Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM INTEGUMEN

MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

Dosen Pengampu: Rizky Meuthia Pratiwi, M.Kep.

Disusun oleh

Kelompok 1 (Kelas D)

1. Achmad Rif ’an Arif (202101142)


2. Wisyam Ahmad Febrian (202101181)
3. Ratna Mariyanti Waruwu (202101152)
4. Ancelina Astri silitubun (202101197)
5. Alisa Qotrun Nada (202101138)

STIKES BINA SEHAT PPNI KAB MOJOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas Rahmat-nya lah
kami bisa menyelesikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Semua itu hanya
karena berkat serta tuntnan Tuhan dalam kehidupan kami. Dalam makalah yang kami susun
ini berisi tentang Anatomi dan fisiologi sistem integumen mata kuliah ilmu dasar
keperawatan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan sema yang telah membantu
membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu.

kami menyadari bahwa “tak ada jalan yang tak berkelok, tak ada gading yang tak retak”,
begitu pula dengan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi karya yang lebih baik.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini bermanfaat untuk semua
pihak yang membutuhkan. Amin.

KELOMPOK 1D

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB 1..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

Latar Belakang.............................................................................................................................1

Tujuan:.........................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..........................................................................................................................3

1.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN..................................................3

1.1.1 GAMBARAN UMUM ATAU DEFINISI SISTEM INTEGUMEN........................3

1.1.2 STRUKTUR ANATOMI SISTEM INTEGUMEN..................................................4

1.1.3 FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN......................................................................13

1.1.4 LANGKAH PEMERIKSAAN................................................................................15

1.1.5 DAFTAR GAMBAR...............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23

Page | ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

         Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem integumen
(dari bahasa Latin integrate, yang berarti "menutupi") dan  Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf
khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Fungsi utama dari sistem
integumen adalah untuk memberikan tubuh penghalang atau pelindung antara organ-organ di
dalam tubuh dan perubahan lingkungan di luar. Buku the hand Sistem integumen terdiri dari
organ terbesar dalam tubuh, yaitu kulit. Ini sistem organ yang luar biasa melindungi struktur
internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan menghasilkan vitamin dan
hormon.  Selain itu Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri,
virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. perlu diketahui bahwa Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini
memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Kulit adalah
yang terbesar dan terberat dalam organ tubuh, mewakili empat persen dari berat rata-rata tubuh
manusia. Rata-rata orang ditutupi dengan sekitar 20 kaki persegi (1,9 meter persegi) kulit, yang
beratnya sekitar 5,6 pon (2,7 kilogram). 
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit. Rambut muncul dari epidermis (kulit
luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh dibawah dermis. Serta  pada kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi
utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi
daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin
protein yang kaya akan sulfur.

Page | 1
Tujuan:

Mengetahui pengertian sistem integumen  Mengetahui susunan lapisan kulit 1.3. strukture,
fisiologiMampu menjelaskan pengertian dari Sistem Integumen.
2).  Mampu menjelaskan anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia.
3).  Mampu menjelaskan Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.
4).  Mampu menyebutkan gangguan-gangguan Sistem Integumen pada Manusia.

Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN


Integumen terdiri dari kulit,struktur aksesori seperti rambut dan kelenjar keringat, dan
jaringan subkutan di bawah kulit. Kulitnya adalah terbuat dari beberapa jenis jaringan yang
berbeda dan dianggap sebuah organ. Karena kulit menutupi permukaan tubuh, salah satu
fungsinya mudah terlihat: Ini memisahkan lingkungan internal tubuh dari lingkungan eksternal
dan mencegah masuknya banyak zat berbahaya. Jaringan subkutan secara langsung di bawah
kulit menghubungkannya ke otot dan memiliki fungsi lainnya juga. (Valerie C. Scanlon and Tina
Sanders, 2007)
1.1.1 GAMBARAN UMUM ATAU DEFINISI SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet
yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi
panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit meliputi rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai
anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang
didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis) (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Junqeira & Jose 1980;
Sherwood, 2001). (Structures, n.d.)
 Kulit jauh lebih dari sekadar penutup luar manusia; ini organ seperti jantung, paru-paru,
atau hati. Selain menyediakan lapisan perlindungan dari patogen, lecet fisik, dan radiasi dari
matahari, kulit memiliki banyak fungsi. Ini memainkan peran penting dalam homeostasis dengan
mempertahankan suhu tubuh yang konstan melalui tindakan berkeringat atau menggigil dan
dengan membuat Anda sadar akan rangsangan eksternal melalui informasi dirasakan dalam
reseptor sentuhan yang terletak di dalam integumen sistem. Hanya perlu satu kunjungan ke unit
luka bakar untuk melihat nilai kulit dan banyak komplikasi yang muncul ketika organ ini
terganggu. (Pack & Bassett, 2013)

Page | 3
Gambar 1.1.1 (gambaran umum sistem integumen)

1.1.2 STRUKTUR ANATOMI SISTEM INTEGUMEN


A. Kulit 
    Kulit merupakan pelindung tubuh, dimana setiap bagian tubuh luas dan tebalnya kulit
berbeda. Luas kulit orang dewasa adalah 1,5 - 2 m2 , sedangkan tebalnya antara 1,5 – 5 mm,
bergantung pada letak kulit, umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis pada
kelopak mata, penis, labium minor dan bagian medial lengan atas, sedangkan kulit tebal terdapat
di telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong. Selain sebagai pelindung terhadap
cedera fisik, kekeringan, zat kimia, kuman penyakit, dan radiasi, kulit juga berfungsi sebagai
pengindra, pengatur suhu tubuh, dan ikut mengatur peredaran darah. (KEPERAWATAN
MEDIKALBEDAH 1, n.d.)

Gambar 1 (Anatomi kulit)

Page | 4
Kulit tersusun atas tiga Lapisan:
a. Epidermis

Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer).


Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada
kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda, yaitu 400-600 μm untuk kulit tebal
(kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). 
     Epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu sebagai berikut:
1. Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari
beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk).
2.  Stratum lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah menjadi
eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. 
3. Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki
lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
4. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah prickle cell layer (lapisan
akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan besar berbeda beda
karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung banyak glikogen
dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin
gepeng. Diantara sel terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembatan membentuk penebalan
bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel juga terdapat sel langerhans.
5. Lapisan basal atau stratum germinativum. Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun
vertical pada perbatasan dermo-epidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan
mitosis dari    berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari :
 Sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel.
 Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna muda dengan
sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butiran pigmen (melanosomes).

Page | 5
Epidermis terdiri dari epitel, yang disebut epitel skuamosa berlapis keratin dan berisi
empat tipe sel kunci : (Nursing & Students, n.d.)
 Keratin, Keratin adalah protein berserat yang kuat yang membantu melindungi kulit dan
jaringan di bawahnya dari panas, mikroorganisme dan bahan kimia.
 Melanosit Embrio yang sedang berkembang menghasilkan pigmen melanin dari
melanosit. Melanosit adalah paling melimpah di epidermis penis, puting susu, areola,
wajah dan anggota badan. Melanin bertanggung jawab atas warna alami kulit seseorang,
dan membantu untuk mempertahankannya dari efek merusak dari matahari.
 sel Langerhans mengatur reaksi imun di kulit sebagai pertahanan terhadap
mikroorganisme yang menyerangnya (Lewis andRoberts, 2009); sel-sel ini sangat rapuh
jika terkena sinar matahari.
 Sel Merkel Sel Merkel memiliki kemampuan untuk melakukan kontak dengan proses
perataan dari neuron sensorik (kontak sinaptik); ini adalah struktur yang disebut cakram
taktil (kadang disebut cakram Merkel). Sel Merkel dan cakram taktil (sel paling sedikit
pada epidermis) mendeteksi sentuhan sentuhan (Totora dan derrickson, 2011).

Gambar 2 (Anatomi epidermis)

b. Dermis

Page | 6
 Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. . Dermis terdiri dari jaringan ikat yang di lapisan
atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan di bagian bawah terjalin lebih longgar (pars
reticularis). Lapisan pars reticularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus. Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang
sering dianggap sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Bagian ini
terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit jangat
atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar
keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah
bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
          Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit
berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat
kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-
jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.Faktor lain yang menyebabkan kulit
berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. . Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua
macam kelenjar yaitu kelenjar keringat (Sudorifera) dan kelenjar palit (Sebacea)

Gambar 3 (Anatomi dermis)

1) Kelenjar keringat (Sudorifera) 

Page | 7
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat di permukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan
dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu
kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
 Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-
97% air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula
minyak, gliserida dan sampingan dari metabolisme seluler. Kelenjar keringat ini terdapat
di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
 Kelenjar keringat apokrin hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah
kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah
rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau.

