Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA

“KALOR JENIS BAHAN TUMBUHAN”

Disusun Oleh :

1. Fajri Nur Maghfirah (16312241011)


2. Aini Putri Ratnasari (16312241012)
3. Vina Jazaul Khusna (16312241013)
4. Widya Santi Ratna D (16312241015)
5. Nurul Kamalia Habibah (16312241017)

KELOMPOK 3

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
A. Judul
Kalor Jenis Bahan Tumbuhan
B. Tujuan
Mengukur kalor jenis (kalor jenis + kalor pengubah wujud) macam-macam
sayuran atau buah-buahan.
C. Dasar Teori
Energi yang berpindah disebut kalor. Dengan demikian dapat didefinisikan
kalor sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan (Marthen, 2002).
Kalor jenis adalah sifat khas suatu benda atau zat yang menunjukkan
kemampuannya untuk menyerap kalor. Zat yang kalor jenisnya tinggi mampu
menyerap lebih banyak kalor untuk kenaikan suhu yang rendah. Zat-zat seperti ini
dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan energi termal (Kanginan, 2002).
Kalor jenis dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg benda setinggi 1 Kelvin atau 10 C (Marthen, 2002).
Kalor jenis suatu benda adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
gram benda setinggi 1 derajad celcius. Atau dalam satuan Internasional sering juga
orang mendefinisikan kalor jenis menunjukkan kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg benda setinggi 1 Kelvin (Kamajaya, 2007).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter
umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter
menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu wadah (Marthen, 2002).
Pertukaran energi merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimeter, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk
melakukan pengukuran semacam itu digunakan kalorimeter. Kalorimeter diisolasi
dengan baik sehingga hanya jumlah minimum kalor yang di pertukarkan dengan
luarnya (Giancoli, 1994 : 494-495).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hokum
Hess, perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatic, yaitu tidak ada energi yang
lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimete (Petrucci, 1987).
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer memanfaatkan
sifat termometrik zat untuk mengukur suhu. Sifat termometrik zat adalah sifat fisis zat
yang berubah jika dipanaskan, misalnya volume zat cair, panjang logam, hambatan
listrik seutas kawat platina, tekanan gas pada volume tetap, dan warna pijar kawat
(filamen) lampu (Marthen, 2002).
Suhu merupakan istilah yang dipakai untuk menyatakan panas dingin dari
suatu benda. Misalnya benda panas dikatakan memiliki suhu tinggi dan benda dingin
dikatakan memiliki suhu rendah. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut
termometer (Suwadi, 2008).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada
air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam roses ini berlaku asas
Black, yaitu:

Q lepas = Q terima

Q air panas = Q air dingin + Q kalorimeter

m1 C (Tp - Tc) = m2 C (Tc - Td) + (Tc - Td)

keterangan:

m1 = massa air panas

m2 = massa air dingin

c = kalor jenis air

C = kapasitas kalorimeter

Tp = suhu air panas

Tc = suhu air campuran

Td = suhu air dingin

(Petrucci, 1987)

Karena kalor jenis bernilai konstan pada suhu yang lebar, kalor jenis benda lain
dapat ditentukan dengan memanfaatkan fakta tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memanaskan benda tersebut sampai dengan suhu tertentu kemudian benda itu
dicelupkan ke dalam wadah yang suhu dan massanya diketahui. Setelah mencapai
kesetimbangan termal, suhu akhir sistem diukur. Jika seluruh sistem terisolasi dengan
lingkungannya, panas yang dilepaskan benda sama dengan panas yang diterima air dan
wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri dan wadah yang terisolasi tersebut
dinamakan kalorimeter. Kalorimeter bekerja berdasarkan asas-asas Black (Ruwanto,
2007).

D. Metodologi Praktikum
1. Hari/ Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA, UNY
2. Alat dan Bahan
a. Alat
- Kalorimeter
- Gelas beaker
- Pemanas/heater
- Termometer
- Timbangan analitik
- Blender
b. Bahan
- Air
- Tomat
- Pepaya
- Wortel
3. Langkah Percobaan
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Membuat larutan garam 0,34 M dengan cara mencampurkan garam dapur 2 gram dengan air
100 ml (dihitung menggunakan rumus Molaritas) , lalu diaduk dengan pengaduk besi

Memasang selang infus pada kantong infus, kemudian memasukkan larutan ke dalam kantong
infus menggunakan corong

Mengukur ketinggian 50 cm dengan meteran, dan memegangi kantong infus pada ketinggian
tersebut

Memasukkan jarum infus ke dalam gelas ukur kosong

Membuka penjepit pada selang infus hingga benar- benar terbuka, bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch

Mencatat volume larutan yang keluar dari jarum setiap 30 detik

Mengulangi percobaan dengan ketinggian 100 cm dan 150 cm

Melakukan kegiatan serupa dengan mengganti larutan garam dengan aquades pada ketinggian
50 cm, 100 cm dan 150 cm

