OLEH
A. Latar Belakang
A. Pengertian Integumen
1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut:
a. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk
menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan
melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit dapat
menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau
rangsangan-rangsangan fisik seperti sinar ultraviolet dari
matahari.
Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai
r angsangan sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu
panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai
alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
b. Pengatur Panas (Termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan
kontruksi pembuluh kapiler serta melalui yang keduanya di
pengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat farenheit atau sekitar 36,5 derajat
celcius. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan, panas akan
hilang dengan penguapan menjadi keringat.
c. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari
kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori
keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja
disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air
transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.
d. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
e. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat
yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada
tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadimelalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
f. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan
kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan.Fungsi lain dari kulit yaitu kulit
dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
2. Pembagian Kulit
Kulit terbagi menjadi 3: (Puspasari, S.F, 2017)
a. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran
0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan
perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat
erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler
dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:
b. Lapisan tanduk (stratum corneum)
a. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena
keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan
epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian
dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam
hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam
sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30
hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang
bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat
diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum
dan kornium.
b. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment
melanin yang memberikan warna coklat pada kulit.
Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung
tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase
tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam
melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim
tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet..
Kemudian melanin meninggalkan
badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel
dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen
melanin didegradasi oleh keratinocytes.
c. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit
rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut).
Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
d. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di
daerah lapisan stratum spinosum. Merupakan sel
yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% —4 % dari
keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak
terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus,
dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk
responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.
e. Dermis (Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf
perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea)
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor
pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung
rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk
batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit
jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata
kulit jangat diperkirakan antara 1 -2 mm dan yang
paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling
tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.
Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,
matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit
jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan
dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi
tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa
sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa
juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang
dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi
sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang
menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar
palit yan menempel di kandung rambut memproduksi
minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara
kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan
keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-
pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-
serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan
kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga
jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk
jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit
menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga
timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit
berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu
diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacatpermanen, hal ini disebabkan kulit
jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri
sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
3. Derivat Kulit
a) Rambut
Penyembuhan luka:
Stadium waktu kejadian Sel-sel
Peradangan/inflamasi -0-2jam -hemostasis -trombosit
(0-4 hari) -0-4jam -fegositosis -eritrosit
-leukosit
-neutrofil
-magrofag
Proliferasi (2-22 hari) - 1-4hari - epitelisasi -keratinosit
- 2-7hari -neuvaskularisasi - endotel
- 2-22 hari - sintesis kolagen - fibrolast
- 2-20hari - kontraksi - miofibroblas
Pematangan (21 hari- Remoddeling -fibroblas
2tahun) kolagen
4. Eksudat
1
komponen fungsi
Fibrin dan platelet Proses penggumpalan darah
Polymorphonuclearcytes System imun memproduksi
(pmns) growth factors
Lomfosit System imun
Mikroorganisme Faktor penyebab infeksi
Protein Mempertahankan tekanan
plasma,albumin,globulin osmotik, sistem
fibrinogen imun, transpor makromolekul
2
Jenis Drainase Luka
D. DEFINISI MUSKULOKELETAL
3
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan
bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-
paru, dan jaringan lunak).
c. Memberikan pergerakan (otot berhubungan
dengan kontraksi dan pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum
tulang (hematopoesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor).
2. Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus
padat disebut periosteum. Periosteum memberikan nutrisi
pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebaga
tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum
mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan
yang terdekat mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya
terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam
tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan
dalam lacuna howship (cekungan pada permukan tulang).
4
kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri
nutrient yang menembus periosteum dan memasuki rongga
meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri
nutrient memasok darah ke sumsum tulang, System vena
ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang
dengan mensekresikan matrik tulang. Matrik tulang
tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan).
Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam
mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan
phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang
bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu
unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di
tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler
tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di dalam
lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat
prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus
(kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah
yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak
seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan
peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan tulang).
5
Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.
6
perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon
kadar kalsiumdarah yang rendah, peningkatan
hormone parathyroid akan mempercepat mobilisasi
kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan
kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid
meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan
tulang. Dengan menurunnya pasokan darah /
hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan
osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis
(berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi
bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami
pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang
konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak
diman lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi
tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang.
Keadaan ini membuat tulang dapat berespon terhadap
tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah
tulang. Perubahan tesebut membantu mempertahankan
kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik organic yang
sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative
menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru
memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi
tambahan kekuatan tulang.
Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak.
Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan
7
memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis
tersusun atas tulang kortikal dan ujung tulang panjang
yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang
kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis
dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada
anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami
kalsifikasi. Misalnya pada tulang humerus dan femur.
8
d. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya.
Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari tulang
kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang
vertebra, dan tulang wajah.
e. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan didukung oleh
tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella
(Kap lutut). Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan
fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Kerangka
sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang
merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga
struktur tubuh. Kerangka dibagi menjadi :
a) Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok
pada 3 daerah yaitu :
1. Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang
parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital,
stenoid, dan etmoid. Tulang muka terdiri atas 14
tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2),
nasal (2), lakrimal (2), palatinum (2),concha
inferior (2),mandibula dan vomer.
9
1) Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang
berbentuk tidak teratur, terbentang antara
tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat
melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna
vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12
vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra
sacrum dan 4 vertebra koksigius.
2) Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan.
Thoraks berupa sebuah rongga berbentuk kerucut
terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga
yang melingkar dari tulang belakang sampai ke
sternum. Pada sternum terdapat beberapa titik
penting yaitu supra sternal notch dan angulus
sterni yaitu tempat bertemunya manubrium dan
korpus sterni. Bagian-bagian tersebut merupakan
penunjang kepala, leher, dan badan serta
melindungi otak, medulla spinalis dan organ dalam
thoraks.
10
b) Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
1) Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula
dan scapula. Klavikula. mempunyai ujung medial
yang menempel pada menubrium dekat
suprasternal notch dan ujung lateral yang
menempel pada akronion.
2) Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu
disebut tulang koksae. Tulang koksae bersama
sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang.
Ekstremitas bawah terdiri dari femur, patella, tibia,
fibula, tarsus, metatarsus.
11
2. Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan
pada gelatin kuat, tetapi fleksible dan tidak
bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat
sampai ke kartilago yang berada pada perichondium
(serabut yang membentuk kartilago melalui cairan
sinovial), jumlah serabut collagen yang ada di
cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline,
elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili paling
banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang.
Fibrus cartilage menyusun discus intervertebralis
articular (hyaline) cartilage halus, putih, mengkilap,
dan kenyal membungkus permukaan persendian dari
tulang dan berfungsi sebagai bantalan. Cartilage yang
elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada
telinga bagian luar.
12
3. Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri
dari jaringan ikat keadaannya kenyal dan fleksibel.
Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan
mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial,
lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan
diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate
anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang
mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil.
Ligament pada daerah tertentu melengket pada
jaringna lunak untuk mempertahankan struktur.
Contoh ligament ovarium yang melalui ujung tuba ke
peritoneum.
13
4. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat
yang merupakan ujung dari otot yang menempel
pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan
menempel kepada tulang. Tendon merupakan
ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan
dengan aperiosteum. Selaput tendon berbentuk
selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi
tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan
dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan
membrane sinovial yang menjamin pelumasan
sehinggga mudah bergerak.
5. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung
longgar yang didapatkan langsung di bawah kulit,
sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus
tebal, jaringan penyambung fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang
demikian disebut fascia dalam.
6. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di
suatu tempat dimana digunakan di atas bagian yang
bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang
dan tendon, otot-otot. Bursae dibatasi membrane
sinovial dan mengandung caiaran sinovial. Bursae
merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang
bergerak seperti olekranon bursae terletak antara
prosesus olekranon dan kulit.
7. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih
tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai
cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
14
ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang
satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui
jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada
persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial).
Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat
disebut tendon. Sedangkan, jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang disebut
ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi
fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan berdasarkan
fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis,
amfiartrosis, diarthroses.
a. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat
ikat, maka tidak mungkin gerakan antara tulang-
tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan
tulang rawan dan tulang yang satu dengan lainnya
dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa.
contohnya sutura pada tulang tengkorak, sendi
kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis
(permukaan sendi dihubungkan oleh membran).
