Anda di halaman 1dari 34

INTEGUMEN DEKUBITUS

1. A. LILIS FITRIANI R
KELOMPOK 1 2. AULIA RESKI NUR
3. ALFIYAH ANUGRAH
4. FITRI NUR AZZAHRA
5. MARWAH
6. NUR AZLIN ROSLIN
7. NURUL FASILA
8. RISKI AMALIA
9. SUCI AULIA RUSTAN
ANATOMI FISIOLOGI KULIT
ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Anatomi Fisiologi Kulit


Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 meter engan berat
kira-kira 16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan
vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga
sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim,
umur, jenis kelamin, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh
ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Struktur Kulit
a.Lapisan EpidermisnLapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas
beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di
telapak tangan dan kaki (Djuanda, 2003). Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Stratum
spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya
proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah.
Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya.
ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Struktur Kulit
b.Lapisan DermisLapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang
jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian
yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan,
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen,elastin dan retikulin.
ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Struktur Kulit
c.Lapisan SubkutisLapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu
dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujungujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening.
FISIOLOGI KULIT

• Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.a. Fungsi
KulitKulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup
secara umum yaitu
1) ProteksiKulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis seperti gaya gesekan, tekanan, tarikan, gangguan infeksi
luar terutama bakteri maupun jamur, zat-zat kimia yang bersifat iritan seperti lisol, karbol, asam, dan
alkali kuat lainnya, serta
adanya pigmen melanin gelap yang dapat melindungi sel dari
radiasi ultraviolet.
2) AbsorbsiKulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang
mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap
O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsi kulit dipengaruhi tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme
FISIOLOGI KULIT

3) Pengatur PanasSuhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena
adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata.
Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah.
Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler
melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit
menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
4) EkskresiKelenjar - kelenjar kulit mengeluarkan zat–zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.Sebum yang diproduksi oleh
kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit)
ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan
keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
FISIOLOGI KULIT

5) PersepsiKulit mengandung ujung–ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap
rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis,
peradaban diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh
epidermis. Serabut saraf sensorik lebihbanyak jumlahnya di daerah yang erotik.
6) Pembentukan Pigmen SelPembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit.
FISIOLOGI KULIT

7) KeratinisasiKeratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan
berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng
dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratinosit ini
menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit
melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira–kira 14-21 hari
dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
8) Pembentukan Vitamin DDengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.Tetapi
kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan
PATOFISIOLOGI DEKUBITUS

 Tekanan darah kapiler 16mmHg-33 mmHg > tekanan pada kulit


lebih dari itu > menimbulkan daerah iskemik > nekrosis jaringan
kulit
 Efek tekanan pada jaringan diatas tulang yang menonjol > iskemia
dan toksin seluler
 Trauma akibat tekanan umumnya dimulai pada jaringan yang
lebih dalam dan menyebar ke permukaan kulit.
DEFINISI DEKUBITUS

Dekubitus adalah luka pada kulit dan atau jaringan dibawahnya,


biasanya disebabkan oleh adanya penonjolan tulang, sebagai
akibat dari tekanan atau kombinasi tekanan dengan gaya geser
dan atau gesekan.
ETIOLOGI DEKBITUS

Ulkus dekubitus dapat terjadi karena di sebabkan oleh faktor internal dan
eksternal
1. Faktor eksternal (tekanan, gesekan, gaya geser dan kelembapan) dan faktor
2. Faktor internal (demam, malnutrisi, anemia, dan disfungsi endotel)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DEKUBITUS

1. Faktor Tekanan
a. Mobilitas aktivtas
Mobilitas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi
tubuh, sedangkan aktifitas adalah kemampuan untuk berpindah.
b. Penurunan persepsi sensori
Pasien dengan gangguan persepsi sensorik terdapat nyeri dan tekanan
adalah pasien yang tidak mampu merasakan kapan sensasi pada bagian
tubuh mereka meningkat, adanya tekanan yang lama, atau nyeri dan oleh
karena itu pasien tanpa kemampuan untuk merasakan bahwa terdapat nyeri
atau tekanan akan menyebabkan resiko berkembangnya dekubitus
2. Faktor Toleransi Jaringan :
a. Faktor intristik:
1. Nutrisi
Hipoalbumin, kehilangan berat badan dan malnutrisi umumnya
diidentifikasi sebagai faktor predisposisi terhadap terjadinya dekubitus,
terutama pada lansia
2. Umur / Usia
Pasien yang sudah tua memiliki resiko tinggi untuk terkena dekubitus
karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan proses penuaan
3. Tekanan arteriolar
Tekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit
terhadap tekanan sehingga dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah
mampu mengakibatkan jaringan menjadi iskemia
Adanya kelembaban dan durasi kelembaban pada kulit meningkatkan
resiko pembentukan kejadian dekubitus. Kelembaban kulit dapat berasal
dari drainase luka, perspirasi yang berlebihan, serta inkontinensia fekal
dan urine
2. Gesekan
Gaya gesek (Friction) adalah tekanan pada dua permukaan bergerak
melintasi satu dan yang lainnya seperti tekanan mekanik yang digunakan
saat kulit ditarik melintasi permukaan kasar seperti seprei atau linen
tempat tidur.
3. Pergeseran
Gaya geser adalah peningkatan tekanan yang sejajar pada kulit yang
berasal dari gaya gravitasi, yang menekan tubuh dan tahanan (gesekan)
diantara pasien dan permukaan
Faktor pencetus terjadinya dekubitus
antara lain sebagai berikut :

