Anda di halaman 1dari 67

MAKALAH ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA, FISIKA,

DAN BIOKIMIA SISTEM MUSKULOKELETAL DAN


SISTEM INTEGUMEN

OLEH

DJULISRIANTI ALI 2121001


RAMLAWATI NEBU 2121003
HELSIANAWATI DEROSARI 2121002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan
dan pengetahuan sehingga makalah yang berjudul Anatomi,
Fisiologi, Kimia, Fisika, dan Biokimia Sistem Integumen ini dapat
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh


suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem
integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri
atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh,
kulit. Ini sistem organ yang luar biasa melindungi struktur
internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko
dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh
dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama
pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya.
Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan
dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ
sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas
dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit
termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.
Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan
jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan
ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk
kedalam sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang
yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis
(kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh
di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel
lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi
ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi
daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang
antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau
suatu bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-
bagiannya.
Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari
anatomi khusus adalah yang mempelajari tentang manusia
dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut
medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk,

letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh


manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif
atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya
ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar
menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di
bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya
bagi mahasiswa kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit
sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk dapat melayani pasien.
Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk
mempelajari anatomi tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah

1. Definisi dari Integumen


2. Anatomi fisiologi system integument
3. Definisi muskulokeletal
4. Apa saja Anatomi fisiologi system muskulokeletal
5. Apa saja patofisiologi system muskulokeletal

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


1. Untuk memenuhu tugas mata kuliah dari dosen
2. Untuk lebih mendalami ilmu tentang anatomi
fisiologi,kimia,fisika,dan biokimia system muskulokeletal dan
sistem integumen
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integumen

Kata integumen berasal dari bahas latin “integumenum”


yang berarti “penutup”. Sistem integumen atau biasa disebut kulit
adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan
sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana
orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm. Sistem
integumen merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi
struktur internal tubuh dari kerusakan,mencegah
dehidrasi,dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh
dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air.
Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri, virus, dan mikroba lainnya. Hal ini juga
membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal
ini memiliki reseptor untuk mendektesi panas dan dingin,
sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem
yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan
lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis)
(Jonyo,U.A, 2012).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut:

a. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk
menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan
melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit dapat
menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau
rangsangan-rangsangan fisik seperti sinar ultraviolet dari
matahari.
Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai
r angsangan sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu
panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai
alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
b. Pengatur Panas (Termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan
kontruksi pembuluh kapiler serta melalui yang keduanya di
pengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat farenheit atau sekitar 36,5 derajat
celcius. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan, panas akan
hilang dengan penguapan menjadi keringat.

c. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari
kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori
keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja
disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air
transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.

d. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

e. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat
yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada
tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadimelalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.

f. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan
kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan.Fungsi lain dari kulit yaitu kulit
dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

2. Pembagian Kulit
Kulit terbagi menjadi 3: (Puspasari, S.F, 2017)
a. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran
0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan
perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat
erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler
dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:
b. Lapisan tanduk (stratum corneum)

Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan


menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan
tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan
sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris
keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan
tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin
yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat
resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal
dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang
mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4
minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada
saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai
muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung
sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki
selfrepiaringcapacity atau kemampuan memperbaiki diri.
Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses
keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai
sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu
sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah
menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul
bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan
penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi
cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru.
Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan
lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya
penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga
mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan
tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
c. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah
lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan
tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan
bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus
cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan
dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula darilapisan
bening.
d. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan
yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya,
berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak
paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
e. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang
saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-
jembatan protoplasma berbentuk kubus.
Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-
akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil
yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju
normal, tersusun menjadi beberapa baris.

Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut


banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah
antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan
ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di
bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada
dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan
taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel
dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan
asam amino.
f. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh
satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus
terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi
dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina
basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan
dermis.
Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi
vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah
banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-
lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,
melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

Dalam jaringan ini terdapat tipe-tipe sel epidermis di antaranya:

a. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena
keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan
epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian
dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam
hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam
sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30
hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang
bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat
diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum
dan kornium.
b. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment
melanin yang memberikan warna coklat pada kulit.
Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung
tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase
tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam
melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim
tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet..
Kemudian melanin meninggalkan
badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel
dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen
melanin didegradasi oleh keratinocytes.
c. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit
rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut).
Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
d. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di
daerah lapisan stratum spinosum. Merupakan sel
yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% —4 % dari
keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak
terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus,
dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk
responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.
e. Dermis (Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf
perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea)
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor
pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung
rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk
batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit
jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata
kulit jangat diperkirakan antara 1 -2 mm dan yang
paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling
tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.
Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,
matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit
jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan
dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi
tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa
sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa
juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang
dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi
sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang
menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar
palit yan menempel di kandung rambut memproduksi
minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara
kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan
keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-
pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-
serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan
kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga
jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk
jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit
menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga
timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit
berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu
diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacatpermanen, hal ini disebabkan kulit
jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri
sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.

Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam


kelenjar yaitu:
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang
melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang
bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar
keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak
tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan membantu
membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis
kelenjar keringat yaitu:
b. Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang mengandung 95-97 persen air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium
klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari
metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh
kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke
kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta
dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam
pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada
permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.

c. Kelenjar keringat apokrin


Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-
putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar
ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara
kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar
keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya
sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini.
Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh
dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
d. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat
berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-
gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang
meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut.
Kelenjarpalit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali
pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit
terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian
muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya
mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang
bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,
kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak
untuk melumasi rambut dan kulit kepala.
Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan
folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau
kelenjar sebaseaberlebihan, maka kulit akan lebih
berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
e. Hipodermis / Subcutis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak,
pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan
sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit
jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan
makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi
sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan
paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi
tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga
menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur
serta makin kehilangan kontur.
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola
manus dan planta pedis yang merupakan kulit tebal.
Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya tergantung
dari daerah di tubuh.
Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit:
a. tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan:
b. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum
menipis.
c. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang
kontinyu.
d. Tidak terdapat stratum lucidium.
e. Stratum corneum sangat tipis.
f. Papila corii tidak teratur susunannya.
g. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
h. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.

3. Derivat Kulit
a) Rambut

Rambut merupakan struktur berkeratin panjang


yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut
ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan,
telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora.
Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit
kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh
hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon
adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari
sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang
selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran
pada ujung disebut bulbus rambut.
Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila
dermis.Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital
bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak
tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan,
kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut:
a. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus (pendek, halus dan lembut).
Rambut mempunyai 4 fungsi yaitu:
a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata
melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke
mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
b. Pengatur suhu
c. Pendorong penguapan keringat
d. Indera peraba yang sensitif.
Terdapat 2 fase rambut:
a. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut
janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai
dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit
kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
b. Fase Istirahat (Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan
50 —100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak
merinding jika terjadi trauma stress, disebut Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin
Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh
hormon seks (rambut wajah, janggut, kumis, dada,
punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan
kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing (wanita).
b) Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut
keratin. Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan dan
jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi
panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal,
transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk
dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu
yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan:
lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2
kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi
0,5 mm-0,75mm, danpada kaki dapat mencapai 1,0 mm.
LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing
adalah:
a. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian
proksimal (1/3 bagian).
b. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian
distal (2/3 bagian).
c. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk
dasar kuku dan hiponikium yang mengandung keratin
lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK
Lunula merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna
putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel
kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya
sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang
dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium.
Alur kuku dan lipatkuku merupakan batas dan pelindung
kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan
epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku.
Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku
terdapat sel melanosit.
c) Bagian-bagian kuku:

a. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang


baru.
b. Dinding kuku (nail wall):merupakan lipatan-lipatan
kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
c. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi
kuku.
d. Alur kuku (nail groove): merupakan celah antara dinding dan
dasar kuku.
e. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengahkuku yang
dikelilingi dinding kuku.
f. Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah
kuku yang dikelilingi dinding kuku.
g. Lunula: merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih
dekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup
oleh kulit.
h. Eponikium: merupakan dinding kuku bagian proksimal,
kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
i. Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah
kuku yang bebas (free edge) menebal.

