Anda di halaman 1dari 6

Penyetruman Aki

29 November 2014 ~ Tinggalkan komentar

Penyetruman Aki

Aki atau accumulator menipakan sel volta yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO, dalam
larutan asam sulfat yang berfungsi sebagas elektrolit. Pada aki, sel disusun dalam beberapa
pasang dan setiap pasang menabasilkan 2 Volt. Path umumnya aki memiliki potensial sebesar 6
Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki menipakan sel
yang dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus. Sebingga ada
dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan set volta dan reaksi
pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisis.

Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada
setiap saat dapat dikeluarkan. Anodenya terbuat dari logam timbal atau timah hitam (Pb) dan
katodenya terbuat dari logarn timbal yang dilapisi PbO2. Keduanya merupakan zat padat yang
dicelupkan dalam larutan asam sulfat. Kedua elektrode tersebut, juga hasil reaksinya, tidak larut
dalam larutan asam sulfat sehingga tidak perlu memisahkan anode dan katode. Dengan demikian,
tidak diperlukan jembatan garam, yang perlu dijaga adalah jangan sampai kedua elektrode
tersebut saling bersentuhan.

Reaksi penggunaan aki:

Selama reaksi tersebut berlangsung, asam sulfat digunakan dan dihasillkan air. Hal tersebut
mengakibatkan kadar asam sulfat dalam larutan bekturang, sehingga massa jems larutan juga
berkurang.

Dalam lehidupan sehari-hari massa jenis larutan tersebut digunakan sebagai patokan untuk
pengisian aki kembali. Aki yang baru diisi mengandung larutan dengan massa jenis sekitar 1,25-
1,39 g/mL. Jika massa jenis larutan turun sampal 1,20 g/mL, aki perlu diisi kembali. Massa jenis
laturan dapat ditentukan dengan suatu alat yang bernama hidrometer.
Keunggulan utania aki yaitu dapat dlisi ulang. Pengisian aki dilalukan dengan membalik arah
aliran elektron pada kedua elektrode sehingga elektrode berbalik.

Reaksi pengisisan aki:

Kelemahan aki diantaranya adalah karena beratnya. Selain itu juga karena asam sulfat bersifat
sangat korosif sehingga berbahaya jika tumpah. Akhir-akhir ini digunakan paduan timbal-
kalsium sebagai anode sehiugga hal tersebut akan mengurangi resiko tumpah.

lengkapnya download word

lihat juga penyepuhan

lihat juga pemurnian logam

Iklan

Pemurnian Logam
29 November 2014 ~ Tinggalkan komentar

Pemurnian Logam

Prinsip pemurnian logam sama dengan penyepuhan logam, yaitu menggunakan metode
elektrosisis denga elektrida aktif. Contoh pemurnian logam sebagai berikut.

Aluminium

Telah  lama diketahui aluminium merupakan logam yang sangat menarik yang tersedia dalam
jumlah sedikit, tetapi harganya mahal karena pembuatannya hanya dapat dilakukan dengan cara
mereduksi senyawa aluminium dengan logam yang lebih reaktif seperti natrium. Cara untuk
memperolehnya dengan elektrolisis tidak berhasil karena apabila larutan garam aluminium
dihidrolisis, air lebih mudah direduksi daripada Al3+. Ini berarti H2 terbentuk di katoda bukan
Al. Elektrolisis lelehan AlCl3 juga tidak berhasil karena dua hal: larutan tidak terbentuk iondan
senyawanya mudah menguap pada suhu tinggi. Elektrolisis oksida, Al3O3 juga tidak praktis
karena titik lelehnya yang tinggi (kira-kira 2000°C). Pada tahun 1886, seorang sarjana berumur
22 tahun dari Oberlin Collage bernama Charles Hall menemukan cara yang dapat diginakan
untuk mengelektrolisis aluminium oksida. Dia menggunakan campuran Al2O3 dengan klorit,
Na3AlF3. Penambahan klorit ke dalam aluminium oksida menurunkan temperatur campuran
sampai 1000°C, sehingga elektrolisis dapat dilakukan. Diagram sel elektrolisis dapat dilihat pada
Gambar 9. Bejana yang menampung campuran aluminium terbuat dari besi dilapisi karbon yang
berfungsi sabagai katoda. Batang karbon berfungsi sebagai anoda di masukkan ke dalam
campuran ini dari atas. Apabila terjadi reaksi redoks, eluminium murni diperoleh di katoda dan
mengendap di dasar bejana. Rekasi yang terjad pada elektroda adalah

Anoda  : 3O2–(l) → O2(g) + 6e–

Katoda : 2Al3+(l) + 6e– → 2Al(l)

Reaksi  : 2Al3+(l) + 3O2–(l) → O2(g)  + 2Al(l)

Sekarang klorit telah diganti dengan elektrolit sintesis yang terdiri dari campuran NaF, CaF2,
dan AlF3. Campuran ini memungkinkan terjadinya elektrolisis pada suhu yang rendah dan
larutan lebih encer daripada klorit yang digunakan oleh Hall. Campuran elektrolit dengan berat
jenis yang lebih rendah lebih mudah memisahkan lelehan aluminium.

Magnesium

Magnesium merupakan logam yang penting karena sangat ringan. Magnesium dijumpai dalam
jumlah yang cukup banyak di dalam air laut. Ion magnesium diendapkan dari air laut sebagai
hidroksida, kemudian Mg(OH)2 diubah menjadi kloridanya dengan cara mereduksikan dangan
asam klorida. Setelah airnya menguap, MgCl2 dilelehkan dengan elektrolisis. Magnesium
dihasilkan di katoda dan klor di anoda. Reaksi yang terjadi adalah

MgCl2(aq) → Mg(aq) + Cl2(g)

Tembaga

Penggunaan elektrolisis yang sangat menarik adalah pada pembersihan dan pemurnian tembaga.
Ketika mula-mula dipisahkan dari bijih tembaga, kemurnian kandungan logam tembaga kira-kira
99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng, perak, emas, dan platina. Dalam proses pemurnian
tembaga, tembaga yang belum murni digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang
mengandung larutan tembaga sulfat sebagai elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat
murni.

Ketika terjadi elektrolisis, hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng
yang dapat dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut dan
mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi, Cu2+ yang dapat
menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap.

Hasil akhir dari elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn
tinggal dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+. Endapan lumpur perak, emas, dan platina
dikeluarkan dari sel. Kemudian dijual dengan harga yang dapat menutupi biaya listrik yang
dibutuhkan untuk elektrolisis ini. Sebagai hasilnya, pemurnian logam tembaga (kira-kira
kemurniannya 99,96%) relatif tidak mahal. Dengan demikian, biaya total produksi tembaga
cukup memadai karena termasuk penambangan bijih kasar dan pemurniaan awalnya.

lengkapnya dowload word

lihat juga penyepuhan

lihat juga penyetruman aki

Penyepuhan
29 November 2014 ~ Tinggalkan komentar

Penyepuhan

Elektroplating merupakan salah satu aplikasi dari metode elektrokimia. Sesuai dengan namanya,
metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari
reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu
sistem elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel
elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi spontan didalamnya disebut sel
galvani. Sedangkan sel elektrokimia dimana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya disebut sel
elektrolisis.

Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda, umumnya konduktor logam, yang
dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan
sumber arus. Karena didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan dalam metode
ini adalah elektron yang dipasok dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi yang
berlangsung, elektroda dalam suatu sistem elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni
elektroda dimana reaksi reduksi (reaksi katodik) berlangsung, dan anoda, dimana reaksi oksidasi
(reaksi anodik) berlangsung.

Gold plating atau penyepuhan emas adalah metode memberikan lapisan tipis emas ke permukaan
logam lain, biasanya tembaga atau perak, dengan menggunakan bahan kimia.

Gold Plating adalah proses elektrik (elektrokimia) yang merupakan proses perubahan energi
listrik menjadi energi kimia. Proses ini melibatkan elektroda (logam-logam yang dihubungkan
dengan sumber listrik) dan elektrolit (cairan tempat logam-logam tadi dicelupkan).
Secara tradisional proses penyepuhan menggunakan emas 24 karat. Penyepuhan dilakukan
pertama-tama dengan merendam logam (perak) di dalam air panas yang sebelumnya dibubuhi
potasium, kemudian, logam dicuci dengan buah lerak dan disikat dengan seksama. Setelah
benar-benar bersih, perhiasan dicelupkan dalam larutan potas dan emas yang dipanasi.

Untuk membuat larutan sepuh, emas dikaitkan pada kawat tembaga yang disambungkan pada
kutub positif aki kering. Logam yang disepuh dikaitkan pada kawat tembaga pada sambungan
kutub lain. Untuk meratakan lapisan, perhiasan digoyang-goyangkan beberapa kali.

