Anda di halaman 1dari 5

B.

DASAR TEORI

Resistivitas listrik diartikan sebagai kemampuan suatu bahan atau material


dalam menahan arus listrik yang masuk. Tubuh manusia sebagai konduktor listrik
yang baik ternyata memiliki kemampuan resistensi ketika terjadi kontak dengan arus
listrik. Nilai resistensi ini berbeda pada setiap bagian tubuh manusia. Berdasarkan
kemampuan resistensinya tubuh dibagi menjadi tiga bagian (Dzhokic G, dkk,
2008:54-58) :

1) Tahanan rendah : serabut syaraf, membran mukosa, otot


2) Tahanan menengah : kulit kering, jaringan lemak, tendon
3) Tahanan tinggi : tulang

Menurut Sunarto (2013:55) tahanan tubuh manusia berkisar di antara 500 Ω


sampai 100.000 Ω tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat yang
mengadakan hubungan (kontak) dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari
lapisan tanduk mempunyai tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan yang tinggi
kulit yang menyentuh konduktor langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini
tidak berarti apa-apa.

Tahanan tubuh manusia ini yang dapat membatasi arus. Penyelidikan dan
penelitian tahanan tubuh manusia yang diperoleh beberapa orang ahli adalah sebagai
berikut :

Gambar 1. Berbagai Harga Tahanan Tubuh Manusia

Sumber : Harnoko,dkk.2004
Berdasarkan hasil penyelidikan di atas sebagai pendekatan diambil harga
tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.

Ketika terjadi trauma listrik, kulit merupakan tahanan utama dan pertama yang
akan dihadapi oleh arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh. Besarnya tahanan
tersebut dipengaruhi oleh ketebalan dan keadaan kulit ketika terjadi kontak listrik. Air
sebagai konduktor yang cukup baik akan menurunkan tahanan kulit secara efektif
ketika terjadi kontak listrik. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang
menyebutkan berkeringat dapat menurunkan tahanan kulit dari 3000 ohm menjadi
2500 ohm.

Tabel 1. Tabel nilai resistansi pada tubuh manusia


No. Jaringan Nilai Resistensi (ohm/cm2)
1. Membran mukosa 100
2. Lengan volar, paha bagian dalam 300 – 10.000
3. Kulit kering 5000
4. Kulit basah
a. Di kamar mandi 1200 – 1500
b. Berkeringat 2500
c. Telapak kaki 100.000 – 200.000
Sumber: (Bikson M, 2008 dalam Rachman,2014)

Di dalam tubuh, jaringan yang memiliki resistansi terbesar adalah tulang dan
lemak, sementara syaraf dan otot memiliki resistansi terkecil. Selain itu dapat
dikatakan bahwa mayoritas resistansi tubuh ada pada kulit-sel kulit mati dan kering
dari epidermis adalah konduktor yang sangat buruk. Bergantung pada setiap orang,
resistansi kulit kering biasanya di antara 1000-100000 ohm. Resistansi kulit menjadi
lebih rendah jika kulit pada kondisi yang basah atau terbakar/terpapar panas. Hal ini
berarti ketika seseorang tersetrum, resistansi tubuh akan turun karena kulit kita
terbakar.

Faktor yang mempengaruhi nilai resistensi pada manusia antara lain:


1. Jenis kelamin
Laki-laki cenderung memiliki resistensi yang lebih rendah dari pada wanita.
Hal ini terjadi karena laki-laki cenderung memiliki lengan yang lebih
tebal(lebih berotot) sehingga mereka mempunyai resistensi yang lebih rendah.
Resistansi pada lengan manusia bergantung pada panjang dan diameter lengan.
2. Panjang jalur yang dilewati
Resistensi bergantung pada panjang jalur yang dilewati arus pada tubuh
manusia, apakah tangan ke tangan, tangan ke kaki, kaki ke kaki, tangan ke alis
mata dan sebagainya. Jika arus masuk melewati tangan kiri dan kelur pada
tangan kanan, maka nilai resistesnsinya lbih tinggi dari pada arus masuk dan
keluar dari jari-jari yang berdekatan. Semakin panjang jalur yang dilewati
maka semakin besar resistensinya.
3. Kelembaban
Resistensi kulit menjadi lebih rendah jika kulit pada kondisi basah. Hal ini
terjadi karena air merupakan salah satu konduktor listrik yang menyebabkan
resistensi tubuh terhadap listrik semakin kecil. Bergantung pada setiap orang,
resistensi kulit kering biasanya antara 1000-100000 ohm.

