Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN SISTEM INTEGUMEN

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Keperawatan Medikal Bedah 2
yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah, M.Kep

Oleh:
Laila Firda Rahmawati
(P17220191002)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENEKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Februari 2021
DAFTAR ISI
Halaman Judul

Daftar Isi...................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii

A. Definisi Sistem Integumen..............................................................................1


B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen..............................................................1
C. Patofisiologi Sistem Integumen....................................................................11
D. Pemeriksaan Penunjang Sistem Integumen..............................................16
E. Pengkajian.....................................................................................................18
F. Diagnosa .......................................................................................................19
G. Intervensi.......................................................................................................19
H. Evaluasi ........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya ciptaan-Nya.
Disini penulis sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan tugas Keperawatan Medikal
Bedah 2 yang berjudul ” Laporan Pendahuluan Sistem Integumen”
Dalam laporan pendahuluan ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang system
integumen. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam mengerjakan tugas ini. Namun tidak lepas dari semua itu,penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusuan bahasa
dan aspek lainnya dan jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu penulis mohon maaf jika
terdapat tulisan ataupun kata-kata yang salah. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik.

Malang, 21 Februari 2021

penulis
SISTEM INTEGUMEN

A. Definisi Sistem Integumen


Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana
orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm(Ferry, 2017).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Sistem integumen merupakan
sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah
dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri,
virus dan mik- roba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan
otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis)
yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari
(hypodermis atau subcutis)(Ferry, 2017).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1). Pelindung (Proteksi)

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil,
mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang
fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari(Ferry, 2017).
2).Penerima rangsang

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan
melalui ujung-ujung saraf sensasi.

3). Pengatur panas (Termoregulasi)

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika terjadi
perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian
seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

4). Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga
melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.

5).Penyimpanan.

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6). Penyerapan terbatas

Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea), merembes
melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh
lainnya.
1) Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:


a. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada
berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan
dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata,
pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis
karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam
epidermis(Smeitzer,S.C, 2002).
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1) Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak
memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak,
karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak
larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan
lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel
yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat
terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan
kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika
usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50
hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal,
timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak
lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit
pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya
penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan
turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
2) Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening(Ferry, 2017).
3) Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir
di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
4) Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa
baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah
permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus
yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah
satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas;
inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.

5) Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)


Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi
dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini
sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-
lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-
sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
Dalam jaraingan ini terdapat tipe-tipe sel epidermis di antaranya :
1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas
pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh
aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar
(menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam
sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses
cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat
diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna
coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang
dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi
oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam
melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang
diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan melanicytes
dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada
akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa,
daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak
mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum
spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari
keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada
lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk
responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.
b. Dermis (Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah
dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut,
menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit
jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di
kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan
dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan
sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan
berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti
saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa
juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita
mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di
kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar
palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan
kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut.
Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui
pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen.
Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk
jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor
usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan
memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat
dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis
kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung
95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini
terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit
kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah
sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-
putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya
alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar
sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu
banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin
mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung
rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama
pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar
palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala.
Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea
membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian
wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit
akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

c. Hipodermis/Subcutis.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh
dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur
tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan
kontur.
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang
merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari
daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya
terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.

1. Derivat Kulit
a. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki,
bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh
seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-
terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid(Smeitzer,S.C, 2002).
Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang
selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada
dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler
yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
 Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
 Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Rambut mempunyai fungsi yaitu:
 Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
 Pengatur suhu
 Pendorong penguapan keringat
 Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase rambut :
Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit
kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit
kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok
dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna
rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol
oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis
Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

b. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung
ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras,
cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk
dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan
tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku
jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0
mm(Smeitzer,S.C, 2002). LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
 Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
 Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
 Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir
matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku
dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang
dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan
batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama
kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku
terdapat sel melanosit.
Bagian-bagian kuku :
 Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
 Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
 Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
 Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk bulan
sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian
permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.

