Anda di halaman 1dari 29

Makalah Anatomi Fisiologi Manusia

SISTEM INTEGUMEN
Disusun Oleh:
Teuku Achyar 150207025
Al Muzani 150207143
Ade Ilham Murezki 150207148
Jamaluddin M. Isa 140207…

Dosen Pengasuh:
Nurasiah, S.Pd.I., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri
atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Sistem
integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang luar biasa
melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, menghasilkan
vitamin dan hormon.
Hal ini juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan
membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah
garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga
membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit
adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin,
sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat,
kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai
anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang
didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau
subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan
penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut
yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

2
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari sistem integumen dan fungsinya?
2. Bagaimanakah anatomi kulit manusia?
3. Bagaimanakah bagian-bagian dari lapisan kulit?
4. Bagaimanakah anatomi derivat epidermis?
5. Bagaimanakah fisiologi dari sistem integumen?
6. Bagaimanakah kelenjar dan sirkulasi kulit?
7. Bagaimanakah mekanisme pengeluaran keringat?

3. Tujuan Masalah
1. Untuk menjelaskan pengertian sistem integumen dan fungsinya.
2. Untuk menjelaskan anatomi kulit manusia.
3. Untuk menjelaskan bagian-bagian dari lapisan kulit.
4. Untuk menjelaskan anatomi derivat epidermis.
5. Untuk menjelaskan fisiologi dari sistem integument.
6. Untuk menjelaskan kelenjar dan sirkulasi kulit.
7. Untuk menjelaskan mekanisme pengeluaran keringat.

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Fungsi Sistem Integumen
1.1. Pengertian Sistem Integumen
 Kulit yaitu organ terbesar di tubuh, tidak hanya berfungsi sengai sawar mekanis antara
lingkungan eksternal dan jaringan di bawahnya, tetapi secara dinamis juga terlibat dalam
mekanisme pertahanan dan berbagai fungsi penting lain. Kulit terdiri dari dua lapisan,
epidermis di sebelah luar dan dermis di sebelah dalam.
 Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan
kelenjar mukosa.
 Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat sekitar 16% dari berat
badan total dan pada orang dewasa mempunyai luas permukaan sebesar 1,2-2,3 m2 yang
terpapar dengan dunia luar.

1.2. Fungsi Sistem Integumen


Kulit manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan
hidup secara umum. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
 Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
terhadap gesekan, tarikan, ganngguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol,
karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan
infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap
gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari
dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
 Proteksi rangsangan kimia
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang dapat
impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Disamping itu terdapat lapisan keasaman
kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk
dari hasil eksresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara PH 5-6,5.

4
Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati
melepaskan diri secara teratur.
 Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, Co2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagia pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
diantara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih
banyak melalui sel-sel epidermis.
 Fungsi kulit sebagai pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena
adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas , medula
oblomata. Suhu normal didalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37.5 derajat untuk suhu kulit
lebih rendah. Pengendalian persyaratan dan vasomotorik dan arterial kutan ada dua cara
yaitu vasodilotasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan
ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan
vasokontriksi (Pembuluh darah mengerut kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya
keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit mengeluarkan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan
pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis
(asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga
terjadi ekstra cairan karena itu kulit bayi tampak lebih edema karena lebih banyak
mengandung air dan natrium.
 Fungsi eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolisme didalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan amonia. Sebum yang di
produksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.

5
 Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkotis . respons
terhadap rangsangan panas di perankan oleh dermis dan subktis, terhadap dingin
diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier,
sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak
jumlahnya didaerah yang erotik.
 Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari
rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi
dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memngaruhi
melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan
bawahnya dibawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen
kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
 Fungsi keratinisasi
Keratinosit dimmulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain
akan berpindah keatas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin keatas sel ini
semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel induk yang amorf, proses ini berlangsung terus
menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan
tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap
infeksi secara mekanis-fisiologik.
 Fungsi pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolestrol dengan pertolongan sinar mtahari. Tetapi
kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya proses tersebut. Pemberian vitamin D
sistemik masih tetap diperlukan.

6
2. Anatomi Kulit Manusia

2.1. Lapisan Kulit

Kulit terdiri atas epidermis, yaitu lapisan epitel yang berasal dari ectoderm, dan dermis
yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm. Epidermis tidak memiliki
pembuluh darah.

7
2.1.1. Epidermis
Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk,tetapi
juga mengandung tiga jenis sel yang jumlahnya tidak sebanyak jumlah sel epitel;
melanosit, sel Langerhans, dan sel merkel. sel yang mempunyai lapisan tanduk disebut
keratinosit. Dari dermis ke atas, epidermis terdiri atas lima lapisan sel penghasil keratin
(keratinosit).