15
b. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan
persendian- persendiannya dipisahkan oleh bahan
antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi
tersebut ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang
rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya
dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe kartilago :
1) Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh
tulang rawan hialin
2) Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan
fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan
hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang
rawan yang mempersatukan kedua tulang
pubis), sendi antara manubrium dan badan
sternum, dan sendi temporer / sendi tulang
rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan
epifisis.
16
lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan
penyambung berpembuluh darah banyak dan
sinovium yang membentuk suatu kantong yang
melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-
tendo yang melintasi sendi. Sinovium
menghasilkan cairan yang sangat kental yang
membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial
normalnya bening, tidak membeku dan tidak
berwarana. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap
sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial
bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi
tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana
penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang
rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri
dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang
dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan
yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat
hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut
mampu menahan kerusakan sewaktu sendi
menerima beban berat. Perubahan susunan
kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat
terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan
banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi sinovial
yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi
engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi
pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3
kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan
bersudut / anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan
oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi, adduksi,
17
abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan
khusus seperti supinasi, pronasi, inversion,
eversio, protaksio. Sendi diartrosis terdiri dari:
1) Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang
memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi
ini terjadi apabila ujung tulang yang satu
berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke
ujung tulang lain yang berbentuk cekungan.
Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang
panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat
dengan tulang atas.
2) Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu
arah, Persendian yang menyebabkan gerakan
satu arah karena berporos satu disebut sendi
engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan
tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
18
3) Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang
membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos
dua. Contohnya, terdapat pada ibu jari dan
pergelangantangan Memungkinkan gerakan 2
bidang yang saling tegak lurus. misal persendian
dasar ibu jari yang merupakan sendi pelana 2
sumbu.
4) Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan
aktivitas untuk memutar pegangan pintu, misal
19
persendian antara radius dan ulna.
5) Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua
arah. Contoh adalah sendi-sendi tulang
karpalia di pergelangan tangann.
8. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-
daerah yang berdekatan terutama adalah jaringan
penyambung, yang tersususn dari sel-sel dan
subtansi dasar. Dua macam sel yang ditemukan pada
jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan
tetap berada pada jaringan penyambung, seperti sel
mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan
penting pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan
yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis
sel yang kedua dalam sel penyambung ini adalah sel
yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast,
kondrosit, osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai
macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar
dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung
memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi
dasar adalah kolagen dan elastin. Serat-serat elastin
memiliki sifat elastis yang penting. Serat ini didapat
dalam ligament, dinding pembuluh darah besar dan
kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut
elastase.
9. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh
bergerak. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha
20
mekanik untuk gerakan maupun produksi panas
untuk mempertahankan temperature tubuh.
Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil.
Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari
seluruh bagian tubuh otot dikelompokkan dalam :
a. Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan
pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur
tubuh dan menghasilkan panas.
21
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah
mana otot berjalan.
22
kesimbangan ini, misalnya proses resorbsi
lebih besar dari proses penbenutkan maka kan
terjadi penurunan massa tulang.
2) Proses konsolidasi secara maksimal akan
dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang
bagian korteks dan lebih dini pada bagianh
trabekula.
3) Pada usia 40-45 tahun, baik wanita maupun
pria akan mengalami penipisan tulang bagian
korteks sebesar 0,3-0,5 %/ tahun dan bagian
trabekula pada usia lebih muda.
4) Pada pria seusia wanita menopause mengalami
penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pada
wanita 40-50 %.
5) Penurunan massa tulang lebih cepat pada
bagian-bagian tubuh seperti metakarfal, kolum
femoris, dan korpus vertebra.
6) Bagian-bagian tubuh yang sering fraktur
adalah vertebra, paha bagian proksimal dan
radius bagian distal.
b. Osteomalasia
Osteomalasia adalah penyakit metabilisme
tulang yang di tandai dengan tidak memadainya
mineralisasi tulang. Pada orang dewasa
osteomalasia bersifat kronik dan deformitas
skeletalnya tidak seberat pada anak karena
pertumbuhan skletal telah selesai. Pada pasien
ini,sejumlah besar osteoroid atau remodelling
tulang baru tidak mengalami kalsifikasi,
diperiksakan bahwa defek primernya adalah
kekurangan vitamin D aktif ( kalsitrol), yang
memacu absorpsi kalsium dari traktus GI, dan
23
menfasilitasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat
dalam cairan ekstra sel rendah. Tanpa vitamin D
yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat di
masukkan ke tempak kalsifikasi tulang.
