Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun dengan diagnosis stroke hemoragik sudah dua
minggu ini dirawat dibangsal dalam sebuah rumah sakit . hasil wawancara dengan keluarga
diperoleh keterangan bahwa pasien punya riwayat hipertensi sudah lama.hasil pemeriksaan fisik
yang dilakukan perawat didapatkan tampak luka decubitus diarea bokong dengan kedalaman luka
3-4 cm, tulang terlihat jelas, luka tampak kotor, berbau dengan penuh pus. Tampak jaringan
nekrotik sekitar luka. Pasien tampak meringis kesakitan saat perawatan luka.
Pada saat diauskultasi bunyi nafas ,terdapat ronkhi dan bunyi jantung lub dub, tampak
paralisis wajah sebelah kanan, dan tubuh bagian kanan sulit digerakan . hasil pemeriksaan TTV
didapatkan nadi : 90x/mnt , TD: 170/100 mmHg , RR : 25x/mnt , suhu: 38,5C . hasil pemeriksaan
penunjangan diperoleh hb; 10 gr/dl ,leukosit;15000 mm, trombosit;175000 mm. saat ini pasien
mendapat terapi manitol , ampicillin, metronidazole, nutrisi parenteral, ranitidine, cairan RL,
terpasang NGT, saat dikaji nilai GCS;1,keluarga terus bertanya tentang kondisi pasien, saat
pemberian obat , perawat tidak melakukan informed consent dan tidak sesuai dengan waktunya.
STEP 1
KATA KUNCI
Ulkus Dekubitus berasal dari kata latin yang berarti berbaring, Ulkus dekubitus juga
disebut luka tempat tidur atau luka tekanan. Kondisi ini terjadi ketika seseorang
berbaring atau duduk terus dalam waktu lama sehingga mengembangkan luka dari
tekanan terus menerus pada bagian kulit.
Ronkhi (suara gaduh ) adalah suara yang terjadi akibat penyumbatan pada
bronkhus.
Paralisis (kelumpuhan) adalah hilangnya fungsi otot untuk satu atau banyak otot.
Kelumpuhan dapat menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di
wilayah yang terpengaruh.
Menitol adalah diuretik osmotik. Mannitol bekerja dengan cara meningkatkan jumlah
cairan yang dikeluarkan oleh ginjal dan membantu tubuh dalam mengurangi tekanan
di otak dan mata
Ampicilin adalah kelompok obat antibiotik penisilin. Obat ini berfungsi mengatasi
infeksi akibat bakteri.
Metronidazole merupakan jenis obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri
anaerob.
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.
Ranitidin adalah obat maag yang termasuk dalam golongan antihistamin, lebih
tepatnya disebut H2-antagonis. Ranitidin digunakan untuk mengurangi produksi asam
lambung.
Manfaat cairan Ringer laktat : kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf
dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan
kandungan natriumnya menentukan tekanan osmotik pada pasien.
NGT adalah singkatan dari nasogastric tube atau sering juga disebut nasogastrik,
merupakan istilah yang merujuk pada pemasangan suatu selang yang dimasukkan
melalui hidung sampai ke lambung.
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang dipakai untuk menentukan/menilai
tingkat kesadaran pasien, mulai dari sadar sepenuhnya sampai keadaan koma.
STEP 2
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksus decubitus?
2. Jelaskan anatomi fisiologi ?
3. Jelaskan patofisiologipada decubitus?
4. Jelaskan etiologi pada dekubitus?
5. Apa manifestasi yang biasa dialami penderita luka dekubiitus?
6. Jelaskan klasifikasi dekubitus?
7. Jelaskan komplikasi pada luka decubitus?
8. Bagaimana cara pencegahan pada dekubitus?
9. Jelaskan penalaksanaan medis pada bagian penyakit dekubitus?
10. Sebutkan pemeriksaan pada decubitus?
11. Kenapa pada pasien ini diberikan nutrisi parenteral ?
12. Bagaimana perawatan ulkus decubitus ?
13. Pada daerah mana saja decubitus bisa terjadi ?
STEP 3
Jawaban
1. Ulkus dekubitus adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran
darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut
mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras
lainnya dalam jangka panjang (Susan L, dkk. 2005)
5. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik sesuai dengan stadiumnya:
1.Stadium Satu
Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit
yang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut : perubahan temperatur
kulit ( lebih dingin atau lebih hangat ), perubahan konsistensi jaringan ( lebih keras atau
lunak ), perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang berkulit putih, luka
mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap,
luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. StadiumDua
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya.
Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang
dangkal.
3. StadiumTiga
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringan
subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubangyang
dalam.
4. StadiumEmpat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis
jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran
sinus juga termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.
6. Klasifikasi
Tahap 1
Eritema tidak pucatpada kulit utuh , lesi ulkus kulit yang perbesar , kulit tidak berwarna,
hangat atau keras juga dapat menjadi indicator
Tahap 2
Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis atau dermis. Ulkus superfisial dan
secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lobang yang dangkal
Tahap 3
Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan kulit meliputi jaringan subkutan yang
rusak atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah, tapi tidak melampaui fascia
yang berada dibawahnya . ulkus secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam atau
tampa merusak jaringan sekitarnya
Tahap 4
Hilangya seluruh ketebalan kulit disertai destrubsi ekstensif , nekrosis jaringan atau
kerusakan otot, tulang atau struktur penyangga (missal tendon ,kapsul, sendi)
7. KOMPLIKASI
1. Infeksi
Sering bersifat multibakterial, baik yang aerobic maupun anaerobic.
2. Keterlibatan jaringan tulang dan sendi, seperti : periostitis, osteitis, osteomielitis, arthritis
septic.
3. Septicemia
4. Anemia
5. Hipoalbuminemia
6. Hiperbilirubin
7. Kematian
8. Pencegahan decubitus :
a. Merubah posisi pasien yang tidak dapat bergerak sendiri, minimal setiap 2 jam sekali
untuk mengurangi tekanan
b. Melindungi bagian tubuh yang tulangnya menonjol dengan bahan-bahan yang lembut
(misalnya bantal, bantalan busa)
c. Mengkonsumsi makanan sehat dan zat gizi yang seimbang
d. Menjaga kebersihan kulit dan mengusahakan agar kulit tetap kering
e. Jika pasen harus menjalani tirah baring dalam waktu yang lama , biasanya
menggunakan kasur khusus, yaitu kasur yang diisi dengan air atau udara
f. Lakukan tehknik mengangkatan pasien yang memperkecil gesekan dan friksi pada kulit
g. Aarkan teknik melakukan gerakan-gerakan ROM untuk membuat pergerakan
h. Menyediakan penyangga yang nyaman dan ventilas yang baik dan tidak membatasi
gerakan
9. Penalaksanaan:
a. Perawatan luka decubitus
b. Terapi fisik dengan menggunakan pusaran air untuk menghilangkan jaringan yang mati
c. Terapi obat
d. Terapi diet, agar terjadi penyembuhan luka yang cepat, maka nutrisi harus adekuat yang
terdiri dari kalori , protein , vitamin, mineral dan air
Anatomi Fisiologi
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Ulkus
Dekubitus
Manifestasi Klinis
Komplikasi
Pemeriksaan
Penunjang
Penatalaksanaan Medis
dan Keperawatan
STEP 5
LEARNING OBJEKTIF