Anda di halaman 1dari 22

2012

Telaah Kurikulum Kimia

Afifa Zahra (3315106757) Mita Fadhilah (3315106735) Sukmawadi S (3315097895) PENDIDIKAN KIMIA NON REGULER 2010

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3 METODE PEMISAHAN CAMPURAN ..................................................................................................... 3 1. Metode Pemisahan Sederhana .................................................................................................. 3 2. Metode Pemisahan Kompleks ................................................................................................... 3 DASAR-DASAR METODE PEMISAHAN ................................................................................................. 4 A. 1. 2. B. 1. 2. MEMISAHKAN SUSPENSI............................................................................................................. 6 Penyaringan (Filtrasi) .............................................................................................................. 7 Pemusingan (Sentrifugasi) ...................................................................................................... 8 MEMISAHKAN ZAT PADAT DARI LARUTAN ................................................................................. 9 Penguapan ............................................................................................................................... 9 Pengkristalan (Kristalisasi) ..................................................................................................... 9

C. Memisahkan Campuran Zat Cair................................................................................................... 10 1. 2. 3. Destilasi ................................................................................................................................. 10 Destilasi Bertingkat ............................................................................................................... 12 Corong Pisah ......................................................................................................................... 12

D. Pemisahanan Campuran Zat Padat .............................................................................................. 13 1. 2. Sublimasi ............................................................................................................................... 13 Rekristalisasi.......................................................................................................................... 13

E. Kromatografi ................................................................................................................................. 14 F. PEMANFAATAN METODE PEMISAHAN ......................................................................................... 15 1. Pemurnian Garam Dapur ......................................................................................................... 15 2. Pemurnian Air Minum .............................................................................................................. 15 FUNGSI FUNGSI DARI MASING-MASING PROSES SERTA ALUR PROSES .................................... 18 BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 21 KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 22

BAB I PENDAHULUAN

Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai jenis hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Saat membuat kue ibu selalu menyaring tepung yang akan dibuat adonan sehingga tepung yang digunakan dalam adonan benar-benar tepung yang bersih dari campuran benda lain. Begitu pula dengan pak tukang yang selalu menyaring pasir yang akan digunakan sebagai bahan adukan bersama dengan semen untuk melekatkan batu bata satu dengan lainnya. Meski yang alat yang digunakan mereka berbeda, sebenarnya mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu memisahkan bahan yang mereka butuhkan dari benda lain yang tidak diinginkan. Nah, yang mereka lakukan itu disebut dengan pemisahan campuran

BAB II PEMBAHASAN
METODE PEMISAHAN CAMPURAN
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks. 1. Metode Pemisahan Sederhana Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana. 2. Metode Pemisahan Kompleks Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks. Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya. 2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar. 3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya. 4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%.
3

5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya. 6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

DASAR-DASAR METODE PEMISAHAN


Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut : 1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang. 2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipisahkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran. 3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi

menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu. 4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi. 5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa. 6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

Pemisahan campuran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, juga dalam ilmu kimia dan industry. Banyak sekali pekerjaan sehari-hari. Pekerjaan di laboratorium, maupun proses industri yang melibatkan pemisahan. Misalnya penyaringan santan, pengolahan minyak bumi, pemisahan logam dari bijih tambang, pemisahan senyawa tertenru dari bahan alam, pemisahan polutan pada pengolahan air minum, pengolahan air limbah, dan lain-lain. Pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat komponen campuran, seperti perbedaan ukuran partikel, titik didih, dan kelarutan. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Campuran adalah gabungan dua macam zat atau lebih. Campuran dapat berupa larutan, koloid atau suspensi.Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

A. MEMISAHKAN SUSPENSI
Cairan yang mengandung zat padat tak larut disebut suspense. Contohnya air sungai yang keruh, air kopi, dan campuran terigu dengan air. Jika butiran zat padat tersuspensi cukup besar, suspense akan mengalami sedimentasi (pengendapan akibat pengaruh gravitasi). Akan tetapi, sedimentasi memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak sempurna. Suatu suspense dapat dipisahkan melalui penyaringan (filtrasi) atau pemusingan (sentrifugasi).