Patofisilogi:
1) Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi
akibat gangguan umum metabolisme mineral.
Faktor risiko terjadinya osteomalasia meliputi
kekurangan dalam diet, malabsorpsi,
gasterktomi, gagal ginjal kronik, terapi
antikonvulsan berkepentingan dan kekurangan
vitamin D.
2) Tipe malnutrisi ( kekurangan vitamin D) sering
berhubungan dengan kalsium yang jelek
terutama akibat kemiskinan, tetapi memakan
makanan dan kurangnya pengetahuan
mengenai nutrisi juga merupakan salah satu
faktor.
Paling sering terjadi dibagian dimana vitamin D
tidak ditambahkan dalam makanan dan
dimana terjadi kekurangan dalam diet dan jauh
dari sinar matahari.
3) Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat
kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan
kalsium yang berlebihan dari tubuh. Kelainan
GI dimana absorpsi lemak tidak memadai
sering menimbulkan osteomalasia melalui
kehilangan vitamin D dan kalsium, kalsium
diekskresikan melalui feces dalam kombinasi
dengan asam lemak.
c. Osteomyelitis
Osteomyelitis dapat terjadi sebagai akibat
24
kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan
kalsium yang berlebihan dari tubuh.
1) Etiologi
a) Osteomyilitis ini biasanya disebabkan oleh
bakteri maupun virus, jamu dan
mikroorganisme lain.
b) Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran
henatopgen (melalui darah) dari fokus infeksi
dari tempat lain.
c) Osteomylitis dapat berhubungan dengan
penyebaran infeksi jaringan lunak seperti
ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus
vaskuler. Atau kontaminasi lansung tulang
misalnya fraktur terbuka, cedera traumatik
seperti luka tembak dan pembedahan tulang.
2) Patofisiologi
a) Staphylococcus aurens merupakan penyebab
70% - 80%menginfeksi tulang.
b) Awitan osteomylitis ortopedi dapt terjadi
dalam 3 bulan pertama ( akut fulminan
staduim I ) dan sering berhubungan dengan
hematomaatau infeksi superfisial. Infeksi
awitan lambat ( stadium II) terjadi antara 4-
24 bulansetelah pembedahan. Osteomylitis
lama ( stadium III )biasanya akibat
penyebaran hematogen dan terjadi dua
tahun atau lebih setelah pembedahan.
c) Respon inisial terhadap infeksi adalah salah
satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi dan edema. Setelah 2-3 hari
trombus pada pembulu darah terjadi pada
tempat tersebut. Sehingga mengakibatkan
25
iskemia dengan nekrotis tulang. Seiringan
dengan peningkatan dan dapat menyebar ke
jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
d. Skoliosis
Skoliosis adalah penyimpangan tulang
belakang ke lateral dari garis tengah. Skoliosis
merupakan deformitor tulang belakan yang
menggambarkan deviasi vertebrata ke arah lateral.
Bentuk dan tiap-tiap ruas tulang manusia pada
umumnya adalah sama hanya ada perbedaan
sedikit tergantung pada kerja yang di tanganinya.
1) Etiologi
a) faktor heriditas
Yaitu yang di turunkan secara auotsomal
dominan, kelainan ini dapat terjadi karena
akibat adanyaabnormalitas tulang bawahyang
mengenai vertebra atauipun struktur-
strukturnya.
b) Kongenital
Yaitu didapat sejak lahir. Adapula yang tidak
didapat sejak lahir tetapi berkembang pada
masa berikutnya.
c) Idiopatik
Tidak di ketahui penyebabnya, tetapi jenis ini
lebih umum biasanya berkembang pada masa
remaja.
d) Struktural
Perubahan pada steruktur tulang belakang
karena sebab yang bervariasi
a. Klasifikasi Skoliosis
1) Skoliosis non struktural ( reversible )
a) Skoliosis postural
26
b) Nyeri dan spasme otot
c) Tungkai bawah yang tidak sama panjang
2) Skoliosis struktural ( ireversble )
a) Skoliosis idoptik
b) Skoliosis osteopatik
c) Skoliosis neuropatik
d) Skoliosis miopatik
3) Patofisiologi
Skoliosis dapat terjadi hanya pada daerah
tulang spinalis termasuk rongga tulang spinal.
Lengkungan dsapat berbentuk S atau C. Derajat
lengkungan penting untuk di ketahui karena hal
dapat menentukan jumlah tulang rusuk yang
mengalami pergeseran. Pada tingkat rootasi
lengkungan yang cukup besar mungkin dapat
menekan dan menimbulkan keterbatasan pada
organ penting yaitu paru-paru dan jantung.
Aspek paling penting terjadinya deformitas
adalah progresivitas pertumbuhan tulang.
Dengan terjadinya pembengkokan tulang
vertebra ke arah lateraldi sertai dengan rotasi
tulang belakang. Maka akan diikuti dengan
perkembangan sekunder pada tulang vertebra
dan iga. Oleh karena adanya gangguan
pertumbuhan yang bersifat progresif, di samping
terjadi perubahan pada vertebra, juga terdapt
perubaahan pada tulang iga. Dimana
bertambahnya kurva yang menyebabkan
deformitasi tulang iga semakin jelas. Pada
kanalis spinalis terjadi pendorongan dan
penyempitan kanalis spinalis oleh karena
terjadinya penebalan dan pemendekan lamina
27
pada sisi konkaf. Kesimbangan lengkungan juga
penting karena mempengaruhi stabilitas dadi
tulang belakang dan pergerakan panggul.
e. Osteosarcoma
Osteosarcoma adalah suatu pertumbuhan yang
sangat cepat pada tumor maligna tulang.
Osteosarcoma merupakan tumor ganas tulang
yang paling sering ditemukan. Tumor ini
merupakan tumor ganas yang menyebar secara
cepat pada periosteum dan jaringan ikat luarnya.
1) Etiologi
Penyebab yang pasti terhadap kanker belum di
ketahui secara jelas tetapi faktor-faqktor etilogilah
yang membantu terbetuknya kanker sudah
banyak di ketahui yang disebut bahan-bahan
karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radioaktif
parasif dan virus.
2) Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berawal
pada sumsum tulang dari jaringan sel tulang
( sarcoma ) sehingga sel-sel tulang akan pada
nodul-nodul limfe, ginjal, dan hati sehingga
dapat mengakibatkan adanya pengaruh aktivitas
hamateotik sum-sumj tulang yang cepat pada
tulang sehingga sel-sel plasma yang belum
matang akan terus membelah terjadi
penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol
lagi.
f. Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa. Sedangkan menurut Linda Juall C.
28
dalam buku Nursing Care Plans and
Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur
adalah rusaknya kontinuitas tulang yang
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku
Luckman and Sorensen’s Medical Surgical Nursing.
1) Etiologi
a) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah
tulang pada titik terjadinya kekerasan.
Fraktur demikian demikian sering bersifat
fraktur terbuka dengan garis patah melintang
atau miring.
b) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat
terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor kekerasan.
c) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan
penarikan.
2) Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup
mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan. Tapi apabila tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang
dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma
29
pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta
saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak
yang membungkus tulang rusak. Perdarahan
terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula
tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke
bagian tulang yang patah. Jaringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai denagn
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan
infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses penyembuhan
tulang nantinya.
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur :
3. Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada
tulang yang tergantung terhadap besar, waktu,
dan arah tekanan yang dapat menyebabkan
fraktur.
4. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang
menentukan daya tahan untuk timbulnya
fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan,
elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau
kekerasan tulang.
30
dengan jalan membentuk tulang baru diantara
ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk
oleh aktivitas sel-sel tulang. Ada lima stadium
penyembuhan tulang, yaitu:
31
Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan
osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi
dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang
mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang
imatur dan kartilago, membentuk kallus atau
bebat pada permukaan endosteal dan
periosteal. Sementara tulang yang imatur
(anyaman tulang ) menjadi lebih padat
sehingga gerakan pada tempat fraktur
berkurang pada 4 minggu setelah fraktur
menyatu.
Stadium Empat-Konsolidasi
Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast
berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi
lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan
memungkinkan osteoclast menerobos melalui
reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat
dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah
yang tersisa diantara fragmen dengan tulang
yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang kuat untuk membawa beban yang
normal.
Stadium Lima-Remodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu
manset tulang yang padat. Selama beberapa
bulan atau tahun, pengelasan kasar ini
dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan
pembentukan tulang yang terus-menerus.
Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada
tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding
32
yang tidak dikehendaki dibuang, rongga
sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk
struktur yang mirip dengan normalnya.
c) Komplikasi fraktur
1)) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa
ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT
menurun, cyanosis bagian distal, hematoma
yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang
disebabkan oleh tindakan emergensi splinting,
perubahan posisi pada yang sakit, tindakan
reduksi, dan pembedahan.
2)) Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan
komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh
darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan
oleh oedema atau perdarahan yang menekan
otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu
karena tekanan dari luar seperti gips dan
embebatan yang terlalu kuat.
3)) Fat Embolism Syndrom
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah
komplikasi serius yang sering terjadi pada
kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone
marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah
rendah yang ditandai dengan gangguan
pernafasan, tachykardi, hypertensi,
tachypnea, demam.
33
4)) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada
trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai pada kulit
(superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya
terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa
juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat.
5)) Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena
aliran darah ke tulang rusak atau terganggu
yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan
diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.
6)) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak
darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler
yang bisa menyebabkan menurunnya
oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
g. Amputasi
34
mendapat diperbaiki dengan menggunakan teknik
lain, atau manakala organ mendapat
membahayakan tubuh klien secara utuh atau
merusak argon tubuh yang lain separti dapat
menimbulkan komplikasi infeksi
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang
melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem
intigumen, sistem persyarafan, sistem
muskuloskeletal, dan sistem kardiovaskuler. Lebih
lanjut dia dapat menimbulkan masalah psikologis
bagi klien atau keluarga berupa penurunan harga
diri dan produktifitas Penyebab atau faktor
perediosposisi terjadinya amputasi.
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi:
1) Fraktur multiple organ tubuh yang tidak
mungkin dapat diperbaiki
2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
dapat diperbaiki
3) Gangguan vaskuler atau sirkulasi pada
ekstremitas yang berat
4) Infeksi yang berat atau berisiko tinggi menyebar
ke onggota tubuh lainnya
5) Adanya tumor pada organ yang tidak muangkin
dapat diterapi secara konservatif
6) Deformitas argon.
a) Jenis-jenis amputasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan
menjadi:
1)) Amputasi selektif atau terencana. Amputasi
jenis ini dilakukan pada penyakit yang
terdiognosis dan mendapat penangan yang baik
35
serta terpantau secara terus menerus. Amputasi
dilakukan sebagai salah satu tindakan alternatif
terakhir.
2)) Amputasi akibat trauma. Ini merupakan
amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan
tidak terncana. Kegiatan tim kesehatan adalah
memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta
memperbaiki kondisi umum klien.
3)) Amputasi darurat. Kegiatan amputasi inin
dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan.
Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan
kerja yang cepat seperti trauma dengan patah
tulang multiple dan kerusakan kulit yang luas.
Tetapi jenis amputasi yang lebih sering kita
kenal adalah
a. Amputasi terbuka ini di lakukan pada kondisi
infeksi yang berat dimana pada pemotongan
tulang dan otot pada tingkat yang sama.
b. Amputasi tertutup ini dilakukan dalam kondisi
yang lebih memungkin dimana dibuat skalf kulit
untuk menutup luka yang dibuat dengan
memotong kurang lebih 5 cm dibawah potongan
otot dan tulang.
2. Kelainan Pada Sendi
Sendi adalah pertemuan dua atau lebih tulang.
Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen,
tendon, fasia, atau otot.
Ada tiga tipe sendi, yaitu :
a. Sendi fibrosa (sinarthroidal), merupakan sendi
yang tidak dapat bergerak.
36
b. Sendi kartilaginosa (amphiarthroidal), merupakan
sendi yang sedikit bergerak.
c. Sendi sinovial (diarthroidal), merupakan sendi yang
dapat bergerak dengan bebas.
a. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi
degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang
berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago
artikularis, perubahan pada membran sinovia serta
hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku,
khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama
akan menyertai perubahan degeneratif tersebut.
