Anda di halaman 1dari 43

BAB I

HAKEKAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI.

Ketiga kata tersebut mempunyai hubungan yang erat, dalam arti


memiliki keterkaitan satu sama lain, namun ketiganya mempunyai
pengertian yang berbeda.

Pengukuran (measurement) dalam Pendidikan adalah


menggunakan alat ukur berupa tes maupun non tes untuk mengukur
proses dan hasil belajar. Proses pengukuran kemampuan peserta didik
dilakukan secara tidak langsung, artinya berapa skor yang diperoleh
seorang peserta didik mengenai kemampuan kognitif, afektif, maupun
psikomotorik dilakukan melalui sistem pengujian dengan mengerjakan tes
atau tugas-tugas lain.

Penilaian (assessment) dalam Pendidikan merupakan proses


pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur dan menetapkan
tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik. Informasi yang dikumpulkan
diolah menjadi data yang digunakan untuk menetapkan tingkat
pencapaian standar kompetensi yang telah ditentukan. Berdasarkan
informasi yang diolah kemudian diputuskan dalam bentuk nilai yang
bersifat kualitatif seperti baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang
sekali, atau bisa dalam bentuk lulus atau tidak lulus. Proses mengolah
data (skor) menjadi nilai ini yang disebut penilaian. Jadi, pengukuran
adalah proses yang menghasilkan skor, sedangkan penilaian adalah
proses yang menghasilkan nilai. Berdasarkan penjelasan di atas, tampak
adanya hubungan erat antara penilaian dan pengukuran. Penilaian tanpa
melalui proses pengukuran akan sangat subyektif dan sulit
dipertanggungjawabkan.
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan,
dan penetapan mutu Pendidikan terhadap berbagai komponen Pendidikan
pada setiap jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan. Begitu luasnya cakupan
evaluasi Pendidikan sehingga dengan demikian penilaian Pendidikan
merupakan bagian kecil saja dari evaluasi Pendidikan.

2. HUBUNGAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI.

Pengukuran merupakan tahap awal yang dilakukan oleh seorang


tenaga pendidik dalam proses penilaian. Sedangkan penilaian merupakan
salah satu aspek dari evaluasi Pendidikan. Evaluasi Pendidikan
merupakan penilaian terhadap keseluruhan program Pendidikan.
Sehingga dapat digambarkan Hubungan antara pengukuran, penilaian dan
evaluasi sebagai berikut :

Evaluasi
(Evaluation)
Penilaian
(Assessment Pengukuran
) (Measuremen
t)

3. TUJUAN DILAKUKANNYA PENILAIAN HASIL BELAJAR.

a. Menentukan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik dan


mengetahui status kecakapan belajar peserta didik dalam
menyerap materi yang diterima selama pendidikan.

b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta


didik serta menilai hasil belajar peserta didik sebagai akibat
kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu, yang meliputi
perubahan aspek-aspek: kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik dan mambandingkan
tingkat perkembangan peserta didik dalam penyelesaian beban
belajar yang ditetapkan.

d. Menentukan hasil pembelajaran.


e. Menentukan pencapaian kurikulum.
f. Mendorong peserta didik untuk belajar.
g. Mendorong Gadik agar memiliki kemampuan mengajar lebih baik.

4. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN.

a. Objektif.
Penilaian dilakukan secara teratur dan bertingkat dengan
menggunakan norma, metoda dan teknik alat yang baku sesuai
dengan aspek yang akan dinilai dan tujuan penilaian. Penilaian
dilaksanakan berdasarkan apa adanya dari obyek yang dinilai dan
tidak berdasarkan pada hal lain diluar yang dinilai.

b. Serasi, selaras dan seimbang.