Gambar 4 ( proses pengeluaran keringat)

2) Kelenjar palit (Sebacea) 


      Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel).
Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut.
Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah,
jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih
berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

Page | 8
c. Hipodermis
   Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.

Gambar 5 (Anatomi hipodermis)

B. Fungsi Kulit
a. Pelindung atau proteksi. Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk
menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari
pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. 
b. Penerima rangsang. Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran.
Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi. 
c. Pengatur panas atau thermoregulasi. Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi
dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya
dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6
derajat Fahrenheit atau sekitar 36,50C. 
d. Pengeluaran (ekskresi). Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari
kelenjar kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan
membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. 

Page | 9
e. Penyimpanan. Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan terbatas. Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang
larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim
muka.
g. Penunjang penampilan.

ALAT TAMBAHAN KULIT


1. Rambut
Rambut yang tebal melindungi kulit kepala dari paparan sinar matahari yang berbahaya
dan membatasi kehilangan panas. Bulu mata menghalangi sinar matahari dan menangkis kotoran
dari mata. Rambut di hidung dan telinga mencegah partikel udara dan serangga masuk. Setiap
rambut tumbuh pada sudut dari folikel yang tertanam di epidermis dan memanjang ke dalam
dermis; rambut kulit kepala terkadang mencapai hipodermis. saraf mencapai rambut di dasar
folikel yang melebar, yang disebut bohlam, di mana papila berbentuk putting jaringan ikat dan
kapiler memberikan nutrisi pada rambut yang sedang tumbuh. Epitel sel-sel di bohlam membelah
untuk menghasilkan batang rambut (bagian yang memanjang keluar dari folikel). (Bagian rambut
di dalam folikel disebut akar.)
Pigmen rambut (yaitu melanin, seperti di kulit) diproduksi oleh melanosit difolikel dan
ditransfer ke sel korteks dan medula rambut. di saat kadar melanin menurun dan kantong udara
terbentuk di tempat pigmen dulu berada. Rambut menjadi berminyak dari waktu ke waktu berkat
sebum, campuran kolesterol, lemak, dan zat lain yang dikeluarkan dari sebaceous (atau
holocrine) kelenjar yang ditemukan di sebelah setiap folikel. Sebum membuat rambut dan kulit
tetap lembut, lentur, dan tahan air. (Dupree, n.d.)
Setiap rambut terdiri dari tiga lapisan konsentris sel keratin:
 Sebuah inti pusat, yang disebut medula, terdiri dari sel-sel besar yang mengandung
eleidin yang dipisahkan oleh ruang udara; pada rambut halus, medula mungkin kecil atau
sama sekali tidak ada.
 Korteks yang mengelilingi medula membentuk bagian utama batang rambut dengan
beberapa lapis sel pipih. Korteks juga memiliki sel-sel pembawa pigmen yang
memanjang di rambut hitam dan kantong udara di rambut putih.

Page | 10
 Kutikula terluar adalah satu lapisan sel yang tumpang tindih dengan ujung bebas
menunjuk ke atas. Kutikula memperkuat dan memadatkan lapisan dalam, tetapi abrasi
cenderung mengikis ujung batang, memperlihatkan medula dankorteks dalam pola yang
dikenal sebagai ujung bercabang.

Gambar 6 (anatomi rambut)

2. Kuku
Kuku memberikan penutup pelindung untuk ujung jari tangan dan kaki. Kuku rapat
dikemas, mati, keras, sel-sel epidermis keratin yang membentuk penutup yang bersih dan padat
di atas jari-jari Struktur kuku yang seperti tanduk adalah hasil dari jumlah keratin yang
terkonsentrasi; tidak ada ujung saraf di kuku. Lawton (2006) mencatat bahwa kuku bertindak
sebagai kekuatan tandingan untuk ujung jari, ujung jari memiliki banyak ujung saraf,
memungkinkan seseorang untuk menerima informasi tentang objek yang disentuh. (Nursing &
Students, n.d.)

Bulan sabit putih yang ada di ujung proksimal kuku dikenal sebagai lunula dan dibentuk
oleh udara yang bercampur dengan matriks keratin Kutikula (juga disebut eponychium) adalah
stratum korneum yang memanjang di atas proksimal ujung badan kuku. Pertumbuhan kuku
bervariasi, rata-rata mereka tumbuh dengan kecepatan 0,01 cm per hari (1 cm per 100 hari).

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan; misalnya umur individu,
waktu dalam setahun, jumlah latihan yang dilakukan, serta keturunan faktor (Haneke, 2006).
Pertumbuhan kuku bisa tertunda karena trauma dan peradangan; perubahan dalam integritas
kuku dapat disebabkan oleh cedera atau infeksi. Dalam beberapa kasus, bukti dari Penyakit
sistemik dapat diidentifikasi dari kondisi kuku, misalnya penyakit kardiopulmonal kronis atau
infeksi jamur (Timby,2012).

Page | 11
Gambar 7 (anatomi kuku)

1.1.3 FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN


Kulit adalah salah satu dari beberapa sistem organ yang berpartisipasi dalam
mempertahankan suhu inti, yang berarti suhu di dekat pusat tubuh seseorang. Suhu sensor di
kulit dan organ internal memantau suhu inti dan mengirimkan sinyal ke pusat kendali yang
terletak di hipotalamus, wilayah otak. (Ninla Elmawati Falabiba et al., 2014)

Suhu tubuh tetap cukup konstan sekitar 36,8°C di berbagai suhu lingkungan memastikan
bahwa kisaran optimal untuk aktivitas enzim diperlukan untuk metabolisme dipertahankan.
Dalam kesehatan, variasi biasanya dibatasi antara 0,5 dan 0,75 °C, meskipun sedikit naik di
malam hari, saat berolahraga dan pada wanita setelah ovulasi. Untuk mempertahankan suhu
konstan ini, sistem umpan balik negatif mengatur keseimbangan antara panas yang dihasilkan
dalam tubuh dan panas hilang dari lingkungan. Ketika tingkat metabolisme meningkat, suhu
tubuh meningkat, dan ketika menurun suhu tubuh turun. (Waugh & Grant, 2014)

Beberapa energi yang dilepaskan selama aktivitas metabolisme berada di bentuk panas;
organ yang paling aktif menghasilkan panas paling banyak. Organ utama yang terlibat adalah

• otot rangka – kontraksi otot rangka menghasilkan sejumlah besar panas dan lebih banyak lagi
berat latihan otot, semakin besar panasnya diproduksi. Menggigil juga melibatkan otot rangka
kontraksi, yang meningkatkan produksi panas ketika ada risiko suhu tubuh turun di bawah
normal.

Page | 12
• hati sangat aktif secara metabolik, yang menghasilkan panas sebagai produk sampingan.
Tingkat metabolisme dan panas produksi meningkat setelah makan.

• organ pencernaan yang menghasilkan panas selama peristaltic dan reaksi kimia yang terlibat
dalam pencernaan.

Bukan hanya itu, Sebagian besar kehilangan panas dari tubuh terjadi melalui kulit.
Sejumlah kecil hilang di udara kadaluarsa, urin dan feses. Hanya kehilangan panas melalui kulit
yang dapat diatur; kehilangan panas oleh rute lain tidak dapat dikendalikan. Kehilangan panas
melalui kulit dipengaruhi oleh perbedaan antara suhu tubuh dan suhu lingkungan, jumlah
permukaan tubuh yang terpapar dan jenis pakaian yang dikenakan. Insulasi udara terhadap
kehilangan panas saat terperangkap dalam lapisan pakaian dan di antara kulit dan pakaian.

Mekanisme kehilangan panas

 Dalam radiasi, mekanisme utama, bagian tubuh yang terbuka memancarkan panas
jauh dari tubuh.
 Dalam penguapan, tubuh didinginkan sebagai panas tubuh mengubah air dalam
keringat menjadi uap air.
 Dalam konduksi, pakaian dan benda lain bersentuhan langsung dengan kulit
mengambil panas.
 Dalam konveksi, udara melewati bagian tubuh yang terbuka dipanaskan dan naik,
udara sejuk menggantikannya dan arus konveksi diatur. Konveksi juga
menyejukkan tubuh saat memakai pakaian, kecuali saatmereka tahan angin.

Page | 13

Gambar 8 (mekanisme kehilangan panas)


Aktivitas kelenjar keringat.

Saat suhu tubuh meningkat sebesar 0,25 hingga 0,5 ° C yang dikeluarkan kelenjar
keringat keringat ke permukaan kulit. Penguapan keringat mendingin tubuh, tetapi lebih lambat
dalam kondisi lembab. Kehilangan panas dari tubuh dengan penguapan air melalui kulit dan
udara kedaluwarsa masih terjadi bahkan ketika suhu lingkungan rendah. Ini disebut kehilangan
air yang tidak terlihat (sekitar 500 mL per hari) dan disertai dengan kehilangan panas yang tidak
dapat dirasakan. Pengaturan aliran darah melalui kulit. NS jumlah panas yang hilang dari kulit
sangat tergantung pada aliran darah melalui kapiler dermal. Saat suhu tubuh meningkat, arteriol
melebar dan lebih banyak darah masuk ke jaringan kapiler di kulit. Kulitnya hangat dan merah
muda dalam warna. Selain menambah jumlah keringat diproduksi, suhu kulit naik dan lebih
panas hilang secara radiasi, konduksi dan konveksi.

Jika suhu lingkungan rendah atau jika produksi panas menurun, arteriol di dermis
menyempit. Ini mengurangi aliran darah ke permukaan tubuh, melestarikan panas. Kulit tampak
lebih pucat dan terasa sejuk. Pengaturan aliran darah melalui kulit. jumlah panas yang hilang dari
kulit sangat tergantung pada aliran darah melalui kapiler dermal. Saat suhu tubuh meningkat,
arteriol melebar dan lebih banyak darah masuk ke jaringan kapiler di kulit. Kulitnya hangat dan
merah muda dalam warna. Selain menambah jumlah keringat diproduksi, suhu kulit naik dan
lebih panas hilang secara radiasi, konduksi dan konveksi. Jika suhu lingkungan rendah atau jika
produksi panas menurun, arteriol di dermis menyempit. Ini mengurangi aliran darah ke
permukaan tubuh, melestarikan panas. Kulit tampak lebih pucat dan terasa sejuk.

1.1.4 LANGKAH PEMERIKSAAN

Secara umum, kulit berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya, sebagai presepsi
sensori, pengatur suhu tubuh dan tekanan darah, sintesis vitamin, serta sebagai tempat
pengeluaran/sekresi keringat. Tujuan pemereiksaan fisik disini adalah mengetahui kondisi kulit,
rambut, dan kuku. Sebagai contoh, warna kulit dapat berubah menjadi kuning (ikterik) pada
beberapa gangguan hati. Penderita diabetes mellitus yang tidak dapat terkontrol dapat mengalami
gangguan kulit berupa kematian sel-sel kulit (gangren). Pemeriksaan fisik disini meliputi
inspeksi dan palpasi.
 Prosedur pemeriksaan fisik integument

Page | 14
a. Alat khusus
1. Stetoskop
2. Pencahayaaan yang cukup
3. Handscon sekali pakai

b. Persiapan pasien
1. Untuk pengkajian total seluruh permukaan kulit, pasien harus melakukan
beberapa posisi.
2. Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh.
3. Bila area yang diperiksa tidak bersih atau tertutup kosmetik, sebaiknya kita
bersihkan dahulu untuk memungkinkan inspeksi yang adekuat.

 INSPEKSI DAN PALPASI


Agar data yang diperoleh benar-benar tepat, harus dilakukan dengan pencahayaan yang
memadai. Kulit harus dikaji secara menyeluruh dan tidak terbatas pada lokasi abnormal saja.
Dalam pelaksanaanya, kulit dapat dikaji bersama-sama sewaktu mengkaji bagian tubuh yang
lain. Perawat seringkali dapat mendeteksi adanya gangguan kulit karena adanya kesempatan
untuk mengadakan kontak dengan pasien. Pengkajian kulit juga dapat dilakukan sewaktu
perawat membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri. Bagi pasien yang harus
tirah baring atau yang mengalami gangguan mobilitas, perawat secara teratur juga harus
mengkaji kondisi kulit untuk mengamati adanya tanda-tanda luka tekan / decubitus. Untuk
mempermudah kita dalam mendeteksi gangguan ini, kita dapat menggunakan alat/format
pengkajian yang sudah disepakati bersama.

 INSPEKSI

Variasi warna kulit

warna proses penyebab lokasi


Coklat Deposisi melanin Sinar matahari, Area terbuka, muka
hamil, penyakit (topeng kehamilan/
Addison, dan kloasma/ melasma),
beberapa tumor putting susu, areola,
pituitary linea nigra, vulva

Area terbuka,
genetalia, jaringan
Deposisi melanin hemokromatosis parut, sering
hemosiderin menyeluruh

Page | 15
Biru (sianosis) Deoksihemoglobin Ansietas/dingin Kuku,kadang bibir
meningkat akibat
hipoksia, yang
merupakan Bibir, mukosa,
periferal/kapiler atau Penyakit jantung/ mulut, lidah, kuku
sentral/aterial paru-paru
Bibir, mukosa,
Hemoglobin abnormal Methemoglobinemia mulut, lidah
didapat/
kongengital
;sulfhemoglobinemi
a
Biru kemerah- Kombinasi akibat Polositemia Wajah,konjungtiva,
merahan jumlah total mulut, tangan, kaki
haemoglobin
meningkat,peningkatan
hemoglobin reduksi,
dan statis kapiler
Merah Peningkatan visibilitas
oksihemoglobin
karena:
 Dilatasi atau Demam alcohol, Wajah dan dada
peningkatan peradangan lokal atau daerah sekitar
jumlah peradangan
pembulu darah
superfisial atau
peningkatan
aliran darah
 Penggunaan Lingkungan yang Area yang terkena
oksigen di kulit dingin dingin (mis.
menurun Telinga)
Kuning (ikterik) Kadar bilirubin Penyakit hati, Lebih tampak
meningkat hemolysis sel darah meningkat pada
merah konjungtiva
daripada selaput
lender yang lain dan
bagian yang lain
Karotenemia Kadar karotin Peningkatan asupan Telapak tangan,
meningkat karotin dari sayur telapak kaki, wajah,
dan buah-buahan; tidak mempengaruhi
miksedema, konjungtiva atau
hipopituitarisme, selaput lender yang
diabetes mellitus, lain.
anoreksia nervorsa
Uremia kronis Akibat retensi Penyakit ginjal Banyak terjadi pada
kromogen urinaria kronis area terbuka,

Page | 16
mungkin
menyeluruh; tidak
mengenai
konjungtiva dan
selaput lender
lainya
Warna berkurang Penurunan kadar
melanin
 Kelainan Albinisme Kekurangan pigmen
bawaan tidak pada, kulit, rambut,
dapat mata
membentuk
 Kehilangan Vertiligo Tidak sempurna,
melanin Tinea versikolor simetris sering pada
(infeksi jamur yang area yang terbuka
umum) Dada, punggung
atas, leher
Kemunduran visibilitas
oksihemoglobin
 Aliran darah Sinkop, syok Sering pada wajah,
menurun dalam beberapa variasi konjungtiva, mulut,
aliran darah normal kuku
superfisial
 Kadar oksi Anemia Sering pada wajah,
hemoglobin konjungtiva, mulut,
menurun kuku Area yang
Edema Sindrom nefrotik dalam
Lesi kulit primer dan sekunder

Gambar Keterangan
Lesi primer Macula : perubahan warna kulit, tidak
teraba, dengan batas jelas, kurang dari 1
cm

Papula : menonjol, batas jelas, elevasi


kulit yang padat, kurang dari 0,5 cm

Nodula : tonjolan padat berbatas tegas,


lebih besar daripada papula 0,5-2 cm

Tumor : tonjolan padat seperti nodula,


lebih besar ukuranya

Vesikula : papula dengan cairan serosa di

Page | 17
dalamnya

Pustule : papula dengan cairan pus


didalamnya

Bula : peningkatan kulit berbatas tegas


berisi cairan dengan ukuran >1 cm

Urtika : peninggian kulit yang datar oleh


karena edema pada dermis bagian atas.
Bersifat gatal, timbulnya cepat, hilangnya
cepat, pori-pori melebar, warna pucat

Lesi sekunder Ulkus : luka yang menembus epidermis


sampai korium, bisanya disertai nekrosis
jaringan, bentuk dan kedalaman luka
bervariasi

Atrofia : menipisnya kulit karena


berkurangnya satu atau lebih lapisan kulit,
kulit tampak pucat, elastisitas berkurang

Skuama : partikel epidermal dapat kering


atau berminyak , tipis atau tebal dan
dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi
putih, keabuabuan, kuning, atau cokelat.

Erosi : hilanghnya lapisan kulit sebatas


epidermis dan sembuh tanpa
meninggalkan jaringan parut epitel debris
bakteri
Sikatriks :pembentukan jaringan baru yang
sifatnya lebih banyak mengandung
jaringan ikat untuk mengganti jaringan
yang rusak akibat penyakit atau trauma
pada dermis yang lebih dalam. Dapat
terjadi atrofi disrbut sikatriks atrofi, bila
membesar disebut sikatriks hipertrofi

Fisura : adalah retakan kulit yang linier


sepanjang epidermis atau sampai dermis,
dapat multiple.

Page | 18
Ekskoriasi : hilangnya jaringan sampai
dengan stratum papilare

Krusta : pengeringan cairan tubuh


bercampur

Berbagai kondisi kuku

Gambar Keterangan Contoh Kondisi


Kuku Normal

Clubbing Hipoksia, kangker paru-


paru

Beau’s line Penyakit akut berat


Anemia difisiensi besi

Koilonychias Anemia difisiensi besi

Page | 19
Spliter hemorranges Endocarditis bacterial
Trichinosis trauma

Paronychia Paronychia (cantengan)

 PALPASI

1. Tekstur kulit.
Normalnya kulit adalah elastis dan dapat cepat kembali apabila dilakukan
pencubitan yang disebut turgor kulit baik .
2. Kelembapan
Normalnya kulit akan teraba kering. Apabila ada peningkatan aktivitas dan
kecemasan maka kelembapan akan meningkat.

3. Suhu.
Normalnya suhu kulit adalah hangat.
4. Mobilitas dan turgor
Ketika mengkaji secara terpusat, diatas klavikula, kulit seharusnya mudah
untuk dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal. Mobilitas kulit menurun
pada scleroderma atau pada pasien dengan peningkatan edema. Turgor
kulit menurun pada pasien dehidrasi.
5. Edema, nonpitting atau pitting edema

Page | 20
Nonpitting edema, tidak terdepresi dengan palpasi, terlihat pada pasien
dengan respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh kerusakan endotel
kapiler. Kulit terlihat merah, keras, dan hangat. Pitting edema biasanya
pada kulit ekstremitas dan dapat menimbulakan depresi ketika dilakukan
palpasi.

1.1.5 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1( anatomi kulit)............................................................................................................................7


Gambar 2 (Anatomi epidermis)...................................................................................................................9
Gambar 3 (Anatomi dermis)......................................................................................................................10
Gambar 4 ( proses pengeluaran keringat)..................................................................................................11
Gambar 5 (Anatomi hipodermis)...............................................................................................................12
Gambar 6 (anatomi rambut).......................................................................................................................14
Gambar 7 (anatomi kuku)..........................................................................................................................15
Gambar 8 (mekanisme kehilangan panas).................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
Dupree, P. (n.d.). by Janet Rae-Dupree and Pat DuPree ‰. In Production.

KEPERAWATAN MEDIKALBEDAH 1. (n.d.).

Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, W., Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A., Wiyono, B.

Page | 21
., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X. (2014). THE HANDY
ANATOMY ANSWER. In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents
(Vol. 5, Issue 2).

Nursing, F., & Students, H. (n.d.). Fundamentals of Anatomy and Physiology for Nursing and
Healtcare Student.

Pack, P. E., & Bassett, S. (2013). CliffsNotes Anatomy & Physiology Quick Review. In Journal
of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Structures, M. B. (n.d.). ANATOMI FISIOLOGI.

Valerie C. Scanlon and Tina Sanders. (2007). List of Boxes Clinical applications of the book ’ s
anatomical and physiological information are set apart from the text in boxed inserts and
often deal with aspects of pathophysiology . A list of these boxes is presented here for your
convenience .

Waugh, A., & Grant, A. (2014). Ross and wilson Anatomy and Physiology in health and in
illness. In Journal of Petrology (Vol. 148, p. 553).
http://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.018%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.prec
amres.2011.08.005%0Ahttp://dx.doi.org/10.1080/00206814.2014.902757%0Ahttp://dx.

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai