Kelompok 9:
Solikhah
Amanda Puji
Ahmad Fajrudin
warna
perlu
ditambahkan
didalamnya
pereduksi
seperti
hidroksilamina. HCl yang akan mereduksi Fe 3+ menjadi Fe2+. pH larutan harus dijaga
pada 6-7 dengan cara menambahkkan ammonia dan natrium asetat.
(Hendayana, S, dkk,2001)
Dengan menggunakan penentuan kadar konsentrasi , suatu senyawa dilakukan
dengan membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan contoh terhadap
terhadap larutan standar yang telah diketahui kunsentrasinya. Terdapat dua cara
standar adisi , pada cara yang pertama dibuat dahulu sederetan larutan standar, diukur
serapannya, kemudian tentukan konsentrasinya dengan menggunakan cara kalibrasi.
Cara yang kedua dilakukan dengan menambahjkan sejumlah larutan contoh yang
sama kedalam larutan standar .
(Hendayana, S, dkk,2001)
Instrumen pada spektrofotometri UV-Vis terdiri dari 6 komponen pokok, yaitu :
1. Sumber radiasi
Lampu tungsten, merupakan campuran dari flamen tungsten dan gas iodine.
Pengukurannya pada daerah visible 380-900nm.
2. Monokromator
Alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan
satu panjang gelombang. Monokromator untuk UV-VIS dan IR serupa, yaitu
mempunyai celah, lensa, cermin dan prisma atau grating.
Sumber radiasi untuk spektroskopi UV-Vis adalah lampu tungsten. Cahaya yang
dipancarkan sumber radiasi adalah cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik UV
akan melewati monokromator yaitu suatu alat yang paling umum dipakai untuk
menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang gelombang (monokromator).
Monokromator radiasi UV, sinar tampak dan infra merah adalah serupa yaitu
mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan perisai atau grating.
Wadah sampel umumnya disebut sel/kuvet. Kuvet yang terbuat dari kuarsa baik
untuk spektrosokopi UV dan juga untuk spektroskopi sinar tampak. Kuvet plastik
dapat digunakan untuk spektroskopi sinar tampak.
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna untuk
mendeteksi cahaya yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati detektor
diubah enjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui recorder dalam bentuk
transmitansi absorbansi atau konsentrasi.
(Hendayana, S, dkk,2001)
C. Alat dan Bahan
Alat :
1) Spektrofotometer
2) Gelas kimia dan corong
3) Pipet tetes
4) Labu ukur 10 mL
Bahan :
1) Larutan Cu2+ 20 ppm
2) Larutan HNO3 0,1 M
3) Larutan sample
4) Aquades
D. Cara Kerja
Metode Kurva Kalibrasi
mengukur absorbansi
panjang gelombang
470 nm
kurva kalibrasi
mengukur absorbansi
panjang gelombang
470 nm
kurva kalibrasi
E. Data Pengamatan
1 Metode Kurva Kalibrasi
LABU
1
2
3
4
5
6
Fe 20
ppm
0
1
2
3
4
5
KCNS
(2M)
2
2
2
2
2
2
HNO3
(1M)
1
1
1
1
1
1
H2O
ABSORBANSI
7
6
5
4
3
2
0
0,005
0,009
0,011
0,014
0,021
7
samp
el
2
0,026
0,01
Fe 20
ppm
1
2
3
4
5
6
0
1
2
3
4
5
KCN
S
(2M
)
2
2
2
2
2
2
HNO3
(1M)
H2O
SAMP
EL
ABSORBA
NSI
1
1
1
1
1
1
6
5
4
3
2
1
1
1
1
1
1
1
0,009
0,01
0,016
0,02
0,04
0,06
F. Analisis Data
1 Metode Kurva Kalibrasi
Kadar Fe
y=0,0041 x4 105
0,01=0,0041 x4 105
0,0041 x =0,01+4 105
x=2,45 ppm
2
4 105
0,0041
x 1=0,009
Metode 2
y=0,01 x+ 9 104
0=0,01 x +9 104
0,01 x =9 104
x=
9 10
0,01
x 2=0,09
X =x 1x 2
X =0,009(0,09 )
X =0,099
G. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui kadar besi (Fe)
dalam sampel berbeda dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi fungsi dari panjang gelombang.
Pada percobaan dilakukan dua metode untuk mennetukan kadar Fe yaitu
metode kurva kalibrasi dan metode kurva standar adisi.
i.
Metode Kurva Kalibrasi
Pada metode kurva kalibrasi, larutan dasar / standar Fe dengan konsentrasi 20
ppm diberi perlakuan berbeda untuk konsentrasinya, yaitu 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6
ppm dan 8 ppm. Kelima seri larutaa diukur absorbansinya dan diplotkan dalam
persamaan yang diperoleh dari kurva kalibrasi. Dengan persamaan yang diperoleh
yakni
y=0,0041 x4 105
ii.
dan konsentrasi
y=0,0041 x4 105
dengan
Dari kedua metode ini, didapatkan nilai R2 yang berbeda dimana metode kurva
kalibrasi lebih mendekati angka 1 dibanding adisi standar, artinya ketelitian pada
metode adisi standar jauh dari 100%. Dari perhitungan diperoleh kadar Fe untuk
metode kalibrasi
2,45 ppm
terjadi perbedaan kadar karena larutan standar Fe yang digunakan pada metode
berbeda. Metode adisi lebih baik daripada metode kurva kalibrasi, karena sampel di
adisi (tambah) kan dalam larutan yang diukur absorbansinya untuk membuat kurva.
Tetapi pada kenyataannya kadar metode kalibrasi lebih tinggi daripada metode adisi
standar dan kelinieran grafik lebih mendekati metode kalibrasi dibanding metode adisi
standar. Hal ini terjadi, karena pembuatan larutan standar pada adisi standar bukanlah
hal yang mudah, harus dengan ketelitian dan kecermatan yang tinggi.
H. Simpulan
Penetuan kadar Fe dengan metode kurva kalibrasi didapatkan kadar
2,45 ppm
Penetuan kadar Fe dengan metode adisi standar didapatkan kadar 0,99 ppm
Pembuatan larutan standar pada metode adisi harus dengan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi
I. Daftar pustaka
Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.
Tim Dosen Kimia. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Semarang :
Lab. Kimia FMIPA UNNES
Semarang, 15 Juni 2014
Praktikan
Solikhah
4311411034