Penilaian disesuaikan dengan bobot nilai yang diberikan
kepada aspek akademik, mental kepribadian dan kesehatan
jasmani (kesjas) sesuai dengan jenis pendidikan.

c. Kumulatif.
Penilaian dilakukan dengan memperhitungkan semua nilai
prestasi peserta didik untuk menentukan nilai akhir.

d. Transparan.
Penilaian dilaksanakan secara terbuka yaitu standar
penilaian dan nilai yang diperoleh diumumkan kepada peserta
didik.

5. CIRI-CIRI PENILAIAN.

a. Valid.
Sedapat mungkin harus menggunakan kondisi, kegiatan dan
standard yang sama dengan kondisi kegiatan dan standard yang
terdapat dalam tujuan pendidikan.

b. Reable atau handal.


Penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik akan
memperoleh hasil yang sama apabila dilakukan lebih satu kali
terhadap peserta didik yang sama dengan materi yang sama tanpa
diselingi proses pembelajaran.

c. Daya beda.
Penilaian harus dapat menggambarkan perbedaan tingkat
kemampuan atau kualitas peserta didik.
d. Komprehensif.
Penilaian yang dilakukan harus meliputi semua materi yang
mewakili seluruh kemampuan peserta didik yang akan diukur
secara lengkap sesuai dengan tujuan pendidikan.

e. Objektif.
Penyelenggaraan penilaian harus menghindari faktor
subyektivitas, peserta didik harus mempunyai peluang yang sama
dan materi penilaian yang digunakan harus memberi kesempatan
yang sama kepada peserta didik untuk mengembangkan jawaban
yang benar.

f. Efisiensi.
Mudah untuk digunakan oleh tenaga pendidik dan mudah
dipahami oleh peserta didik.
BAB II

PROSEDUR PENILAIAN

1. MENGKAJI MATERI PEMBELAJARAN.

Tahap pertama yang harus dilakukan Gadik sebagai penilai adalah


mempelajari dan mengkaji materi pembelajaran dari satu atau lebih
kompetensi dasar. Kajian materi ini dapat dilakukan melalui beberapa
referensi untuk memperoleh bahan secara komprehensif dari beragam
sumber dengan bertolak pada kompetensi yang diharapkan.

2. MEMILIH TEKNIK PENILAIAN.

Tahap kedua Gadik memilih atau menentukan teknik penilaian


sesuai dengan kebutuhan pengukuran. Secara garis besar, teknik
penilaian dapat digolongkan menjadi dua yaitu penilaian melalui tes dan
non tes. Pusdik dan sekolah serta para Gadik biasanya banyak
menggunakan teknik pertama yaitu dengan tes. Dalam menentukan
keakuratan perlu dipertimbangkan pemilihan teknik, yaitu tingkat ke-
akurat-an dan kepraktisan penyusunan dalam setiap butir soal. Pemberian
nilai dengan cara tes lebih mudah dibandingkan dengan non tes.

TEKNIK PENILAIAN

Tes Tindakan
Tes lisan Tes tulis (Praktek)

Individu Uraian Objektif Individu


kelompok kelompok

Berstruktur
Bebas Benar salah
Terbatas Pilihan ganda
Isian pendek
3. PERUMUSAN KISI – KISI.
Tahap ketiga merumuskan dan membuat matrik kisi-kisi sesuai
dengan teknik penilaian yang telah ditentukan. Kisi-kisi merupakan
deskripsi mengenai informasi dan ruang lingkup dari materi pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman untuk menulis soal atau matriks soal
menjadi tes. Pembuatan kisi-kisi memiliki tujuan untuk menentukan ruang
lingkup dalam menulis soal agar menghasilkan perangkat tes yang sesuai
dengan indikator.

4. PENULISAN BUTIR SOAL.


Tahap keempat, Gadik menulis dan membuat butir-butir soal yang
sesuai dengan kisi-kisi dan bentuk soal yang telah ditentukan. Bila Gadik
menggunakan teknik non tes, maka diperlukan untuk membuat
pedoman pengisian instrumen. Misalnya untuk observasi atau
wawancara.