1. Penyaringan (Filtrasi)
Pemisahan campuran dengan penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat penyusun campuran. Partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos saringan dan partikel yang lebih besar akan tertinggal pada saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk memisahkan padatan dengan cairan. Penyaringan yang dilakukan di laboratorium biasanya menggunakan kertas saring dan penyaring Buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap. Kertas saring memiliki poripori yang relatif kecil, sehingga akan menahan partikel suspensi. Contohnya menyaring suspensi kapur dalam air. Butiran-butiran kapur akan tertahan pada kertas saring, seedangkan air dapat melewatinya. Penyaringan menghasilkan residu dan filtrat. Residu yaitu zat padat yang tertahan oleh kertas saring, sedangkan filtrat yaitu zat cair yaitu zat cair yang melewati kertas saring. Dalam hal ini, kapur adalah residunya, sedangkan air adalah filtratnya. Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya Pemisahan zat-zat yang mempunyai perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan. Misalnya memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah larut dalam air sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam air, garam akan larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring pasir akan tertinggal di kertas saring, dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan filtrat.

Metode pemisahan campuran secara filtrasi dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Metode penyaringan ini juga banyak dikembangkan untuk penjernihan air (mengubah air kotor menjadi air bersih) secara sederhana.
2. Pemusingan (Sentrifugasi)

Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya sentrifugal. Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai variasi ukuran dan densitas campuran larutan. Proses sedimentasi atau pengendapan dapat dipercepat dengan pemusingan. Pemusingan cepat dapat menghasilkan gaya sentrifugal yang lebih besar daripada gaya gravitasi, sehingga partikel tersuspensi terendapkan di dasar tabung. Selanjutnya cairan dapat dipisahkan dengan cara didekantasi. Dekantasi adalah pemisahan campuran dengan cara menuang cairan secara perlahan-lahan, sehingga padatan tertinggal di dalam wadah. peralatan sentrifugasi terdiri dari : a. pengendapan sentrifugal/centrifugal settling - tubular : pemisahan liquid-liquid emulsion - disk bowl : pemisahan liquid-liquid b. filtrasi sentrifugal gaya sentrifugal digunakan untuk mendapatkan perbedaan tekanan sehingga slurry dalam filter akan mengalir ke penyaring.

pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh : kecepatan sudut () disamping faktor-faktor lain seperti pada perhitungan kecepatan sedimentasi. laju alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh kecepatan sudut (), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan cairan, viskositas dan diameter tabung centrifuge.

B. MEMISAHKAN ZAT PADAT DARI LARUTAN


Zat padat terlarut tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan atau pemusingan. Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi. 1. Penguapan Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga zat pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Contohnya pembuatan garam dari air laut. Garam dapur dibuat dari air laut melalui penguapan. Di daerah pantai disediakan ladang yang kemudian diisi dengan air laut menggunakan kincir angina. Air laut dibiarkan menguap oleh panas matahari. Garam dipanen sebelum ladang menjadi kering. 2. Pengkristalan (Kristalisasi) Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.

Pengkristalan terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Larutan yang tidak cukup pekat dapat diuapkan terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan pendinginan.

Dengan cara kristalisasi dapat diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan lainnya yang lebih kecil tidak ikut mengkristal. Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat dilakukan dengan kristalisasi. Petani garam memperoleh garam dengan jalan menguapkan air laut. Air laut dialirkan ke tambak-tambak dan dibiarkan menguap oleh sinar matahari. Air yang terkandung dalam air laut tersebut akan menguap, sehingga air laut akan semakin pekat dan setelah lewat jenuh akan terbentuk kristal garam.