C. Patofisiologi Sistem Integumen


1. Sistem Integumen
a. Peradangan pada Kulit
Radang kulit merupakan reaksi alergi berupa ruam
dan juga gatal pada kulit. Namun jangan takut karena
penyakit ini tidak menular, tetapi biasanya diturunkan melalui
keluarga. Sifat dari penyakit ini berulang sehingga lebih sulit
untuk disembuhkan secara total. Jika radang kulit ini terjadi
pada anak-anak, biasanya setelah dewasa akan sembuh dengan
total.
Ada baiknya mengetahui penyebab radang kulit. Hal
ini dimaksudkan ketika penyakit ini datang bisa lebih mudah
mencari obat untuk menyembuhkan radang kulit.
Penyebab radang kulit diantaranya karena penggunaan
kosmetik yang tidak sesuai, alergi terkena bahan-bahan
perhiasan imitasi, alergi terkena kain yang bersifat kasar,
alergi dengan detergen ataupun cairan untuk mencuci lainnya,
penggunaan jam tangan, alergi terhadap penggunaan ponsel
bahkan alergi terhadap makanan tertentu.
Gejala yang ditimbulkan jika radang kulit ini hadir di
kulit adalah akan timbul rasa yang sangat gatal yang
dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan dikulit yang berwarna
merah. Lepuhah inidapat pecah dan akan mengeluarkan
cairan. Bila cairan ini dibiarkan akan mengering dan akan
menimbulkan kerak pada kulit.Jika gejala radang pada kulit
sudah hadir maka hindari kontak dengan alergen (bahan yang
menyebabkan alergi). Biasanya akan timbul kebingungan
untuk mengingat bahan yang menyebabkan alergi. Namun
yang bisa Kita perhatikan dimana letak radang kulit yang
timbul. Jika terjadi muka, kemungkinan disebabkan pemakaian
kosmetik yang tidak sesuai. Namun jika terjadi pada
pergelangan tangan tempat dimana Biasanya
menggunakan jam tangan, kemungkinann karena tekananan
pemakaian jam tangan tersebut.Gejala radang yang ditemukan
di daerah tempat pemakaian kosmetik bisa jadi disebabkan
karena pemakaian perhiasan tersebut. Namun jika terjadi
pada tangandan jari-jari bisa jadi disebabkan karena
penggunana deterjen ataupun penggunaan cairan untuk
mencuci lainnya. Selain itu jika rasa gatal ini timbul, hindari
untuk menggaruknya. Sebaiknya gunakan krim pelembab.Hal
ini mencegah kulit mengering yang rentanmenimbulkan rasa
gatal. Obat anti alergi juga bisa menyembuhkan radang kulit.
Jika sudah sangat mengganggu dan untuk
menghindarkan terjadinya infeksi alangkah baiknya untuk
memeriksakan kepada dokter agar diberikan penanganan
untuk menyembuhkan radang kulit dengan lebih baik.

b. Penyakit Peradangan Pada Kulit


Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya
tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat
membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri.
Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu
mengobati penyakit dermatitis.
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang
menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai
jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis
atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki
banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran
klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah dan kulit
gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup
berbagai gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah
gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian
tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana
saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui,
sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis
selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap
kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya,
substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit,
tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan
(seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus
menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan
dan pengerasan kulit.
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk
substansi. Dalam kasus seperti itu dapat menghasilkan gejala-
gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam atau
hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama
jangka waktu tertentu. Tangan dan kaki sangat rentan terhadap
dermatitis kronis, karena tangan sering kontak dengan zat-zat
asing dan kaki berada di bagian bawah yang kondisinya hangat
lembab sehingga penggunaan kaoskaki dan sepatu dapat
mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak,
jamur, atau penyakit kulit lainnya yang tidak cukup di
diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa
kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena
dermatitis kronis menghasilkan retak dan lecet di kulit, semua
jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan infeksi bakteri.
Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis, namun dermatitis
kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling
sering ditemukan.
c. Infeksi pada Kulit
Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling
umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Sebagian
besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk
menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika
penyakit tidak merespon terhadap pengobatan.
Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa frekuensi
yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20
persen pasien mencari nasehat medis jika menderita penyakit
pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling
menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit
untuk sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan
kesengsaraan, penderitaan, ketidakmampuan sampai kerugian
ekonomi.
Selain itu,mereka menganggap cacat besar dalam
masyarakat. Namun akibat kemajuan teknologi dan
perkembangan ilmu kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil
dilepas dengan perencanaan plastik, terapi laser, pencangkokan
kulit dan lain sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat
menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan
menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit dapat menyebabkan
jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit pun
perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan
perkembangannya.