E. Data Hasil Percobaan

Bahan Mk Ms Ts Mc Tc Ta Ms- Ta- Tc-


(10- (10- (oC) (10- (oC) (oC) Mk Tc Ts
3kg) 3kg) 3kg)

Tomat 83,72 101,37 30 120,89 42 62 17,65 20 12


Wortel 83,67 101,88 29 120,62 40 64 18,21 24 11
Pepaya 82,16 99,81 29 118,25 39 61 17,65 22 10
Keterangan :

Mair = 20 x 10-3kg

C air = 4200 J/ kg oC

Mk = Massa kalorimeter kosong (kg)

Ms = Massa sayuran + massa kalorimeter kosong (kg)

Ts = Suhu sayuran awal (oC)

Mc = Massa sayur + massa kalorimeter kosong + massa air panas (kg)

Tc = Suhu sayuran akhir (oC)

Ta = Suhu air panas (oC)

F. Analisis Data

Q lepas = Q terima

Q air = Q sayur

M air . C air . (Ta-Tc) = M sayur . Y . (Tc-Ts)

M air . C air . (Ta − Tc)


𝑌=
M sayur (Tc − Ts)

1. Kalor Jenis Tomat


M air . C air . (Ta − Tc)
𝑌=
M tomat (Tc − Ts)

20 . 4200 . 20
𝑌=
17,65 .12

1680000
𝑌=
211,8

Y = 7932,011 J/ kg oC

2. Kalor Jenis Wortel


M air . C air . (Ta − Tc)
𝑌=
M wortel (Tc − Ts)
20 . 4200 . 24
𝑌=
18,21 . 11

2016000
𝑌=
200,31

Y = 10064,4 J/ kg oC

3. Kalor Jenis Pepaya


M air . C air . (Ta − Tc)
𝑌=
M pepaya (Tc − Ts)
20 . 4200 . 22
𝑌=
17,65 . 10
1848000
𝑌=
176,5
Y = 10470,255 J/ kg oC

G. Pembahasan
Praktikum yang berjudul Kalor Jenis Tumbuhan dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 27 Maret 2019 di Laboratorium IPA FMIPA UNY. Yang memiliki
tujuan untuk mengukur kalor jenis (kalor jenis + kalor pengubah wujud) macam-
macam sayuran atau buah-buahan. Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
kalorimeter, gelas beaker, pemanas/heater, termometer, timbangan analitik, dan
blender. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air, tomat, pepaya, dan wortel.
Menurut Marthen (2002) kalor merupakan energi yang berpindah dari
benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua
benda bersentuhan. Jumlah energi panas atau (Q) yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur
(t) dan massa zat itu (m). Dan C adalah kapasitas panas zat yang didefinisikan
sebagai energi panas yang digunakan untuk menaikkan temperatur suatu zat
sebesar satu derajat (Kamajaya, 2007). Sehingga dapat dituliskan persamaannya:
Q = m C t
Buah/sayur memiliki karakteristik yang berbeda dari benda padat
kebanyakan lainnya, karena pada benda padat seperti logam apabila dipanaskan
tidak terjadi perubahan wujud. Namun, tumbuhan jika dicampur dengan air panas
selain diperlukan untuk menaikkan suhu juga diperlukan untuk mengubah bentuk
dari tumbuhan segar menjadi tumbuhan yang layu. Buah/sayur dan tumbuhan
lainnya, untuk menaikkan suhu diperlukan kalor sebesar:
Q = m y t
dengan y = (kalor jenis + kalor pengubah bentuk) (kal/g0 C)
Untuk menentukan kalor jenis suatu zat dapat menggunakan kalorimeter.
Prinsip kerja dari kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam
suatu wadah (Marthen, 2002). Kalorimeter terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil
yang dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat
dengan baik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air,
sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar kalor
yang lain untuk mengizinkan kalor secara mudah dipertukarkan antara wadah itu
dan air (Cromer, 1994).
Menurut Azas Black jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor
yang dilepaskan (Petrucci, 1987). Sehingga dapat ditulis persamaannya sebagai
berikut:
Q lepas = Q terima
Q air panas = Q air dingin + Q kalorimeter

m1 C (Tp - Tc) = m2 C (Tc - Td) + (Tc - Td)

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui jika terjadi adanya


perpindahan/transfer energi yang ditandai dengan adanya perbedaan suhu antara
dua zat yaitu air panas dan sayur. Yang mana suhu air panas memiliki nilai yang
lebih tinggi daripada suhu sayur. Sehingga terjadi transfer energi dari zat yang
suhunya lebih tinggi (air panas) menuju zat yang suhunya lebih rendah
(buah/sayur).
1. Tomat