C. Memisahkan Campuran Zat Cair


Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui destilasi atau destilasi bertingkat. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan corong pisah. 1. Destilasi Destilasi penyulingan adalah atau suatu

proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan suatu komponen dari apabila

campurannya

komponen lainnya tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dari air laut Ketika air laut didihkan yang menguap hanya air. Garam tidak ikut menguap karena titik didihnya jauh lebih tinggi ( t.d air= 100c; t.d garam = 1400c). Oleh karena itu, ketika uap diembunkan, maka yang diperoleh adalah air tawar. Air hasil

10

penyulingan disebut air suling atau aquades (aquadestillata). Air suling dapat dianggap sebgai air murni. Di berbagai tempat di mana air tawar sulit didapat, sepreti di Saudi Arabia, air tawar diperoleh dengan menyuling air laut. Tentu saja air yang diperoleh dengan cara ini akan jauh lebih mahal. Untuk menghemat penggunaan energi, maka proses itu dirancang sedemikian rupa sehingga energi yang terbuang sesedikit mungkin. Satu rancangan penyulingan air laut memerhatikan bahwa air laut yang masih dingin dimasukkan kedalam tangki-tangki penampung yang menyalurkannya ke pemanas. Dalam pemanas, air laut mengalami destilasi. Air menguap, sedangkan garam tertinggal. Uap air naik ke atas dan mengalami pendinginan oleh aliran air laut yang masuk dari luar. Proses pendinginan menyebabkan pengembunan sehingga dihasilkan air murni yang tidak mengandung garam lagi.

11

2. Destilasi Bertingkat Air mendidih pada suhu 100 c dan alkohol mendidih pada suhu 78 c. Campuran air alkohol dapat dipisahkan dengan destilasi bertigkat. terjadi Proses pada

penyulingan

berulang

bagian yang disebut kolom fraksional. Destilasi bertingkat dapat digunakan untuk memisahkan campuran dua jenis atau lebih cairan menguap. Contoh yang sama-sama lain penggunaan

destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi, yaitu memisahkan gas (LPG), bensin, minyak tanah, solar, oli dan parafin dari minyak mentah. 3. Corong Pisah Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan corong pisah. Misalnya

memisahkan campuran air dan minyak. Campuran airminyak dimasukkan kedalam corong pisah. Karena massa jenis air lebih besar, air akan berada d lapisan bawah, sedangkan minyak dilapisan atas. Jika keran dibuka, air akan mengalir keluar. Keran ditutup kembali setelah air keluar

12

D. Pemisahanan Campuran Zat Padat


Campuran dua jenis padatan dapat dipisahkan melalui sublimasi atau kristalisasi 1. Sublimasi

Sublimasi dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari

campurannya yang tidak menyublim. Misalnya pemisahan iodin dari campurannya dengan pasir. Ketika campuran iodin-pasir

dipanaskan, iodin akan menguap sedangkan pasir tidak. Uap iodin akan segera mengkristal ketika menemui daerah yang cukup dingin. Dengan demikian dapat diperoleh iodin murni. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

2. Rekristalisasi Cara lain untuk memisahkan campuran zat padat yaitu melalui rekristalisasi. Cara ini didasarkan pada perbedaan kelarutan dari komponen-komponen campuran dalam pelarut tertentu. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu, kelarutan bergantung pada suhu. Semakin tingggi suhu, maka semakin besar kelarutan. Kita dapat pula memilih pelarut yang lebih melarutkan salah satu komponen, sedangkan komponen lainnya sukar larut didalamnya.

13

E. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan dimana komponen-komponen yang akan dpisahkan didistribusikan antara dua fase. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Salah satu fase disebut fase stationer (Fase Tetap), dan Fase yang lainnya disebut fase mobil (Fase Bergerak). Fase stationer cenderung menahan komponen campuran, sedangkan fase mobil cenderung menghanyutkan komponen-komponen campuran. Berdasarkan perbedaan terikatnya suatu komponen campuran pada fase stationer dan perbedaan kelarutan dalam fase mobil, komponen-komponen campuran dapat dipisahkan. Komponen yang kurang larut dalam fase mobil atau yang lebih kuat terjerap (teradsorpsi) pada fase stationer yang tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut dalam fase mobil atau kurang terjerap pada fase stationer akan bergerak lebih cepat. Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk

memisahkan tinta.

14

F. PEMANFAATAN METODE PEMISAHAN


Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi lebih dari satu jenis metode. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan metode pemisahan dengan menggunakan metode pemisahan tertentu. 1. Pemurnian Garam Dapur Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah

bangunan yang datar dan lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah iodium.

2. Pemurnian Air Minum


Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar namun di daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besar-besaran. Pengolahan air bersih dari bahan baku air sungai, air danau, atau air tanah dilakukan melalui penyaringan.

Mula mula, air baku dipompakan kedalam bak prasedimentasi. Di dalam bak tersebut, lumpur dibiarkan mengendap oleh pengaruh garvitasi. Selanjutnya, air

15

dialirkan ke dalam bak saringan pasir untuk memisahkan lumpur yang lebih halus. Air bersih yang diperoleh dari saringan pasir kemudian diberi klorin sebagai disinfektan. Disinfektan berguna untuk mematikan hama. Air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam penampungan (reservoir), kemudian dapat disalurkan kepada konsumen Sistem pengbolahan air minum kemasan dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa proses yang perlu diterapkan, adapun proses yang diperlukan tergantung dari kualitas air baku antara lain
Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan

sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2 kali dari kebutuhan Proses oksidasi atau dengan kata lain penambahan oksigen kedalam air agar kadar-kadar loga berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses ini ada beberapa perlakuan yang bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem aerasi (dengan menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan katalisator bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya (dengan menggunakan clorine, kaporite, kapur dll)
Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan

menggunakan bahan kimia seperti bahan koagulan (Hipoklorite/PAC dengan rumus kimia Al2O3), juga proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate
Proses ozonisasi dilakukan diawal proses bertujuan untuk mengurangi

bacteri , virus, amuba, serta patogen yang merugikan, serta proses ini juga dapat

16

menghilangkan kadar-kadar isektisida dalam air yang mana apabila air terkontaminasi dengan insekisida dan proses ozonisasi berguna juga sebagai remove iron, manganese.
Proses filtrasi, proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran

air yang masih terkandung dalam air. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter (silica sand/quarsa, zeolite, dll)
Proses filtrasi (carbon actived), proses ini bertujuan untuk meningkatkan

kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri (sterile)dan rasa serta aroma air
Proses demineralisasi, proses ini berfungsi untuk mengurangi bahkan

menghilangkan kadar kadar logam serta mineral-mineral yang terkandung dalam air.
Proses Reverse Osmosis system , proses ini merupakan proses utama dalam

proses pemurnian air dengan hasil qualitas air non mineral. Proses ini melalui alat yang disebut Membrane semipermiable, membrane ini mempunyai lubang air 1/10000 micron dimana air yang melewati lubang tersebut sudah merupakan air bebas meniral bactery, virus dan logam-logam berat lainnya.
Proses terakhir, adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba

dan bakteri lainnya yang tujuannya air itu tidak perlu dimasak kembali, proses ini menggunakan proses ultra violet atau dengan kata lain sterilisasi dengan menggunakan penyinaran ultra violet.

17

FUNGSI FUNGSI DARI MASING-MASING PROSES SERTA ALUR PROSES


1. TANGKI PENAMPUNGAN AIR Tangki penampungan bertujuan sebagai storage atau cadangan air yang akan diproses

2. PROSES OZONISASI Proses ini dilakukan dalam tangki penampungan terakhir dari storage tank yang ada. Prosess ini bertujuan untuk menghilangkan dan mengurangi kadar bacteri, amuba, virus dan patogen-patogen yang merugikan. Proses ini juga berfungsi sebagai remove iron, manganese dan kadar insektisida, apabila air yang diproses terkontaminasi dengan bahan-bahan insektisida/pembunuh serangga. Juga proses ini dapat menambah kadar oksigen dalam air yang dapat menambah kesegaran air (fresh) dan aroma air.

3. PROSES SAND FILTER


Proses ini bertujuan untuk mengurangi polutan-polutan yang ukurannya lebih besar dari 0,5 mikron, serta menahan/ memfilter kadar-kadar logam-logam berat yang telah teroksidasi dalam proses sebelumnya.

4. PROSES GREENSAND FILTER


Proses ini mempunyai fungsi menghilangkan kadar logam berat serta zat kimia lainnya yang tidak sempat teroksidasi pada awal proses. Proses filtrasi ini menggunakan media greensand yang mempunyai fungsi mengikat/menukarkan ion (ion exchange) logam serta unsur kimia terlarut antara lain :

18

Fe 2+ ion besi Mn 2+ ion Mangan H2S Sulfida NH4 Amoniak Zn Zink

Cr Crom NO2- Nitrit NO3- Nitral Balance pH Dll

5. PROSES CARBON FILTER


Proses ini bertujuan menghilangkan aroma air yang tidak sedap serta membunuh bacteri serta mengikat racun-racun dalam air, seperti diilustrasikan dalam perut yang diare menggunakan obat norite dengan kata lain carbon powder yang kasulkan atau di cetak yang bertujuan menghilangkan bacteri serta menyera racun-racun dalam perut.

6. PROSES SOFTENING
Proses ini bertujuan melunakan air serta rasa air agar tidak kesat serta mengurangi kadar kapur dalam air

7. PROSES REVERSE OSMOSIS SYSTEM 8. PROSES STERILISASI


Proses ini mempunyai tujuan sebagai penghilang bacteri agar air steril dan aman dikonsumsi langsung tanpa ada proses pemanasan.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN


Suspensi dapat dipisahkan dengan cara filtrasi (Penyaringan) atau dengan cara sentrifuge (pemusingan). Filtrasi didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, sedangkan Sentrifuge didasarkan pada gaya sentrifuge yang lebih besar daripada gaya gravitasi. Pemisahan Larutan terlarut dapat dipisahkan dengan cara penguapan atau pengkristalan. Pada penguapan, zat terlarut dipisahkan dengan cara menguapkan larutan sehingga diperoleh kristal zat terlarut. Sedangkan Pada pengkristalan, larutan diuapkan hingga pekat, lalu diikuti dengan penurunan suhu. Memisahkan campuran zat cair dapat dipisahkan dengan cara destilasi dan ekstraksi. Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya yang mempunyai titik didih jauh lebih tinggi. Dan destilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai titik didih yang berdekatan. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan menggunakan corong pisah. Memisahkan campuran zat padat dapat dipisahkan melalui sublimasi dan rekristalisasi. Sublimasi digunakan untuk memisahkan zat yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak menyublim. Sedangkan Rekristalisasi dapat dilakukan untuk

memisahkan campuran yang mempunyai perbedaan kelarutan. Rekristalisasi banyak digunakan untuk memurnikan zat padat. Kromatografi dilakukan dengan melewatkan fase mobil yang mengandung sampel melalui fase stasioner. Pemisahan ini terjadi karena perbedaan kelarutan komponen campuran dalam fase mobil dan fase stasioner. Pengolahan air bersih dari air sungai, air danau, atau air tanah dilakukan melalui penyaringan. Sebagai penyaring digunakan bak pasir. Dan untuk menstrerilkan air minum digunakan klorin.

DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. IPA KIMIA untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga Sudjadi. 1980. Metode pemisahan. Yogyakarta: Kanisius Underwood. 1993. Analisis kimia kuantitatif. Jakarta :Erlangga

Anda mungkin juga menyukai