C. Patofisiologi Sistem Integumen


Peradangan pada Kulit
Radang kulit merupakan reaksi alergi berupa ruam dan juga gatal pada kulit. Namun jangan
takut karena penyakit ini tidak menular, tetapi biasanya diturunkan melalui keluarga. Sifat dari
penyakit ini berulang sehingga lebih sulit untuk disembuhkan secara total. Jika radang kulit ini
terjadi pada anak-anak, biasanya setelah dewasa akan sembuh dengan total.
Ada baiknya mengetahui penyebab radang kulit. Hal ini dimaksudkan ketika penyakit ini
datang bisa lebih mudah mencari obat untuk menyembuhkan radang kulit. Penyebab radang kulit
diantaranya karena penggunaan kosmetik yang tidak sesuai, alergi terkena bahan-bahan
perhiasan imitasi, alergi terkena kain yang bersifat kasar, alergi dengan detergen ataupun cairan
untuk mencuci lainnya, penggunaan jam tangan, alergi terhadap penggunaan ponsel bahkan
alergi terhadap makanan tertentu(Ferry, 2017).
Gejala yang ditimbulkan jika radang kulit ini hadir di kulit adalah akan timbul rasa yang
sangat gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan di kulit yang berwarna merah. Lepuhah
ini dapat pecah dan akan mengeluarkan cairan. Bila cairan ini dibiarkan akan mengering dan
akan menimbulkan kerak pada kulit.
Jika gejala radang pada kulit sudah hadir maka hindari kontak dengan alergen (bahan yang
menyebabkan alergi). Biasanya akan timbul kebingungan untuk mengingat bahan yang
menyebabkan alergi. Namun yang bisa Kita perhatikan dimana letak radang kulit yang timbul.
Jika terjadi muka, kemungkinan disebabkan pemakaian kosmetik yang tidak sesuai. Namun jika
terjadi pada pergelangan tangan tempat dimana biasanya menggunakan jam tangan,
kemungkinann karena tekananan pemakaian jam tangan tersebut.
Gejala radang yang ditemukan di daerah tempat pemakaian kosmetik bisa jadi disebabkan
karena pemakaian perhiasan tersebut. Namun jika terjadi pada tangan dan jari-jari bisa jadi
disebabkan karena penggunana deterjen ataupun penggunaan cairan untuk mencuci lainnya.
Selain itu jika rasa gatal ini timbul, hindari untuk menggaruknya. Sebaiknya gunakan krim
pelembab. Hal ini mencegah kulit mengering yang rentan menimbulkan rasa gatal. Obat anti
alergi juga bisa menyembuhkan radang kulit. Jika sudah sangat mengganggu dan untuk
menghindarkan terjadinya infeksi alangkah baiknya untuk memeriksakan kepada dokter agar
diberikan penanganan untuk menyembuhkan radang kulit dengan lebih baik(Ferry, 2017).
1. Penyakit Peradangan Pada Kulit
Penyakit dermatitis Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam
jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya
diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada
kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim).
Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai
bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang semua
mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian
tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis dermatitis
memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis
selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi,
atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi
kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua
kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan
pengerasan kulit.
Bagaimana Dermatitis Terjadi?
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus seperti itu dapat
menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam atau hanya satu
atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu tertentu. Tangan dan kaki sangat
rentan terhadap dermatitis kronis, karena tangan sering kontak dengan zat-zat asing dan kaki
berada di bagian bawah yang kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaus kaki dan
sepatu dapat mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit lainnya yang
tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa kelainan kulit kronis
yang tidak diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis menghasilkan retak dan lecet di kulit,
semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenis
penyakit dermatitis, namun dermatitis kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling
sering ditemukan.
2. Infeksi pada Kulit
Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari
segala usia. Sebagian  besar  pengobatan  infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk
menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon
terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa frekuensi yang tepat dari
penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika
menderita penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling menonjol dari
kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit untuk sebagian orang terutama wanita akan
menghasilkan kesengsaraan, penderitaan, ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain
itu,mereka menganggap cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan teknologi dan
perkembangan ilmu kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil dilepas dengan perencanaan
plastik, terapi laser, pencangkokan kulit dan lain sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada kulit
dapat menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan menyakitkan. Beberapa penyakit
radang kulit dapat menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit
pun perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
Macam-Macam Penyakit Infeksi Pada Kulit :
1. Eksim(ekzema)
Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatalterutama pada
malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak, melepuh,
berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas.
Penyebabnyakarena alergi terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun kepekaan
terhadapmakanan tertentu seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin, dllPencegahan :
Menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi.
2. Kudis (Skabies)Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela jari tangan,
di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling puting
payudara), dan permukaan depan pergelangan.Kudis mudah menular ke orang lain baik
secara langsung maupun tidak langsung(handuk, pakaian, dll).Pencegahan : kudis lebih
sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk, jadimemelihara kebersihan tubuh adalah
wajib bila ingin terhindar dari penyakit kulit ini.
3. Kurap Penyebab : jamur Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran,
bersisik, lembab, berair,dan terasa gatal. kemudian timbul bercak keputihan.Pencegahan :
jaga kebersihan kulit terutama di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.
4. Bisul (Furunkel)Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada
kulitmelalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang
kemudianmenimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul
antara lainkebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika
yangmenyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
5. Campak (Rubella)Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala,
badanterasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata. Setelah beberapa hari dari
gejalatersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa
bagiantubuh.
6. Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacteriumlepra yang
interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapatmenyerang
kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,otot, tulang, dan
testis
Tanda pasti kusta adalah:
- Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa
- Penebalan dalm saraf tepi di sertai kelainan berupa mati rasa dankelemahan pada otot
tangan, kaki, dan mata
- Pada pemeriksaan kulit BTA +
7. Lepra
Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit tersebut sudah
akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging anda, jika anda merasa telah
terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke dokter karena jika di biarkan penyakit
kulit ini dapat menjadi momok yang menakutkan.
8. Cacar air (Frambusia) Penyebab penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus bakteri
Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian, tempattidur
dan keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena Frambusia mirip
dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum. Gejala : Bintil,Frambus,Cacar Air.
9. Panu atau panau adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,penyakit
panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna
kulit si penderita.Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun
begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua. Cara pencegahan penyakit
kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan
obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat jugadiobati dengan obat-obatan
tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang
terserang Panau.
10. Infeksi Jamur Kulit dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan kerusakan
tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang
menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi, jamur kulit dengan cepat
menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.

