Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
2019
A. Judul
Kalor Jenis Bahan Tumbuhan
B. Tujuan
Mengukur kalor jenis (kalor jenis + kalor pengubah wujud) macam-macam
sayuran atau buah-buahan.
C. Dasar Teori
Energi yang berpindah disebut kalor. Dengan demikian dapat didefinisikan
kalor sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan (Marthen, 2002).
Kalor jenis adalah sifat khas suatu benda atau zat yang menunjukkan
kemampuannya untuk menyerap kalor. Zat yang kalor jenisnya tinggi mampu
menyerap lebih banyak kalor untuk kenaikan suhu yang rendah. Zat-zat seperti ini
dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan energi termal (Kanginan, 2002).
Kalor jenis dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg benda setinggi 1 Kelvin atau 10 C (Marthen, 2002).
Kalor jenis suatu benda adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
gram benda setinggi 1 derajad celcius. Atau dalam satuan Internasional sering juga
orang mendefinisikan kalor jenis menunjukkan kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg benda setinggi 1 Kelvin (Kamajaya, 2007).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter
umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter
menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu wadah (Marthen, 2002).
Pertukaran energi merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimeter, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk
melakukan pengukuran semacam itu digunakan kalorimeter. Kalorimeter diisolasi
dengan baik sehingga hanya jumlah minimum kalor yang di pertukarkan dengan
luarnya (Giancoli, 1994 : 494-495).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hokum
Hess, perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatic, yaitu tidak ada energi yang
lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimete (Petrucci, 1987).
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer memanfaatkan
sifat termometrik zat untuk mengukur suhu. Sifat termometrik zat adalah sifat fisis zat
yang berubah jika dipanaskan, misalnya volume zat cair, panjang logam, hambatan
listrik seutas kawat platina, tekanan gas pada volume tetap, dan warna pijar kawat
(filamen) lampu (Marthen, 2002).
Suhu merupakan istilah yang dipakai untuk menyatakan panas dingin dari
suatu benda. Misalnya benda panas dikatakan memiliki suhu tinggi dan benda dingin
dikatakan memiliki suhu rendah. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut
termometer (Suwadi, 2008).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada
air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam roses ini berlaku asas
Black, yaitu:
Q lepas = Q terima
keterangan:
C = kapasitas kalorimeter
(Petrucci, 1987)
Karena kalor jenis bernilai konstan pada suhu yang lebar, kalor jenis benda lain
dapat ditentukan dengan memanfaatkan fakta tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memanaskan benda tersebut sampai dengan suhu tertentu kemudian benda itu
dicelupkan ke dalam wadah yang suhu dan massanya diketahui. Setelah mencapai
kesetimbangan termal, suhu akhir sistem diukur. Jika seluruh sistem terisolasi dengan
lingkungannya, panas yang dilepaskan benda sama dengan panas yang diterima air dan
wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri dan wadah yang terisolasi tersebut
dinamakan kalorimeter. Kalorimeter bekerja berdasarkan asas-asas Black (Ruwanto,
2007).
D. Metodologi Praktikum
1. Hari/ Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA, UNY
2. Alat dan Bahan
a. Alat
- Kalorimeter
- Gelas beaker
- Pemanas/heater
- Termometer
- Timbangan analitik
- Blender
b. Bahan
- Air
- Tomat
- Pepaya
- Wortel
3. Langkah Percobaan
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Membuat larutan garam 0,34 M dengan cara mencampurkan garam dapur 2 gram dengan air
100 ml (dihitung menggunakan rumus Molaritas) , lalu diaduk dengan pengaduk besi
Memasang selang infus pada kantong infus, kemudian memasukkan larutan ke dalam kantong
infus menggunakan corong
Mengukur ketinggian 50 cm dengan meteran, dan memegangi kantong infus pada ketinggian
tersebut
Membuka penjepit pada selang infus hingga benar- benar terbuka, bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch
Melakukan kegiatan serupa dengan mengganti larutan garam dengan aquades pada ketinggian
50 cm, 100 cm dan 150 cm
Mair = 20 x 10-3kg
C air = 4200 J/ kg oC
F. Analisis Data
Q lepas = Q terima
Q air = Q sayur
20 . 4200 . 20
𝑌=
17,65 .12
1680000
𝑌=
211,8
Y = 7932,011 J/ kg oC
2016000
𝑌=
200,31
Y = 10064,4 J/ kg oC
G. Pembahasan
Praktikum yang berjudul Kalor Jenis Tumbuhan dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 27 Maret 2019 di Laboratorium IPA FMIPA UNY. Yang memiliki
tujuan untuk mengukur kalor jenis (kalor jenis + kalor pengubah wujud) macam-
macam sayuran atau buah-buahan. Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
kalorimeter, gelas beaker, pemanas/heater, termometer, timbangan analitik, dan
blender. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air, tomat, pepaya, dan wortel.
Menurut Marthen (2002) kalor merupakan energi yang berpindah dari
benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua
benda bersentuhan. Jumlah energi panas atau (Q) yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur
(t) dan massa zat itu (m). Dan C adalah kapasitas panas zat yang didefinisikan
sebagai energi panas yang digunakan untuk menaikkan temperatur suatu zat
sebesar satu derajat (Kamajaya, 2007). Sehingga dapat dituliskan persamaannya:
Q = m C t
Buah/sayur memiliki karakteristik yang berbeda dari benda padat
kebanyakan lainnya, karena pada benda padat seperti logam apabila dipanaskan
tidak terjadi perubahan wujud. Namun, tumbuhan jika dicampur dengan air panas
selain diperlukan untuk menaikkan suhu juga diperlukan untuk mengubah bentuk
dari tumbuhan segar menjadi tumbuhan yang layu. Buah/sayur dan tumbuhan
lainnya, untuk menaikkan suhu diperlukan kalor sebesar:
Q = m y t
dengan y = (kalor jenis + kalor pengubah bentuk) (kal/g0 C)
Untuk menentukan kalor jenis suatu zat dapat menggunakan kalorimeter.
Prinsip kerja dari kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam
suatu wadah (Marthen, 2002). Kalorimeter terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil
yang dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat
dengan baik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air,
sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar kalor
yang lain untuk mengizinkan kalor secara mudah dipertukarkan antara wadah itu
dan air (Cromer, 1994).
Menurut Azas Black jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor
yang dilepaskan (Petrucci, 1987). Sehingga dapat ditulis persamaannya sebagai
berikut:
Q lepas = Q terima
Q air panas = Q air dingin + Q kalorimeter
2. Wortel
3. Pepaya
H. Kesimpulan
I. Jawaban Pertanyaan
J. Daftar Pustaka
Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-ilmu Hayati. Yogyakarta: UGM Press.
Giancoli, C. Douglas. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga
Kamajaya. 2007. Fisika. Bandung: Grafindo
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika. Jakarta: Erlangg
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Ruwanto,Bambang. 2007. Fisika II. Yogyakarta.:Yudhi Tira
Suwadi. 2008. Fisika. Surabaya: Cipta Sikan Kentjana
K. Lampiran
Gambar : penimbangan kalorimeter Gambar : porses penghalusan buah
Sumber : dokumen pribadi pepaya
Sumber : dokumen pribadi