 Stratum Basale Germinativum


Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal. Stratum germinativum
menggantikan sel-sel yang terletak di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Di dalamnya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.
Stratum basale terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris (tabung) basofilik dengan inti
yang lonjong yang terletak di atas lamina basalis pada perbatasan epidermis-dermis. Sel
tersebut disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu
membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran basalis
merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar
tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut
papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah kornum. Tonjolan ini disebut
rete ridges atau rete pegg (prosessus interpapilaris)Sejumlah besar desmosom saling
mengikat sel-sel lapisan ini pada permukaan lateral dan atas. Hemidesmosom, yang
terdapat di plasmalema basal, membantu mengikat sel-sel ini pada lamina basalis. Stratum
basale dengan sel-sel induk ditandai dengan tingginya aktivitas pembelahan mitosis.
Epidermis manusia diperbarui setiap 15-30 hari, bergantung pada usia, bagian tubuh, dan
faktor lain. Semua sel dalam stratum basale mengandung filamen keratin intermediet

8
berdiameter 10 nm. Sewaktu sel berpindah ke atas, jumlah filamen juga bertambah
sehingga mencapai setengah jumlah protein total begitu sel berada di stratum korneum.
Stratum basale berisi beberapa jenis sel antara lain :
1. Sel-sel punca
Sel-sel punca membelah dan memperbaharui populasi sel punca serta menghasilkan
sel anak (keratinosit). Sel-sel ini memiliki kapasitas besar untuk memperbaharui diri;
lapisan luar kulit mengalami pembaharuan lengkap setiap 2 minggu.
2. Keratinosit
Sel paling banyak pada lapisan nin. Sel ini membelah 3-6 kali sebelum bergerak ke
atas menuju stratum spinosum, berbentuk kuboiid dengan sitoplasma merah muda
serta nukleus berwarna ungu muda.
3. Melanosit
Warna kulit ditentukan berbagai faktor, namun yang terpenting adalah kandungan
melanin dan karoten, jumlah pembuluh darah dalam dermis, dan warna darah yang
mengalir di bawahnya. Sel-sel penghasil pigmen (melanin), berasal dari krista
neuralis pada embrio. Terdapat 1 melanosit untuk setiap 4-10 keratinosit basal.
Jumlah melanosit sama pada setiap orang, namun aktifitasnya jauh lebih tinggi pada
orang berkulip gelap.
Eumelanin adalah pigmen coklat tua, feomelanin adalah pigmen berwarna merah.
Sintesis melanin berlangsung di dalam melanosit; dengan tirosinase yang berperan
penting pada proses ini. Akibat kerja tirosinase, tirosin mula-mula diubah menjadi
3,4-dihidroksi fenilalalanin (dopa) dan kemudian menjadi dopaquinon, yang
setelah beberapa kali transformasi, dikonversi menjadi melanin. Tirosinase dibuat di
ribosom, yang diangkut ke dalam lumen RE kasar melanosit, dan dikumpulkan
dalam vesikel yang dibentuk pada zona Golgi.
4. Sel-sel merkel
Sel-sel neuroendokrin yang jarang ada, yang berperan sebagai mekanoreseptor
“taktil” yang beradaptasi lambat. Sel-sel ini paling banyak di bibir dan lidah, serta
pada kulit tebal telapak tangan dan kaki, namun sulit diidentifikasi karena memiliki
tampilan serupa dengan melanosit. Selain itu terdapat ujung saraf bebas (tidak
bermielin) yang merespon terhadap nyeri dan suhu atau sistem neuroendokrin difus.

9
 Sratum Spinosum atau akantosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari
5-8 lapisan. Sel-selnya diebut spinosum karena jika lihat di bawah mikroskop sel-selnya
terdiri dari sel yang bentuknya polygonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina).
Disebut akantosum karena sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah
hubungan antara sel yang lain yang disebut intercellular bridges atau jembatan interseluler.
Region ini terdiri dari beberapa lapis keratinosit, dan beberapa sel Langerhans;
1. Keratinosit
Filament-filamen keratin di dalam sel terhubung dengan desmosom untuk
memperkuat hubungan sel-sel dan membuat hubungan erat antar sel. Hubungan ini
kadang-kadang dapat terlihat pada potongan histologid sebagai “duri”.
2. Sel-sel Langerhans
Sel berbentuk bintang ini, terutama ditemukan di stratum spinosum epidermis, dan
mewakili 2-8% sel-sel epidermis. Sel Langerhans marupakan igen turunan sumsum
tulang yang mampu mengikat, mengolah, dan memresentasikan antigen kepada
limfosit T, dan sel Langerhans berperan pada perangsangan sel limfosit T.
akibatnya sel Langerhans mempunyai peran yang berarti dalam reaksi imunologi
kulit.

 Stratum Granulosum
Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan. Sel-sel tersebut terdapat hanya 2-
3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang
disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena
banyaknya butir-butir stratum granulosum. Protein ini kaya akan histidinberfosfor
selainprotein yang mengandung sistin. Banyaknya gugus fosfat memberikan sifat basofilik
pada granul keratohialin ini, yang tidak dilapisi membrane.

 Stratum Lusidum
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini

10
hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita
yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat. Stratum lusidum ini bersifat
translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng.
Organel dan inti tidak tampak lagi, dan sitoplasma terutama terdiri atas filament keratin
padat yang berhimpitan dalam matriks padat-elektron. Desmosom masih tampak di antara
sel-sel yang bersebelahan.

 Stratum Korneum
Lapisan ini terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi skleroprotein filamentosa birefringen, yakni keratin. Setelah mengalami
keratinisasi, sel-sel hanya terdiri atas protein amorf dan fibrilar dan membrane plasma yang
menebal; sel-sel ini disebut sel tanduk. Selama keratinisasi berlangsung, enzim hidrolitik
lisosom berperan pada penghancuran organel sitoplasma. Sel-sel secara terus menerus
dilepaskan pada permukaan stratum korneum.

2.1.2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisis oleh
membrane basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak
jelas hanya kita ambil sebagai ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri atas jaringan
ikat yang menunjang epidermis dan mengikatnya pada jaringan subkutan (hypodermis).
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata-stratum papilare
disebelah luar dan stratum retikulare yang lebih dalam. Stratum papilare tipis terdiri atas
jaringan ikat longgar; fibroblast dan sel jaringan ikat lainnya terdapat di stratum ini seperti
sel mast dan makrofag. Leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi) juga dijumpai.
Dari lapisan ioni, serabut kolagen khusus menyelip ke dalam lamina basalis dan meluas ke
dalam dermis. Serabut kolagen tersebut mengikat dermis pada epidermis, dan disebut
serabut penambat.
Stratum retikulare lebih tebal, yang terdiri atas jaringan ikat padat tak teratur
(terutam kolagen tipe I), dan oleh karena itu memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit
sel daripada stratum papilare. Glikosaminoglikan utama pada kulit ialah dermatan sulfat.
Dermis mengandung jalinan serat elastin dan serat yang lebih tebal, yang secara khusus

11
ditemukan dalam stratum retikulare.ndari daerah ini, muncul serat-serat yang secara
berangsur menipis dan berakhir dengan cara menyelip ke dalam lamina basalis. Sewaktu
serat ini menuju kea rah lamina basalis, serat ini secara berangsur kehilangan komponen
amorf dari elastin, dan hanya komponen mikrofibril yang menyelip ke dalam lamina basalis.
Jalinan elastic ini berfungsi bagi kelenturan kulit.
Dermis kaya denga jaring-jaring pembuluh darah dan limfe. Di daerah kulit tertentu,
darah dapat langsung mengalir dari artei ke dalam vena melalui anastomosis atau pirau
arteriovenosa. Pirau ini berperan sangat penting pada pengaturan suhu. Selain komponen
tersebut, dermis mengandung beberapa turunan episermis, yaitu folikel rambut, kelenjar
sudorifera (keringat), sebasea (minyak), dan serabut saraf.

2.1.3 Hipodermis(Superficial fascia) atau Subkutan


Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan di antara gerombolan ini
berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan
intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut
penikulus adiposus. Penikulus adiposus berfungsi sebagai shock breaker atau pegas bila
tekanan trauma mekanis yang menimpa pad kulit. Isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Dibawah
subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

12
2.2. Kelenjar Kulit

2.2.1. Kelenjar Sebasea (kelenjar minyak)


Kelenjar sebesea terbenam dalam dermis pada sebagian besar permukaan tubuh.
Terdapat sekitar 100 kelenjar per sentimeter persegi pada sebagian besar tubuh, namun
jumlah ini bertambah 400-900/cm2 di bagian muka, dahi, dan kulit kepala, tidak ditemukan
pada kulit telapak kaki dan tangan. Kelenjar ini merupakan kelenjar asinar yang biasnya
memiliki beberapa asini yang bermuara ke dalam saluran pendek dan biasanya berakhir di
bagian atas folikel rambut, di daearh tertentu, seperti glans penis, glans klitoris, dan bibir
bermuara langsung ke epidermis.
Asini terdiri atas lapisan basal sel-sel epitel gepeng tak berdiferensiasi yang terletak
di atas lamina basal. Sel-sel ini berproliferasi dan berdiferensiasi, yang mengisi asini
dengan sel-sel bulat dengan banyak tetes lemak di dalam sitoplasmanya. Intinya berangsur
mengkerut, dans sel-sel secara serentak terisi dengan tetes lemak dan pecah. Hasil proses
tersebut adalah sebum, yaitu sekret kelnjar sebesea yang secara berangsur berpindah
kepermukaan kulit. Kelenjar sebasea merupakan contoh suatu kelenjar holokrin karena
produk sekresinya dilepaskan bersama sisa sel mati. Produk ini terdiri atas campuran lipid
yang mencakup trigliserida, lilin, squalene, dan kolestrol. Fungsi sebum pada manusai
sebagian besar masih belum jelas. Sebum mungkin memiliki sifat antibakteri dan antijamur
yang lemah. Sebum tidak memiliki andil dalam mencegah kehilangan air.