1. Merokok
2. Temperatur kulit
3. Penyakit
MANIFESTASI KLINIS
DEKUBITUS
1. Stadium 1 :
a. Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila
dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu
sebagai berikut: perubahan temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)
b. Perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak)
c. Perubahan sensasi (gatal atau nyeri)
d. Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai ke
yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan
warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. Stadium 2:
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya.
Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang ya
dangkal.
3. Stadium 3:
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari
jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat
seperti lubang yang dalam.
4. Stadium 4:
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekro
jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam se
saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.
Gambar Tingkatan Dekubitus
Dekubitus

1. Perubahan warna kulit


2. Nyeri pada area yang mendapatkan tekanan
3. Tanda infeksi
4. Kulit dengan luka terbuka
5. Kulit yang tidak memucat saat ditekan
6. Kulit menjadi lunak dibandingkan dengan kulit sekitarnya
PROSEDUR PEMERIKSAAN

Anamnesis
-identitas pasien -keluhan utama -riwayat
penyakit sekarang
-riwayat penyakit terdahulu
-riwayat penyakit keluarga
-pengkajian psikososial
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik diawali dengan
melakukan pemeriksaan fisik secara umum terlebih
dahulu yang kemudian difokuskan pada lokasi
terjadinya ulkus. Predileksi terjadinya ulkus adalah
lokasi-lokasi dengan penonjolan tulang yang jelas.
KLASIFIKASI ULKUS
DEKUBITUS

A. Mengklasifikasikan Ulkus Dekubitus


1) Luka Tekan Derajat I (non blanchable erythema)
2). Luka Tekan Derajat II (partial thickness skin loss)
3). Luka Tekan Derajat III (full thickness skin loss)
4). Luka Tekan Derajat IV (full thickness tissue loss)
5). Luka Tekan Unstageable (kedalaman tidak dapat ditentukan)
B. Luka tekan dengan suspek kerusakan jaringan dalam akan
tampak kulit yang masih intak berwarna berwarna keunguan atau
maroon terlokalisir. Manifestasi lainnya adalah blister yang berisi
darah akibat kerusakan jaringan lunak di dalamnya. Area ini akan
terasa nyeri, lunak dan berair, serta perubahan suhu dibandingkan
jaringan sekitarnya.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Radiologi
3) Kultur Jaringan
4) Gambaran 3 Dimensi
LANGKAH PERAWATAN
DEKUBITUS

Langkah perawatan dekubitus


A.pengkajian dan identifikasi masalah
*Prinsip perawatan dekubitus
1) Membuang jaringan mati
2) Perawatan luka yang terinfeksi
3) Perawatan luka dengan banyak eksudat
4) Perawatan luka dalam yang bersih dengan sedikit eksudat
5) Perawatan luka superfisial yang bersih dengan sedikit eksudat
B.dilakukan pengkajian/assessment pada
dekubitus
C.Melakukan pembersihan luka
D.Pemberian Balutan
Intervensi dekubitus
1.Ultrasound diatermy
2.Stimulasi listrik
3. Laser
INTERVENSI DEKBITUS
1. Ultrasound diatermynonkontak Ultrasound kilohertz telah
diijinkan oleh FDA untuk pembersihan luka dan pemeliharaan
debridemant, dan pada May 2005 hal ini telah di anjurkan untuk
penggunaan pada penyembuhan luka.
2. .Stimulasi listrik Parameter stimulasi listrik untuk
penyembuhan jaringan. Parameter Elektroda, Untuk stimulasi
listrik dalam perbaikan luka, elektroda untuk tujuan terapi
diletakan pada atau sekitar luka. Arus monofasik sebaiknya
digunakan saat stimulasi listrik dipakai untuk tujuan
penyembuhan jaringan. HPVC.Polaritas dari elektroda yang
berada diatas atau dekt dengan luka dipilih selektif sesuai dengan
tipe sel yang berpetan pada setiap tahap penyembuhan luka.serta
3. Laser menyangkut penggunaan dari laser dengan
dosis rendah dan terapi sinar untuk dapat
mempercepat penyembuhan pada luka kronik
dan akut pada manusia dan binatang.
PENCEGAHAN
DEKUBITUS
Pencegahan efek akibat tekanan,gesekan, dan renggangan
1. Mengubah posisi sesering mungkin
2. Pasien resiko tinggi: ubah posisi setiap 2-3 jam
3. Pasien resiko lebih rendah: ubah posisimya 2/3 kali/ hari
4. Posisikan punggung pasien 30°dari permukaan tempat tidur
berganti kiri, kanan dan terlentang
PENCEGAHAN
DEKUBITUS
1. Penggunaan bantal atau penyangga diantara tungkai, di bawah
punggung dan penyangga lengan
2. Mengangkat tumit dari alas tempat tidur dan menompang pasien
pada posisi miring 30° lateral
3. Pasien tidak boleh digeser atau ditarik, pasien harus diangkat
4. Penggunaan Kasur air atau Kasur udara
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai