Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH MATERNITAS II

Di susun oleh :
PUTRI LUTFIATUL ULUM
NIM : 170103070

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 4A


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2017/2018

1. Jelaskan tentang anatomi dan fisiologi sistem integumen


1) Anatomi sistem integumen
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : epidermis (kulit ari) dermis (kulit jangat atau
korium) dan lapisan subkutan/hipodermis
a. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar .epidermis merupakan
lapisan teratas pada kulit manusia dan meliliki tebal yang berbeda-beda : 400-
600 um untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki) dan 75-150 um
untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain
sel- sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan. Selain sel-sel epitel,
epidermis juga tersusun atas lapisan :
 Melanosit,yaitu sel yang menghasilkan melanin proses melanogenesis.
Melanosit (sel pigmen) terdapat dibagian dsar epidermis.
 Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan
sumsumtubuh, yang merangsang sel Limfosit T.
 Sel Markel, yaitu sel yang berfungi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi sistem neuroendokrin difus.
 Keratinosit ,yang secara bersusun dari lapisan paling dalam.
b. Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4 kali dari lapisan epedermis
(kira-kira 0.25-2.33mm ketebalannya) tersusun ari jaringan penghubung dan
penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam
hipodermis.
c. Subkutan
Lapisan subkutan dan hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan
bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.
Jaringan ini memungkinkan mabilitas kulit,perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas tubuh. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun
merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang,pada
bagian yang mela[isi otot atau tulang mengdung anyaman serabut yang kuat.
Pada area tertentu berfungsi sebagai bantalan (penyudaradan tumit) terdapat
lapisan sel-sel lemak yang tipis.
2) Fisiologi sistem integumen
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostastis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi,
absorsi,ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoegulasi), dan
pembentukan vitamin D.
a. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai
berikut :
 Keratin melindungi kulit dari mikroba,abrasi (gesekan),panas ,dan zat
kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku,dan tersusun rapi dan
erat seperti batu bata dipermukaan kulit.
 Lipid yang dilepaskan menvegah evaporasi air dari permukaan kulit
dehidrasi selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar
tubuh melalui kulit.
 Sebum yang berminyak dari kelenjar sebesar mencegah kulit dan rambut
darikekeringan serta mengandung zat baterisid yang berfungsi bakteri
permukkan kulit.
 Pigmen malanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal,sel-sel malanosit melepaskan pigmen melanin ke sel- sel
disekitarnya.
 Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans yang mempresentasikan antigen terhadap
mikroba.
b. Fungsi absorsi
Kulit tiak bisa menyerap air,tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A,D,E dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon
dioksida. Permeabilitas kulit terhadapt oksigeb, karbondikosida dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorsi kulit dipengarhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,celah
antarsel atau malalui muara saluran kelenjar.
c. Kulit ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya,yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
d. Fungsi persepsi
Kulit mangandung ujung-ujung saraf sensorik didermis dan subkutan,
terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan .Ruffini didermis
dan subkutis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termogulasi)
Kulit berkonstruksi terhadap pengaturan suhu tubuh (termogulasi) malalui dan
cara pengeluaran keringan dan menyesuaikan aliran drah di pembuluh kapiler.
Pada saat suhu tinggi,tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta mamperlebar poembulug darah (vasodilitas) sehingga pasan akan
terbawa kaluar dari tubuh.
f. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktifkan prekusor 7 dehidrasi
kolestrol dengan sinar ultraviolet. Enzim dihati dan ginjal lalu memodifikasi
prekursor dan menghasilkan calcitrol.

2. Jelaskan tentang penyebab luka bakar


 Suhu panas , biasanya disebabkan oleh api,uap, cairan atau benda panas.
 Listrik . ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik ataupun patir.
 Seinar matahari. Kondisi disebabkan karena pajann terhadapat sinar matahati.
Beberapaa alat untuk menggelapkan warna kulit juga bisa mengakibatkan luka
bakar.
 Gesekan. Disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan kertas dan kasar
seperti jalan raya,atau karpet.
 Kimia. Biasnya disebabkan kerna bersntuhan dengan bhan kimia rumah
tangga maupun industri.
 Rasidiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi radiasi untuk penderita kanker
juga bisa mengakibatkan pada kulit.
3. Jelaskan tentang patofisiologi luka bakar
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas langsung atau
radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 440C tanpa
kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap drajat
kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang
tahan dengan konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan
intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan
tetapi protein plasma dan elektrolit.
Luka bakar juga dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh
kegagalan organ multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ multi sistem yaitu
terjadinya kerusakan kulit yang mengakibatkan peningkatan pembuluh darah kapiler,
peningkatan ekstrafasasi cairan (H2O, elektrolit dan protein), sehingga
mengakibatkan tekanan onkotik dan tekanan cairan intraseluler menurun, apabila hal
ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan hipopolemik dan hemokonsentrasi
yang mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan.

4. Jelaskan tentang rules of nine dewasa


Estimasi luas luka bakar dapat dengan cepat diperkirakan ukuran luka bakar
dengan menggunakan “Aturan Sembilan/ Rule of Nine.” Metode ini membagi luas
permukaan tubuh menjadi persentase.
Memperkirakan ukuran luka bakar pada orang dewasa

 Bagian depan dan belakang kepala dan leher setara dengan 9% dari luas
permukaan tubuh.
 Bagian depan dan belakang masing-masing lengan dan tangan setara dengan 9%
dari luas permukaan tubuh.
 Dada setara dengan 9% dan perut setara dengan 9% dari luas permukaan tubuh.
 Punggung atas setara dengan 9% luas permukaan tubuh dan punggung bawah
setara dengan 9% dari luas permukaan tubuh.
 Bagian depan dan belakang masing-masing kaki dan kaki yang setara dengan 18%
dari luas permukaan tubuh.
 Daerah selangkangan setara dengan 1% dari luas permukaan tubuh.

5. Jelaskan tentang rules of nine anak-anak


Estimasi luas luka bakar dapat dengan cepat diperkirakan ukuran luka bakar dengan
menggunakan “Aturan Sembilan/ Rule of Nine.” Metode ini membagi luas
permukaan tubuh menjadi persentase.
Memperkirakan ukuran luka bakar pada anak-anak
 Bagian depan dan belakang kepala dan leher setara dengan 21% dari luas
permukaan tubuh.
 Bagian depan dan belakang masing-masing lengan dan tangan setara dengan 10%
dari luas permukaan tubuh.
 Dada dan perut setara dengan 13% dari luas permukaan tubuh.
 Punggung adalah setara dengan 13% dari luas permukaan tubuh.
 Pantat setara dengan 5% dari luas permukaan tubuh.
 Bagian depan dan belakang masing-masing tungkai kaki dan kaki setara dengan
13,5% dari luas permukaan tubuh.
 Daerah selangkangan adalah 1% dari luas permukaan tubuh.

6. Jelaskan tentang klasifikasi luka bakar


Klasifikasi luka bakar menurut kedalaman
a. Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis superfisial, kulit kering hiperemik,
berupa eritema, tidak dijumpai pula nyeri karena ujung –ujung syaraf sensorik
teriritasi, penyembuhannya terjadi secara spontan dalam waktu 5 -10 hari
(Brunicardi et al., 2005).
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis,
berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Dijumpai pula, pembentukan
scar, dan nyeri karena ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi.
1) Derajat II Dangkal (Superficial)
 Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.

 Bila mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera ,dan luka bakar
pada mulannya tambapk seperti luka bakar derajat I .
 Bila mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar
pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat I dan mungkin
terdiagnosa sebagai derajat II superficial setelah 12-24 jam .
2) Derajat II dalam (Deep)
 Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
 Organ-organ kulit seperti folikel-folikel rambut, kelenjar keringat ,kelenjar
sabesea sebagian besar masih utuh.
 Penyembuhan terjadi lebih kama tertanggung biji epitel yang tersisa.
 Juga dijumpai pula akan tetapi permukaan luka biasanya tanpak berwarna
merah muda dan putih segera setelah terjadi cedera kerena variasi suplay darh
dermis (daerah yang berwarna putih mengindetifikasi alian darah yang sedikit
atau tidak ada sma sekali, daerah yang berwarna marah muda
mengindikasikan masih ada beberapa aliran darah).
3) Luka bakar derajat III (Full Thickness burn)
Kerusakan meliputi seluruh teal dermis dermis dan lapiasan lebih dalam,
tidak dijumpai pula, apendises kulit rusak, kulit yang terbakar berwarna putih dan
pucat. Karena kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar. Terjadi
koagulasi protein pada epidermis yang dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa
nyri dan hilang sensasi oleh karen ujung-ujung syaraf sensorik mengalami
krusakan atau kematian.
4) Luka bakar derajat IV
Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot,tendon dan tulang
dengan adanya kerusakan yang luas. Kerusakan meliputi seluruh dermis,organ-
organ klit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
mengalami kerusakan ,tidak dijumpai bila, kulit yang terbakarberwarna abu-abu
pucat, terletak lebih rendah dibandingkan kulit sekitar,terjadi koagulasi protein
pada epidermis dan dermis yang dikenal secar ,tidak dijumpai rasa nyeri dan
hilang sensori karena ujung-ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan atau
kematian.

7. Jelaskan tentang derajat luka bakar


a. Derajat 1
Terkena pada lapisan luar epidermis, kulit menjadi merah, tampak sedikit udem,
dan terasa nyeri.

b. Derajat 2
Terkena pada lapisan epidermis dan sebagian dermis, terbentuk bulla (apabila
pecah tampak kemerahan) , sedikit udem, dan terasa sangat nyeri.
c. Derajat 3
Seluruh lapisan kulit terkena, lesi tampak pucat, warna kecokelatan, dan
permukaannya lebih rendah dibandingkan kulit normalnya.

8. Jelaskan tentang tanda gejala luka bakar


Tanda gelaja luka bakar bergantung pada tipe,yakni :
 Nyeri dan eritma setempat yang biasa terjadi tanpa lepuh dalam wartu 24 jam
pertama (luka bara derahat 1)
 Menggigil,sakit kepala, edema lokal dna nausea serta vomitus (pada luka
bakar derajat satu yang lebih berat)
 Lepuhan berdinding tipis berisi caira yang muncul dalam tempo beberapa
menit sesudah cedera disertai edema ringan hingga sedang dan rasa nyeri (luka
bakar derajat 2 dengan ketebalan pasrsial-superfisal)
 Tampilan putih seperti lilin pada daerah yang rusak (lika bakar derajat2
dengan ketebalan persial dalam)
 Jaringan seperti bahan dari kulit yang berwarna putih,cekelat, atau hitam
dengan pembuluh darah yang terllihat dan mengalami trombosit akibat
destruksi elastisitas kulit (bagian dorsum tangan merupakan lokasi tanpa
disertai lepuhan (luka bakar derajat 3)
 Daerah yang menonjol dan berwarna seperti perak,yang biasa terlihat pada
tempat terkena arus listrik (luka bakar elektrik)