13
2.2.2. Kelenjar Sudorifera (kelenjar keringat)
Kelenjar keringat tersebar luas di kulit kecuali untuk daerah tertentu, seperti glans
penis. Cairan yang disekresikan kelenjar keringat ini tidak kental dan mengandung sedikit
protein. Komponen utamnya adalah air, natrium klorida, urea, ammonia, dan asam urat.
Kandungan natrium nya sebesar 85 meq/L lebih rendah dari kadar natrium darah yaitu 144
meq/L. Sel-sel yang terdapat di saluran keringat berfungsi dalam proses absorpsi natrium
untuk mencegah kehilangan ion berlebihan. Cairan dalam lumen merupakan ultrafiltrat
dari plasma darah. Ultrafiltrat ini berasal dari jalinan kapiler yang melingkupi bagian
sekresi disetiap kelenjar menguap setelah dicurahkan ke permukaan kulit, keringa
menyejukkan permukaan. Kulit juga berperan sebagai organ ekskretori pembantu yang
membuang beberapa zat yang tidak diperlukan organisme.
Kelenjar keringat merokrin adalah kelenjar tubular simpleks bergelung, dengan
saluran yang bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan diameternya
lebih kecil daripada diameter bagiam sekresi. Bagian sekresi kelenjar terbenam dalam
dermis; berdiameter sekitar 0,4 mm dan dikelilingi sel mioepitel. Kontraksi sel-sel ini
membantu mengeluarkan sekret. Terdapat dua jenis sel pada bagiam sekresi kelenjar
keringat, yaitu sel gelap dan sel terang. Sel gelap adalah sel piramid yang melapisi
sebagian besar permukaan luminal bagian kelenjar ini. Permukaan basalnya tidak
menyentuh lamina basalis. Granula sekretoris mengandung glikoprotein dalam jumlah
banyak di dalam sitoplasma apikalnya. Sel bening tidak mengandung granula sekretoris,
palsmalema basal memiliki banyak invaginasi yang khas untuk sel yang terlibat dalam
transport garam dan cairan transepitel. Duktus kelenjar ini dibatasi oleh epitel berlpais
kuboid.
Selain kelenjar merokrin juga terdapat kelenjar apokrin. Kelenjar apokrin terdapat
di daerah ketiak, areola, dan daerah anus. Kelenjar apokrin berukuran jauh lebih besar
(berdiameter 3-5 mm) daripada kelenjar keringat merokrin. Kelenjar-kelenjar ini terbenam
di dalam dermis dan hypodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut.
Kelenjar ini menghasilkan sekret kental yang awalnya tidak berbau namun dapat
memperoleh bau yang khas akibat terjadinya dekomposisi bakteri. Kelenjar apokrin
disarafi ujung saraf adrenergic, sedangkan kelenjar merokrin menerima serabut kolinergik.

14
Kelenjar Moll di bagian tepi kelopak mata dan kelenjar serumen (kotoran telinga) di
telinga merupakan bentuk modifikasi kelenjar keringat.

2.3.Pembuluh-Pembuluh dan Reseptor Sensorik Kulit

Jaringan ikat kulit mengandung jalinan yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh
limfe. Pembuluh arteri yang member makan pada kulit membentuk dua pleksus. Satu
pleksus terdapat di antara stratum papilare dan stratum retikulare; yang lain berada di antara
dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang halus dari pleksus ini mendarahi papilla
dermis. Masing-masing papilla hanya memiliki satu cabang arteri asendens dan satu cabang
vena desendens. Vena terdapat dalam 3 pleksus, yaitu 2 pleksus berada pada posisi arteri,
dan pleksusu ketiga berada di pertengahan dermis. Anastomosis arteriveosa dengan glomera
sering ditemukan di kulit, dan berpartisipasi dalam pengaturan suhu tubuh. Pembuluh limfe
berawal sebagai kantung buntu dalam papilla dermis dan berkonvergensi membentuk 2
pleksus.
Salah satu fungsi terpenting kulit, dengan luasnya dan banyaknya saraf sensorik, adalah
menerima stimulus dari lingkungan luar. Kulit adalah resptor sensorik yang paling luas.
Selain banyaknya ujung saraf bebas di dalam epidermis, folikel rambut, dan kelenjar
kutaneus, reseptor yang melebar dan bersimpai terdapat di dalam jaringan dermis dan
subkutis; reseptor ini lebih banyak ditemukan di papilla dermis. Ujung saraf bebas bersifat
sensitive terhadap rabaan-tekanan (tekanan adalah sentuhan yang berkepanjangan), sensai

15
taktil, suhu tinggi dan rendah, nyeri, gatal, dan sensai lainnya. Ujung yang melebar
mencakup ujung ruffini, dan akhiran bersimpai mencakup badan Vater-Paccini, badan
Meissner, dan badan Krause.
 Badan Vater-Paccini
Merupakan reseptor yang cepat beradaptasi dan sensitive terhadap tekanan yang
ditemukan dalam hypodermis. Ujung saraf aferen diselubungi oleh lapisan konsentris
multiple dari sel-sel pipih (datar), yang dikelilingi oleh kapsul eksternal jaringan ikat.

 Badan Meissner
Merupakan mekanoreseptor yang cepat beradaptasi yang ditemukan pada papil
dermis. Korpus ini berisi serabut saraf tidak bermielin (neuron sensoris yang berasal
dari ganglia radiks dorsalis) yang bercabang beberapa kali, membentuk ujung saraf
yang berbentuk diskus di dalam kapsul jaringan ikat. Korpus ini ditemukan pada
ujung jari, telapak kaki, bibir, lidah, dan area genital, serta dapat mendeteksi bentuk
serta tekstur.
 Badan Ruffini
Serupa dengan badan Paccini, dan ditemukan dalam lapisan reticular dermis kulit
serta pada kapsul sendi. Badan ini merespons terhadap regangan, dan beradaptasi
lambat terhadap stimulasi dan juga untuk menerima rangsangan panas
 Badan Krause

16
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan
genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini
berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat
bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel
schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai
akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor
yang peka terhadap dingin.

Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang
terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk
menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit. Sedangkan saraf sensorik berguna untuk
menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung saraf
sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan. Ujung-
ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis.
Disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu
organ.