11. Alergi pada Kulit


Jenis-jenis Alergi kulit :
a. Alergi kulit jenis Dermatitis Atopik (Eksim)
Dermatitis atopik sering terjadi pada anak-anak, walaupun pada dewasa muda juga biasa
terjadi dan bisa terus ke dalam kehidupan dewasa. Ruam dermatitis atopik terjadi di mana
seseorang terkena goresan. Pada bayi, ruam terjadi di pipi dada, dan kulit kepala. Anak yang
lebih besar dan dewasa biasanya memiliki ruam di kulit lipatan siku dan di belakang lutut,
meskipun mungkin juga terjadi pada wajah, leher, tangan, kaki dan punggung. Ruam ini
merah, sering serpih atau merembes, dan lepuh kecil atau benjolan. Sering terjadi excoriations
atau daerah alergi kulit yang rusak dari agresifitas garukan.
b. Alergi kulit jenis Urtikaria (Hives) dan Angioedema (Pembengkakan)
Urtikaria adalah sebuah ruam gatal yang dapat terjadi pada semua usia. Ruam ini muncul
sebagai akibat pengangkatan benjolan merah dari berbagai bentuk dan ukuran, dan biasanya
berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam. Pembengkakan kadang-kadang
sejalan dengan urtikaria yang biasa disebut angioedema (biasanya pembengkakan pada bibir,
mata, dan tangan dan kaki). Angioedema biasanya tidak gatal atau merah, ia cenderung untuk
membakar, menyengat atau menyebabkan sensasi kesemutan. Parah pembengkakan ini
kemampuan untuk bernapas bisa berbahaya dan bahkan mengancam jiwa.
c. Alergi kulit jenis Kontak Dermatitis
Kontak dermatitis ini disebabkan dari kontak kulit yang dapat menjadi alergi kulit
dengan zat yang menyebabkan reaksi seperti ruam. Orang bereaksi terhadap berbagai bahan
kimia, termasuk kosmetik, pewarna rambut, logam, obat topical, dan sebagainya. Contoh dari
dermatitis kontak adalah ruam dari poison ivy, yang sangat gatal dan muncul sebagai lepuh
cairan dan kerak setelah kontak dengan tanaman. Ruam dermatitis kontak ini dapat terlihat
seperti dermatitis atopik, tapi bintik merah itu biasanya terletak hanya di daerah kontak
dengan bahan kimia. Lokasi umum meliputi wajah, terutama kelopak mata, leher, tangan dan
kaki.
Dermatitis Kontak untuk logam, seperti di perhiasan resleting pada pakaian, biasanya
terjadi pada pergelangan tangan leher, tangan, telinga dan di pinggang.