Pada medium air, arus listrik yang berjalan didalam air akan tersebar merata di
semua bagian air, sehingga permukaan tempat masuknya arus listrik ke dalam tubuh
manusia akan menjadi sangat luas dan dapat di katakan bahwa semua bagian tubuh
manusia yang terendam air akan berfungsi sebagai jalur titik masuk (entry point) arus
listrik. Air adalah salah satu konduktor listrik yang menyebabkan resistensi tubuh
manusia terhadap listrik akan semakin kecil karena tahanan atau resistensi tubuh
manusia bergantung dari banyak sedikitnya air, kelembaban, dan temperatur tubuh.
Hal ini akan menyebabkan arus listrik yang masuk akan menjadi lebih besar dan
proses karbonisasi tidak terjadi sehingga arus listrik dapat mengalir terus menerus
(Fatteh A,1973 dalam Rizal,Syaiful, dkk,2014).

Kulit
Kulit adalah permukaan tubuh yang terletak paling luar dan berfungsi sebagai
pemisah dari lingkungan luar tubuh manusia. Kulit orang dewasa mempunyai luas
kira-kira 1,6 - 2 m2 dan ketebalan 1,5-4 mm (tanpa subkutan) dengan berat kira-kira
15% berat badan manusia.
Kulit tidak hanya merupakan organ yang datar tetapi juga merupakan organ
yang terdiri atas 3 lapisan yaitu :
1) Lapisan epidermis atau kutikel
Lapisan epidermis adalah lapisan terluar dari kulit yang bersifat non
vaskular yang terdiri atas epitel gepeng berlapis dengan keratin. Epitel ini terdiri
dari banyak lapisan sel dengan jenis sel yang berbeda. Lapisan paling luar pada
epidermis terdiri atas sel-sel berkeratin yang sudah mati. Lapisan epidermis
mengandung 90% keratosit yang akan berdiferensiasi menjadi korneosit (sel
tanduk).
2) Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang mempunyai
ketebalan lebih besar daripada epidermis. Dermis berisi lapisan elastis dan fibrosa
dari jaringan ikat kolagen yang membuat kulit menjadi stabil dan sebagai tempat
dari pembuluh darah, limfe dan sistem syaraf kulit.
3) Lapisan subkutis (hipodermis).
Lapisan subkutis adalah lapisan setelah dermis yang terdiri atas jaringan
ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat
ujung-ujung syaraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Di dalam subkutis ini
terletak kira-kira 1/2 sampai 2/3 bagian dari jumlah keseluruhan lemak
organisme. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada
lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak
mata dan penis mempunyai ketebalan yang sangat sedikit (Fatteh A,1973 dalam
Rizal,Syaiful, dkk,2014).

DAFTAR PUSTAKA
Bikson M. 2008.A Review of Hazards Associated with Exposure to Low Voltages diakses
pada http://bme.ccny.cuny.edu/faculty/mbikson/BiksonMsafeVoltageReview.pdf

Dzhokic G, Jovhevska J, Dika A. 2008.Electrical Injuries: Etiology, Pathophysiology and


Mechanism. Macedonian Journal of Medical Sciences.

Fatteh A.1973.Handbook of Forensik Pathology. Philadelphia: JB Lippincott Company.

Harnoko,dkk.2004.Pengaruh Bentonit Melingkar Terhadap Nilai Resistans Pentanahan Satu


Batang Pentanah. UGM : Yogyakarta
Rachman, Fandi and Sadad, Arif Rahman and Siti Amarwati.2014.Perbedaan Gambaran
Histopatologis Kulit Tikus Wistar Akibat Paparan Arus Listrik pada Media Air Tawar
Dan Air Laut. Faculty of Medicine Diponegoro University.

Rizal, Syaiful and Sadad, Arif Rahman and Amarwati , Siti.2014.Perbedaan Gambaran
Histopatologi Otak Tikus Wistar Akibat Paparan Arus Listrik pada Media Air Tawar
dan Air Laut. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine Diponegoro University.

Sunarto.2013.Analisis Pengaruh Zat Aditif Bentonit Terhadap Nilai Resistensi Pembumian


pada Elektroda Pembumian Jenis Batang Jurnal Vol.7 2 Mei 2013:54-61.[Online] pada
2 Maret 2019 dari http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-sunarto-
4146-1-analisis-g.pdf

Anda mungkin juga menyukai