1) Insidens, Etiologi Dan Patologi
Osteoarthritis merupakan bentuk penyakit sendi
yang paling sering ditemukan. Diperkirakan ⅓ dari
orang berusia >35 tahun, menunjukkan bukti
radiografik yang memperlihatkan penyakit
osteoarthritis dengan prevalensi yang terus
meningkat sampai 80 tahun. Meskipun mayoritas
pasien, khususnya yang berusia muda, menderita
penyakit ringan dan relatif asimptomatik,
osteoarthritis merupakan salah satu dari beberapa
penyebab utama yang menimbulkan disabilitas
orang yang berusia > 65 tahun.
Osteoarthritis mungkin bukan satu penyakit
melainkan beberapa penyakit yang semuanya
memperlihatkan gambaran klinis dan patologis
yang serupa. Akan kerusakan fokal tulang rawan
sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru
pada dasar lesi tulang rawan dan tepi sendi yang
dikenal sebagai osteofit. Penelitian menunjukkan
bahwa perubahan metabolisme tulang rawan sendi
37
sudah timbul sejak awal proses patologis
osteoarthritis.
Perubahan metabolisme tulang tersebut berupa
peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak
makromolekul matriks tulang rawan sendi yaitu
kolagen dan proteoglikan. Perusakan ini membuat
kadar proteoglikan dan kolagen berkurang
sehingga kadar air tulang rawan sendi juga
berkurang Beberapa faktor turut terlibat dalam
timbulnya osteoarthritis ini. Penambahan usia
semata tidak menyebabkan osteoarthritis,
sekalipun perubahan selular atau matriks pada
kartilago yang terjadi bersamaan dengan penuaan
kemungkinan menjadi predisposisi bagi lanjut usia
untuk mengalami osteoarthritis. Faktor-faktor lain
yang diperkirakan menjadi predisposisi adalah
obesitas, trauma, kelainan endokrin (misalnya
diabetes mellitus) dan kelainan primer persendian
(misalnya arthritis inflamatorik).
38
c) pada beberapa penderita, nyeri sendi atau kaku
sendi dapat timbul setelah istirahat lama,
misalnya duduk di kursi atau mobil (perjalanan
jauh), atau setelah bangun tidur di pagi hari
d) kadang disertai suara gemeretak/kemretek pada
sendi yang sakit
e) penderita mungkin menunjukkan salah satu
sendinya (sering lutut atau tangan) secara
perlahan membesar
Secara klinis, osteoartritis dapat dibagi menjadi 3
tingkatan, yaitu :
a) Subklinis.
Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau
tanda klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada
tingkat seluler dan biokimiawi sendi.
b) Manifest.
Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke
dokter. Kerusakan rawan sendi bertambah luas
disertai reaksi peradangan.
c) Dekompensasi
Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin
terjadi deformitas dan kontraktur. Pada tahap ini
biasanya diperlukan tindakan bedah.
b. Arthritis Rheumatoid
Menurut definisi, artritis rheumatoid adalah
penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi,
bersifat progresif, simetrik, dan sistemik serta
cenderung menjadi kronik. Atau arthritis reumatoid
adalah kelainan sistemik dengan manifestasi utama
pada persendian yang berkembang secara perlahan-
lahan dalam beberapa minggu. Artritis reumatoid
merupakan inflamasi kronik yang paling sering
39
ditemukan pada sendi, insidensnya sekitar 3% dari
penduduk menderita kelainan ini dan terutama
ditemukan pada umur 20-30 tahun, lebih sering
pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1.
Penyakit ini menyerang sendi-sendi kecil pada
tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar pada
lutut, panggul serta pergelangan tangan.
1) Etiologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui.
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai
penyebab artritis reumatoid, yaitu :
a) Infeksi streptokokus hemolitikus dan
streptokokus non-hemolitikus
b) Endokrin
c) Autoimun
d) Metabolik
e) Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga
disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II;
faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena
virus dan organisme mikoplasma atau grup
difterioid yang menghasilkan antigen tipe II
kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
c. Arthritis Gout
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi yang
terjadi karena deposisi kristal asam urat pada
jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga merupakan
istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Serta Artritis
gout suatu penyakit autoimun dimana persendian
40
secara simetris mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
1) Insidens dan Patogenesis
Gout dapat bersifat primer maupun sekunder.
Gout primer merupakan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat
proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
Pada keadaan normal kadar urat serum pada
pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada
wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah
menopause karena estrogen meningkatkan
ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah
menopause kadar urat serum meningkat seperti
pada pria.
Gout jarang terjadi pada wanita. Sekitar 95%
penderita gout adalah pria. Gout dapat ditemukan
di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada
prevalensi familial dalam penyakit gout yang
mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit
ini. Namun ada sejumlah faktor yang agaknya
mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk
diet, berat badan, dan gaya hidup.
2) Gejala
Gejala gout berkembang dalam 4 tahap :
a) Tahap Asimptomatik : Pada tahap ini kadar
asam urat dalam darah meningkat, tidak
menimbulkan gejala.
b) Tahap Akut : Serangan akut pertama datang
tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi
pada tengah malam atau menjelang pagi.
41
Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat pada
sendi yang terkena, mencapai puncaknya dalam
waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan sembuh
spontan dan menghilang dengan sendirinya
dalam waktu 14 hari.
c) Tahap Interkritikal : Pada tahap ini penderita
dapat kembali bergerak normal serta melakukan
berbagai aktivitas olahraga tanpa merasa sakit
sama sekali. Kalau rasa nyeri pada serangan
pertama itu hilang bukan berarti penyakit
sembuh total, biasanya beberapa tahun
kemudian akan ada serangan kedua. Namun
ada juga serangan yang terjadi hanya sekali
sepanjang hidup, semua ini tergantung
bagaimana sipenderita mengatasinya.
d) Tahap Kronik : Tahap ini akan terjadi bila
penyakit diabaikan sehingga menjadi akut.
Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali
setahun tanpa disertai masa bebas serangan.
Masa sakit menjadi lebih panjang bahkan
kadang rasa nyerinya berlangsung terus-
menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi
yang sakit.
42
nyeri. Penyembuhannya mungkin memerlukan
beberapa minggu.
b. Sprain
Sprain atau keseleo adalah trauma pada suatu
sendi biasanya berkaitan dengan cedera
ligamentum. Pada keseleo yang berat , ligamentum
dapat putus. Psrain dapat menyebabnkan
peradangan, pembengkakan, dan nyeri.
c. Rigor Mortis
Rigor Mortis atau kaku mayat adalah kekakuan
atau kontraksi otot-otot yang terjadi beberapa jam
setelah kematian. Rigor mortis timbul akibat
berkurangnya ATP dalam sel-sel otot. Tanpa
adanya ATP yang terikat ke kepala miosin, maka
jembatan-jembatan silang yang terhubung di otot
pada saat dan segera setelah kematian tidak dapat
di lepaskan dan otot tetap berkontrksi. Dalam satu
hari protein-protein otot dihancurkan oleh enzim-
enzim lokal yang dikeluarkan oleh sel-sel yang
berdegenerasisehingga otot kembali melemas.
d. Atrofi
Atrofi adalah penurunan ukuran suatu sel atau
jaringan. Atrofi suatu otot dapat terjadi akibat tidak di
gunakannya otot atau terjadi pemutusan saraf yang
menpersarafi otot tersebut. Pada atrofi otot ukuran
miofibril berkurang, atau walaupun tidak mengalami
atrofi kepadatan tulang dapat berkurang akibat tidak
digunakannya tulang tersebut atau adanya penyakit
desiensi metababolik.
43
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai
macam sistem yang beragam yang masing- masing
mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-
beda. Termasuk didalamnya sistem integumen, yang sangat
berperan dalam melindungi sistem-sistem yang berada
didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar
tubuh. Selain itu juga masih banyak fungsi dari sistem
integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal
44
tubuh. Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh.
Maka bisa disimpulkan bahwa sistem integumen
merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh
buruk keadaan diluar tubuh.
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh
yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang
membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh
yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah
bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini saya dan
Pembaca dapat lebih mengetahui mengenai Anatomi dan
Fisiologi Sistem Muskuloskeletal serta dapat
menerapkannya di dunia Keperawatan sebagai bekal untuk
Asuhan Keperawatan yang baik.
45
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/511140223/ANFIS-
INTEGUMEN-KLMPK-1-B12C
https://id.scribd.com/document/436886679/Makalah-Anatomi-
Fisiologi-Sistem-Muskuloskeletal-Klmpk-2