Anda di halaman 1dari 30

25

LAPORAN PENDAHULUAN SISTEM INTEGUMEN

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Keperawatan Medikal bedah 2

Yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah, S,Kep, Ns, M.Kep

Oleh:

RISKY RAHMA SARI PUTRI (P17220193031)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENEKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D-III KEPERAWATAN LAWANG

Februari ,2020
25
25

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatnya limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal bedah yang berjudul “Sistem integumen” dengan tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , Oleh karena itu,
kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami untuk membuat makalah yang lebih
baik selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu bagi pembaca .

Pasuruan, 21 Febuary 2020

Penulis
25

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………I
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..II
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………1
C. Tujuan………………………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sistem Integumen…………………………………………………………..3
B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen………………………………………………..3
C. Patofisiologi Sistem Integumen……………………………………………………...12
D. Pemeriksaan Penunjang Sistem Integumen………………………………………….17
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian……………………………………………………………………………19
B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………….20
C. Intervensi Keperawatan………………………………………………………………20
D. Evaluasi Keperawatan………………………………………………………………..25
BAB IV PEUTUP
A. Kesmpulan……………………………………………………………………………26
B. Saran………………………………………………………………………………….26
DAFTAR PUSTAKA
25

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh yang membungkus otot-otot dan
organ-organ dalam tubuh manusia dan kulit juga merupakan organ terluar yang terdapat
pada seluruh pemukaan tubuh. Oleh karena itu, kulit akan tersentuh oleh lingkungan
eksternal dan merupakan pertahanan terdepan begi tubuh. Kulit yang paling pertama
terpengaruh oleh perubahan-perubahan lingkungan. Perubahan pada kulit dapat terjadi
karena perubahan lingkungan, gangguan sistemik, dan gangguan dari kulit (integumen)
itu sendiri. (Brunner & Suddarth, 2012)
Salah satu kasus yang terjadi dari sekian banyak gangguan sistem integumen
adalah Cellulitis. Cellulitis adalah suatu infeksi difus akut pada kulit dan jaringan
subkutan, yang paling sering ditandai dengan panas lokal, kemerahan, nyeri, dan
pembengkakan, serta kadang-kadang ditandai demam, malaise, menggigil dan sakit
kepala. Abses dan destruksi muncul setelahnya jika tidak di berikan antibiotik. (Horby,
2009)
Umumnya Cellulitis akan tampak membaik, pemberian antibiotik dapat diganti
dari IV menjadi oral bila gejala kemerahan, hangat, dan pembengkakan telah berkurang
secara nyata. Total lamanya pemberian antibiotik kira-kira 10 - 14 hari. Insisi dan
drainase dapat di lakukan jika daerah itu menjadi supuratis. (Irman A,2017)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari sistem integumen?
2. Bagaimana anatomi fisiologi pada sistem integumen?
3. Bagaimana patofisiologi pada sistem integumen?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada sistem integumen?
5. Bagaimana teori asuhan keperawatan pada sistem integumen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui difinisi sistem integumen
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi pada sistem integumen
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada sistem integumen
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada sistem integumen
5. Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan pada sistem integumen
25

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sistem Integumen
Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas,
dimana orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm.
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Sistem integumen
merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal
ini juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu
dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis
pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mik- roba lainnya. Hal ini juga
membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit
adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.
Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang
mendasari (hypodermis atau subcutis).
B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen
1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1) Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka
dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis
lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan
luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta
menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2) Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3) Pengatur panas (Termoregulasi)
25

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler
serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius.
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas
adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan
hilang dengan penguapan keringat.
4) Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
5) Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6) Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam
peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7) Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti
kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:


a. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-
beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter
terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh
25

zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-
dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1) Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak
memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat
sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih
banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein
yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan
ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel
biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar
sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan
memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi
berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,
membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah
menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena
melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi
cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini
sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan
air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor
kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
2) Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan
dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan
bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat
translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat
tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari
lapisan bening.
3) Lapisan berbutir (stratum granulosum)
25

Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung


butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan
ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
4) Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan
dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel
lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi
filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju
normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin
ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat
celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler
dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam,
banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju
mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju
mengandung kolesterol dan asam amino.

5) Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)


Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel
torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis
yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina
basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-
fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui
mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel
tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,
melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
Dalam jaraingan ini terdapat tipe-tipe sel epidermis di antaranya :
1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu
mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan.
Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari).
Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi
menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum
25

selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak
dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum,
granulosum, losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang
memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang.
Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut
diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam
amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi
melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel
dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin
didegradasi oleh keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral
mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang
banyak mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan
stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% –
4 % dari keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian
dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells
adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.
b. Dermis (Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui
muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara
1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal
25

terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh
serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki
fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di
kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar
keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui
pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan
mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit
berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang
terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit
jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit
ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih
banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah
ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti
25

garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism
seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan
dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua
juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan
daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar
keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam
kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki
kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap
kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit
atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit
kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi
rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar
palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada
kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit
atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga
memudahkan timbulnya jerawat.

c. HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah
25

kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh
bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia
menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian
tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan
mengendur serta makin kehilangan kontur.
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis
yang merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya
tergantung dari daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan
kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
2. Derivat Kulit
a. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi
epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan,
telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada
daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak
saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan
hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu
folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung
disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila
dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel
rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal
dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
 Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
 Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
25

Rambut mempunyai fungsi yaitu:


 Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring
udara.
 Pengatur suhu
 Pendorong penguapan keringat
 Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase rambut :
 Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti
kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel
rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
 Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut
Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut
pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis,
dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi
ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang
berlebihan pada S. Cushing(wanita).
b. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai
pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat
persegi panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di
dorsalo paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal
untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1
mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan
bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari
tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
 Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
 Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
 Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium
yang mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung
akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel
25

kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna
pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur
kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal
merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk
akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit.
Bagian-bagian kuku :
 Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
 Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
 Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
 Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.
C. Patofisiologi Sistem Integumen
1. Peradangan pada Kulit
Radang kulit merupakan reaksi alergi berupa ruam dan juga gatal pada kulit. Namun
jangan takut karena penyakit ini tidak menular, tetapi biasanya diturunkan melalui
keluarga. Sifat dari penyakit ini berulang sehingga lebih sulit untuk disembuhkan secara
total. Jika radang kulit ini terjadi pada anak-anak, biasanya setelah dewasa akan sembuh
dengan total.
Ada baiknya mengetahui penyebab radang kulit. Hal ini dimaksudkan ketika penyakit
ini datang bisa lebih mudah mencari obat untuk menyembuhkan radang kulit. Penyebab
radang kulit diantaranya karena penggunaan kosmetik yang tidak sesuai, alergi terkena
bahan-bahan perhiasan imitasi, alergi terkena kain yang bersifat kasar, alergi dengan
detergen ataupun cairan untuk mencuci lainnya, penggunaan jam tangan, alergi terhadap
penggunaan ponsel bahkan alergi terhadap makanan tertentu.
25

Gejala yang ditimbulkan jika radang kulit ini hadir di kulit adalah akan timbul rasa
yang sangat gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan di kulit yang berwarna
merah. Lepuhah ini dapat pecah dan akan mengeluarkan cairan. Bila cairan ini dibiarkan
akan mengering dan akan menimbulkan kerak pada kulit.
Jika gejala radang pada kulit sudah hadir maka hindari kontak dengan alergen (bahan
yang menyebabkan alergi). Biasanya akan timbul kebingungan untuk mengingat bahan
yang menyebabkan alergi. Namun yang bisa Kita perhatikan dimana letak radang kulit
yang timbul. Jika terjadi muka, kemungkinan disebabkan pemakaian kosmetik yang tidak
sesuai. Namun jika terjadi pada pergelangan tangan tempat dimana biasanya
menggunakan jam tangan, kemungkinann karena tekananan pemakaian jam tangan
tersebut.
Gejala radang yang ditemukan di daerah tempat pemakaian kosmetik bisa jadi
disebabkan karena pemakaian perhiasan tersebut. Namun jika terjadi pada tangan dan
jari-jari bisa jadi disebabkan karena penggunana deterjen ataupun penggunaan cairan
untuk mencuci lainnya. Selain itu jika rasa gatal ini timbul, hindari untuk menggaruknya.
Sebaiknya gunakan krim pelembab. Hal ini mencegah kulit mengering yang rentan
menimbulkan rasa gatal. Obat anti alergi juga bisa menyembuhkan radang kulit. Jika
sudah sangat mengganggu dan untuk menghindarkan terjadinya infeksi alangkah baiknya
untuk memeriksakan kepada dokter agar diberikan penanganan untuk menyembuhkan
radang kulit dengan lebih baik.
2. Penyakit Peradangan Pada Kulit
Penyakit dermatitis Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak
mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak
nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu
mengobati penyakit dermatitis.
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan
pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis
atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi
dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah
dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang semua
mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi
bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis
dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun,
penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan
25

berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak
langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti
alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok
akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.
Bagaimana Dermatitis Terjadi?
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus seperti
itu dapat menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam
atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu tertentu.
Tangan dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena tangan sering kontak
dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang kondisinya hangat lembab
sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu dapat mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit
lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa
kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis
menghasilkan retak dan lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan
infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis, namun dermatitis kontak dan
dermatitis atopik merupakan jenis yang paling sering ditemukan.
3. Infeksi pada Kulit
Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang
dari segala usia. Sebagian  besar  pengobatan  infeksi kulit membutuhkan waktu lama
untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak
merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa
frekuensi yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien
mencari nasehat medis jika menderita penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu
sumber yang paling menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit untuk
sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan kesengsaraan, penderitaan,
ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu,mereka menganggap cacat besar
dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu
kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil dilepas dengan perencanaan plastik, terapi
laser, pencangkokan kulit dan lain sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat
menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan menyakitkan. Beberapa penyakit
radang kulit dapat menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit
kulit pun perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
Macam-Macam Penyakit Infeksi Pada Kulit :
25

1. Eksim(ekzema)Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa


gatalterutama pada malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah,
bengkak, melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas.
Penyebabnyakarena alergi terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun
kepekaan terhadapmakanan tertentu seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin,
dllPencegahan : Menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
alergi.
2. Kudis (Skabies)Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela jari
tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling
puting payudara), dan permukaan depan pergelangan.Kudis mudah menular ke orang
lain baik secara langsung maupun tidak langsung(handuk, pakaian, dll).Pencegahan :
kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk, jadimemelihara
kebersihan tubuh adalah wajib bila ingin terhindar dari penyakit kulit ini.
3. Kurap Penyebab : jamur Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran,
bersisik, lembab, berair,dan terasa gatal. kemudian timbul bercak
keputihan.Pencegahan : jaga kebersihan kulit terutama di area tengkuk, leher, dan
kulit kepala.
4. Bisul (Furunkel)Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus
pada kulitmelalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang
kemudianmenimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul
antara lainkebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika
yangmenyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
5. Campak (Rubella)Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala,
badanterasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata. Setelah beberapa hari dari
gejalatersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa
bagiantubuh.
6. Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacteriumlepra yang
interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapatmenyerang
kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,otot, tulang,
dan testis
Tanda pasti kusta adalah:
 Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa
 Penebalan dalm saraf tepi di sertai kelainan berupa mati rasa dankelemahan pada otot
tangan, kaki, dan mata
 Pada pemeriksaan kulit BTA +
25

7. Lepra
Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit tersebut
sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging anda, jika anda
merasa telah terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke dokter karena jika di
biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang menakutkan.
8. Cacar air (Frambusia) Penyebab penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus
bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian,
tempattidur dan keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena
Frambusia mirip dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum. Gejala :
Bintil,Frambus,Cacar Air.
9. Panu atau panau adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,penyakit
panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
warna kulit si penderita.Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan.
Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua. Cara
pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit,
dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat jugadiobati
dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih
dan dioles pada kulit yang terserang Panau.
10. Infeksi Jamur Kulit dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan
kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa gatal yang sering
menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi, jamur kulit
dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.

4. Alergi pada Kulit


Jenis-jenis Alergi kulit :
a. Alergi kulit jenis Dermatitis Atopik (Eksim)
Dermatitis atopik sering terjadi pada anak-anak, walaupun pada dewasa muda
juga biasa terjadi dan bisa terus ke dalam kehidupan dewasa. Ruam dermatitis atopik
terjadi di mana seseorang terkena goresan. Pada bayi, ruam terjadi di pipi dada, dan
kulit kepala. Anak yang lebih besar dan dewasa biasanya memiliki ruam di kulit
lipatan siku dan di belakang lutut, meskipun mungkin juga terjadi pada wajah, leher,
tangan, kaki dan punggung. Ruam ini merah, sering serpih atau merembes, dan lepuh
kecil atau benjolan. Sering terjadi excoriations atau daerah alergi kulit yang rusak dari
agresifitas garukan.
25

b. Alergi kulit jenis Urtikaria (Hives) dan Angioedema (Pembengkakan)


Urtikaria adalah sebuah ruam gatal yang dapat terjadi pada semua usia. Ruam ini
muncul sebagai akibat pengangkatan benjolan merah dari berbagai bentuk dan ukuran,
dan biasanya berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam. Pembengkakan
kadang-kadang sejalan dengan urtikaria yang biasa disebut angioedema (biasanya
pembengkakan pada bibir, mata, dan tangan dan kaki). Angioedema biasanya tidak
gatal atau merah, ia cenderung untuk membakar, menyengat atau menyebabkan
sensasi kesemutan. Parah pembengkakan ini kemampuan untuk bernapas bisa
berbahaya dan bahkan mengancam jiwa.
c. Alergi kulit jenis Kontak Dermatitis
Kontak dermatitis ini disebabkan dari kontak kulit yang dapat menjadi alergi
kulit dengan zat yang menyebabkan reaksi seperti ruam. Orang bereaksi terhadap
berbagai bahan kimia, termasuk kosmetik, pewarna rambut, logam, obat topical, dan
sebagainya. Contoh dari dermatitis kontak adalah ruam dari poison ivy, yang sangat
gatal dan muncul sebagai lepuh cairan dan kerak setelah kontak dengan tanaman.
Ruam dermatitis kontak ini dapat terlihat seperti dermatitis atopik, tapi bintik merah
itu biasanya terletak hanya di daerah kontak dengan bahan kimia. Lokasi umum
meliputi wajah, terutama kelopak mata, leher, tangan dan kaki.
Dermatitis Kontak untuk logam, seperti di perhiasan resleting pada pakaian,
biasanya terjadi pada pergelangan tangan leher, tangan, telinga dan di pinggang.
D. Pemeriksaan Penunjang Sistem Integumen
1. Biopsi Kulit
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara
eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil
bagian tengah jaringan.
Indikasi :
 Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna
dan bentuk yang tidak lazim.
 Pembentukan lepuh.
2. Patch Test
Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah
plester khusus ( exclusive putches ).
Iindikasi :
 Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah.
 Blister yang halus, papula dan gatal-gatal yang hebat reaksi + sedang.
25

 Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.


Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test :
 Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl
pelaksanaan.
 Sample masing – masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada
plester berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag
bervariasi.( 20 – 30 buah).
 Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel.
 Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit.
 2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.
3. Pengerokan Kulit
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan
menggunakan skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang
dikerok menempel pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup
dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop.
4. Pemeriksaan Cahaya Wood ( Light Wood)
Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang
akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan
terlihat jelas pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis
dengan dermis dan hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.
5. Apus Tzanck
Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan.
Indikasi :
 Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus.
 Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa. 
25

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan
anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya.
Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah
kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik
dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit,
pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter
maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru,
sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis
umum dan mungkin faktor psikologik.Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema,
edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk
dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak
berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh
sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi
regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau
satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa
dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang
tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
4. Rasa gatal
5. Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif
Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah :
1. Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat
tertentu seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau
keluarganya. Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas
seluler, dimana sel TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk
memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya
25

jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak
menurun.
2. Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi
berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor
ekstremitas.
3. Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak
tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.
4. Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit
bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.
5. Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang telinga.
6. Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau
sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk kronik.

B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit
seperti dermatitis kontak adalah sebagai berikut :
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Tujuan : Kulit klien dapat kembali normal.
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik
dan turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan kenyamanan
kulit, berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan,
berkurangnya lecet karena garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusak
a. Intervensi:
- Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit.
- Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi.
- Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
b. Rasional :
25

- Dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.


- Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah
penguapan air dari kulit.
- Gunakan air hangat jangan panas.
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan
menghindari alergen

a. Intervensi :
- Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah
diketahui.
b. Rasional :
- Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi,
- Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung
alergen
- Hindari binatang peliharaan.
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria hasil : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal,
klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
a. Intervensi
- Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit)
dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.

b. Rasional :

- Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta
penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.

- Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan


bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.

Tujuan : Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.


25

Kriteria Hasil :

1. Mencapai tidur yang nyenyak.

2. Melaporkan gatal mereda.

3. Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.

4. Menghindari konsumsi kafein.

5. Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur..

a. Intervensi :

- Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan
kelembaban yang baik.

b. Rasional:

- Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi.

- Menjaga agar kulit selalu lembab.

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.

Tujuan : Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai

Kriteria Hasil :

1. Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

2. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.

3. Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.

4. Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.

5. Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.


25

6. Tampak tidak meprihatinkan kondisi.

7. Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk


meningkatkan penampilan

a. Intervensi :

- Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan


merendahkan diri sendiri).

- Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.

- Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.

- Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas
mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.

- Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.

- Mendorong sosialisasi dengan orang lain.

b. Rasional:

- Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata
bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.

- Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.

- klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.

- Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang


tidak perlu  terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi
klien .

- Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

- Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.


25

7. Kurang pengetahuan tentang program terapi

Tujuan : Terapi dapat dipahami dan dijalankan

Kriteria Hasil :

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3. Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.

5. Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.

a. Intervensi :

- Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.

- Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan


konsepsi/informasi.

- Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan


lainnya.

- Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan.

b. Rasional:

- Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.

- Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat,


kebanyakan klien merasakan manfaat.

- Memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.

- Dengan terjaganya hygiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh kembali

D. Evaluasi
25

Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3. Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.


25

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin «integumentum», yang berarti


«penutup». Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap
lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana orang dewasa
luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm. Sistem integumen merupakan sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak
toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Mengenai anatomi sistem yg
menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel yang didukung oleh lapisan jaringan
ikat dan lapisan subkutan yang mendasari .

Sedangkan pada asuhan keperawatan sistwm integumen menetapkan bahan


alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan anamnesis yang teliti, riwayat
penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel. Anamnesis ditujukan selain
untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam
menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan
kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien.

B. Saran

Dengan adanya hasil laporan pendahuluan sistem integumen yang saya buat dari
berbagai sumber ini dapat membantu pembaca untuk lebih mengetahui tentang sistem
integumen serta teori asuhan keperawatannya agar saat membuat asuhan keperawatan
tentang sitem integumen ini dapat dijadikan pedoman.
25

DAFTAR PUSTAKA
 Sistem Integumen/iisulalabanget@blogspot.com_ Sistem Integumen.html
 Sistem Integumen/Materi Anatomi Fisiologi Manusia (Sistem Integumen) _ Blog Unie
Achie Jonyo.html
 Smeitzer,S.C, B.G.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:Brunner dan
suddrath.Vol 2 ed.8.jakarta:EGC
 Sistem Integumen/linkedln.com
 SISTEM INTEGUMEN _ KULIT _ Health & Lifestyle.html
 IRMAN, A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN: CELLULITIS DI RUANG BOUGENVILLE RSUD CIAMIS
TANGGAL 12–16 JULI 2017.
 Waluyo, S. J. (2012). Hubungan Antara Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(Sipenmaru) Minat Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada
Mata Kuliah Sistem Integumen Di Akademi Keperawatan Ppni Surakarta (Doctoral
dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).

Anda mungkin juga menyukai