D. Pemeriksaan Penunjang Sistem Integumen

1. Biopsi Kulit
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi
dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah
jaringan.
Indikasi :
 Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan
bentuk yang tidak lazim.
 Pembentukan lepuh.
2. Patch Test
Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester
khusus ( exclusive putches ).
Iindikasi :
 Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah.
 Blister yang halus, papula dan gatal-gatal yang hebat reaksi + sedang.
 Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.
Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test :
 Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan.
 Sample masing – masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester
berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi.( 20
– 30 buah).
 Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel.
 Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit.
 2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.
3. Pengerokan Kulit
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan
skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada
mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa
dengan mikroskop.
4. Pemeriksaan Cahaya Wood ( Light Wood)
Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan
menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas
pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan
hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.
5. Apus Tzanck
Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan.
Indikasi :
 Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus.
 Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa. 
E. Pengkajian
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan
anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena
hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan.
Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien(Ferry,
2017). Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi,
riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri,
obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata,
dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor
psikologik.Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan
pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada
umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah
sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian
tubuh yang lain maka predileksi regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan
diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau
satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa
dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang
tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
4. Rasa gatal
5. Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif
Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah :
1. Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat tertentu
seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau keluarganya.
Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas seluler, dimana sel
TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk memproduksi IgE, dan
IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi
menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak menurun.
2. Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi
berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
3. Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak
tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.
4. Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit
bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.
5. Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang telinga.
6. Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau
sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk kronik.

F. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti
dermatitis kontak adalah sebagai berikut :
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
7.
G. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Tujuan : Kulit klien dapat kembali normal.
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan
turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit,
berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan, berkurangnya lecet
karena garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusak
a. Intervensi:
- Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit.
- Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi.
- Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
b. Rasional :
- Dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.
- Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah
penguapan air dari kulit.
- Gunakan air hangat jangan panas.
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari
alergen

a. Intervensi :
- Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah
diketahui.
b. Rasional :
- Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi,
- Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
- Hindari binatang peliharaan.
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria hasil : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet
akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya
peningkatan rasa nyaman
a. Intervensi
- Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan
prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
b. Rasional :

- Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya
akan meningkatkan rasa kooperatif.

- Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan
kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.

Tujuan : Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.

Kriteria Hasil :

1. Mencapai tidur yang nyenyak.

2. Melaporkan gatal mereda.

3. Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.

4. Menghindari konsumsi kafein.

5. Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur..

a. Intervensi :

- Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban
yang baik.

b. Rasional:

- Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan
relaksasi.

- Menjaga agar kulit selalu lembab.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Tujuan : Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai

Kriteria Hasil :

1. Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

2. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.

3. Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.

4. Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.

5. Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.

6. Tampak tidak meprihatinkan kondisi.

7. Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk


meningkatkan penampilan

a. Intervensi :

- Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri
sendiri).

- Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.

- Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.

- Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan
kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.

- Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.

- Mendorong sosialisasi dengan orang lain.

b. Rasional:
- Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi
klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.

- Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.

- klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.

- Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu 
terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .

- Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

- Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

6. Kurang pengetahuan tentang program terapi

Tujuan : Terapi dapat dipahami dan dijalankan

Kriteria Hasil :

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3. Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.

5. Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.

a. Intervensi :

- Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.


- Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan
konsepsi/informasi.

- Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan lainnya.

- Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan.

b. Rasional:

- Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.

- Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat, kebanyakan klien
merasakan manfaat.

- Memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.

- Dengan terjaganya hygiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh kembali

H. Evaluasi

Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3. Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.


DAFTAR PUSTAKA
Ferry, X. (2017). Laporan Pendahuluan Sistem Integumen. Scribd.
https://www.scribd.com/document/348978431/Laporan-Pendahuluan-Sistem-Integumen
Smeitzer,S.C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:Brunner dan suddrath.
Sistem Integumen/iisulalabanget@blogspot.com_ Sistem Integumen.html diakses 21/2/2021
Sistem Integumen/Materi Anatomi Fisiologi Manusia (Sistem Integumen) _ Blog Unie Achie
Jonyo.html diakses 21/2/2021
Sistem Integumen/linkedln.com diakses 21/2/2021
SISTEM INTEGUMEN _ KULIT _ Health & Lifestyle.html diakses 21/2/2021

Anda mungkin juga menyukai