2.4.Anatomi Derivat Epidermis


2.4.1. Rambut

17
Rambut adalah struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Setiap rambut berkembang dari suatu invaginasi epidermis, yakni folikel
rambut, yang selama pertumbuhannya mempunyai pelebaran di bagian ujung yang disebut
bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papilla dermis. Papilla dermis
mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut. Pada jenis
rambut tebal tertentu , sel-sel bagian pusat akar rambut pada puncak papilla dermis
menghasilkan sel-sel besar bervakuola dengan cukup keratin, yang akan membentuk
medulla rambut. Sel-sel akar rambut membelah dan berkembang menjadi sel-sel fusiform
berkelompok padat yang berkeratin banyak yang akan membentuk korteks rambut.
Lebih ke tepi, terdapat sel-sel yang menghasilkan kutikula rambut, yakni suatu
lapisan yang terdiri atas sel-sel kuboid sampai pertengahan bulbus, dan bentuk sel ini
kemudian menjadi tinggi dan silindris. Lebih ke atas lagi, sel-sel tersbut berubah posisi dari
horizontal menjadi vertikal sehingga di tempat tersebut, sel-sel ini membentuk suatu
lapisan sel gepeng berkeratin banyak dan merip sisik, yang menutupi korteks, sel kutikula
ini merupakan lapisan sel terakhir dalm folikel rambut yang berkembang.
Sel-sel terluar menghassilkan sarung akar rambut dalam, yang mengelilingi
bagian awal batang rambut sepenuhnya. Sarung akar rambut dalam ini merupakan struktur
peralihan dengan sel-sel yang berdegenerasi dan menghilang di atas kelenjar sebasea.
Sarung akar rambut luar berhubungan langsung dengan sel epidermis dan, dekat
permukaan sarung akar rambut luar, terdapat semua lapisan epidermis. Di dekat papilla
dermis, sarung akar rambut luar lebih tipis dan terdiri atas sel-sel yang sesuai dengan
stratum germitativum epidermis.

18
Yang memisahkan folikel rambut dari dermis adalah lapisan hialin nonseluler, yaitu
membrane kaca (glassy membrane), yang terbentuk dari lamina basalis yang menebal.
Dermis yang mengelilingi folikel tersebut lebih padat, yang membentuk sarung jairngan
ikat khusus. Struktur yang terikat pada sarung ini dan menghubungkan struktur tersebut
pada startum papilare dermis adalah berkas-berkas sel otot polos, yaitu muskulus arektor
pili. Otot ini tersusun miring, dan kontraksinya akan menegakkan batang rambut.
Kontraksi muskulus arektor pili juga menimbulkan lekukan pada kulit tempat otot ini
melekat pada dermis. Hal ini menimbulkan apa yang disebut sebagai “berdirinya bulu
roma”.
Warna rambut disebabkan oleh aktifitas melanosit yang terdapat antara papilla
dan sel-sel epitel akar rambut. Sel epitel akar rambut menghasilkan pigmen yang terdapat
dalam sel-sel medulla dan korteks batang rambut. Melanosit menghasilkan dan
memindahkan melanin ke sel-sel epitel melalui mekanisme yang serupa dengan
mekanisme pembentukan melanin di epidermis. Meskipun proses keratinisasi dalam
epidermis dan rambut tamoak serupa, kedua proses tersebut berbeda dalam beberapa hal
berikut ini :
1. Epidermis menghasilkan lapisan luar sel-sel mati berkeratin yang relative lunak, yang
tak terlalu melekat dengan kulit dan terlepas secara terus menerus. Hal sebaliknya
terjadi di rambut yang menghasilkan struktur berkeratin padat dank keras.
2. Meskipun keratinisasi di epidermis berlangsung secara terus meneurs dan meliputi
seluruh permukaan, pada rambut prosesnya terjadi secara intermiten dan hanya
berlaku di akar rambut. Papilla rambut mempunyai pengaruh induksi terhadap sel-sel
epitel pelapisnya, yang merangsang proliferasi dan diferensiasinya. Jadi, cedera pada
papilla dermis akan hilangnya rambut.
3. Berbeda dengan yang terjadi di epidermis, ketika diferensiasi semua sel dalam arah
yang sama akan menghasilkan lapisan berkeratin, sel-sel dalam akar rambut
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang berbeda dalam ultrastruktur,
histokimia, dan fungsi. Aktivitas mitosis dalam folikel rambut dipengaruhi oleh
androgen.

19
2.4.2. Kuku

Kuku adalah lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal.
Bagian proksimal kuku, yang tersembunyi dalam alur kuku, adalah akar kuku. Epitel
lipatan kulit yang menutupi akar rambut terdiri atas lapisan sel yang biasa. Strtum korneum
epitel ini membentuk eponikium, atau kutikula. Lempeng kuku, yang sesuai dengan
stratum korneum kulit, terletak di atas dasar epidermis yang disebut dasar kuku. Hanya
startum basal dan stratum spinosum yang terdapat dalam dasar kuku. Pada dasar kuku
hanya terdapat stratum basale dan stratum spinosum. Epitel lempeng kuku timbul dari
matriks kuku. Ujung proksimal matriks meluas ke dalam akar kuku. Sel-sel matriks
membelah, bergeser ke distal, dan akhirnya mengalami kornifikasi , yang membentuk
bagian proksimal lempeng kuku. Lempeng kuku kemudian bergeser ke depan di atas dasar
kuku (yang tidak ikut dalam pembentukan lempeng). Ujung distal lempeng menjadi bebas
dari dasar kuku dan habis terkikis atau terpotong. Lempeng kuku yang hamper transparan
dan epitel tipis dari dasar kuku merupakan “jendela petunjuk” yang berguna untuk
mengetahui jumlah oksigen dalam darah dengan melihat warna darah dalam pembuluh
dermis.

20
3. Fisiologi Sistem Integumen
Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme
serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap tejadi lingkungan. Kulit merupakan indikator
bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjai pada
kulit. Misalnya, menjadi pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahanatau suhu kulit
meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit
karena penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit.
Misalnya, karena stress, ketakutan atau dalam keadaan marah, akan terjadi perubahan pada
kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia
atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit
juga dapat menentukan rasa tau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit
kuning suku bangsa mongol, kulit putih dari eropa dll.
4. Fisiologi Indra Rasa Raba
Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf yang di kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena tekanan
yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang.
Pancaindra peraba terdapat pada kulit. Disamping itu kulit juga sebagai pelepas panas yang
ada pada tubuh. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima
rangsangan dari luar dan diteruskan ke pusat saraf di otak.
Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin dan rasa sakit. Reseptor-
reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor yang
terletak di lapisan epitel ditemukan pada mukosa mulut dan traktus respiratorius untuk rasa
raba dan rasa sakit, dan jaringan epitel gepeng berlapis-lapis pada bagian akar serabut.
Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada kulit di bawah lapisan
mukosa di sekitar sendi, pleura, endocardium, peritoneum dll. Di dalam kulit terdapat
tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan yang sensitive terhadap dingin dan sakit. Indra
rasa, raba terdapat pada kulit.

21
5. Modalitas rasa kulit
Rasa mekanik, rasa suhu, dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra yang lain.
Reseptornya tergabung dalam satu atau dua organ tertentu. Masing-masing reseptor
modalitas rasa ini berdiri sendiri secara terpisah an tersebar hamper di seluruh bagian tubuh.
Serat aferennya tidak membentuk berkas saraf khusus tetapi tersebar pada banyak saraf
perifer dan jaringan saraf di pusat. Dengan demikian modalitas rasa ini tidak membentuk
alat indra tertentu yang khas.
5.1. Rasa Mekanik
Rasa mekanik mempuyai beberapa modalitas (kualitas) yaitu rasa tekan, rasa raba, rasa
getar, dan rasa geli yang berbeda di setiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan
aestesiometer dapat diketahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsang. Pada
permukaan kulit yang peka, titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Titik rasa
tekan tersebut merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada bagian kulit di bawahnya.
a. Ambang dikriminasi spasial (ADS) merupakan kemampuan seseorang membedakan dua
titik yang berdekatan sebagai dua titik yang terpisah yaitu ambang diskriminasi spasial
suksesif dan ambang diskriminasi spasial simultan. ADS suksesif lebih kecil
dibandingkan dengan ADS simultan. Hal ini disebabkan ADS suksesif yang dihantarkan
oleh saraf yang sama sedangkan ADS simultan dihantarkan oleh kedua saraf yang
hubungannya dengan korteks sensoris melalui serat yang berbeda.
b. Reseptor rasa tekan merupakan reseptor yang beradaptasi lambat/tidak beradaptasi sama
sekali dan frekuensi impulsnya berbaning langsung dengan kuat rangsang. Fungsi
reseptor ini dapat dikaitkan engan pengindraan kuat rangsang atau pengindraan bagian
kulit yang dipindahkan. Reseptor ini juga mengindra lama perangsangan karena sifatnya
tidak beradaptasi.
c. Reseptor raba merupakan pengindraan kecepatan atau merupakan reseptor akar rambut.
Bila rambut pada punggung tangan iraba akan timbul rasa raba hanya kalau rambut itu
bergerak. Intensitas rasa yang timbul oleh gerakan rambut tadi berbanding langsung
dengan kecepatan gerak rambut.
d. Reseptor getar merupakan pengindraan percepatan. Rangsangan berbentuk gelombang
siku yang kuatnya sama dan beberapa kali lebih kuat dari rangsang ambang. Reseptor

22
getar ini merupakan reseptor percepatan struktur reseptor yang mepunyai sifat-sifat yang
sesuai dengan badan pacini.
e. Reseptor geli, ambang rangsang hanya dapat mengetahui ada rangsang untuk
reseptor.rangsangan mekanik ringan yang bergerak seperti gerakan serangga kecil di kulit.
Gatal ditimbulkan oleh rangsangan frekuensi rendah yang berulang pada serabut-serabut
saraf kulit dengan rangsangan yang lemah yang dihasilkan oleh suatu gerak pada kulit.
Distribusi rasa gatal terjadi pada kulit, mata, membrane mukosa tertentu yang paa kulit
intensitas gatalnya bisa menimbulkan rasa nyeri dan rasa ini bisa terjadi secara berulang-
ulang.

5.2. Rasa Suhu


Rasa suhu mempunya dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor
ingi/panas berfungsi mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suh tubuh.
Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam sistem saraf pusat. Dengan
pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih
cepat dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa panas. Dengan anestesi blok rasa
dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat
dipisah.
a. Rasa suhu kulit yang tetap (rasa suhu statik). Bila seorang berendam di dalam air
hangat maka mula-mula rasa hangat akan dialami oleh orang tersebut. Lama-
kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan dan kalau bia keluar dari air dan masuk
kembali maka ia akan merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh
beradaptasi secara penuh terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini hanya
terjadi pada suhu netral (suhu nyaman) yaitu rasa hangat dirasakan pada suhu di atas
36oC dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17oC.
b. Rasa suhu kulit yang berubah(rasa suhu dinamik). Pada pengindraan kulit yang
berubah terdapat tiga parameter tertentu. Suhu awal kulit, kecepatan perubahan suhu
dan luas kulit yang terpapar terhadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah,
ambang rasa hangat tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu
meningkatambang rasa hangat menurun dan ambang rasa dingin meningkat.

23
c. Titik rasa dingin dan panas. Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap
rangsangan dingin dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik
rasa suhu lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin
lebih banyak dibandingkan rasa panas. Sifar reseptor suhu:
 Selalu mengelarkan impuls pada suhu kulit yang konstan frekuensinya bergantung
pada suhu kulit itu sendiri.
 Pada penurunan/peningkatan suhu akan terjadi perubahan frekuensi impuls.
 Tidak peka terhadap rangsangan lain.
 Ambang rangsang sesuai dengan kepekaan rasa suhu manusia terhadap rangsang
suhu di kulit.
 Mempunyai daerah reseptif yang sempit, setiap serat eferen hanya mensarafi satua
atau beberapa titik rasa suhu saja.

5.3. Rasa Propriosepsi


Berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa dalam. Reseptor tidak terdapat
pada kulit tetapi di bagian yang lebih dalam yaitu di dalam otot, tendo, dan sendi. Informasi
propriosepsi dihantarkan ke medulla spinalis melalui kolom dorsal masuk ke serebelum.
Sebagian berjalan ke laminikus medial dan talamus ke korteks. Impuls berasal dari
komparan otot, organ sensorik di dalam, dan sekitas sendi. Neuron dalam korteks sensoris
berespon terhadap gerakan-gerakan tertentu.
Terdapat tiga submoalitas yaitu:
a. Rasa gatal (posisi) mengindrai posisi bagian-bagian tubuh di dalam ruangan atau posisi
ruas sendi tubuh yang satu dengan ruas sendi yang berdekatan. Rasa ini sedikit sekali
bahkan mungkin tdak beradaptasi.
b. Rasa gerak mengindrai gerak pada setiap sendi. Berapa besar perubahan sudut dan
kecepatan gerak pada sendi yang bergerak.
c. Rasa kekuatan seberapa besar kekuatan/tahanan yang dikerahkan dialami oleh gerak
otot itu.
Reseptor untuk rasa propriosepsi ini adalah kumparan otot dan alat tendo golgi yang
terdapat dalam kapsul sendi.

24
5.4. Rasa Nyeri
Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama berfungsi
untuk melindungi, mencegah kerusakan lebih lanjut dan jaringan yang terkena. Nyeri
somatic dibagi menjadi submodalitas nyeri permukaan dan nyeri dalam. Zat kimia pada
kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri (mis. Asetikolin, serotonin, histamine yang juga
menimbulkan rasa gatal).
Pada otot jantung yang mengalami iskemia, nosiseptor akan terangsang menimbulkan
rasa nyeri yang disebut angina pectoris. Alat dalam yang menganung reseptor nyeri (mis.
Usus, ureter dan empedu). Reseptor nyeri peka terhadap rangsangan yang kuat sehingga
terjadi nyeri visera yang disebut kolik.
 Nyeri Proyeksi
Nyeri timbul bila rangsangan bukan pada reseptornya tetapi langsung pada serat saraf
disalah-satu tempat dalam perjalanan sarafnya. Nyerinya bukan pada tempat rangsangan
tetapi pada proyeksi perifer (ujung) serat saraf yang bersangkutan.
 Nyeri Alih
Nyeri alih terjadi bila rangsang nyeri berasal dari alat dalam. Serat saraf yang
terangsang di alat dalam dan serat saraf dari kulit satu segmen dengan alat dalam sama-
sama bersinaps pada satu neuron yang sama menimbulkan eksitasi (rangsangan) sehingga
impuls diteruskan ke susunan saraf pusat (SSP). Oleh SSp rasa nyeri yang timbul
diinterpretasikan dating dari kulit.
 Hiperalgesia
Salah satu bentuk nyeri khusus yang dialami oleh penderita yang kulitnya terkena
rangsang noniseptis. Misalnya, terik matahari dan luka bakar. Bagian yang luka
mengalami vasodilatasi dan rasa nyeri. Lama-kelamaan bagian yang nyeri akan menjadi
lebih peka terhadap rangsangan mekanik.
 Hipalgesia
Hipalgesia adalah menurunnya rasa nyeri atau analgesia karena kerusakan saraf atau
tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini biasanya disertai dengan
hilangnya modalitas rasa (anestesia).
 Nyeri kronis

25
Suatu perubahan pada sistem saraf pusat dalam pengolahan rasa nyeri yang belum
diketahui sebabnya. Salah satu organ tubuh yang diamputasi dapat mengalami rasa nyeri
yang dirasakan seperti bersala dari bagian tubuh yang telah dibuang. Rasa nyeri ini sukar
diobati dan timbul karena gangguan sentral yang prosesnya belumdapat diterangkan.

5.5. Rasa Gatal


Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan
tertentu. Perangsangan yang berurutan dengan rangsangan makin kuat. Suatu saat rasa gatal
yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangnya mencapai intesitas yang tinggi,
maka rasa gatal yang dialami dapat hilang. Reseptor gatal terletak pada bagian permukaan
kulit sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari kulit.

6. Sirkulasi Kulit
Jumlah panas yang hilang dari tubuh dalam batas-batas yang luas diatur oleh
perubahan jumlah darah yang mengalir melalui kulit. Aliran darah akibat perangsangan
persarafan anastomosa yang berhubungan antara arteri dan venolus. Aliran darah akibat
respon perangsangan dapat bervariasi sebab darah dapat dilangsit melalui anastomosa.
Kapiler subdermal dan pleksus vena dari reservoir darah yang terpenting pada kulit tempat
reaksi pembuluh darah.

6.1. Reaksi Putih


Bila ujung suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis tekanan menjadi pucat
(reaksi putih). Rangsangan mekanik menimbulkan konstruksi sfingter kapiler dan darah
mengalir keluar dari kapiler, respon ini tampak kira-kira 15 detik.

6.2. Triple Respons


Bila kulit itekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing, sebagian reaksi putih
terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti pembengkakan,bintik kemerahan sekitar
luka yang disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung dari kapiler
terhadap tekanan.

26
6.3. Hiperemia Aktif
Hyperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam suatu daerah yang dihidupkan
kembali setelah periode peyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang terjadi
pada organ dalam kulit darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar membuat kulit
menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh zat kimia.

7. Mekanisme Pengeluaran Keringat


Berkeringat adalah proses pengeluaran panas secara evaporative aktif di bawah
control simpatis. Laju pengeluaran panas evaporative dapat diubah-uabh dengan mengubah
banyaknya keringat, yaitu mekanisme homeostatic untuk mengeluarkan kelebihan panas
sesuai dengan kebutuhan. Ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit, berkeringat adalah
cara untuk mengeluarkan panas karena dalam keadaan ini, tubuh memperoleh panas melalui
konduksi dan radiasi. Pada suhu normal, sekitar 100 mL keringat dihasilkan setiap hari dan
meningkat menjadi 1,5 L selama cuaca panas dan 4 L saat olahraga berat.
Kelenjar keringat berbentuk tubular yang terdiri dari dua bagian: bagian yang
bergelung di subdermis dalam yang menyekresi keringat dan bagian duktus yang berjalan
keluar melalui dermis dan epidermis kulit. Bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi
cairan yang disebut secret primer atau secret precursor dan konsentrasi zat-zatnya akan
dimodifikasi sewaktu cairan mengalir melalui duktus. Sekret precursor adalah hasil sekresi
aktif sel-sel epitel yang melapisi bagian bergelung dari kelenjar keringat. Serat saraf simpatik
kolinergik berakhir pada atau dekat sel-sel kelenjar yang mengeluarkan secret tersebut.
Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan secara aktif ke permukaan
kulit oleh kelenjar keringat ekrin yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar keringat ekrin
mensekresikan keringat yang asin dan jernih untuk mendinginkan tubuh sedangkan kelenjar
keringat apokrin yang terletak di area ketiak dan genital mensekresikan keringat yang tebal
dan kental yang kaya akan bahan organik dan berbau karena adanya bakteri yang
menguraikan komponen organic tersebut. Faktor yang menentukan tingkat penguapan
keringat adalah kelembapan relative udara sekitar. Ketika kelembapan udara relative tinggi,
udara hampir jenih oleh H2O sehingga kemampuan udara untuk menerima tambahan
kelembapan dari kulit menjadi terbatas.

Secara singkat proses pengeluaran keringat dapat dijelaskan sebagai berikut :

27
Hipotalamus –> enzim bradikinin –> mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat–
>Hipotalamus mendapat rangsangan–>suhu pada pembuluh darah berubah –> rangsangan
diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat –> menyerap air garam dan sedikit urea
dari kapiler darah –> mengirimnya ke permukaan kulit –> keringat –> menguap atau diserap
panasnya oleh benda lain seperti baju.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
 Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat
dan kelenjar mukosa.
 Kulit manusia mempunyai fungsi antara lain : alat proteksi, proteksi rangsangan
kimiawi, fungsi absorbs, pengatur bahsa, fungsi ekskresi, fungsi persepsi,
pembentukan pigmen, fungsi keratinasi, dan pembentukan vitamin D.
 Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu: epidermis, dermis, dan hypodermis.
 Kulit memiliki dua kelenjar yaitu: kelenjar keringat, dan kelejar minyak.
 Kulit memiliki derivate berupa kuku dan rambut.
 Secara singkat proses pengeluaran keringat dapat dijelaskan sebagai berikut :

28
Hipotalamus –> enzim bradikinin –> mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat–
>Hipotalamus mendapat rangsangan–>suhu pada pembuluh darah berubah –
> rangsangan diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat –> menyerap
air garam dan sedikit urea dari kapiler darah –> mengirimnya ke permukaan kulit
–> keringat –> menguap atau diserap panasnya oleh benda lain seperti baju

Daftar Pustaka
Ethel Sloane. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC KEdokteran.

Lauralle Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC KEdokteran.

Luiz Carlos Junquera dan Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC Kedokteran.

Michelle Peckham. 2014. At a Glance Histologi. Jakarta: Erlangga.

Natasha Natalia Gunawan. Pengeluaran Keringat sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk MAhasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC Kedokteran.

Syaifuddin. 2013. Fisiologi Tubuh Manusia untuk MAhasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika

29

Anda mungkin juga menyukai