Anda di halaman 1dari 7

A.

Tujuan Percobaan
Mengukur kalor jenis (kalor jenis+kalor pengubah wujud) macam-macam
sayuran/buah-buahan.
B. Dasar Teori
Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan
(mengukur) kalor. Pengukuran itu dilakukan untuk mengetahui kalor jenis suatu zat.
Jika kalor jenis suatu zat sudah diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
dihitung dengan mengukur perubahan suhunya. Kalorimeter terdiri atas sebuah bejana
logam yang kalor jenisnya sudah diketahui sebelumnya. Bejana itu ditempatkan
dalam suatu wadah bejana lain dengan cara dipisahkan (tidak terdapat kemungkinan
bersinggungan secara langsung) diantara kedua bejana tadi diberi isolator yang
mencegah terjadinya pertukaran kalor dengan udara luar (Purwoko, 2007).
2.1 Gambar Kalorimeter Sederhana

(https://oktetkimiacgmail.files.wordpress.com : 2017)
Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang dinyatakan sebagai
berikut :
1. Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi
kontak maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda
setelah keseimbangan termis tercapai akan sama.
2. Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan (Wahyuni, 2010).
Jika sebuah benda melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat
tersebut selain itu juga terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan
akan berubah menjadi es. Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk
menjadi es. Dari cair menjadi padat. Begitu pula yang terjadi pada benda cair yang
menguap menjadi gas (Purwoko, 2007).
Ada beberapa hal yang terkait dengan kalor, yaitu :
1. Kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1
gram atau1 kg zat sebesar 1o
2. Kapasitas kalor, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan shununya sebesar 1o
3. Kalor lebur, menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan
massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
4. Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menjadi padat pada titik bekuya.
5. Titik lebur normal suatu zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan oleh
gaya tarik antar partikel-partikel di dalamnya.
6. Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari
wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
7. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
8. Titik didih normal dari sebuah cairan merupakan kasus di mana tekanan uap
cairan sama dengan tekanan atmosphere dipermukaan laut (Sunaryono, 2010).
Seorang ilmuwan Inggris yaitu Joseph Balck yang hidup pada 1720-1799
mengadakan pengamatan mengenai kalor. Azas Black berbunyi sebagai berikut :
“Jumlah kalor yang diterima ama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (Purwoko,
2007).
Dari situ dapat dijabarkan apabila dua buah zat yang berbeda suhunya
disentuhkan, maka zat yang suhunyalebih tinggi akan melepaskan kalor. Jumlah
kalor yang dilepaskan tersebut akan diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah.
Persamaan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain adalah :
Untuk menentukan kalor jenis suatu benda :
Q = m c ∆𝑇 . . . (2.1)
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es :
Q = m L . . . (2.2)
adalah kalor jenis bahan yang akan dicari (kal/groC). adalah kalor jenis
kalorimeter dan pengaduknya. adalah kalor jenis air. merupakan massa air, dan
berturut-turut adalh massa bahan dan massa es. adalah suhu air mula-mula. Dan
adalah suhu campuran setimbang. merupakan suhu bahan awal. dan adalah massa
kalorimeter dan massa campuran. Sedangkan adalah kalor lebur es (Purwandari,
2013).
C. Metodologi Percobaan
1. Waktu dan Tempat Percobaan
a. Waktu : Rabu, 28 Febuari 2018
b. Tempat : Lab IPA 2 FMIPA UNY
2. Alat dan Bahan
a. Kalorimeter
b. Gelas kimia
c. Pemanas/heater
d. Termometer
e. Air
f. Sayuran/buah-buahan (wortel dan pepaya)
g. Neraca analitik
3. Langkah Kerja

Memanaskan air secukupnya dalam beaker glass dengan pemanas

Mengambil sayuran atau buah-buahan secukupnya, kemudian potong kecil-kecil


atau dihaluskan (Pepaya dan wortel)

Menimbang kalorimeter kosong (mk), kemudian masukkan sayuran halus kedalam


kalorimeter dan ukur suhunya (ts), serta timbang kembali (mc)

Tuangkan air panas atau mendidih (ta) kedalam kalorimeter yang berisi sayuran
+air, aduk dan catat suhunya (tc), serta timbang kembali (mc)

Mengulangi percobaan untuk sayuran /buah-buahan yang lain


D. Data Hasil Percobaan
No Percobaan mair mk ms mc Ts Ta Tc
(gram) (gram) (gram) (gram) (0C) (0C) (0C)
1. Wortel 158,30 105,36 115,36 164,88 29 71 55
2. Pepaya 158,30 110,53 119,46 166,60 29 65 51
Massa buah/sayur = 10 gr, Vair = 50 ml
E. Analisis Perecobaan
1. Wortel
Qlepas = Qterima
ma.ca. (ta-tc) = ms.y. (tc-ts)

158,30.1 (71-55) = 10.y (55-29)

158,30.16 = 260y

2531,8=260y

2532,8
y= 260

y = 9,74 joule/g0C

2. Pepaya
Wortel
Qlepas = Qterima
ma.ca. (ta-tc) = ms.y. (tc-ts)

158,30.1 (65-51) = 10.y (51-29)

158,30.14 = 220y

2216,2=220y
2216,2
y= 220

y = 10,07 joule/g0C
F. Pembahasan
Praktikum Biofisika yang berjudul “Kalor Jenis Bahan Tumbuhan” ini
dilakukan pada hari Rabu, 28 Februari 2018 di Laboratorium IPA 2 FMIPA UNY.
Adapun tujuan dari parktikum ini yaitu untuk mengukur kalor jenis (kalor jenis+kalor
pengubah wujud) macam-macam sayuran/buah-buahan. Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu kalorimeter, gelas kimia, pemanas/heater,
termometer, air, neraca analitik, dan macam-macam buah/sayur.
Pada praktikum ini praktikan menggunakan buah pepaya dan sayur wortel.
Langkah pertama yang dilakukan praktikan yaitu menyiapkan alat dan bahan,
kemudian memanaskan air secukupnya dan menuangkannya ke dalam gelas beaker.
Langkah selanjutnya yaitu memotong kecil-kecil pepaya. Lalu, menimbang
kalorimeter kosong (mk) dan memasukkan sayuran yang telah dipotong ke dalam
kalorimeter (sebelumnya menimbang buah dengan berat 10 gram) serta mengukur
suhunya (ts) dan kemudian ditimbang kembali (ms). Langkah berikutnya yaitu
mengukur air panas sebanyak 50ml yang ada pada gelas beaker (ta) kemudian
menuangkannya kedalam kalorimeter yang telah berisi sayuran, mengaduknya dan
mencatat kembali suhunya (tc) serta menimbang kembali kalorimeter tersebut.
Kemudian mengulangi percobaan untuk wortel.
Pada praktikum ini berarti praktikan melakukan percobaan untuk mengetahui
kalor jenis dari pepaya dan wortel. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah
panas baik yang diserap maupun dilepaskan suatu benda ( Abidin, 1999). Jumlah
energi kalor yang diterima dalam suatu sistem sama dengan energi kalor yang diserap
atau biasa kita sebut dengan Q lepas sama dengan Q terima. Dalam suatu zat pasti
mempunyai kalor jenis yang berbeda. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC
atau kkal/kg ºC) ( Abidin, 1999).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan praktikan didapatkan data
sebagai berikut.

No Percobaan mair mk ms(gram) mc Ts Ta Tc (℃)


(gram) (gram) (℃) (℃)
1 Wortel 158,50 105,36 115,36 164,88 29 71 55
2 Pepaya 158,50 110,53 119,46 166,60 29 65 51
Berdasarkan data diatas dapat di cari kalor jenisnya dengan menggunakan
rumus
Qlepas = Qterima
mair . ca . (Ta – Tc ) = ms . y . (Tc – Ts)
Pada percobaan ini dapat dilihat bahwa yang melepas kalor adalah air dan
kalor yang menerima adalah bahan tersebut. Jumlah kalor yang diserap pada suatu
benda sama dengan jumlah kalor yang diterima. Hal ini berkaitan dengan asas black
dimana jumlah dari energi awal hasilnya sama dengan jumlah dari energi akhir (
Prasetyo, 1999). Sehingga pada percobaan ini yang memiliki panas jenis yang lebih
besar yaitu air. Karena panas jenis air praktis konstan meliputi jangkauan temperatur
yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah dapat diukur dengan
memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang mudah diukur, dengan
menempatkanya dalam bejana air yang massa dan temperaturnya diketahui, dan
dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir (Tipler, 1998).
Suatu benda/zat lain bahan tumbuhan/nabati akan berbeda dengan benda padat
lainnya seperti logam atau batu, dikarenakan pada benda padat logam atau batu jika
dipanaskan tidak terjadi perubahan wujud. Akan lain jika benda dari tumbuhan, jika
dicampur dengan air panas selain diperlukan untuk menaikkan suhu juga diperlukan
untuk mengubah bentuk dari tumbuhan segar menjadi tumbuhan yang layu. Pada
rumus tersebut kalor jenis air diketahui yaitu 1 Joule/g℃, sehingga untuk benda
semacam tumbuhan/nabati untuk menaikkan suhu diperlukan kalor sebesar
Q = m . y . ∆𝑇
y dimana kalor jenis + kalor pengubah bentuk (kal/ g℃)
Sehingga dengan menggunakan perhitungan rumus dengan analisis data (lihat
lampiran analisis data) tersebut dapat diperoleh kalor jenis dari wortel yaitu sebesar
9,74 kal/g℃, sedangkan pada pepaya didapatkan kalor jenis sebesar 10,07 kal/g℃.
Menurut literatur yang ada, panas jenis wortel (metode Siebel) adalah 3097 J/kg g℃
pada selang kadar air % (Peneliti BPP-Teknologi 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Pertanian IPB, 1998).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum
Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan
entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau
masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).
Sehingga pada percobaan yang praktikan lakukan ini haruslah menggunakan
kalorimeter karena suatu kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur
menggunakan kalorimeter. Serta untuk menghitung kalor jenis suatu bahan tumbuhan
diperlukan kalor jenis + kalor pengubah bentuk.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan, didapatkan kalor jenis
bahan tumbuhan wortel yaitu sebesar 9,74 kal/g℃, sedangkan pada pepaya
didapatkan kalor jenis sebesar 10,07 kal/g℃.
H. Daftar Pustaka
Abidin, Prasetyo. 1999. Jurnal Suhu dan Energi No.2 vol. 3. Jakarta.
Peneliti BPP-Teknologi 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian IPB. 1998. Jurnal
Penentuan Difusivitas Panas dan Konduktivitas Wortel (Daucus carola L) Vol 12
No 2. Bogor:IPB.
Petrucci, Ralph A. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi
keempat. Jakarta:Erlangga.
Purwandari, Endhah. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas
Jember.
Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika. Jakarta : Yudhistira.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Fisika. Jakarta : KAWAHmedia.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember :
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai