebagai katode dan sendok besi bertindak sebagai anode.

Gambar 2.8 Penyepuhan perak pada sendok besi
Contoh lainnya adalah pada kendaraan bermotor, biasanya mesin kendaraan bermotor yang
terbuat dari baja dilapisi dengan kromium. Proses pelapisan kromium dilakukan dengan
elektrolisis, larutan elektrolit disiapkan dengan cara melarutkan CrO
3
dengan asam sulfat encer.
Kromium(VI) akan tereduksi menjadi kromium(III) lalu tereduksi menjadi logam Cr.
CrO
3
(aq) + 6 H
+
(aq) + 6 e

Cr(s) + 3 H
2
O(l)
2) Produksi aluminium
Sel elektrolisis pada produksi Aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis bijih aluminium.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Al
3+
(aq) + 3 e Al(l)
Anode : 2 O
2
(aq) O
2
(g) + 4 e
4 Al
3+
(aq) + 6 O
2
(aq) 4 Al(l) + 3 O
2
(g)
3) Produksi natrium. Sel elektrolisis pada produksi Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis
lelehan NaCl yang dikenal dengan Proses Down. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : 2 Na+(l) + 2 e 2 Na(l)
Anode : 2 Cl

(l) Cl
2
(g) + 2 e
2 Na+(aq) + 2 Cl

(aq) 2 Na(l) + Cl
2
(g)


b. Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah.Elektroda
positif (+) yang disebut juga anoda sedangkan elektroda negative (-) disebut katoda.
Elektrolisis merupakan suatu proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi kimia
nonspontan dapat terjadi.
a. Elektrolisis terhadap lelehan/cairan/leburan
Sel elektrolisis tidak mengandung pelarut (air)
Katode : reduksi kation
Anode : oksidasi anion
b. Elektrolisis terhadap larutan elektrolit dalam air
- Elektroda inert ( tidak aktif )
Katode = Golongan IA dan IIA yang dielektrolisis air
Anode = Mengandung O,yang dioksidasi air
- Elektroda Aktif ( Cu,Ag,Fe,Ni,dll)
Katode = Golongan IA dan IIA yang dielektrolisis air
Anode = Elektrode Aktif tersebut.
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang
diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita.
Penggunaan Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis banyak digunakan dalam laboratorium dan industri, antara lain:
1. Pemurnian Logam (electrorefining)
Prinsip pemurnian logam dengan menggunakan reaksi elektrolisis larutan dengan elektrode
yang bereaksi. Logam yang kotor ditempatkan di anode sedangkan logam murni ditempatkan di
katode. Larutan yang digunakan adalah yang mempunyai kation logam tersebut. Contohnya yaitu
pemurnian logam tembaga. Pada pemurnian logam tembaga:
Tembaga kotor dijadikan anode, dengan reaksi:

Tembaga murni dijadikan katode, dengan reaksi:

Larutan elektrolit yang digunakan adalah tembaga sulfat, sehingga reaksi selnya yaitu :

2. Penyepuhan atau pelapisan logam
Penyepuhan bertujuan melindungi logam terhadap korosi atau memperindah penampilan.
Prinsip penyepuhan secara elektrolisis yaitu logam yang akan disepuh dijadikan katode, logam
penyepuh sebagai anode dan kedua elektrode itu dicelupkan dalam larutan garam dari logam
penyepuh.
Contoh: penyepuhan sendok besi dengan perak yang menggunakan larutan perak nitrat,
dimana pada katode terjadi endapan perak sedangkan anode perak terus menerus larut.
Konsentrasi ion Ag positif tidak berubah dengan reaksi dibawah ini.
Larutan elektrolit yang akan digunakan adalah larutan perak nitrat.
Sendok digunakan sebagai katode, dengan reaksi:

Perak murni sebagai anode, dengan reaksi:



Sel Elektrolisis

Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta, yaitu perubahan energi listrik menjadi energi
kimia. Sel elektrolisis juga memerlukan elektrode-elektrode. Ada 2 elektrode yang digunakan
dalam elektrolisis, yaitu:
a. Elektrode inert yaitu elektrode yang tidak dapat bereaksi (Pt, C, Au).
b. Elektrode tak inert yaitu elektrode yang dapat bereaksi (Cu dan Ag).

Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya adalah sebuah wadah,
elektrode, elektrolit dan sumber arus searah. Pada sel elektrolisis digunakan elektrode inert yang
hanya menyediakan permukaannya sebagai tempat berlangsungnya reaksi.

Dua batang Pt atau karbon dicelupkan dalam larutan elektrolit. Masing-masing batang bertindak
sebagai anode (tempat berlangsungnya oksidasi) dan katode (tempat berlangsungnya reduksi),
karena kation (ion positif) menuju katode maka katode merupakan elektrode negatif. Dan
sebaliknya anode merupakan elektrode positif karena didatangi oleh anion (ion negatif).

Reaksi-Reaksi Elektrolisis
Peristiwa elektrolisis banyak dimanfaatkan untuk melapisi logam atau pemurnian logam. Bila
suatu elektrolit (larutan atau leburan) dielektrolisis, maka elektrolit tersebut akan terurai menjadi
kation yang akan menuju katode/elektrode positif (+) dan anion yang akan menuju
anode/elektrode negatif (-).

Di katode akan terjadi persaingan antara kation dengan pelarut (molekul air) untuk mengalami
reduksi (menangkap elektron). Misal pada elektrolisis larutan NaCI, maka reaksi reduksi yang
bereaksi adalah:

Na+ + e -> Na E = -2,71 V
2H20 + 2e" - 20H- + H2 E = -0,83 V

Berdasarkan harga E, H'20 lebih mudah menangkap elektron daripada ion Na+. Akibatnya ion 'i
Na+ tidak dapat direduksi, maka di katode tidak terbentuk logam Na sehingga yang berlangsung
di katode adalah reduksi terhadap H20 untuk menghasilkan gas H2.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2256344-pengertian-sel-elektrolisis-
dan-reaksi/#ixzz2UJeNytVt

Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia dimana energi listrik digunakan untuk menghasilkan
reaksi redoks tidak spontan.

Komponen sel elektrolisis :
Sumber listrik : merupakan sumber arus listrik searah (DC)
Katoda : elektroda tempat reaksi reduksi berlangsung.
Anoda : elektroda tempat reaksi oksidasi berlangsung.
Elektrolit : zat yang dapat menghantarkan arus listrik yang diurai dalam sel
elektrolisis.


Pengertian sel elektrolisis : Alat yang memanfaatkan reaksi
kimia untuk menghasilkan listrik.
Sel elektrokimia ada dua jenis yaitu :
Sel volta
Merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks) yang berlangsung spontan.
Sel elektrolisis
Pengertian elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolis oleh arus listrik.
Sedangkan sel elektrolisis itu sendiri adalah merupakan sel kimia (elektrokimia) yang
menggunakan energi listrik agar reaksi kimia dapat terjadi .
Prinsip dasar elektrolisis adalah :
a) Memanfaatkan reaksi oksidasi dan reduksi (redoks)
b) Tidak memerlukan jembatan garam seperti sel volta. (sel elektrokimia)
Komponen utama sel elektrolisis adalah :
1. Wadah
2. Elektrode : berasal dari baterai
3. Elektrolit : cairan atau larutan yang diuji dan dapat menghantarkan listrik
4. Sumber arus searah : bisa berasal dari baterai ataupun aki
Elektrode pada sel elektrolis terdiri atas katode yang bermuatan negatif dan anode yang
bermuatan positif. Hal inilah yang membedakan antara sel elektrolis dengan sel elektrokimia.
Berikut prinsip dasar elektrolis berlawanan dengan elektrokimia, yaitu :
1. Reaksi elektrolis, mengubah energi listrik menjadi energi kimia
2. Reaksi elektrolis, merupakan reaksi tidak spontan, karena melibatkan energi listrik dan
luar.
3. Reaksi elektrolis berlangsung di dalam sel selektrolis, yaitu terdiri dari satu jenis larutan
atau leburan elektrolit dan memiliki dua macam elektrode, yaitu :
v Elektrode (-) : Elektrode yang dihubungkan dengan kutub (-) sumber arus listrik
v Elektrode (+) : Elektrode yang dihubungkan dengan kutub (+) sumber arus listrik
Bila suatu cairan atau larutan elektrolit dialiri arus listrik arus searah melalui batang elektrode,
maka ion-ion yang ada di dalam cairan atau larutan tersebut akan bergerak menuju ke elektrode
yang berlawananan muatannya. Pada sel elektrolis kutub positif merupakan terjadinya ionisasi
(oksidasi) sehingga disebut anode & kutub negatif merupakan tempat terjadinya reduksi
sehingga disebut katode.
Terdapat tiga kelompok sel elektrolisis, yaitu :
1. Sel elektrolisis bentuk lelehan/leburan
Sel bentuk ini hanya berlaku untuk senyawa inonik dengan tidak ada zat pelarut (tidak ada H
2
O),
hanya ada kation dan anion.
Ketentuan :
- Katode : kation langsung direduksi (kation golongan utama atau golongan transisi
langsung direduksi)
Anode : anion langsung dioksidasi
1. Sel elektrolisis bentuk larutan dengan elektrode tidak bereaksi (inert/tidak aktif)
Sel bentuk ini tidak ada pengaruh elektrode, hanya saya selain kation dan anion juga
diperhitungkan adanya zat larut (adanya air)
Ketentuan :
- Katode : terjadi reaksi reduksi, untuk ini terjadi persaingan antara kation atau air
- Anode : terjadi reaksi oksidasi, untuk ini terjadi persaingan antara anion dan air
1. Sel elektrolis bentuk larutan dengan elektrode aktif
Elektrode yang bereaksi adalah tembaga (Cu), perak (Ag), Nikel (Ni), besi (Fe), dll. Elektrode
ini hanya bereaksi di anode, sedangkan dikatodenya tidak.
Ketentuan :
- Katode : seperti ketentuan kation pada larutan dengan elektron tidak bereaksi
- Anode : dioksidasi elektrode tersebut, apapun anodenya tidak diperhatikan.
Aplikasi sel elektrokimia
1. Proses penyepuhan / pelapisan logam (elektroplating)
Elektroplating : proses pelapisan suatu logam dengan logam lain dengan cara elektrolisis.
Tujuannya : melindungi logam agar tidak rusak karena udara (korosi)
- Prinsip elektroplating :
1. Katode : logam yang akan dilapisi
2. Anode : logam untuk melapisi
3. Elektrolit : garam dari logam anode
1. Proses pemurnian logam kotor
Prinsip pemurian logam transisi dengan menggunakan reaksi elektrolisis dengan elektrode yang
bereaksi
Contoh :
Pemurnian logam tembaga
- Katode : tembaga murni
- Anode : tembaga kotor (tembaga yang akan dimurnikan)
Digunakan larutan cuso
4

1. Produksi zat
Banyak zat kimia yang dibuat melalui elektrolisis, misal : logam-logam alkali, magnesium,
aluminium, fluorin, klorin, natrium hidrooksida, natrium hidklorit dan hidrogen peroksida.s ecara
indutri, klorin dan natrium hidrooksida dibuat dari elektrolis larutan natrium klorida. Proses ini
disebut proses klor-alkali dan merupakan proses industri yang sangat penting.
B. Proses Pengerjaan Barang Kerajinan Perak Kotagede
(Elektroplating)
Elektroplating didefinisikan sebagai perpindahan ion logam dengan
bantuan arus listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada
benda padat konduktif membentuk lapisan logam. Pengendapan terjadi pada
benda kerja yang berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang mengendap
disebut juga deposit. Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan dua
buah elektroda, yaitu elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif
disebut katoda dan elektroda positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi
harus bersifat konduktif atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi
sebagai katoda, disebut sebagai benda kerja. Pada elektroplating dengan
anoda aktif digunakan anoda logam yang mempunyai kemurnian tinggi. Arus
2
mengalir dari anoda menuju katoda melalui elektrolit (Purwanto & Huda,
2005). Bagan proses elektroplating dapat dilihat pada gambar II.1.
Proses pelapisan pada benda kerja dilakukan pada suatu elektrolit
yang mengandung senyawa logam. Untuk meningkatkan hantaran arus
dapat ditambahkan asam atau basa. Ion logam (Mn+) dalam elektrolit yang
bermuatan positif menuju benda kerja sebagai katoda yang bermuatan
negatif sehingga ion logam Mn+ akan tereduksi menjadi logam M dan
mengendap di katoda membentuk lapisan logam (deposit). Reaksinya
dituliskan sebagai berikut:
Mn+ + ne Mo
Ion logam dalam elektrolit yang telah tereduksi dan menempel di katoda,
posisinya akan diganti oleh anoda logam yang teroksidasi dan larut dalam
elektrolit atau dari penambahan larutan senyawa logam. Pada anoda terjadi
oksidasi. Reaksinya dituliskan sebagai berikut:
Mo Mn+ + ne
Apabila proses elektroplating berjalan seimbang maka konsentrasi elektrolit
akan tetap, anoda makin lama berkurang dan terjadi pengendapan logam
yang melapisi katoda sebagai benda kerja.
s
Gambar II.1. Proses Elektroplating

Anda mungkin juga menyukai