5. MENGANALISA SOAL.
Dalam tahap ini, butir soal yang telah disusun Gadik, menganalisa
secara rasional; dibaca, ditelaah dan dikaji kembali butir-butir soal apakah
soal yang dibuat telah memenuhi persyaratan. Dalam menganalisa soal
perlunya melibatkan dan mendiskusikan butir soal dengan pakar atau
pembina fungsi yang berkompeten dibidang materi yang akan diujikan.

6. PERBAIKAN.
Butir soal diperbaiki sesuai dengan hasil analisa, bagian-bagian
mana yang perlu dikurangi atau ditambah kalimat atau kata-katanya
perbaikan inipun biasanya didasarkan kepada pemikiran peserta didik
untuk memahami isi dari kalimat yang diberikan, hal ini mengandung arti
bahwa kalimat yang disusun hendaknya mudah di pahami oleh para
peserta didik.
7. UJI-COBA DAN PENGGANDAAN.
Uji-coba terhadap tes/soal yang dibuat adalah untuk menentukan
apakah butir soal yang dibuat telah memenuhi kriteria yang dituntut,
sudahkah mempunyai tingkat ketetapan, ketepatan, tingkat kesukaran dan
daya pembeda yang memadai. Untuk bentuk non tes kriterianya dituntut
adalah tingkat ketepatan (validitas) dan ketetapan (reliabilitas) sehingga
diperoleh perangkat alat tes ataupun non tes yang baku (standar). Apabila
butir soal yang dibuat telah memenuhi kriteria yang dituntut, maka butir
soal digandakan untuk diujikan.

8. PELAKSANAAN TES.

Setelah diperoleh perangkat alat tes ataupun non tes yang


memenuhi persyaratan sudah barang tentu perangkat alat ini
diorganisasikan, disusun berdasarkan pada bentuk-bentuk atau model-
model soal bagi perangkat tes, dan untuk perangkat non tes.Setelah
perangkat tes maupun non tes digandakan kemudian siap untuk diujikan.

9. PEMBERIAN SKOR.

Lembar jawaban peserta didik dikumpulkan dan disusun


berdasarkan nomer induk peserta didik untuk memudahkan dalam
memasukkan skor peserta didik. Kemudian dilakukan pemberian skor
sesuai dengan kunci jawaban, sehingga diperoleh skor setiap peserta
didik. Untuk bentuk soal objektif diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah,
sedangkan skor bentuk uraian melalui pemberian nilai maksimal masing-
masing butir soal yang merupakan nilai patokan Gadik dalam memberi
nilai terhadap hasil jawaban peserta didik. Untuk menafsirkan siapa yang
lulus dan tidak lulus bergantung pada batas lulus yang dipergunakan
oleh Gadik.
BAB III

MACAM, BENTUK DAN KAIDAH PENYUSUNAN SOAL

1. MACAM TES DAN BENTUK SOAL.

a. Macam Tes.
1) Tes Lisan.
2) Tes Tulisan.
3) Tindakan (Praktek).

b. Bentuk-bentuk Soal.
1) Soal Benar Salah.
2) Soal Menjodohkan.
3) Soal Pilihan Berganda.
4) Soal Uraian.

2. KAIDAH PENULISAN SOAL.

a. Benar – Salah.

Kaidah penulisan tes objektif benar salah adalah;


1) Hindarkan pernyataan yang terlalu umum.
2) Hindarkan pernyataan negatif ganda.
3) Hindari menggunakan kata kadang-kadang.
4) Usahakan agar kalimat tidak terlalu panjang.
5) Susun pernyataan benar-salah secara acak.

Contoh Soal :
Ad.1) Hindarkan pernyataan yang terlalu umum.
B – S Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah
singkatan dari POLRI
Ad.2) Hindarkan pernyataan negatif ganda.
B – S Hal yang tidak diperlukan dalam tugas Patroli adalah
tidak memberikan pelayanan.

Ad.3) Hindari menggunakan kata kadang-kadang.


B – S Kadang-kadang Tugas Patroli dapat dilakukan oleh 2
(dua) orang.

Ad. 4) Usahakan agar kalimat tidak terlalu panjang


Contoh soal yang kurang baik
B – S Patroli lingkungan adaalh patroli yang dilakukan pada
wilayah yang terdiri dari beberapa blok, dilakukan
dengan kendaraan sepeda karena daerahnya yang
luas dan jalan yang ditempuh pada saat melakukan
patroli lingkungan sudah ditentukan terlebih dahulu
sehingga dengan mudah diadakan pengawasan
dalam memberikan bantuan terhadap petugas patroli
blok dan untuk mempercepat komunikasi.
Contoh soal yang baik
B – S Patroli lingkungan adaalh patroli yang dilakukan pada
wilayah yang terdiri dari beberapa blok.

Ad. 5) Susun pernyataan benar-salah secara acak.


Dalam menyusun pernyataan benar salah atau butir
soal benar salah agar diacak. Materi pada bab 1/ Sub bab
di awal tidak harus berada pada nomor urut awal begitu juga
dengan bab-bab/sub bab-sub bab yang lain.
b. Bentuk Tes Objektif Menjodohkan.
Kaidah dalam membuat tes objektif bentuk menjodohkan
yaitu:
1) Terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel.
2) Kelompok satu merupakan bagian yang berisi dari soal-
soal. yang harus dicari jawabannya.
3) Kelompok dua merupakan bagian yang berisi jawaban soal-
soal.
4) Jumlah jawaban lebih banyak dari pada jumlah soal.
5) Hendaknya materi yang diberikan berasal dari hal yang
sama (homogen).
6) Usahakan agar pernyataan dan jawaban mudah dimengerti.

Contoh Bentuk Tes Objektif Menjodohkan :

Pertanyaan: Jawaban:

1. Salah satu bentuk Patroli a. Patroli blok.


dilakukan dalam kota karena
b. Patroli perondaan
penduduk padat. (b)
c. Patroli lingkungan.
2. Patroli yang dilakukan di daerah
pemukiman dengan batasan d. Patroli kota.
tertentu. (a)

c. Bentuk Soal Pilihan Ganda.

Kaidah penulisan bentuk soal pilihan ganda:


1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Pengecoh harus berfungsi.
3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang
benar.
6) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
7) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.
8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
9) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua
pilihan jawaban di atas salah/benar”.
10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau
kronologis waktunya.
11) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi.
12) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata
yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya,
kadang-kadang, biasanya.
13) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
14) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
15) Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga
pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/siswa.
Contoh Soal :
Ad. 1) s/d 4),7), 8), 14)
Indikator : Menjelaskan tujuan patroli
Mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar
tidak terjadi gangguan Kamtibmas merupakan:
a. Tugas Patroli.
b. Peranan Patroli.
c Fungsi Patroli
d. Tujuan Patroli.
Ad. 5) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban
yang benar.
Patroli yang dilakukan pada wilayah perkotaan disebut :
a. Patroli Lingkungan
b. Patroli Blok
c. Patroli Kota
d. Patroli Perondaan

Ad. 6) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang


bersifat negatif ganda.
Jangan masuk jalan-jalan yang dikhususkan untuk
kendaraan lain, merupakan hal yang tidak boleh
dilakukan petugas patroli selama melakukan patroli :
a. Sepeda
b. mobil
c. Motor
d. Jalan kaki

Ad. 9) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua


pilihan jawaban di atas salah/benar”.
Penyampaian laporan oleh petugas patroli disampaikan
kepada :
a. Kasat
b. Kabag
c. Ka Unit
d. Semua benar

Ad.10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus


disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
atau kronologis waktunya.
Patroli berkendaraan roda 4 (empat) dilakukan minimal
oleh:

a. 1 orang dan 1 unit mobil


b. 3 orang dan 2 unit mobil
c. 2 orang dan 1 unit mobil
d. 4 orang dan 2 unit mobil