Penyepuhan perak oleh emas digunakan dalam pembuatan perhiasan. Namun, karena atom perak
berdifusi ke lapisan emas, lambat laun akan memudarkan warnanya dan akhirnya menodai
lapisan permukaan. Proses ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun,
tergantung pada ketebalan lapisan emas. Sebuah “penghalang” berupa lapisan logam digunakan
untuk melawan efek ini. Tembaga, yang juga dapat bermigrasi menjadi emas, kecepatannya jauh
lebih lambat daripada perak. Tembaga lebih jauh lagi disepuh dengan nikel, sehingga perak
berlapis emas biasanya merupakan perak yang di-substrat dengan lapisan tembaga dan nikel, dan
emas berada pada lapisan paling atas.

Penyepuhan Besi Dengan Emas

Penyepuhan besi dengan emas dapat dilakukan dengan 2 tahapan :

 Penyepuhan besi dengan perak

Dalam penyepuhan besi dengan perak yang menjadi katode adalah barang yang akan
disepuh,dan yang menjadi anodenya adalah  penyephnya yakni larutan AgNO3 menjadi Ag+ dan
NO3-,namun dalam menentukan katode harus dilihat yang lebih positif antara Fe(besi) dengan
Ag+ dan ternyata yaing lebih positif adalah Ag+. begitu pula dengan anodenya,karena
elektrodenya tidak inert maka dilihat siapa yang leih positif antara Ag+ dengan NO3-,dan
ternyata yang lebih positif adalah Ag+.

 Penyepuhan perak dengan emas

seperti halnya pda langkah pertama untuk dikatode adalah barang yang akan disepuh,namun
dilihat terlebih dahulu yang nilainya lebih positif antara Au3+ dari larutan Au(NO3)3,H2O,dan
Ag(s).dan ternyata yang lebih positif adalah Au3+.begtu pula dengan anodenya dalam hal ini
krena elektrodenya adalah inert maka yang dibandingkan antara H2O dengan NO3- dan ternyata
yang lebih positif adlah H2O.

Dengan Rumusan :

Langkah 1 :

Katode :Ag+ + e  menjadi   Ag(s)

Anode  :Ag(s)    menjadi     Ag+ + e


Hasil :     Ag(s)     menjadi    Ag(s)

Langkah 2 :

Katode :Au3+ + 3e   menjadi    Au(s)

Anode  :2H2O   menjadi     4H+ + O2 + 4e

Hasil :      4Au3+ + 6H2O menjadi  4Au  + 12H+ + 3O2

Pemanfaatan Au3+ Dalam Electroplating Perhiasan Yang Berlapis Emas

Elektroplating emas biasanya lebih umum dikenal dengan istilah “penyepuhan”. “Sepuh” artinya
tua sehingga barang-barang yang dilapisi emas seolah-olah mirip dengan emas murni meskipun
sebenarnya benda tersebut hanya dilapisi beberapa mikron dengan emas. Penyepuhan banyak
diterapkan pada barang-barang kerajinan maupun perhiasan. Tidak semua logam boleh
disadurkan dengan sebarang logam lain. Beberapa syarat diperlukan adalah :

 Logam yang hendak disadur dijadikan katod.


 Loram penyadur dijadikan anoda.Garam logam penyadur dijadikan elektrolit.
 Logam yang disadur lebih reaktif dari logam penyadur dalam siri elektrokimianya.

Pembuatan perhiasan yang berlapis emas menggunakan cara elektrolisis untuk pelapisannya.
Perhiasan yang akan dilapisi (disepuh) diletakkan pada katode dan logam emas yang untuk
menyepuh diletakkan di anode, sedangkan elektrolitnya merupakan larutan yang mengandung
ion Au3+. Larutan Au3+ harus dibuat dengan konsentrasi yang sekecil-kecilnya dan
menggunakan arus yang sekecil-kecilnya agar proses penempelannya sempurna. Bila
penempelannya terlalu cepat proses kristalisasinya tidak sempurna dan akibatnya menjadi hitam
(tidak mengkilat). Agar konsentrasi Au3+ yang ada dalam larutan sekecil-kecilnya maka garam
Au3+ ditambah apotas (K2CO3.KCN) yang akan membentuk ion kompleks [ Au(CN)6]3-.
Proses penyepuhan memerlukan ketrampilan dan pengalaman, sebab tanpa latihan hasil yang
didapat tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai