Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
Februari ,2020
25
25
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatnya limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal bedah yang berjudul “Sistem integumen” dengan tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , Oleh karena itu,
kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami untuk membuat makalah yang lebih
baik selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu bagi pembaca .
Penulis
25
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………I
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..II
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………1
C. Tujuan………………………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sistem Integumen…………………………………………………………..3
B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen………………………………………………..3
C. Patofisiologi Sistem Integumen……………………………………………………...12
D. Pemeriksaan Penunjang Sistem Integumen………………………………………….17
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian……………………………………………………………………………19
B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………….20
C. Intervensi Keperawatan………………………………………………………………20
D. Evaluasi Keperawatan………………………………………………………………..25
BAB IV PEUTUP
A. Kesmpulan……………………………………………………………………………26
B. Saran………………………………………………………………………………….26
DAFTAR PUSTAKA
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh yang membungkus otot-otot dan
organ-organ dalam tubuh manusia dan kulit juga merupakan organ terluar yang terdapat
pada seluruh pemukaan tubuh. Oleh karena itu, kulit akan tersentuh oleh lingkungan
eksternal dan merupakan pertahanan terdepan begi tubuh. Kulit yang paling pertama
terpengaruh oleh perubahan-perubahan lingkungan. Perubahan pada kulit dapat terjadi
karena perubahan lingkungan, gangguan sistemik, dan gangguan dari kulit (integumen)
itu sendiri. (Brunner & Suddarth, 2012)
Salah satu kasus yang terjadi dari sekian banyak gangguan sistem integumen
adalah Cellulitis. Cellulitis adalah suatu infeksi difus akut pada kulit dan jaringan
subkutan, yang paling sering ditandai dengan panas lokal, kemerahan, nyeri, dan
pembengkakan, serta kadang-kadang ditandai demam, malaise, menggigil dan sakit
kepala. Abses dan destruksi muncul setelahnya jika tidak di berikan antibiotik. (Horby,
2009)
Umumnya Cellulitis akan tampak membaik, pemberian antibiotik dapat diganti
dari IV menjadi oral bila gejala kemerahan, hangat, dan pembengkakan telah berkurang
secara nyata. Total lamanya pemberian antibiotik kira-kira 10 - 14 hari. Insisi dan
drainase dapat di lakukan jika daerah itu menjadi supuratis. (Irman A,2017)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari sistem integumen?
2. Bagaimana anatomi fisiologi pada sistem integumen?
3. Bagaimana patofisiologi pada sistem integumen?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada sistem integumen?
5. Bagaimana teori asuhan keperawatan pada sistem integumen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui difinisi sistem integumen
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi pada sistem integumen
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada sistem integumen
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada sistem integumen
5. Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan pada sistem integumen
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sistem Integumen
Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas,
dimana orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm.
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Sistem integumen
merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal
ini juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu
dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis
pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mik- roba lainnya. Hal ini juga
membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit
adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.
Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang
mendasari (hypodermis atau subcutis).
B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen
1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1) Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka
dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis
lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan
luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta
menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2) Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3) Pengatur panas (Termoregulasi)
25
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler
serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius.
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas
adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan
hilang dengan penguapan keringat.
4) Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
5) Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6) Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam
peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7) Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti
kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-
dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1) Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak
memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat
sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih
banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein
yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan
ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel
biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar
sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan
memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi
berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,
membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah
menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena
melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi
cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini
sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan
air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor
kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
2) Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan
dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan
bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat
translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat
tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari
lapisan bening.
3) Lapisan berbutir (stratum granulosum)
25
selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak
dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum,
granulosum, losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang
memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang.
Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut
diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam
amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi
melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel
dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin
didegradasi oleh keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral
mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang
banyak mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan
stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% –
4 % dari keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian
dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells
adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.
b. Dermis (Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui
muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara
1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal
25
terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh
serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki
fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di
kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar
keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui
pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan
mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit
berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang
terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit
jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit
ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih
banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah
ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti
25
garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism
seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan
dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua
juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan
daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar
keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam
kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki
kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap
kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit
atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit
kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi
rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar
palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada
kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit
atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga
memudahkan timbulnya jerawat.
c. HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah
25
kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh
bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia
menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian
tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan
mengendur serta makin kehilangan kontur.
