Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN TES MENURUT PARA AHLI

Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam
mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui
pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Adapun pengertian tes menurut beberapa
ahli adalah:

Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan
tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu.

Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas
yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan
kecakapan mereka, satu dengan yang lain.

Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang
komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.

Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Menurut Sudijono (2011: 67), tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-
perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai
mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan
nilai standar tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengevaluasi individu maupun kelompok yang mempunyai standar objektif untuk
mengamati satu atau lebih karakteristik seseorang yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.

. Pengertian

Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau
penguasaan objek ukur terhadap seperangkat materi tertentu. Menurut Sudijono (1996) tes adalah alat
atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai
alat pengukur yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta
betul-betul dapat dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu. Sedangkan menurut Norman (1976) tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang
komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan (Djaali & Pudji Mulyono, 2007).

b.Fungsi

Menurut Anas Sudijono (2001: 67) secara umum ada dua fungsi tes antara lain:

1.Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

2.Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah. Sebab melalui tes akan dapat
diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan atau dicapai.

c.Jenis Tes

Ada beberapa jenis tes yang sering digunakan dalam proses pendidikan, yaitu:

1.Tes penempatan

Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
secara efektif, karena dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Contohnya tes bakat, tes
kecerdasan dan tes minat.

2.Tes Diagnostik

Tes diagnostik dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa, menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar
tersebut. Dengan demikian jelas ada kaitan yang erat antara tes penempatan dan diagnostik. Bahkan
dapat dikatakan keduanya saling melengkapi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan
efektivitas kegiatan pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu.

3.Tes Formatif

Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha
perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran di kelas ditentukan oleh
intensitas proses belajar (proses intern) dalam diri setiap siswa sebagai subjek belajar sekaligus peserta
didik.

4.Tes Sumatif
Hasil tes sumatif berguna untuk (a) menentukan kedudukan atau rangking masing-masing siswa dalam
kelompoknya (b) menentukan dapat atau tidaknya siswa melanjutkan program pembelajaran berikutnya,
dan (c) menginformasikan kemajuan siswa untuk disampaikan kepada pihak lain seperti orang tua,
sekolah, masyarakat, dan lapangan kerja. Jika tes sumatif dilaksanakan pada setiap akhir semester, maka
setiap akhir jenjang pendidikan dilaksanakan tes akhir atau biasa disebut evaluasi belajar tahap akhir
(Djaali & Pudji Mulyono, 2007)

Pengertian Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil belajar adalah sekelompok
pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk
mengukur kemajuan belajar siswa.

B. Jenis-Jenis Tes

1. Dari segi bentuk pelaksanaannya

a. Tes Tertulis ( paper and pencil test)

Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil sebagai
instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis,
baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer.

b. Tes Lisan ( oral test)

Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid.
c. Tes Perbuatan (performance test)

Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes
perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.

2. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya

a. Tes Essay (uraian)

Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun,
mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu
pendapat dalam bahasa sendiri.

b. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini
terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;

Tes Betul-Salah (TrueFalse)

Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Tes Menjodohkan (Matching)

Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)


3. Dari segi fungsi tes di sekolah

a. Tes Formatif

Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi
peserta didik adalah :

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.

Merupakan penguatan bagi peserta didik.

Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.

b. Tes Summatif

Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik
dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.

c. Tes Penempatan

Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki
peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
d. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi
seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

C. Ciri-ciri Tes Yang Baik

Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:

Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila tes itu isinya dapat
mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan tepat

Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan dengan keterandalan.
Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan hasil yang sama.

Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari segi
perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus tetap mempertimbangkan
kerahasiaan tes.

Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan reliable.

D. Langkah-langkah Pengembangan Tes

Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang baik,yaitu:

1) Pengembangan spesifikasi tes


Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes dan ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah berorientasi kepada peserta didik,
bersifat menguraikan hasil belajar, harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja yang jelas
(kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di ukur.

b) Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk merumuskan setepat mungkin
ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk
yang efektif bagi penyusun tes.

c) Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan
materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan
dana dan kepraktisan.

d) Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat diketahui melalui uji coba atau
dapat juga diperkirakan berdasarkan berat ringannya beban penyeleaian soal tersebut

e) Merencanakan banyak soal

f) Merencanakan jadwal penerbitan soal

2) Penulisan soal

3) Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati apakah butir-butir
soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau
dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4) Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang dibuat akan
dibakukan.

5) Penganalisisan hasil uji coba.

6) Pengadministrasian soal

E. Menganalisis Tes

Menganalisis instrument (alat evaluasi) bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan
atau yang akan digunakan sudah memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, tepat mengukur
sesuatu sesuai tujuan yang telah dirumuskan. Sebuah instrument dikatakan baik jika memenuhi syarat
validitas, reliabelitas dan bersifat praktis.

1. Validitas Tes

Suatu tes dikatakan valid jika tes itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid disebut juga
sahih, terandalkan atau tepat. Tes hasil belajar yang valid, harus dapat menggambarkan hasil belajar
yang di ukur

Macam-macam validitas

1). Validitas isi (content validity)


Validitas isi sering juga disebut validitas logis atau validitas rasional. Validitas isi dapat dianalisis
dengan bantuan kisi-kisi tes dan pedoman penelaahan butir soal.

Penelaahan butir soal secara umum ditinjau dari tiga aspek yaitu:

Aspek materi

Aspek bahasa

Aspek konstruksi

2). Validitas ramalan (predictive validity)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas ramalan, apabila hasil pengukuran yang dilakukan dengan tes itu
dapat digunakan untuk meramalkan, atau tes itu mempunyai daya prediksi yang cukup kuat. Untuk
mengetahui apakah suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang memiliki validitas ramalan
dapat dilakukan dengan mengkorelasikan tes hasil belajar yang sedang diuji dengan kriterium yang ada.

) Validitas bandingan (concurent validity)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas concurrent, apabila tes tersebut mempunyai kesesuaian dengan
hasil pengukuran lain yang dilaksanakan saat itu. Misalnya, membandingkan hasil tes dari soal yang
sedang dicari validitasnya dengan hasil tes dari soal standar. Jika terdapat korelasi yang positif antara
kedua tes tersbut, berarti soal tes yang dibuat mempunyai validitas concurrent.

4).Construct validity (validitas konstruk)

Validitas konstruk artinya butir-butir soal dalam tes tersebut membangun setiap aspek berpikir seperti
yang tercantum dalam tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Penganalisisan validitas ini dapat
dilakukan dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek berpikir yang dikehendaki diungkapkan oleh
tujuan pembelajaran, yaitu melalui penelaahan butir-butir soal.

Meski terdapat beberapa jenis validitas, dalam periode terakhir validitas dianggap sebagai suatu konsep
utuh, tidak dipilah-pilah sebagai jenis validitas.

Anda mungkin juga menyukai