Judul
Penentuan Kadar Cu dengan Teknik Elektrogravimteri
II. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk menentukan kadar Cu dengan
teknik elektrogravimetri.
III. Dasar teori
Elektrolisis selalu disertai dengan perpindahan bahan dalam suatu sel elektrolisis.
Migrasi (perpindahan) partikel-partikel adalah akibat gaya tarik elektrostatik, yang
terbit ketika arus dijalankan. Jadi partikel-partikel yang bergerak ke arah katode harus
bermuatan positif, sedangkan partikel-partikel yang bermuatan negatif akan bergerak
ke arah anode (Svehla, 1990)
Logam Cuprum (tembaga) merupakan salah satu logam berat yang keberadaan
dalam lingkunagan dapat berasal dari industri penyamakan kulit, pelapisan logam,
tekstil, maupun industri cat. Dalam air limbah, tembaga dapat ditemukan sebagai
Cu(I), Cu(II), dan Cu(III) yang berbentuk padat, namun keberadaan tembaga (III)
sangat jarang ditemukan. Limbah cair Cu(II) tertama berasal dari proses pewarnaan
dengan menggunakan bahan kimia seperti CuSO4 untuk pewarnaan biru, sehingga
Cu(II) potensial mencemari lingkungan. Hampir 15% dari total produksi zat pewarna
pada proses industri hilang ketika proses pewarnaan dan dikeluarkan sebagai limbah
industri. Tembaga merupakan mikronutrien esensial bagi tanaman, namun pada
permukaan air tembaga meracuni tumbuhan air pada konsentrasi dibawah 1ppm dan
dapat meracuni beberapa ikan (Moothy, 1980).
Logam berat mempunyai sifat toksik terhadap hewan dan manusia. Manifestasi
toksisitas logam berat terhadap manusia memerlukan waktu yang lama karena proses
akumulasi dalam tubuh sehingga proses pencegahan sebaiknya dilakukan sedini
mungkin. Beberapa jenis logam berat misalnya Cadmium (Cd), air raksa (Hg), timah
hitam (Sn), dan cuprum (Cu) bisa juga merupakan bahan pencemaran yang sangat
berbahaya. Pencemaran logam berat ini, kemungkinan terjadi akibat buangan industri
yang tidak terkontrol. Buatan industri yang mengandung logam berat bermuara ke
laut, dengan demikian air laut menjadi tercemar (Palar, 1994).
Perhitungan:
= 0,2783 gram
Ar Cu = 63,5 gram/mol
gram 1000
M = ×
Mr CuSO 4 V
gram 1000
0,05 = ×
249,71 100
Ar Cu
Massa Cu = × massa CuSO4
Mr CuSO 4
63,5
= × 1,2485
249,71
Ar Cu
Berat Cu = Berat endapan ×
Mr CuSO 4
63,5
= 0,2783 ×
249,71
= 0,070 gram
Berat Cu
%Cu = × 100%
Berat sampel
0,070
= × 100%
1,2485
= 5,606%
Pembahasan:
Pada praktikum kali ini, yaitu elektrogravimetri yang dapat digunakan untuk
menentukan kadar dari suatu logam tertentu didalam larutannya. Pada praktikum
menggunakan CuSO4 sebagai larutan, dimana percobaan ini bertujuan untuk menentukan
kadar dari Cu didalam larutannya. Alat elektrogravimetri ini bekerja berdasarkan prinsip
elektrolisis, dengan pemberian arus listrik menyebabkan reaksi kimia reduksi komponen
pada katoda dan sebaliknya proses oksidasi pada anodanya. Katoda berupa elektroda
karbon yang sudah dioven dan anoda elektroda karbon yang tidak dioven, elektroda pada
anoda ditimbang agar dapat mengetahui massa awal elektroda karbon serta dapat
menentukan berat endapan pada elektroda katoda. Elektroda pada katoda dioven untuk
meningkatkan ketelitian dan menghindari pengotor-pengotor lain yang menempel lebih.
Dan konsentrasi Cu2+ yang digunakan sangat kecil dan kemungkinan mengendap itu
kecil.
Pada percobaan ini, digunakan elektroda karbon. Hal ini disebabkan karena
elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda indikator, yang berfungsi untuk
membangkitkan kecenderungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan
elektron, sedangkan ia tidak ikut secara nyata dalam reaksi redoks.
Pada percobaan diberikan tegangan 9,41 V dan menghasilkan arus 0,15 A, saat diberikan
tegangan terdapat banyak gelembung pada elektroda di anoda sedangkan pada katoda
mulai terdapat endapan yang menempel berwarna kemerahan pada elektroda yaitu Cu 2+.
Larutan terus dielektrolisis maka arus yang dihasilkan semakin kecil, endapan pada
katoda semakin banyak yang berwarna merah karena tereduksi. Setelah terus
dielektrolisis larutan berubah warna yang awalnya berwarna biru menjadi hitam, hal ini
karena elektroda karbon di anoda terlepas atau terkikis. Setelah terus dielektolisis arus
yang dihasilkan sebesar 0,2 A dengan potensial yang sama, semakin lama dielektrolisis
arusnya menjadi 0,48 A. Untuk memastikan larutan telah terelektrolisis sempurna maka
diuji dengan larutan K4FeCN6 jika saat ditetesi masih larutan masih berwarna coklat maka
larutan harus terus dielektrolisis. Reaksi yang terjadi:
2Cu+2 + 4e 2Cu
2H2O 4H+ + O2 + 4e
2Cu+2 + 2H2O 2Cu + 4H+ + O2
Dari percobaan didapatkan berat akhir elektroda karbon yaitu 5,1146 gram dan dapatkan
kadar Cu dalam sampel CuSO4 yaitu 5,606%. Ketidaksesuain hasil yang didapatkan
karena elektroda karbon di anoda terlepas sehingga menempel pada katoda yang
mempengaruhi berat endapan pada katoda.
VII. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Analisa gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa, sedangkan elektrogravimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif
berdasarkan pengendapan atau pendepositan logam tersebut pada elektroda dengan
bantuan arus listrik. Prinsip dari praktikum ini yaitu elektrolisis dan pengendapan.
Cu2+ menempel pada katoda, sedangkan arus yang digunakan adalah arus searah.
Diperoleh kadar Cu dalam sampel CuSO4 yaitu 5,606 %.
VIII. Daftar Pustaka
1. Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar
Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC, Jakarta.
2. Moothy. 1980. Electronic Absorption Spectrum of Cobalt Antipyrine Complex.
India: S.V University
3. Palar, Heryando. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta:
Rineka Cipta