2. Macam-Macam Penyakit Infeksi Pada Kulit


a. Eksim (ekzema)
Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-
pecah, terasa gatalterutama pada malam hari, timbul
gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak, melepuh,
berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas. Penyebabnya
karena alergi terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun
kepekaan terhadapmakanan tertentu seperti udang, ikan laut,
alkohol, dan vetsin.
b. Kudis scabiez
- Gejala: timbul gatal hebat di malam hari, terutama di
sela-sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat
kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling puting payudara),
dan permukaan depan pergelangan. Kudis mudah menular
ke orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung (handuk atau pakaian).
- Pencegahan: kudis lebih sering terjadi di daerahyang hygiene
yangkurang bersih dan memelihara kebersihan tubuh
adalah wajib bila ingin terhindar dari penyakit kulit.
c. Kurap penyebab jamur
- Gejala: kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-
lingkaran, bersisik, lembab, berair, dan terasa gatal.
kemudian timbul bercak keputihan.
- Pencegahan: jaga kebersihan kulit terutama di area
tengkuk, leher, dan kulit kepala.
d. Bisul (Furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri
Stafilokokus aureus pada kulit melalui folikel rambut,
kelenjarminyak, kelenjar keringat yang
kemudianmenimbulkan infeksi lokal. Faktor yang
meningkatkan risiko terkena bisul antara lainkebersihan
yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes,
kosmetika yangmenyumbat pori dan pemakaian bahan
kimia.
e. Campak (Rubella)
- Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek,
sakit kepala, badanterasa lesu, tidak nafsu makan, dan
radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut
timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar,
tersebar ke beberapa bagian tubuh.
f. Kusta
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di
sebabkan oleh Mycobacterium lepra yang interseluler
obligat, yang pertama menyerangsaraf tepi, selanjutnya
dapatmenyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas
bagian atas, sistem endotelial,mata,otot, tulang, dan testis.
g. Lepra
- Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut
bahkan jika penyakit tersebut sudah akut kumannya
perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging.
h. Cacar air (Frambusia)
Penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus bakteri
Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui
udara, pakaian, tempattidur dan keropeng penderita.
Keterangan: dari jauh kulit yang terkena Frambusia mirip
dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum.
i. Panu
Panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur, penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat
pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-
bercak ini bisa berwarna putih, coklat, serta pengobatannya
dengan cairan asam benzoat,dan asam salisilat atau
(Anonymus, 2010).
3. Macam-Macam Alergi Kulit
a. Alergi kulit jenis Dermatitis Atopik (Eksim)
Dermatitis atopik sering terjadi pada anak-anak,
walaupun pada dewasa muda juga biasa terjadi dan bisa terus
ke dalam kehidupan dewasa. Ruam dermatitis atopik terjadi
di mana seseorang terkena goresan. Pada bayi, ruam terjadi di
pipi dada, dan kulit kepala. Anak yang lebih besar dan dewasa
biasanya memiliki ruam di kulit lipatan siku dan di
belakang lutut, meskipun mungkin juga terjadi pada wajah,
leher, tangan, kaki dan punggung. Ruam ini merah, sering serpih
atau merembes, dan lepuh kecil atau benjolan. Sering terjadi
excoriations atau daerah alergi kulit yang rusak dari agresifitas
garukan.
b. Alergi kulit jenis Urtikaria (Hives) dan Angioedema (Pembengkakan)
Urtikaria adalah sebuah ruam gatal yang dapat terjadi pada
semua usia. Ruam ini muncul sebagai akibat pengangkatan
benjolan merah dari berbagai bentuk dan ukuran, dan biasanya
berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam.
Pembengkakan kadang-kadang sejalan dengan urtikaria yang
biasa disebut angioedema (biasanya pembengkakan pada bibir,
mata, dan tangan dan kaki). Angioedema biasanya tidak gatal
atau merah, ia cenderung untuk membakar, menyengat atau
menyebabkan sensasi kesemutan. Parah pembengkakan ini
kemampuan untuk bernapas bisa berbahaya dan
bahkan mengancam jiwa.
c. Alergi kulit jenis Kontak Dermatitis
Kontak dermatitis ini disebabkan dari kontak kulit yang
dapat menjadi alergi kulit dengan zat yang menyebabkan reaksi
seperti ruam. Orang bereaksi terhadap berbagai bahan kimia,
termasuk kosmetik, pewarna rambut, logam, obat topical, dan
sebagainya. Contoh dari dermatitis kontak adalah ruam
dari poison ivy, yang sangat gatal dan muncul sebagai lepuh
cairan dan kerak setelah kontak dengan tanaman (Puspasari,
2017).
4. Luka dan Eksudat
Kulit yang merupakan lapisan terluar yang menutupi
seluruh tubuh sangat rawan terkena kerusakan. Kulit yang
mengalami kerusakan mudah mengalami regenerasi atau
perbaikan, tetapi jika kerusakan lebih dalam dari lapisan
dermis, biasanya tempat yang rusak akan diisi oleh jaringan ikat.
Kerusakan pada kulit ini umumnya disebut dengan luka.
a. Luka
Luka dapat diartikan sebagai rusaknya struktur jaringan
normal, baik di dalam atau di luar tubuh (Stevens, 1999). Ada
beberapa cara untuk membuat klasifikasi luka. Namun yang
umum, luka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu:
a. Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukaan bersih,
biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang
hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke
eksternal.
b. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses
penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan
granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
c. Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering
disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara
manual.
2. Berdasarkan usia luka (wound age) atau lama penyembuhan bisa
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Luka akut
Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam
jangka waktu 2-3 minggu atau luka dengan masa penyembuhan
sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati atau
diharapkan. Luka akut biasanya terjadi pada individu yang
normal, sehat, dan dapat dilakukan penutupan luka secara primer
atau dibiarkan menyembuh secara sekunder. Sebagian besar
luka yang terjadi akibat trauma pada organ atau jaringan dapat
dikategorikan sebagai luka akut.
b. Luka kronik
Luka kronik adalah segala jenis luka yang tidak ada tanda-
tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka
kronik adalah luka yang tidak sembuh dalam waktu yang
diharapkan. Hal yang penting adalah pada luka kronik proses
penyembuhan melambat atau berhenti dan luka tidak
bertambah kecil atau tidak bertambah dangkal. Meskipun dasar
luka tampak merah, lembab, dan sehat tetapi bila proses
penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan maka
dikategorikan sebagai luka kronik.
Pada luka kronik terjadi kegagalan untuk mencapai
penyembuhan yang diharapkan dalam waktu tertentu untuk
menghasilkan pemulihan integritas anatomi dan fungsi.
Penyembuhan luka kronik biasanya berkepanjangan dan tidak
lengkap.
Luka kronik terjadi karena kegagalan proses penyembuhan
luka akibat ada kondisi patologis yang mendasarinya. Luka kronik
tidak akan sembuh bila penyebab yang mendasarinya tidak
dikoreksi. Seringkali luka kronik mengalami rekurensi. Beberapa
kondisi patologis tersebut adalah penyakit vaskuler, oedema,
diabetes mellitus, malnutrisi, dan tekanan (pressure).
Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses
penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan
normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami
keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika
menunjukkan tanda-tanda infeksi.
3. Berdasarkan waktu terjadinya luka
a. Luka kontaminasi
Luka kontaminasi yakni luka yang belum melewati
batas waktu kontaminasi atau golden periode (kurang dari 6
jam). Pembagian luka ini berdasarkan waktu kontaminasi (golden
periode) yaitu 6-8 jam.
b. Luka infeksi
Luka infeksi yakni luka yang sudah melewati batas waktu
kontaminasi atau golden periode (lebih dari 6 jam), dimana setelah
waktu 6-8 jam setelah terjadi luka maka bakteri yang ada
telah mencapai koloni tertentu dan mengadakan invasi ke dalam
jaringan sekitar luka atau pembuluh darah. Pada kondisi ini luka
disebut sebagai luka infeksi.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti
hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres
simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri,
dan kematian sel.
Perbaikan jaringan yang mengalami jejas atau mati sangat
penting bagi kelangsungan hidup. Begitu terjadi jejas, hospes
meresponnya dengan mengeliminasi agen penyebab jejas,
mengisolasi kerusakan, dan mempersiapkan sel-sel yang masih
hidup untuk mengadakan replikasi. Hal inilah yang disebut
dengan penyembuhan luka.
Penyembuhan (healing) adalah perbaikan yang meliputi
kombinasi regenerasi dan pengendapan jaringan ikat (fibrosis atau
parut). Regenerasi adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang
menggantikan struktur yang hilang; umumnya regenerasi
melibatkan proliferasi jenis sel yang sama kendati sel sel induk
(stem cells) dapat berproliferasi dan berdiferensiasi untuk
menggantikan sel-sel yang mati. Regenerasi memerlukan kerangka
jaringan ikat yang utuh.
Penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase diantaranya:
a. Fase Inflamasi: Hemostasis dengan menghentikan pendarahan
yang berlebihan, vasodilatasi terjadi migrasi netrofil untuk
melawan infeksi, netrofil menarik makrofag membantu
mengeluarkan debris, dan makrofag menarik fibroblast ke daerah
luka untuk mulai sintesa kolagen.
b. Fase Proliferasi: Fibroblast terlihat di daerah luka dan memulai
sintesis kolagen, pembentukan jaringan granulasi terdiri dari
lengkung-lengkung kapiler (angiogenesis) yang membentuk
lipatan- lipatan serabut kolagen.
c. Fase Maturasi: Reorganisasi matrik jaringan konektif, fibril-fibril
kolagen konsolidasi menjadi lebih tebal dan serabut yang lebih
padat, sel-sel menjadi lebih kuat dan kencang. Dalam waktu 24
jam sesudah jejas, sel-sel fibroblast dan sel-sel endotel
pembuluh darah mulai berproliferasi membentuk jaringan
granulasi yang merupakan suatu tanda utama kesembuhan.
Istilah jaringan granulasi berasal dari gambarannya yang
lunak, granular, dan berwarna merah muda pada permukaan
luka. Secara histologi, pada jaringan ini terdapat sel- sel
fibroblas yang tengah berproliferasi disertai sejumlah pembuluh
darah baru didalam matriks yang longgar. Tabel 2.1
menunjukkan fase-fase penyembuhan luka beserta sel-sel yang
yang berperan.
Tabel 2.1 Fase Penyembuhan Luka (Gruendemann, 2005)

Penyembuhan luka:
Stadium waktu kejadian Sel-sel
Peradangan/inflamasi -0-2jam -hemostasis -trombosit
(0-4 hari) -0-4jam -fegositosis -eritrosit
-leukosit
-neutrofil
-magrofag
Proliferasi (2-22 hari) - 1-4hari - epitelisasi -keratinosit
- 2-7hari -neuvaskularisasi - endotel
- 2-22 hari - sintesis kolagen - fibrolast
- 2-20hari - kontraksi - miofibroblas
Pematangan (21 hari- Remoddeling -fibroblas
2tahun) kolagen
4. Eksudat

Cairan yang mengandung sel yang keluar dari


pembuluh darah selama fase inflamasi penyembuhan luka
dan menumpuk dijaringan atau permukaan jaringan
dinamakan eksudat (Kozier, 2009). Cairan dari pembuluh
darah yang dapat keluar sampai ke jaringan tubuh
bergantung kepada permeabilitas kapiler dan tekanan antar
dinding kapiler.
Umumnya, sekitar 90% cairan di reabsorbsi ke kapiler
dan sisanya sekitar 10% kembali ke peredaran utama
melalui sistem limpatik. Sehingga, dalam keadaan normal,
cairan yang keluar dari pembuluh darah seimbang dengan
reabsorbsinya. Namun, saat terjadi luka, mediator
inflamasi seperti histamin meningkatkan permeabilitas
kapiler sehingga sel darah putih dapat keluar dan pembuluh
darah mengeluarkan banyak cairan. Cairan yang berlebih
ini masuk ke luka dan membentuk eksudat.
Proses terjadinya eksudat seperti terlihat dalam Gambar
2.1.

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Eksudat (A World Union of


Wound Healing Societies,
2007)

Komposisi eksudat terdiri dari air, elektrolit, nutrisi, mediator


inflamasi, sel darah, protein, dan growth factors (Romanelli et.al,
2010). Komponen penyusun eksudat beserta fungsinya dapat
dilihat pada Tabel 2.2. Jumlah eksudat tergantung pada luas
luka. Luka yang menimbulkan eksudat besar antara lain jenis
luka healing by secondary intention, luka bakar yang berubah
kronik, dan ulcers (Wound Essentials, 2008).
Tabel 2.2 Komposisi Eksudat (White et.al, 2006)

1
komponen fungsi
Fibrin dan platelet Proses penggumpalan darah
Polymorphonuclearcytes System imun memproduksi
(pmns) growth factors
Lomfosit System imun
Mikroorganisme Faktor penyebab infeksi
Protein Mempertahankan tekanan
plasma,albumin,globulin osmotik, sistem
fibrinogen imun, transpor makromolekul

Asam laktat Memproduksi metabolism sel


Glukosa Sumber energi sel
Garam anorganik buffering

Growth factors Protein untuk aktivitas


penyembuhan
Sel mati Tidak berfungsi
Enzim proteolitik Enzim yang mengurangi jumlah
protein,
termasuk serine, cysteine,
aspartic proteases,
dan matrix metalloproteinases
(OOZs)

Sifat dan jumlah eksudat bervariasi sesuai dengan jaringan


yang terlibat, intensitas dan durasi inflamasi, serta adanya
mikroorganisme. Ada beberapa tipe eksudat, antara lain
: serosa, purulen, sanguinosa (hemoragik), serosanguinosa, dan
purosanguinosa yang disajikan
dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Jenis Drainase (Cairan) Luka (Kozier, 2009)

2
Jenis Drainase Luka

Tipe eksudat Deskripsi Unsur pokok Serosa Encer, jernih Serum,


sedikit sel Purulen Lebih kental karena ada nanah;
warna bervariasi (misal: sedikit biru, hijau, atau kuning). Warna
mungkin yang cair, dan bakteri yang hidup dan mati.
bergantung pada organisme penyebabnya.
Sanguinosa (Hemoragik) Merah gelap atau terang.
Eksudat sanguinosa yang terang mengindikasikan perdarahan
segar, sedangkan eksudat sanguinosa yang gelap menunjukkan
Sel darah merah.

D. DEFINISI MUSKULOKELETAL

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk


tubuh dan mengurus pergerakan. Komponen utama dari
sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan ikat yang
menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot
menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang,
sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-jaringan
khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

E. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL


1. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara
jaringan ikat lainnya yang terdiri atas hampir 50 % air dan
bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral
terutama calsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.

Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :

3
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan
bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-
paru, dan jaringan lunak).
c. Memberikan pergerakan (otot berhubungan
dengan kontraksi dan pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum
tulang (hematopoesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor).
2. Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus
padat disebut periosteum. Periosteum memberikan nutrisi
pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebaga
tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum
mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan
yang terdekat mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya
terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam
tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan
dalam lacuna howship (cekungan pada permukan tulang).

Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam


rongga sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih.
Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium,
vetebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab
dalam produksi sel darah merah dan putih. Pada orang
dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang
kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh
metafis dan epifis.
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang

4
kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri
nutrient yang menembus periosteum dan memasuki rongga
meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri
nutrient memasok darah ke sumsum tulang, System vena
ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang
dengan mensekresikan matrik tulang. Matrik tulang
tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan).
Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam
mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan
phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang
bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu
unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di
tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler
tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di dalam
lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat
prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus
(kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah
yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak
seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan
peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan tulang).

5
Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.

Gambar 1.1 Struktur Tulang

Faktor yang berpengaruh terhadap


keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang
adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam
darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium
dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D
dapat menyebabkan deficit mineralisas, deformitas
dan patah tulang.
b. Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur
homeostasis kalsium. Hormon parathyroid
mengatur konsentrasi kalsium dalam darah,
sebagian dengan cara merangsang

6
perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon
kadar kalsiumdarah yang rendah, peningkatan
hormone parathyroid akan mempercepat mobilisasi
kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan
kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid
meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan
tulang. Dengan menurunnya pasokan darah /
hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan
osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis
(berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi
bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami
pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang
konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak
diman lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi
tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang.
Keadaan ini membuat tulang dapat berespon terhadap
tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah
tulang. Perubahan tesebut membantu mempertahankan
kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik organic yang
sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative
menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru
memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi
tambahan kekuatan tulang.
Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak.
Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan

7
memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis
tersusun atas tulang kortikal dan ujung tulang panjang
yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang
kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis
dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada
anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami
kalsifikasi. Misalnya pada tulang humerus dan femur.

Gambar 1.2 Struktur tulang panjang


b. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang
karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Fungsinya
pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan.
Bentuknya tidak teratur dan inti dari konselus
(spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang
padat.
c. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak,
panggul / koxa, sternum, dan iga-iga, serta scapula
(tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ
vital dan menyediakan permukaan luas untuk kaitan
otot-otot, merupakan tempat penting untuk
hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang
kanselus diantara 2 tulang kortikal.

8
d. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya.
Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari tulang
kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang
vertebra, dan tulang wajah.
e. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan didukung oleh
tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella
(Kap lutut). Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan
fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Kerangka
sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang
merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga
struktur tubuh. Kerangka dibagi menjadi :
a) Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok
pada 3 daerah yaitu :
1. Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang
parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital,
stenoid, dan etmoid. Tulang muka terdiri atas 14
tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2),
nasal (2), lakrimal (2), palatinum (2),concha
inferior (2),mandibula dan vomer.

9
1) Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang
berbentuk tidak teratur, terbentang antara
tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat
melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna
vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12
vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra
sacrum dan 4 vertebra koksigius.

2) Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan.
Thoraks berupa sebuah rongga berbentuk kerucut
terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga
yang melingkar dari tulang belakang sampai ke
sternum. Pada sternum terdapat beberapa titik
penting yaitu supra sternal notch dan angulus
sterni yaitu tempat bertemunya manubrium dan
korpus sterni. Bagian-bagian tersebut merupakan
penunjang kepala, leher, dan badan serta
melindungi otak, medulla spinalis dan organ dalam
thoraks.

10
b) Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
1) Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula
dan scapula. Klavikula. mempunyai ujung medial
yang menempel pada menubrium dekat
suprasternal notch dan ujung lateral yang
menempel pada akronion.
2) Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu
disebut tulang koksae. Tulang koksae bersama
sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang.
Ekstremitas bawah terdiri dari femur, patella, tibia,
fibula, tarsus, metatarsus.

11
2. Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan
pada gelatin kuat, tetapi fleksible dan tidak
bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat
sampai ke kartilago yang berada pada perichondium
(serabut yang membentuk kartilago melalui cairan
sinovial), jumlah serabut collagen yang ada di
cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline,
elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili paling
banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang.
Fibrus cartilage menyusun discus intervertebralis
articular (hyaline) cartilage halus, putih, mengkilap,
dan kenyal membungkus permukaan persendian dari
tulang dan berfungsi sebagai bantalan. Cartilage yang
elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada
telinga bagian luar.

12
3. Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri
dari jaringan ikat keadaannya kenyal dan fleksibel.
Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan
mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial,
lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan
diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate
anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang
mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil.
Ligament pada daerah tertentu melengket pada
jaringna lunak untuk mempertahankan struktur.
Contoh ligament ovarium yang melalui ujung tuba ke
peritoneum.

13
4. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat
yang merupakan ujung dari otot yang menempel
pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan
menempel kepada tulang. Tendon merupakan
ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan
dengan aperiosteum. Selaput tendon berbentuk
selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi
tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan
dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan
membrane sinovial yang menjamin pelumasan
sehinggga mudah bergerak.
5. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung
longgar yang didapatkan langsung di bawah kulit,
sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus
tebal, jaringan penyambung fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang
demikian disebut fascia dalam.
6. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di
suatu tempat dimana digunakan di atas bagian yang
bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang
dan tendon, otot-otot. Bursae dibatasi membrane
sinovial dan mengandung caiaran sinovial. Bursae
merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang
bergerak seperti olekranon bursae terletak antara
prosesus olekranon dan kulit.
7. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih
tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai
cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,

14
ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang
satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui
jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada
persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial).
Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat
disebut tendon. Sedangkan, jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang disebut
ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi
fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan berdasarkan
fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis,
amfiartrosis, diarthroses.
a. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat
ikat, maka tidak mungkin gerakan antara tulang-
tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan
tulang rawan dan tulang yang satu dengan lainnya
dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa.
contohnya sutura pada tulang tengkorak, sendi
kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis
(permukaan sendi dihubungkan oleh membran).

15
b. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan
persendian- persendiannya dipisahkan oleh bahan
antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi
tersebut ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang
rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya
dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe kartilago :
1) Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh
tulang rawan hialin
2) Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan
fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan
hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang
rawan yang mempersatukan kedua tulang
pubis), sendi antara manubrium dan badan
sternum, dan sendi temporer / sendi tulang
rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan
epifisis.

c. Sendi Sinovial/ diarthroses


Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi
ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi
dilapisi tulang rawan hialin. Kapsul sendi terdiri
dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu

16
lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan
penyambung berpembuluh darah banyak dan
sinovium yang membentuk suatu kantong yang
melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-
tendo yang melintasi sendi. Sinovium
menghasilkan cairan yang sangat kental yang
membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial
normalnya bening, tidak membeku dan tidak
berwarana. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap
sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial
bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi
tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana
penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang
rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri
dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang
dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan
yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat
hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut
mampu menahan kerusakan sewaktu sendi
menerima beban berat. Perubahan susunan
kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat
terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan
banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi sinovial
yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi
engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi
pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3
kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan
bersudut / anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan
oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi, adduksi,

17
abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan
khusus seperti supinasi, pronasi, inversion,
eversio, protaksio. Sendi diartrosis terdiri dari:
1) Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang
memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi
ini terjadi apabila ujung tulang yang satu
berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke
ujung tulang lain yang berbentuk cekungan.
Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang
panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat
dengan tulang atas.

2) Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu
arah, Persendian yang menyebabkan gerakan
satu arah karena berporos satu disebut sendi
engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan
tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

18
3) Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang
membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos
dua. Contohnya, terdapat pada ibu jari dan
pergelangantangan Memungkinkan gerakan 2
bidang yang saling tegak lurus. misal persendian
dasar ibu jari yang merupakan sendi pelana 2
sumbu.

4) Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan
aktivitas untuk memutar pegangan pintu, misal

19
persendian antara radius dan ulna.

5) Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua
arah. Contoh adalah sendi-sendi tulang
karpalia di pergelangan tangann.
8. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-
daerah yang berdekatan terutama adalah jaringan
penyambung, yang tersususn dari sel-sel dan
subtansi dasar. Dua macam sel yang ditemukan pada
jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan
tetap berada pada jaringan penyambung, seperti sel
mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan
penting pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan
yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis
sel yang kedua dalam sel penyambung ini adalah sel
yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast,
kondrosit, osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai
macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar
dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung
memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi
dasar adalah kolagen dan elastin. Serat-serat elastin
memiliki sifat elastis yang penting. Serat ini didapat
dalam ligament, dinding pembuluh darah besar dan
kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut
elastase.
9. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh
bergerak. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha

20
mekanik untuk gerakan maupun produksi panas
untuk mempertahankan temperature tubuh.
Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil.
Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari
seluruh bagian tubuh otot dikelompokkan dalam :
a. Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan
pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur
tubuh dan menghasilkan panas.

b. Otot polos (otot visceral).


Terdapat pada saluran pencernaan,
perkemihan, pembuluh darah. Otot ini mendapat
rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di
luar kesadaran Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan
berkontraksi di luar pengendalian. Otot rangka
dinamai menurut bentuknya seperti deltoid,
menurut jurusan serabutnya seperti rektus
abdominis, menurut kedudukan ototnya seperti
pektoralis mayor, menurut fungsinya seperti
fleksor dan ekstensor.
Otot rangka ada yang berukuran panjang,
lebar, rata, membentuk gumpalan masas. Otot
rangka berkontraksi bila ada rangsang. Energi
kontaraksi otot diperoleh melalui pemecahan ATP
dan kegiatan calsium.
Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu :
1) Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat
dimana otot timbu
2) Isersio

21
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah
mana otot berjalan.

Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika


dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi dari
pemecahan ATP dan kegiatan kalsium. Serat-serat
dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan
oksigenasi tidak adekuat. Pergerakan akibat
tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai
pengungkit dan sendi berperan sebagai tumpuan
atau penopang.
Masalah yang berhubungan dengan system ini
mengenai semua kelompok usia, masalah pada
system musculoskeletal tidak mengancam jiwa
tetapi berdampak pada kativitas dan produktivitas
penderita.
A. Patofisiologi sistem muskuloskeletal
1. Kelainan Pada Tulang
a. Osteoporosis
Osteoporosis yaitu kelainan yang terjadi
penurunhan massa tulang total. Terdapat
perubahan pergantian tulang homeostasis normal.
Kecepatan resorpsi tulang dari kecepatan
pembentukan tulang yang mengakibatkan
penurunan massa tulang total. Tulang secara
progresif menjadi porus, rapuh, dan mudah patah.
Patofisiologi :
1) Dalam keadaan normal terjadi proses yang
terus menerus dan terjadi secara seimbang
yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan
tulang. Setiap ada ada perubahan dalam

22
kesimbangan ini, misalnya proses resorbsi
lebih besar dari proses penbenutkan maka kan
terjadi penurunan massa tulang.
2) Proses konsolidasi secara maksimal akan
dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang
bagian korteks dan lebih dini pada bagianh
trabekula.
3) Pada usia 40-45 tahun, baik wanita maupun
pria akan mengalami penipisan tulang bagian
korteks sebesar 0,3-0,5 %/ tahun dan bagian
trabekula pada usia lebih muda.
4) Pada pria seusia wanita menopause mengalami
penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pada
wanita 40-50 %.
5) Penurunan massa tulang lebih cepat pada
bagian-bagian tubuh seperti metakarfal, kolum
femoris, dan korpus vertebra.
6) Bagian-bagian tubuh yang sering fraktur
adalah vertebra, paha bagian proksimal dan
radius bagian distal.
b. Osteomalasia
Osteomalasia adalah penyakit metabilisme
tulang yang di tandai dengan tidak memadainya
mineralisasi tulang. Pada orang dewasa
osteomalasia bersifat kronik dan deformitas
skeletalnya tidak seberat pada anak karena
pertumbuhan skletal telah selesai. Pada pasien
ini,sejumlah besar osteoroid atau remodelling
tulang baru tidak mengalami kalsifikasi,
diperiksakan bahwa defek primernya adalah
kekurangan vitamin D aktif ( kalsitrol), yang
memacu absorpsi kalsium dari traktus GI, dan

23
menfasilitasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat
dalam cairan ekstra sel rendah. Tanpa vitamin D
yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat di
masukkan ke tempak kalsifikasi tulang.
Patofisilogi:
1) Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi
akibat gangguan umum metabolisme mineral.
Faktor risiko terjadinya osteomalasia meliputi
kekurangan dalam diet, malabsorpsi,
gasterktomi, gagal ginjal kronik, terapi
antikonvulsan berkepentingan dan kekurangan
vitamin D.
2) Tipe malnutrisi ( kekurangan vitamin D) sering
berhubungan dengan kalsium yang jelek
terutama akibat kemiskinan, tetapi memakan
makanan dan kurangnya pengetahuan
mengenai nutrisi juga merupakan salah satu
faktor.
Paling sering terjadi dibagian dimana vitamin D
tidak ditambahkan dalam makanan dan
dimana terjadi kekurangan dalam diet dan jauh
dari sinar matahari.
3) Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat
kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan
kalsium yang berlebihan dari tubuh. Kelainan
GI dimana absorpsi lemak tidak memadai
sering menimbulkan osteomalasia melalui
kehilangan vitamin D dan kalsium, kalsium
diekskresikan melalui feces dalam kombinasi
dengan asam lemak.
c. Osteomyelitis
Osteomyelitis dapat terjadi sebagai akibat

24
kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan
kalsium yang berlebihan dari tubuh.
1) Etiologi
a) Osteomyilitis ini biasanya disebabkan oleh
bakteri maupun virus, jamu dan
mikroorganisme lain.
b) Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran
henatopgen (melalui darah) dari fokus infeksi
dari tempat lain.
c) Osteomylitis dapat berhubungan dengan
penyebaran infeksi jaringan lunak seperti
ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus
vaskuler. Atau kontaminasi lansung tulang
misalnya fraktur terbuka, cedera traumatik
seperti luka tembak dan pembedahan tulang.
2) Patofisiologi
a) Staphylococcus aurens merupakan penyebab
70% - 80%menginfeksi tulang.
b) Awitan osteomylitis ortopedi dapt terjadi
dalam 3 bulan pertama ( akut fulminan
staduim I ) dan sering berhubungan dengan
hematomaatau infeksi superfisial. Infeksi
awitan lambat ( stadium II) terjadi antara 4-
24 bulansetelah pembedahan. Osteomylitis
lama ( stadium III )biasanya akibat
penyebaran hematogen dan terjadi dua
tahun atau lebih setelah pembedahan.
c) Respon inisial terhadap infeksi adalah salah
satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi dan edema. Setelah 2-3 hari
trombus pada pembulu darah terjadi pada
tempat tersebut. Sehingga mengakibatkan

25
iskemia dengan nekrotis tulang. Seiringan
dengan peningkatan dan dapat menyebar ke
jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
d. Skoliosis
Skoliosis adalah penyimpangan tulang
belakang ke lateral dari garis tengah. Skoliosis
merupakan deformitor tulang belakan yang
menggambarkan deviasi vertebrata ke arah lateral.
Bentuk dan tiap-tiap ruas tulang manusia pada
umumnya adalah sama hanya ada perbedaan
sedikit tergantung pada kerja yang di tanganinya.
1) Etiologi
a) faktor heriditas
Yaitu yang di turunkan secara auotsomal
dominan, kelainan ini dapat terjadi karena
akibat adanyaabnormalitas tulang bawahyang
mengenai vertebra atauipun struktur-
strukturnya.
b) Kongenital
Yaitu didapat sejak lahir. Adapula yang tidak
didapat sejak lahir tetapi berkembang pada
masa berikutnya.
c) Idiopatik
Tidak di ketahui penyebabnya, tetapi jenis ini
lebih umum biasanya berkembang pada masa
remaja.
d) Struktural
Perubahan pada steruktur tulang belakang
karena sebab yang bervariasi
a. Klasifikasi Skoliosis
1) Skoliosis non struktural ( reversible )
a) Skoliosis postural

26
b) Nyeri dan spasme otot
c) Tungkai bawah yang tidak sama panjang
2) Skoliosis struktural ( ireversble )
a) Skoliosis idoptik
b) Skoliosis osteopatik
c) Skoliosis neuropatik
d) Skoliosis miopatik
3) Patofisiologi
Skoliosis dapat terjadi hanya pada daerah
tulang spinalis termasuk rongga tulang spinal.
Lengkungan dsapat berbentuk S atau C. Derajat
lengkungan penting untuk di ketahui karena hal
dapat menentukan jumlah tulang rusuk yang
mengalami pergeseran. Pada tingkat rootasi
lengkungan yang cukup besar mungkin dapat
menekan dan menimbulkan keterbatasan pada
organ penting yaitu paru-paru dan jantung.
Aspek paling penting terjadinya deformitas
adalah progresivitas pertumbuhan tulang.
Dengan terjadinya pembengkokan tulang
vertebra ke arah lateraldi sertai dengan rotasi
tulang belakang. Maka akan diikuti dengan
perkembangan sekunder pada tulang vertebra
dan iga. Oleh karena adanya gangguan
pertumbuhan yang bersifat progresif, di samping
terjadi perubahan pada vertebra, juga terdapt
perubaahan pada tulang iga. Dimana
bertambahnya kurva yang menyebabkan
deformitasi tulang iga semakin jelas. Pada
kanalis spinalis terjadi pendorongan dan
penyempitan kanalis spinalis oleh karena
terjadinya penebalan dan pemendekan lamina

27
pada sisi konkaf. Kesimbangan lengkungan juga
penting karena mempengaruhi stabilitas dadi
tulang belakang dan pergerakan panggul.
e. Osteosarcoma
Osteosarcoma adalah suatu pertumbuhan yang
sangat cepat pada tumor maligna tulang.
Osteosarcoma merupakan tumor ganas tulang
yang paling sering ditemukan. Tumor ini
merupakan tumor ganas yang menyebar secara
cepat pada periosteum dan jaringan ikat luarnya.
1) Etiologi
Penyebab yang pasti terhadap kanker belum di
ketahui secara jelas tetapi faktor-faqktor etilogilah
yang membantu terbetuknya kanker sudah
banyak di ketahui yang disebut bahan-bahan
karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radioaktif
parasif dan virus.
2) Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berawal
pada sumsum tulang dari jaringan sel tulang
( sarcoma ) sehingga sel-sel tulang akan pada
nodul-nodul limfe, ginjal, dan hati sehingga
dapat mengakibatkan adanya pengaruh aktivitas
hamateotik sum-sumj tulang yang cepat pada
tulang sehingga sel-sel plasma yang belum
matang akan terus membelah terjadi
penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol
lagi.
f. Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa. Sedangkan menurut Linda Juall C.

28
dalam buku Nursing Care Plans and
Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur
adalah rusaknya kontinuitas tulang yang
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku
Luckman and Sorensen’s Medical Surgical Nursing.
1) Etiologi
a) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah
tulang pada titik terjadinya kekerasan.
Fraktur demikian demikian sering bersifat
fraktur terbuka dengan garis patah melintang
atau miring.
b) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat
terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor kekerasan.
c) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan
penarikan.
2) Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup
mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan. Tapi apabila tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang
dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma

29
pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta
saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak
yang membungkus tulang rusak. Perdarahan
terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula
tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke
bagian tulang yang patah. Jaringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai denagn
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan
infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses penyembuhan
tulang nantinya.
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur :
3. Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada
tulang yang tergantung terhadap besar, waktu,
dan arah tekanan yang dapat menyebabkan
fraktur.

4. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang
menentukan daya tahan untuk timbulnya
fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan,
elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau
kekerasan tulang.

b) Biologi penyembuhan tulang


Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan
tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh
untuk menyembuhkan tulang yang patah

30
dengan jalan membentuk tulang baru diantara
ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk
oleh aktivitas sel-sel tulang. Ada lima stadium
penyembuhan tulang, yaitu:

 Stadium Satu-Pembentukan Hematoma


Pembuluh darah robek dan terbentuk
hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-sel
darah membentuk fibrin guna melindungi
tulang yang rusak dan sebagai tempat
tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast.
Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam dan
perdarahan berhenti sama sekali.
 Stadium Dua-Proliferasi Seluler
Pada stadium initerjadi proliferasi dan
differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang
berasal dari periosteum,`endosteum,dan bone
marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel
yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke
dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah
osteoblast beregenerasi dan terjadi proses
osteogenesis. Dalam beberapa hari
terbentuklah tulang baru yang
menggabungkan kedua fragmen tulang yang
patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam
setelah fraktur sampai selesai, tergantung
frakturnya.
 Stadium Tiga-Pembentukan Kallus
Sel–sel yang berkembang memiliki potensi
yang kondrogenik dan osteogenik, bila
diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan
mulai membentuk tulang dan juga kartilago.

31
Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan
osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi
dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang
mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang
imatur dan kartilago, membentuk kallus atau
bebat pada permukaan endosteal dan
periosteal. Sementara tulang yang imatur
(anyaman tulang ) menjadi lebih padat
sehingga gerakan pada tempat fraktur
berkurang pada 4 minggu setelah fraktur
menyatu.
 Stadium Empat-Konsolidasi
Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast
berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi
lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan
memungkinkan osteoclast menerobos melalui
reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat
dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah
yang tersisa diantara fragmen dengan tulang
yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang kuat untuk membawa beban yang
normal.
 Stadium Lima-Remodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu
manset tulang yang padat. Selama beberapa
bulan atau tahun, pengelasan kasar ini
dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan
pembentukan tulang yang terus-menerus.
Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada
tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding

32
yang tidak dikehendaki dibuang, rongga
sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk
struktur yang mirip dengan normalnya.

c) Komplikasi fraktur
1)) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa
ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT
menurun, cyanosis bagian distal, hematoma
yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang
disebabkan oleh tindakan emergensi splinting,
perubahan posisi pada yang sakit, tindakan
reduksi, dan pembedahan.
2)) Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan
komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh
darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan
oleh oedema atau perdarahan yang menekan
otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu
karena tekanan dari luar seperti gips dan
embebatan yang terlalu kuat.
3)) Fat Embolism Syndrom
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah
komplikasi serius yang sering terjadi pada
kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone
marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah
rendah yang ditandai dengan gangguan
pernafasan, tachykardi, hypertensi,
tachypnea, demam.

33
4)) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada
trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai pada kulit
(superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya
terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa
juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat.
5)) Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena
aliran darah ke tulang rusak atau terganggu
yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan
diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.
6)) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak
darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler
yang bisa menyebabkan menurunnya
oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
g. Amputasi

Amputasi berasal dari kata amputare yang


kurang lebih diartikan pancung. Amputasi dapat
pula diartikan sebagai memisahkan bagian tubuh
sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Dalam
ilmu kedokteran diartikan “membuang” sebagian
atau seluruh anggota gerak, sesuatu yang
menonjol atau tonjolan alat (organ
tubuh).Tindakan ini merupakan tindakan yang
dilakukan dalam kondisi (organ tubuh).Tindakan
ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala organ yang
terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin

34
mendapat diperbaiki dengan menggunakan teknik
lain, atau manakala organ mendapat
membahayakan tubuh klien secara utuh atau
merusak argon tubuh yang lain separti dapat
menimbulkan komplikasi infeksi
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang
melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem
intigumen, sistem persyarafan, sistem
muskuloskeletal, dan sistem kardiovaskuler. Lebih
lanjut dia dapat menimbulkan masalah psikologis
bagi klien atau keluarga berupa penurunan harga
diri dan produktifitas Penyebab atau faktor
perediosposisi terjadinya amputasi.
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi:
1) Fraktur multiple organ tubuh yang tidak
mungkin dapat diperbaiki
2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
dapat diperbaiki
3) Gangguan vaskuler atau sirkulasi pada
ekstremitas yang berat
4) Infeksi yang berat atau berisiko tinggi menyebar
ke onggota tubuh lainnya
5) Adanya tumor pada organ yang tidak muangkin
dapat diterapi secara konservatif
6) Deformitas argon.

a) Jenis-jenis amputasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan
menjadi:
1)) Amputasi selektif atau terencana. Amputasi
jenis ini dilakukan pada penyakit yang
terdiognosis dan mendapat penangan yang baik

35
serta terpantau secara terus menerus. Amputasi
dilakukan sebagai salah satu tindakan alternatif
terakhir.
2)) Amputasi akibat trauma. Ini merupakan
amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan
tidak terncana. Kegiatan tim kesehatan adalah
memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta
memperbaiki kondisi umum klien.
3)) Amputasi darurat. Kegiatan amputasi inin
dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan.
Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan
kerja yang cepat seperti trauma dengan patah
tulang multiple dan kerusakan kulit yang luas.
Tetapi jenis amputasi yang lebih sering kita
kenal adalah
a. Amputasi terbuka ini di lakukan pada kondisi
infeksi yang berat dimana pada pemotongan
tulang dan otot pada tingkat yang sama.
b. Amputasi tertutup ini dilakukan dalam kondisi
yang lebih memungkin dimana dibuat skalf kulit
untuk menutup luka yang dibuat dengan
memotong kurang lebih 5 cm dibawah potongan
otot dan tulang.
2. Kelainan Pada Sendi
Sendi adalah pertemuan dua atau lebih tulang.
Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen,
tendon, fasia, atau otot.
Ada tiga tipe sendi, yaitu :
a. Sendi fibrosa (sinarthroidal), merupakan sendi
yang tidak dapat bergerak.

36
b. Sendi kartilaginosa (amphiarthroidal), merupakan
sendi yang sedikit bergerak.
c. Sendi sinovial (diarthroidal), merupakan sendi yang
dapat bergerak dengan bebas.
a. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi
degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang
berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago
artikularis, perubahan pada membran sinovia serta
hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku,
khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama
akan menyertai perubahan degeneratif tersebut.
1) Insidens, Etiologi Dan Patologi
Osteoarthritis merupakan bentuk penyakit sendi
yang paling sering ditemukan. Diperkirakan ⅓ dari
orang berusia >35 tahun, menunjukkan bukti
radiografik yang memperlihatkan penyakit
osteoarthritis dengan prevalensi yang terus
meningkat sampai 80 tahun. Meskipun mayoritas
pasien, khususnya yang berusia muda, menderita
penyakit ringan dan relatif asimptomatik,
osteoarthritis merupakan salah satu dari beberapa
penyebab utama yang menimbulkan disabilitas
orang yang berusia > 65 tahun.
Osteoarthritis mungkin bukan satu penyakit
melainkan beberapa penyakit yang semuanya
memperlihatkan gambaran klinis dan patologis
yang serupa. Akan kerusakan fokal tulang rawan
sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru
pada dasar lesi tulang rawan dan tepi sendi yang
dikenal sebagai osteofit. Penelitian menunjukkan
bahwa perubahan metabolisme tulang rawan sendi

37
sudah timbul sejak awal proses patologis
osteoarthritis.
Perubahan metabolisme tulang tersebut berupa
peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak
makromolekul matriks tulang rawan sendi yaitu
kolagen dan proteoglikan. Perusakan ini membuat
kadar proteoglikan dan kolagen berkurang
sehingga kadar air tulang rawan sendi juga
berkurang Beberapa faktor turut terlibat dalam
timbulnya osteoarthritis ini. Penambahan usia
semata tidak menyebabkan osteoarthritis,
sekalipun perubahan selular atau matriks pada
kartilago yang terjadi bersamaan dengan penuaan
kemungkinan menjadi predisposisi bagi lanjut usia
untuk mengalami osteoarthritis. Faktor-faktor lain
yang diperkirakan menjadi predisposisi adalah
obesitas, trauma, kelainan endokrin (misalnya
diabetes mellitus) dan kelainan primer persendian
(misalnya arthritis inflamatorik).

2) Keluhan dan Gejala


Gejala klinis osteoartritis bervariasi, bergantung
pada sendi yang terkena, lama dan intensitas
penyakitnya, serta respons penderita terhadap
penyakit yang dideritanya. Gejala Osteoarthritis
adalah sebagai berikut:

a) nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang


bertambah berat pada waktu menopang berat
badan atau waktu aktivitas (melakukan
gerakan), dan membaik bila diistirahatkan
b) gerakan sendi menjadi terhambat karena nyeri

38
c) pada beberapa penderita, nyeri sendi atau kaku
sendi dapat timbul setelah istirahat lama,
misalnya duduk di kursi atau mobil (perjalanan
jauh), atau setelah bangun tidur di pagi hari
d) kadang disertai suara gemeretak/kemretek pada
sendi yang sakit
e) penderita mungkin menunjukkan salah satu
sendinya (sering lutut atau tangan) secara
perlahan membesar
Secara klinis, osteoartritis dapat dibagi menjadi 3
tingkatan, yaitu :
a) Subklinis.
Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau
tanda klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada
tingkat seluler dan biokimiawi sendi.
b) Manifest.
Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke
dokter. Kerusakan rawan sendi bertambah luas
disertai reaksi peradangan.
c) Dekompensasi
Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin
terjadi deformitas dan kontraktur. Pada tahap ini
biasanya diperlukan tindakan bedah.
b. Arthritis Rheumatoid
Menurut definisi, artritis rheumatoid adalah
penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi,
bersifat progresif, simetrik, dan sistemik serta
cenderung menjadi kronik. Atau arthritis reumatoid
adalah kelainan sistemik dengan manifestasi utama
pada persendian yang berkembang secara perlahan-
lahan dalam beberapa minggu. Artritis reumatoid
merupakan inflamasi kronik yang paling sering

39
ditemukan pada sendi, insidensnya sekitar 3% dari
penduduk menderita kelainan ini dan terutama
ditemukan pada umur 20-30 tahun, lebih sering
pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1.
Penyakit ini menyerang sendi-sendi kecil pada
tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar pada
lutut, panggul serta pergelangan tangan.
1) Etiologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui.
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai
penyebab artritis reumatoid, yaitu :
a) Infeksi streptokokus hemolitikus dan
streptokokus non-hemolitikus
b) Endokrin
c) Autoimun
d) Metabolik
e) Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga
disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II;
faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena
virus dan organisme mikoplasma atau grup
difterioid yang menghasilkan antigen tipe II
kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
c. Arthritis Gout
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi yang
terjadi karena deposisi kristal asam urat pada
jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga merupakan
istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Serta Artritis
gout suatu penyakit autoimun dimana persendian

40
secara simetris mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
1) Insidens dan Patogenesis
Gout dapat bersifat primer maupun sekunder.
Gout primer merupakan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat
proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
Pada keadaan normal kadar urat serum pada
pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada
wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah
menopause karena estrogen meningkatkan
ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah
menopause kadar urat serum meningkat seperti
pada pria.
Gout jarang terjadi pada wanita. Sekitar 95%
penderita gout adalah pria. Gout dapat ditemukan
di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada
prevalensi familial dalam penyakit gout yang
mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit
ini. Namun ada sejumlah faktor yang agaknya
mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk
diet, berat badan, dan gaya hidup.
2) Gejala
Gejala gout berkembang dalam 4 tahap :
a) Tahap Asimptomatik : Pada tahap ini kadar
asam urat dalam darah meningkat, tidak
menimbulkan gejala.
b) Tahap Akut : Serangan akut pertama datang
tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi
pada tengah malam atau menjelang pagi.

41
Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat pada
sendi yang terkena, mencapai puncaknya dalam
waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan sembuh
spontan dan menghilang dengan sendirinya
dalam waktu 14 hari.
c) Tahap Interkritikal : Pada tahap ini penderita
dapat kembali bergerak normal serta melakukan
berbagai aktivitas olahraga tanpa merasa sakit
sama sekali. Kalau rasa nyeri pada serangan
pertama itu hilang bukan berarti penyakit
sembuh total, biasanya beberapa tahun
kemudian akan ada serangan kedua. Namun
ada juga serangan yang terjadi hanya sekali
sepanjang hidup, semua ini tergantung
bagaimana sipenderita mengatasinya.
d) Tahap Kronik : Tahap ini akan terjadi bila
penyakit diabaikan sehingga menjadi akut.
Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali
setahun tanpa disertai masa bebas serangan.
Masa sakit menjadi lebih panjang bahkan
kadang rasa nyerinya berlangsung terus-
menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi
yang sakit.

3. Kelainan Pada Otot


a. Strain
Strain adalah trauma pada suatu otot atau
tendon yang biasanya disebabkan oleh peregangan
otot yang melebihi batas normalnya. Strain dapat
pula disertai dengan robekan atau ruptur jaringan.
Pada cedera otot terjadi peradanagan yang
menyebabkan jaringan membengkok atau terasa

42
nyeri. Penyembuhannya mungkin memerlukan
beberapa minggu.
b. Sprain
Sprain atau keseleo adalah trauma pada suatu
sendi biasanya berkaitan dengan cedera
ligamentum. Pada keseleo yang berat , ligamentum
dapat putus. Psrain dapat menyebabnkan
peradangan, pembengkakan, dan nyeri.
c. Rigor Mortis
Rigor Mortis atau kaku mayat adalah kekakuan
atau kontraksi otot-otot yang terjadi beberapa jam
setelah kematian. Rigor mortis timbul akibat
berkurangnya ATP dalam sel-sel otot. Tanpa
adanya ATP yang terikat ke kepala miosin, maka
jembatan-jembatan silang yang terhubung di otot
pada saat dan segera setelah kematian tidak dapat
di lepaskan dan otot tetap berkontrksi. Dalam satu
hari protein-protein otot dihancurkan oleh enzim-
enzim lokal yang dikeluarkan oleh sel-sel yang
berdegenerasisehingga otot kembali melemas.
d. Atrofi
Atrofi adalah penurunan ukuran suatu sel atau
jaringan. Atrofi suatu otot dapat terjadi akibat tidak di
gunakannya otot atau terjadi pemutusan saraf yang
menpersarafi otot tersebut. Pada atrofi otot ukuran
miofibril berkurang, atau walaupun tidak mengalami
atrofi kepadatan tulang dapat berkurang akibat tidak
digunakannya tulang tersebut atau adanya penyakit
desiensi metababolik.

43
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai
macam sistem yang beragam yang masing- masing
mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-
beda. Termasuk didalamnya sistem integumen, yang sangat
berperan dalam melindungi sistem-sistem yang berada
didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar
tubuh. Selain itu juga masih banyak fungsi dari sistem
integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal

44
tubuh. Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh.
Maka bisa disimpulkan bahwa sistem integumen
merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh
buruk keadaan diluar tubuh.
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh
yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang
membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh
yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah
bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini saya dan
Pembaca dapat lebih mengetahui mengenai Anatomi dan
Fisiologi Sistem Muskuloskeletal serta dapat
menerapkannya di dunia Keperawatan sebagai bekal untuk
Asuhan Keperawatan yang baik.

45
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/511140223/ANFIS-
INTEGUMEN-KLMPK-1-B12C
https://id.scribd.com/document/436886679/Makalah-Anatomi-
Fisiologi-Sistem-Muskuloskeletal-Klmpk-2

Anda mungkin juga menyukai