Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGUMEN (LUKA BAKAR)

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Abu Rumada (P2012001)
2. Axsel Takaria (P2012005)
3. Erlani Wamese (P2012013)
4. Junianti Banne Toding (P2012020)
5. Nathalia T Souhuwat (P2012024)
6. Siti Hadija Rumwokas (P2012030)
7. Welmina Tetekay (P2012033)
8. Dorci K Aio (P2012050)

YAYASAN BANGUN PRIMA PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat meyelesaikan makalah ini sesuai apa yang diharapkan
dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang “Asuhan Keperawatan Gangguan Integumen”. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.
Penulisan makalah ini diperoleh dari beberapa sumber pada pengumpulan beberapa daftar
pustaka yang ada pada beberapa media buku. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, Penulis dengan senang hati akan
menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini memberi manfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang membutuhkan.

Ambon, 17 Februari 2023


DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagaisistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous),
dan reseptorsaraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang luar
biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, menghasilkan
vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam
tubuhdengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem
integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba
lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi
panas dan dingin, sentuhan,tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku,
kelenjar keringat, kelenjar minyak,pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.
Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis)
yang didukung oleh lapisanjaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambut
adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut muncul dari epidermis
(kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta
pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dari luka bakar ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Gangguan Integumen (luka bakar) ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami Konsep dari luka bakar.
2. Memahami Asuhan Keperawatan Gangguan Integumen (luka bakar).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1.1. Definisi
Luka Bakar atau Combutio adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan karena kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Kulit
dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis,dermis,maupun jaringan
subkutan tergantung dari faktor penyebab dan lamanya kontak dengan sumber panas atau
penyebabnya. Kedalaman luka akan mempengaruhi kerusakan/ gangguan integritas kulit
dan kematian sel-sel. Luka bakar juga bisa terjadi karena terik matahari yang terlalu
panas dan bisa membuat lapisan epidermis menjadi terkelupas.
Selain itu luka bakar juga dapat disebabkan karena terkena kontak dengan air dengan
suhu tinggi, maupun minyak panasLuka bakar adalah luka yang paling sering dialami
oleh manusia dibandingkan dengan luka lain. Luka bakar dapat terjadi karena adanya
kontak dengan sumber panas ataupun suhu yang sangat rendah, zat kimia, listrik, radiasi
dan cahaya. Berbagai aktifitas sehari-hari yang dilakukanpun dapat menjadi penyebab
terjadinya luka bakar misalnya kecelakaan yang menyebabkan meledaknya kendaraan,
memegang peralatan dalam keadaan panas sewaktu memasak,tersengat arus listrik
ataupun karena sebab lainnya (Azhari, 2012).
1.2. Anatomi
Kulit merupakan lapisan yang melindungi tubuh dari bakteri,panas, maupun kontak luar
yang dapat masuk ke tubuh.kulit berfungsi sebagai indera peraba dan pengaturan suhu
serta berfungsi dalam proses eksresi keringat dan zat zat sisa metabolisme yang tidak
diperlukan bagi tubuh. kulit dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Epidermis
Epidermis merupakan permukaan kulit paling luar dengan tebal ± 0,07 – 0,12mm.
Epidermis tersusun dari lapisan epitelium bergaris, mengandung sel-sel pigmen yang
memberi warna pada kulit dan berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh sinar
matahari. Epidermis terdiri dari beberapa lapis sel. Lapis paling luar disebut stratum
korneum, yang disebut juga lapisan bertanduk, karena lapisan ini tersusun dari sel-sel
pipih berkeratin yang merupakan sel-sel mati. Keratin adalah suatu protein yang