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis
yang merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya
tergantung dari daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan
kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
2. Derivat Kulit
a. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi
epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan,
telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada
daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak
saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan
hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu
folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung
disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila
dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel
rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal
dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
25
kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna
pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur
kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal
merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk
akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit.
Bagian-bagian kuku :
Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.
C. Patofisiologi Sistem Integumen
1. Peradangan pada Kulit
Radang kulit merupakan reaksi alergi berupa ruam dan juga gatal pada kulit. Namun
jangan takut karena penyakit ini tidak menular, tetapi biasanya diturunkan melalui
keluarga. Sifat dari penyakit ini berulang sehingga lebih sulit untuk disembuhkan secara
total. Jika radang kulit ini terjadi pada anak-anak, biasanya setelah dewasa akan sembuh
dengan total.
Ada baiknya mengetahui penyebab radang kulit. Hal ini dimaksudkan ketika penyakit
ini datang bisa lebih mudah mencari obat untuk menyembuhkan radang kulit. Penyebab
radang kulit diantaranya karena penggunaan kosmetik yang tidak sesuai, alergi terkena
bahan-bahan perhiasan imitasi, alergi terkena kain yang bersifat kasar, alergi dengan
detergen ataupun cairan untuk mencuci lainnya, penggunaan jam tangan, alergi terhadap
penggunaan ponsel bahkan alergi terhadap makanan tertentu.
25
Gejala yang ditimbulkan jika radang kulit ini hadir di kulit adalah akan timbul rasa
yang sangat gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan di kulit yang berwarna
merah. Lepuhah ini dapat pecah dan akan mengeluarkan cairan. Bila cairan ini dibiarkan
akan mengering dan akan menimbulkan kerak pada kulit.
Jika gejala radang pada kulit sudah hadir maka hindari kontak dengan alergen (bahan
yang menyebabkan alergi). Biasanya akan timbul kebingungan untuk mengingat bahan
yang menyebabkan alergi. Namun yang bisa Kita perhatikan dimana letak radang kulit
yang timbul. Jika terjadi muka, kemungkinan disebabkan pemakaian kosmetik yang tidak
sesuai. Namun jika terjadi pada pergelangan tangan tempat dimana biasanya
menggunakan jam tangan, kemungkinann karena tekananan pemakaian jam tangan
tersebut.
Gejala radang yang ditemukan di daerah tempat pemakaian kosmetik bisa jadi
disebabkan karena pemakaian perhiasan tersebut. Namun jika terjadi pada tangan dan
jari-jari bisa jadi disebabkan karena penggunana deterjen ataupun penggunaan cairan
untuk mencuci lainnya. Selain itu jika rasa gatal ini timbul, hindari untuk menggaruknya.
Sebaiknya gunakan krim pelembab. Hal ini mencegah kulit mengering yang rentan
menimbulkan rasa gatal. Obat anti alergi juga bisa menyembuhkan radang kulit. Jika
sudah sangat mengganggu dan untuk menghindarkan terjadinya infeksi alangkah baiknya
untuk memeriksakan kepada dokter agar diberikan penanganan untuk menyembuhkan
radang kulit dengan lebih baik.
2. Penyakit Peradangan Pada Kulit
Penyakit dermatitis Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak
mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak
nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu
mengobati penyakit dermatitis.
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan
pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis
atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi
dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah
dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang semua
mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi
bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis
dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun,
penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan
25
berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak
langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti
alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok
akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.
Bagaimana Dermatitis Terjadi?
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus seperti
itu dapat menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam
atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu tertentu.
Tangan dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena tangan sering kontak
dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang kondisinya hangat lembab
sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu dapat mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit
lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa
kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis
menghasilkan retak dan lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan
infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis, namun dermatitis kontak dan
dermatitis atopik merupakan jenis yang paling sering ditemukan.
3. Infeksi pada Kulit
Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang
dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama
untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak
merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa
frekuensi yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien
mencari nasehat medis jika menderita penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu
sumber yang paling menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit untuk
sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan kesengsaraan, penderitaan,
ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu,mereka menganggap cacat besar
dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu
kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil dilepas dengan perencanaan plastik, terapi
laser, pencangkokan kulit dan lain sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat
menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan menyakitkan. Beberapa penyakit
radang kulit dapat menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit
kulit pun perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
Macam-Macam Penyakit Infeksi Pada Kulit :
25
7. Lepra
Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit tersebut
sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging anda, jika anda
merasa telah terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke dokter karena jika di
biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang menakutkan.
8. Cacar air (Frambusia) Penyebab penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus
bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian,
tempattidur dan keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena
Frambusia mirip dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum. Gejala :
Bintil,Frambus,Cacar Air.
9. Panu atau panau adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,penyakit
panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
warna kulit si penderita.Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan.
Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua. Cara
pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit,
dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat jugadiobati
dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih
dan dioles pada kulit yang terserang Panau.
10. Infeksi Jamur Kulit dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan
kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa gatal yang sering
menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi, jamur kulit
dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan
anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya.
Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah
kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik
dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit,
pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter
maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru,
sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis
umum dan mungkin faktor psikologik.Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema,
edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk
dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak
berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh
sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi
regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau
satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa
dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang
tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
4. Rasa gatal
5. Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif
Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah :
1. Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat
tertentu seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau
keluarganya. Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas
seluler, dimana sel TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk
memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya
25
jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak
menurun.
2. Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi
berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor
ekstremitas.
3. Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak
tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.
4. Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit
bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.
5. Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang telinga.
6. Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau
sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk kronik.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit
seperti dermatitis kontak adalah sebagai berikut :
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Tujuan : Kulit klien dapat kembali normal.
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik
dan turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan kenyamanan
kulit, berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan,
berkurangnya lecet karena garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusak
a. Intervensi:
- Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit.
- Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi.
- Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
b. Rasional :
25
a. Intervensi :
- Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah
diketahui.
b. Rasional :
- Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi,
- Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung
alergen
- Hindari binatang peliharaan.
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria hasil : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal,
klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
a. Intervensi
- Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit)
dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
b. Rasional :
- Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta
penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
Kriteria Hasil :
a. Intervensi :
- Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan
kelembaban yang baik.
b. Rasional:
- Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Kriteria Hasil :
a. Intervensi :
- Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas
mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
- Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
b. Rasional:
- Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata
bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
- Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
Kriteria Hasil :
a. Intervensi :
b. Rasional:
D. Evaluasi
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya hasil laporan pendahuluan sistem integumen yang saya buat dari
berbagai sumber ini dapat membantu pembaca untuk lebih mengetahui tentang sistem
integumen serta teori asuhan keperawatannya agar saat membuat asuhan keperawatan
tentang sitem integumen ini dapat dijadikan pedoman.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Integumen/iisulalabanget@blogspot.com_ Sistem Integumen.html
Sistem Integumen/Materi Anatomi Fisiologi Manusia (Sistem Integumen) _ Blog Unie
Achie Jonyo.html
Smeitzer,S.C, B.G.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:Brunner dan
suddrath.Vol 2 ed.8.jakarta:EGC
Sistem Integumen/linkedln.com
SISTEM INTEGUMEN _ KULIT _ Health & Lifestyle.html
IRMAN, A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN: CELLULITIS DI RUANG BOUGENVILLE RSUD CIAMIS
TANGGAL 12–16 JULI 2017.
Waluyo, S. J. (2012). Hubungan Antara Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(Sipenmaru) Minat Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada
Mata Kuliah Sistem Integumen Di Akademi Keperawatan Ppni Surakarta (Doctoral
dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).