Oleh:
Laila Firda Rahmawati
(P17220191002)
Daftar Isi...................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya ciptaan-Nya.
Disini penulis sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan tugas Keperawatan Medikal
Bedah 2 yang berjudul ” Laporan Pendahuluan Sistem Integumen”
Dalam laporan pendahuluan ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang system
integumen. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam mengerjakan tugas ini. Namun tidak lepas dari semua itu,penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusuan bahasa
dan aspek lainnya dan jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu penulis mohon maaf jika
terdapat tulisan ataupun kata-kata yang salah. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik.
penulis
SISTEM INTEGUMEN
1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil,
mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang
fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari(Ferry, 2017).
2).Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan
melalui ujung-ujung saraf sensasi.
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika terjadi
perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian
seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga
melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5).Penyimpanan.
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea), merembes
melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh
lainnya.
1) Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
c. Hipodermis/Subcutis.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh
dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur
tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan
kontur.
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang
merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari
daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya
terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
1. Derivat Kulit
a. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki,
bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh
seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-
terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid(Smeitzer,S.C, 2002).
Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang
selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada
dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler
yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Rambut mempunyai fungsi yaitu:
Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
Pengatur suhu
Pendorong penguapan keringat
Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase rambut :
Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit
kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit
kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok
dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna
rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol
oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis
Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
b. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung
ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras,
cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk
dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan
tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku
jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0
mm(Smeitzer,S.C, 2002). LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir
matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku
dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang
dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan
batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama
kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku
terdapat sel melanosit.
Bagian-bagian kuku :
Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk bulan
sabit, sering tertutup oleh kulit.
Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian
permukaan lempeng kuku.
Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.
1. Biopsi Kulit
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi
dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah
jaringan.
Indikasi :
Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan
bentuk yang tidak lazim.
Pembentukan lepuh.
2. Patch Test
Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester
khusus ( exclusive putches ).
Iindikasi :
Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah.
Blister yang halus, papula dan gatal-gatal yang hebat reaksi + sedang.
Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.
Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test :
Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan.
Sample masing – masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester
berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi.( 20
– 30 buah).
Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel.
Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit.
2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.
3. Pengerokan Kulit
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan
skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada
mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa
dengan mikroskop.
4. Pemeriksaan Cahaya Wood ( Light Wood)
Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan
menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas
pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan
hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.
5. Apus Tzanck
Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan.
Indikasi :
Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus.
Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa.
E. Pengkajian
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan
anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena
hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan.
Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien(Ferry,
2017). Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi,
riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri,
obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata,
dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor
psikologik.Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan
pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada
umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah
sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian
tubuh yang lain maka predileksi regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan
diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau
satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa
dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang
tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
4. Rasa gatal
5. Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif
Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah :
1. Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat tertentu
seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau keluarganya.
Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas seluler, dimana sel
TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk memproduksi IgE, dan
IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi
menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak menurun.
2. Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi
berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
3. Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak
tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.
4. Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit
bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.
5. Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang telinga.
6. Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau
sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk kronik.
F. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti
dermatitis kontak adalah sebagai berikut :
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
7.
G. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Tujuan : Kulit klien dapat kembali normal.
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan
turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit,
berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan, berkurangnya lecet
karena garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusak
a. Intervensi:
- Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit.
- Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi.
- Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
b. Rasional :
- Dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.
- Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah
penguapan air dari kulit.
- Gunakan air hangat jangan panas.
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien
Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari
alergen
a. Intervensi :
- Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah
diketahui.
b. Rasional :
- Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi,
- Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
- Hindari binatang peliharaan.
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria hasil : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet
akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya
peningkatan rasa nyaman
a. Intervensi
- Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan
prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
b. Rasional :
- Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya
akan meningkatkan rasa kooperatif.
- Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan
kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik
Kriteria Hasil :
a. Intervensi :
- Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban
yang baik.
b. Rasional:
- Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan
relaksasi.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Tujuan : Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai
Kriteria Hasil :
a. Intervensi :
- Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri
sendiri).
- Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan
kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
- Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
b. Rasional:
- Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi
klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
- Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
- Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu
terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
Kriteria Hasil :
a. Intervensi :
b. Rasional:
- Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat, kebanyakan klien
merasakan manfaat.
H. Evaluasi