Pada sayuran tomat dengan massa kalorimeter kosong sebesar


83,72 x 10-3 kg, dan massa sayuran + massa kalorimeter kosong sebesar
101,37 x 10-3 kg. Untuk mencari massa tomat yang digunakan yaitu
(massa sayuran + kalorimeter kosong) – massa kalorimeter kosong,
didapatkan data sebesar 17,65 x 10-3 kg. Suhu awal tomat sebesar 30 0C
dan suhu sayuran akhir/campuran 42 0C, serta suhu air panas 620C.
Sehingga perubahan suhu air sebesar 200C dan perubahan suhu tomat
sebesar 120C. Massa kalorimeter kosong + massa sayuran + massa air
panas sebesar 120,89 x 10-3 kg. Sehingga didapatkan nilai kalor jenis +
kalor pengubah wujud tomat sebesar 7932,011 J/ kg oC.

2. Wortel

Pada sayuran wortel dengan massa kalorimeter kosong sebesar 83,67 x


10-3 kg, dan massa sayuran + massa kalorimeter kosong sebesar 101,88 x 10-3
kg. Untuk mencari massa wortel yang digunakan yaitu (massa sayuran +
kalorimeter kosong) – massa kalorimeter kosong, didapatkan data sebesar
18,21 x 10-3 kg. Suhu awal tomat sebesar 29 0
C dan suhu sayuran
akhir/campuran 40 0C, serta suhu air panas 640C. Sehingga perubahan suhu air
sebesar 200C dan perubahan suhu tomat sebesar 110C. Massa kalorimeter
kosong + massa sayuran + massa air panas sebesar 120,62 x 10-3 kg. Sehingga
didapatkan nilai kalor jenis + kalor pengubah wujud wortel sebesar 10064,4 J/
kg oC.

3. Pepaya

Pada sayuran pepaya dengan massa kalorimeter kosong sebesar 82,16


x 10-3 kg, dan massa sayuran + massa kalorimeter kosong sebesar 99,81 x 10-3
kg. Untuk mencari massa pepaya yang digunakan yaitu (massa sayuran +
kalorimeter kosong) – massa kalorimeter kosong, didapatkan data sebesar
17,65 x 10-3 kg. Suhu awal tomat sebesar 29 0
C dan suhu sayuran
akhir/campuran 39 0C, serta suhu air panas 610C. Sehingga perubahan suhu air
sebesar 220C dan perubahan suhu tomat sebesar 100C. Massa kalorimeter
kosong + massa sayuran + massa air panas sebesar 118,25 x 10-3 kg. Sehingga
didapatkan nilai kalor jenis + kalor pengubah wujud pepaya sebesar
10470,255 J/ kg oC.

Nilai kalor jenis + kalor pengubah wujud diperoleh melalui persamaan:

M air . C air . (Ta − Tc)


𝑌=
M sayur (Tc − Ts)
Kalor yang dilepas air panas memenuhi rumus persamaan, massa air dikali
dengan kalor jenis air, dikali dengan perubahan suhu air, dalam hal ini perubahan
suhu air dapat diperoleh dengan mengurangi suhu air dengan suhu campuran (suhu
akhir ketika air dan sayur setelah dicampurkan). Besarnya kalor yang dilepas oleh air
tersebut kemudian diterima oleh sayur/buah dengan nilai yang sama dengan kalor
yang dilepas air panas. Sehingga berdasarkan persamaan tersebut, kalor jenis setiap
sayur/buah dapat diketahui.

Kalor jenis sayur/buah dari rumus yang didapatkan merupakan hasil


pembagian antara kalor yang dilepas oleh air panas dengan hasil kali antara massa
sayur dengan perubahan suhu sayur/buah. Perubahan suhu sayur/buah dapat diperoleh
dengan mengurangkan suhu campuran antara air panas dengan sayur/buah
dikurangkan dengan suhu sayur awal / mula-mula. Massa sayur/buah didapatkan dari
pengurangan massa sayuran + massa kalorimeter kosong dengan massa kalorimeter
ketika kosong.

H. Kesimpulan
I. Jawaban Pertanyaan
J. Daftar Pustaka
Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-ilmu Hayati. Yogyakarta: UGM Press.
Giancoli, C. Douglas. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga
Kamajaya. 2007. Fisika. Bandung: Grafindo
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika. Jakarta: Erlangg
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Ruwanto,Bambang. 2007. Fisika II. Yogyakarta.:Yudhi Tira
Suwadi. 2008. Fisika. Surabaya: Cipta Sikan Kentjana

K. Lampiran
Gambar : penimbangan kalorimeter Gambar : porses penghalusan buah
Sumber : dokumen pribadi pepaya
Sumber : dokumen pribadi

Gambar : poses pemotongan buah dan Gambar : proses pengahalusan sayur


sayur tomat
Sumber : dokumen pribadi Sumber : dokumen pribadi
Gambar : proses penimbangan air hangat
Sumber : dokumen pribadi

Anda mungkin juga menyukai