bersifat tahan air, jadi lapisan ini merupakan “mantel” alami tubuh yang melindungi
jaringan-jaringan yang lebih dalam dari kehilangan air.
Lapisan ini secara terus menerus mengalami gesekan dan mengelupas, namun secara
terus menerus pula selalu diganti oleh sel-sel yang lebih dalam.Persis di bawah stratum
korneum adalah stratum lusidium, yang nampak lebih terang disebabkan akumulasi
dari molekul keratin.Di bawah stratum lusidium adalah stratum granulosum,
merupakan daerah dimana sel-sel mulai mati karena terakumulasinya molekul bakal
keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Lapisan epidermis yang
berbatasan langsung dengan dermis adalah stratum germinativum, yang tersusun dari
stratum spinosum dan stratum basal.
Stratum germinativum tersusun dari sel-sel epidermal yang menerima nutrisi cukup
daridermis. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan dan menghasilkan berjuta-juta sel
baru setiap hari. Sel-sel yang lebih tua akan terdesak keluar menjauhi sumber
nutrisi,sehingga lambat laun akan mati dan mengalami keratinisasi. Sel utama kedua
epidermis (setelah keratinosit) adalah melanosit, ditemukan dalam lapisan basal.
Perbandingan sel-sel basal terhadap melanosit adalah 10 : 1. Didalam melanosit
disintesis granula-granula pigmen yang disebut melanosom. Melanosom mengandung
biokroma coklat yang disebut melanin.
Melanosom dihidrolisis oleh enzim dengan kecepatan yang berbeda-beda. Jumlah
melanin dalam keratinosit menentukan warna dari kulit. Melanin melindungi kulit dari
pengaruh-pengaruh matahari yang merugikan. Sebaliknya,sinar matahari
meningkatkan pembentukan melanosom dan melanin. Orang Afrika-Amerika maupun
keturunanKaukasia mempunyai jumlah melanosit yang sama. Orang Afrika-
Amerikamempunyai melanosom-melanosom besar yang tahan terhadap destruksi oleh
enzim-enzim hidrolisis, sedangkan keturunan Kaukasia mempunyai melanosom yang
kecildan lebih mudah dihancurkan.Selain produksi melanin, warna kulit juga
dipengaruhi oleh oksigenasi darah,darah dermal memasok warna merah melalui sel-sel
lapisan lebih atas yang agak transparan, sehingga kulit berwarna merah. Bila darah
dermal kekurangan oksigen atau tidak bersirkulasi dengan baik, kulit akan menjadi
kebiruan atau disebut sianotik.
2. Dermis
Dermis tersusun atas jaringan ikat, terdiri dari dua daerah utama, yaitu daerah papilar
dan daerah retikular. Seperti pada epidermis, ketebalannya tidak merata,misalnya
dermis pada telapak tangan dan telapak kaki lebih tebal daripada di bagian kulit yang
lain.
1) Lapisan papilar
Merupakan lapisan dermal paling atas, sangat tidak rata, bagian bawah papilar ini
nampak bergelombang. Proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah epidermis
yang disebut papila dermal. Proyeksi tersebut diproyeksikan pada cap jari yang
merupakan pola unik yang tidak berubah selama hidup. Jaringan kapiler yang
banyak pada lapisan papilar menyediakan nutrien untuk lapisan epidermal dan
memungkinkan panas merambat ke permukaan kulit. Reseptor sentuhan juga
terdapat dalam lapisan dermal.
2)Lapisan reticular
Merupakan lapisan kulit paling dalam, mengandung banyak arteri dan vena,kelenjar
keringat dan sebaseus, serta reseptor tekanan. Baik lapisan papilla rmaupun lapisan
retikuler banyak mengandung serabut kolagen dan serabutelastin. Adanya serabut
elastis tersebut menyebabkan kuilt orang muda lebihelastis, sedangkan kulit orang
tua menjadi keriput karena serabut elastis dan lapisan lemak subkutan menjadi
sangat berkurang.Pada seluruh dermis juga mengandung fibroblas, sel-sel adiposa,
berbagai jenis makrofag yang sangat penting bagi pertahanan tubuh dan berbagai
jenis selyang lain. Dermis juga memiliki banyak pembuluh darah, yang
memungkinkan berperan melakukan regulasi suhu tubuh. Bila suhu tubuh
meningkat, arterioldilatasi, dan kapiler-kapiler dermis menjadi terisi dengan darah
yang panas.Dengan demikan memungkinkan panas dipancarkan dari permukaan
kulit ke udara. Bila suhu lingkungan dingin, maka panas tubuh harus disimpan,
untuk itukapiler dermal berkontriksi sehingga darah tidak banyak menuju
permukaan kulit,dengan demikian sedikit panas tubuh dipancarkan keluar
tubuh.Dermis juga kaya akan pembuluh limfa dan serabut-serabut saraf. Banyak
ujung saraf berakhir pada dermis berubah menjadi reseptor khusus, sehingga
mampu mendeteksi perubahan perubahan yang terjadi di lingkungan yang
kemudian disampaikan ke otak.

1.3. Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebabnya luka bakar dapat terjadi :
1. Luka bakar karena api
2. Luka bakar karena air panas
3. Luka bakar karena bahan kimia
4. Luka bakar karena listrik
5. Luka bakar karena radiasi
6. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)

2. Berdasarkan kedalamannya :
a. Luka bakar derajat 1
Luka bakar derajat 1 adalah setiap luka bakar yang didalam proses
penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut. Luka bakar derajat
pertama tampak sebagi suatu area yang bewarna kemerahan, terdapat
gelembung – gelembung yang ditutupi daerah putih, epidermis yang tidak
mengandung pembuluh darah, dan dibatasi oleh kulit yang bewarna merah, serta
hiperemis. Luka bakar ini hanya mengenai epidermis dan biasanya dapat sembuh
dalam 5-7 hari. luka bakar ini bisa disebabkan karena sengatan matahari
secara langsung dan berlangsung lama. Luka tampak sebagai eritema dengan
keluhan rasa nyeri atau hipersensitif setempat atau pada region tertentu. Luka ini
akan sembuh tanpa menimbulkan bekas.
b. Luka bakar derajat 2
Luka bakar derajat 2 merupakan derajat luka bakar dimana kerusakan yang terjadi
pada epidermis dan sebagian dermis berupa reaksi inflamasi yang disertai
eksudasi,melepuh, dasar luka bewarna merah atau pucat, nyeri terjadi karena ujung
ujung saraf terlintasi. Luka bakar derajat 2 dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Derajat II dangkal (Superficial)
Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh, luka
sembuh dalam waktu 10-14 hari.
2) Derajat II dalam (deep)
Kerusakan hampir seluruh bagian dermis, apendises seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan
lebih lama terjadi dalam waktu sekitar lebih dari 1 bulan.
c. Luka bakar derajat 3
Kerusakan hampir di seluruh bagian dermis, apendises kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat , kelenjar sebase rusak, tidak ada pelepuhan, kulit bewarna abu-
abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah, dibandingkan kulit sekitar karena
koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis,tidak timbul rasa nyeri,
penyembuhan luka lebih lama karena tidak ada proses epiteliasi secara spontan.

3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka


a. Luka bakar ringan/minor
1) Luka bakar dengan luas kurang dari 15 % pada orang dewasa
2) Luka bakar dengan luas kurang dari 10 % pada anak dan usia lanjut.
3) Luka bakar dengan luas kurang dari 2 % pada segala usia dengan tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perinium.
b. Luka bakar sedang (Moderate Burn)
1) Luka bakar dengan luas 15-25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III
kurang dari 10%.
2) Luka bakar dengan luas 10 -20% pada anak usia <10 tahun atau dewasa > 40
tahun dengan luka bakar derajat III kurang dari 10%
3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perinium.
c. Luka bakar berat (Major Burn)
1) Derajat II – III > 20 % pada pasien berusia dibawah 10 tahun atau diatas usia 50
tahun.
2) Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama.
3) Luka bakar pada muka , telinga, tangan , kaki, dan perinium
4) Adanya cedera pada jalan nafas (cidera inhalasi), tanpa memperhitungkan luas
luka bakar.
5) Luka bakar listrik tegangan tinggi.
6) Disertai trauma lainnya.
7) Pasien –pasien dengan risiko tinggi.

1.4. Etiologi
Luka bakar Combutio disebabkan adanya paparan api, maupun kontak sumber panas
yang lain secara langsung maupun tidak secara langsung.luka bakar tersebut disebabkan
karena beberapa hal yaitu :
1. Paparan Api
Flame yaitu akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka dan
menyebabkan cedera langsung ke jaringan. Api dapat membakar pakaian pasien
terlebih dahulu dan serat kain tersebut akan meleleh dan menimbulkan cedera kontak
tambahan. Benda panas atau secara kontak yang menghantarkan panas dari api
maupun alat peralatan listrik. Seperti panci,soulder, rokok, maupun peralatan
memasak.
2. Scalds (Air Panas)
Terjadi ketika ada kontak dengan air panas. Semakin kental cairan tersebut,maka
akan semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan.luka yang disengaja dapat
dibedakan berdasarkan pola lukanya. Pada kasus kecelakaan luka
umumnya ,menunjukkan pola percikkan yang antara satu dengan yang lain dapat
dipisahkan oleh kulit sehat.sedangkan pada kasus yang disengaja ,luka tersebut pada
umumnya melibatkanseluruh ekstrimitas dalam pola sirkumferensial dengan garis
yang
menandai permukaan cairan.
3. Uap panas
Terutama ditemukan pada daerah industri atau kecelakaan radiator mobil. Uap panas
yang ditimbulkan oleh mesin akan menimbulkan cedera yang luas akibat kapasitas
panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi
inhalasi , uap panas dapat mengakibatkan cidera pada saluran nafas distal diparu-
paru.
4. Gas Panas
Inhalasi menyebabkan cidera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan
nafas akibat edema.
5. Aliran Listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat, menembus jaringan tubuh, umumnya
luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang mengakibatkan percikan api
dan
membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan karena adanya kontak
langsung dengan kulit.
6. Zat kimia yang bersifat asam maupun basa
7. Radiasi
8. Sunburn maupun terapi radiasi

1.5. Patofisiologi
Luka berasal dari pengalihan energi dari suatu sumber panas dan mengalami kontak
langsung dengan tubuh. panas dapat dipindahkan secara konduksi ataupun radiasi
elektromagnetik. Adanyanya kerusakan pada jaringan terjadi karena adanya koagulasi
yang disebabkan karena adanya pemecahan protein atau denaturasi ptotein pada sel.
Pada kulit dan mukosa saluran atas merupakan lokasi berisiko adanya kerusakan
jaringan secara fatal. Jaringan dalam tubuh yang memiliki fungsi penting dapat
mengalami kerusakan karena adanya luka bakar tersebut. Kedalaman luka bergantung
pada suhu dan lamanya paparan dengan kulit. Adanya kontak selama 15 menit dengan
air panas yang memiliki suhu tinggi sebesar 56,10 oC mengakibatkan cidera pada
kategori full thickness.
Perubahan patofisologis yang disebabkan oleh luka bakar berat selama awal periode
terjadinya fase luka bakar mencangkup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang
terjadi akibat penurunan dari curah jantung diikuti dengan fase hiperdinamik serta
hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah
ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi
perpindahan cairan natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam ruang
intersitial.Penurunan curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan
pada volume darah yang terlihat jelas. Adanya kekurangan cairan dan
berkurangnya volume vaskuler,maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah.
Sebagai respon ,sistem saraf simpatis akan melepaskan ketokelamin yang berfungsi
meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut nadi.vasokontriksi akan menurunkan
curah jantung.Umumnya jumlah cairan yang hilang terjadi dalam24 jam sampai 36 jam
pertama sesudah luka bakar mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam. Dengan
terjadinya pemulihan integritas kapiler kemudian syok luka akanmenghilang dan cairan
akan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah juga akan
meningkat. Dikarenakan edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar.
Tekanan pada pembuluh darah akan mengecil dan saraf pada ekstremitas distal
menyebabkan obstruksi atau hambatan aliran darah sehingga akan terjadi iskemia .
Pada tahap ini komplikasi tersebut dinamakan sindrom kompartemen.Volume darah
yang beredar akan menurun secara bertahap pada saat terjadi syok luka bakar.
Kehilangan cairan dapat mencapai 3- 5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup.
Selama syok luka bakar,respon luka bakar , dan respon natrium terhadap resusitasi atau
pros mengembalikan cairan. Hiponatremia terjadi setelah terjadinya luka
bakar,hiperkalemia akan dijumpai akibat dari destruksi atau kerusakan pada sel.
Hipokalemia dapat terjadi dengan berpindahnya cairan dan tidak memadai untuk asupan
cairan tubuh. Anemia dapat terjadi karena kerusakan sel darah merah yang
mengakibatkan jumlah hematokrit menjadi tinggikarena kehilangan plasma darah.
Adanya ketidakseimbangan koagulasi yang meliputi trombositopenia dan pada proses
pembekuan darah serta saat waktu protombin dalam penyembuhan luka akan
membutuhkan waktu yang lama.
Pada kasus luka bakar tersebut dapat dijumpai juga hipoksia. Pada luka bakar yang
berat,konsumsi oksigen pada jaringan akan membutuhkan 2 kali lebih banyak dari
jaringan normal pada umumya yag disebabkan karena hipermetabolisme. Fungsi pada
ginjal akan berubah akibat dari berkurangnya volume darah. Destruksi dari sel-sel darah
merah akan menghasilkan hemoglobin dan mioglobin yang akan menyumbat tubulus
renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal. Kehilangan integritas kulit
dapat diperparah dengan pelepasan faktor- faktor inflamasi yang abnormal ,perubahan
immuglobulin serta komplemen serum, gangguan dari fungsi neutrofil , limfositopenia,
imunosupresi membuat pasien luka bakar berisiko tinggi untuk mengalami sepsis.
Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhu. Beberapa jam pasca
luka bakar terjadi akan menyebabkan suhu tubuh menjadi rendah , tetapi pada jam – jam
berikutnya suhu tubuh akan meningkat atau hipertermi yang mengakibatkan
hipermetabolisme.
1.6. Pathway
1.7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan HB, Hematokrit,
Berhubungan dengan Hb turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak.
Peningkatan 15 % hematokrit menunjukkan adanya kehilangan cairan.
b. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena
kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi
dapat terjadi bila mulai diuresis.
c. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang
dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.
d. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan
interstisial atau gangguan pompa, natrium.
e. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
f. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
g. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal,
tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.

1.8. Penatalaksanaan
a. Resusitasi cairan
Menghitung jumlah cairan yang dibutuhkan pada pasien luka bakar dengan rumus.
Pemberian cairan diberikan pada 8 jam pertama dan 16 jam berikutnya. Cara Evans
1) Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
2) Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
3) cc glukosa 5% per 24 jam
b. Resusitasi Nutrisi
Bila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastrictube.
Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 10-15% protein, 50-60% karbohidrat
dan 25-30% lemak. Pemberian nutrisi sejak awal ini dapat meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya atrofi vili usus.
c. Perawatan luka bakar
Pembersihan luka menggunakan larutan normal saline. Jika ada bula usahakan untuk
tidak memecah karena akan terjadi risiko infeksi. Pemberian obat topikal utuk
mengantisipasi infeksi.
B. Tinjauan Kasus

Anda mungkin juga menyukai