9. Jelaskan tentang komplikasi luka bakar


 Kehilangan fungsi (luka bakar pada wajah, tangan ,kaki dan genitalia)
 Penyumbatan total sirkulasi dalam ekstremitas (akibat edema karena luka
bakar yang melingkar)
 Obstruksi jalan nafas (luka bakar pada leher) atau ekspansi respirasi yang
terbatas (luka bakar bgaian dada ).
 Cedera paru (akibat inhalasi asap atau emboli paru).
 Sindrom gawat nafas (akibat dekompensasi jantung kiri atau infark miokard).
 Kerusakan lebih basar dari pada yang terlihat pada luka bakar permukaan
(luka bakar elektrikatau kimia ) atau kerusakan jarangan internal disepanjang
lintasan hantara arus listrik (luka bakar elektrik).
 Aritmia jantung (akibat luka bakar elektrik dan perpindahan cairan).
 Hipotenis yang terjadi sekunder karean syok atau hipovolemia.
 Luka bakar terinfeksi.
 Stroke, serangan jantung, atau emboli paru ( akibat pembentukan bekuan
darah yang terjadi karena aliran darah yang melambat)
 Syok luk bakar (akibat perpindahan cairan ke luar kompertemen vaskuler yang
mungkin menimbulkan kerisakan ginjal dan gagal ginjal.

10. Jelaskan tentang management luka bakar


Management luka bakar berdasarkan tipe luka bakar, yakni :
 Celupkan bagian yang terbakar dalam air dingin (12,8 derajat celcius) atau
melakukan komprem dingin (luka bakar ringan).
 berikan obat pereda nyeri jika diperlukan atau obar antiimflamsi.tup daerah
yang terbakar dengan preparat antimikroba dan kasa tebal yang tidak lengket
(setelah dilakukan debridemen), suntikan antitetanus jika diperlukan.
 Cegah hiposia dnegan menjada patensi jalan nafas, menilai ABC
(airway,breathing,dan circulation jalan nafas,pernafasan dan peredaran darah)
periksa inhalasi asap dengn segera untuk menyelamatkan pasien bantu
pelaksamaam intubasi endotrakea dan berikan oksigen 100% (terapi pertama
yang harus segera di lakukan untuk luka bakar yang berat dan sedang).
 Kendalikan peredaran darah.
 Tutup luka bakar partial thickness yang melebihi 30% luas permukaan tubuh
atau luka bakar full thickness yang melebihi 5% luas permukaan tubuh dengan
seprei yang steril, kering, dan bersih (karena penurunan suhu tubuh yang dratis
jangan menutp luka bakar yang lebar dengan kas yang dibasahi oleh larurtan
garam fiisologi.
 Lepaskan pakaian yang terbakar (pertama-tama basahi dengan larutan garan
fisiologi jika pakaian tersebut lengket pada kulit pasien) cincin dan barang-
barang lain yang menimbulkan konstruksi.
 Pemberian infus untuk menvegah syok hipobolemik dan mempertahankan
curah jantung (larutan Ringer laktat atau formula pengganti cairan ,mungkin
diperlukan pemasangan set infus tambahan.
 Terapi anmikroba (semua pasien kulit luka bakar yang berat)
 Hitung darah lengkap,elektroit, glukosa, kadar ureum/BUN dan kreatin
serum ,analisis gas darah arterial penentuan golongan darah dan cross-
matching ,urinaisi untuk mioglobinuria serta hemoglobinuria.
 Pantau asuppan dan larutan cairan secara katat dengan mengecek TTV (setiap
15 menit sekali), pemantauan ini mungkin bisa dilakukan dengan mensamsang
kateter urine (indwelling catheter).
 Pasnga pipa nasogastrik untuk dekompresi lambung dan menghindarai aspirasi
isi lambung.
 Lakukan irigasi luka dengan larutan normal seline sebanyak-banyaknya (luka
bakar kimia).
 Tindakan bedah yang meliputi pencakokan kulit dan pembersihan luka yang
lebih baik (luka bakar yang berat)

REFERENSI :
1. Kowalak.J.P.Wiliiam W,Brema M.2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
2. https://www.dicito.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-rule-of-nine-combutio-luka-
bakar.6381.pdf.
3. Corwin,Elizabeth,J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Refisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
4. https://www.digilib,unila,ac,id/2418/10/BABII.pdf.
5. https://www.scribd.com/document/362015376/penatalaksanaan-luka-bakar-pdf .

Anda mungkin juga menyukai