Ad.11) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang


terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi

KET

Daerah yang rawan

Daerah yang aman

Gambar tersebut di atas menunjukkan daerah-daerah


yang akan dilewati dalam melaksanakan patroli, apa yang
harus diketahui patugas patroli tentang wilayah tersebut
diatas :

a. Letak dan denah bangunan-bangunan


b. Sumber-sumber gangguan Kamtibmas
c. Jalan-jalan, lorong dan gang-gang
d. Karakteristik kerawanan daerah

ad.12) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau


kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya,
umumnya, kadang-kadang

Pelaksanaan tugas patroli sebaiknya/umumnya/kadang-


kadang/biasanya dilakukan minimal oleh :
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang
Cat. : Kata sebaiknya/umumnya/kadang-
kadang/biasanya pada pernyataan kalimat diatas
dihilangkan.

Ad.13) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal


sebelumnya

No. Soal sebelumnya misalnya :


(2). Salah satu bentuk patroli dilakukan dalam kota
karena penduduknya padat, dilakukan dengan
berjalan kaki serta waktu singkat, adalah jenis
patroli :
a, Lingkungan
b. Perondaan
c. Blok
d. Persambangan

No Soal berikutnya misalnya :


(9). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
pada jawaban nomor 2 diantaranya :
a. Memperhatikan apa yang harus didengar
dan dilihat.
b. Memperhatikan jalan yang harus ditempuh
c. Memperhatikan dan mengawasi keadaan
sekeliling
d. memperhatikan hal-hal penting dari
masyarakat
Ad.15) Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga
pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/siswa.
Persiapan yang harus dilakukan oleh petugas patroli
dalam melaksanakan patroli antara lain:
a. Sprinjal
b. Surat
c. Peta daerah
d. laporan

Contoh Bentuk Soal Pilihan Ganda Sebab-Akibat.

Petunjuk Soal Pilihan Ganda Sebab-Akibat:


A : Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul dan
kedua-duanya mempunyai hubungan sebab – akibat.
B : Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul ,
tetapi kedua-duanya tidak mempunyai hubungan sebab-
akibat.
C : Jika salah satu dari kedua pernyataan salah.
D : Jika kedua pernyataan salah

Ad. A) Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul


dan kedua-duanya mempunyai hubungan sebab akibat.

 Petugas patroli perlu melakukan persiapan sebelum


melakukan Patroli.

 Surat perintah Jalan harus dibawa dalam melakukan


patroli.
Ad. B) Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul ,
tetapi kedua-duanya tidak mempunyai hubungan sebab-
akibat.
 Terjadi kecelakaan lalu lintas membuat korban luka-
luka
 Petugas Patroli memberi pertolongan pertama dan
penanganan TKP.

Ad. C) Jika salah satu dari kedua pernyataan salah


 Petugas Patroli diwajibkan bertindak segera dalam
peristiwa pidana tertangkap tangan
 Jika terjadi kebakaran, petugas patroli tidak
berkewajiban mengambil tindakan.

Ad. D) Jika kedua pernyataan salah


 Pada waktu terjadi laka lantas, segera hubungi Kasat
Samapta
 Waktu memeriksa pengemudi, berdiri di sebelah
kanan jalur lalu lintas.

Contoh Bentuk Soal Pilihan Ganda Kompleks

A : Jika hanya (1), (2), dan (3) betul


B : Jika hanya (1), dan (3) betul
C : Jika hanya (2), dan (4) betul
D : Jika Jika hanya (4) betul
E : Jika semuanya benar
Ad. A. Jika hanya (1), (2), dan (3) betul
Bebarapa ketentuan tentang Patroli dengan
Kendaraan bermotor terhadap peraturan lalu lintas
(1) Taati Peraturan lalu Lintas
(2) Jangan menjadi raja jalanan
(3) Jangan menghalagi kelancaran lalin
(4) Taati perundang-undangan
A B C D E

Ad. B. Jika hanya (1), dan (3) betul


Tugas Patroli adalah :
(1) Menjamin keamanan umum masarakat
(2) Pelaksana garis depan opersional Polri
(3) Mencatat dan mengumpulkan data
(4) Pembina ketertiban bersama
A B C D E

Ad. C). Jika hanya (2), dan (4) betul


Jenis-Jenis patroli adalah :
(1) Patroli Jalan kaki
(2) Patroli Lingkungan
(3) Patroli bersepeda
(4) Patroli Kota
A B C D E

Ad. D). Jika hanya (4) betul


Perlengkapan Patroli berjalan kaki terdiri dari :
(1) Lampu
(2) Pompa
(3) Kunci-kunci
(4) Tongkat
A B C D E

Ad. E). Jika semuanya betul


Persiapan sebelum berangkat Patroli dengan kendaraan
mobil, periksalah perlengkapan mobil sbb:
(1) Bensin, Oli
(2) Roda/Ban
(3) Peralatan PPK
(4) Rem, Air Accu
A B C D E
d. Pengembangan Butir Soal Uraian.
SOAL URAIAN adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes
untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan tersebut dalam
bentuk tulisan.

Kaidah penulisan soal bentuk uraian:

1) Soal sesuai dengan indikator.

2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah


sesuai.

3) Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.

4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis


sekolah atau tingkat kelas.

5) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut


jawaban uraian.

6) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

7) Ada pedoman penskorannya.

8) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yg sejenisnya disajikan dgn


jelas dan terbaca.

9) Rumusan kalimat soal komunikatif.

10) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

11) Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan


penafsiran ganda atau salah pengertian.

12) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

13) Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat


menyinggung perasaan siswa.
Ad.1) Soal sesuai dengan indikator:
Indikator : Siswa dapat menjelaskan 2 perbedaan patroli
kendaraan Roda Dua dan Patroli kendaraan
Roda 4.
Contoh Soal kurang baik :
Jelaskan 2 persamaan antara patroli kendaraan Roda Dua
dan Patroli kendaraan Roda 4
Contoh soal yang lebih baik :
Jelaskan 2 perbedaan antara patroli kendaraan Roda Dua
dan Patroli kendaraan Roda 4.

Ad.2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah


sesuai:
Contoh soal kurang baik:
Jelaskan hal yang dilakukan dalam patroli persambangan.
Contoh soal yang lebih baik:
Jelaskan 5 hal yang dilakukan dalam patroli persambangan.

Ad. 3) Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.


Contoh soal kurang baik:

Jelaskan metode yang digunakan dalam pelaksanaan patroli


jalan kaki.
Contoh soal yang lebih baik:
Jelaskan metode yang digunakan dalam pelaksanaan patroli

Ad.4) Isi materi yg ditanyakan sesuai dgn jenjang jenis sekolah


atau tingkat kelas
Contoh soal yang kurang baik:
Jelaskan hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan route
patroli agar dapat mengatasi terjadinya kerawanan.
Contoh soal yang lebih baik:
Jelaskan hal-hal yang diperhatikan pada tempat-tempat
yang dianggap rawan.

Ad.5) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut


jawaban uraian.
Contoh soal kurang baik :
Dalam pelaksanaan patroli terdapat berapa jenis patroli ?
Contoh Contoh soal yang lebih baik:
Jelaskan tiga jenis patroli yang anda ketahui!

Ad.6) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal


Petugas patroli dalam melaksanakan patroli wajib
menyambangi, mendatangi tempat-tempat yang dianggap
rawan. Suatu hari petugas patroli dalam melaksanakan
tugas patroli dengan mendatangi tempat-tempat yang rawan
dan mencatat informasi yang dianggap penting tentang apa
yang dilihat, didengar, dialami dan disaksikan serta kegiatan
yang dilakukan dan melanjutkan tugas patroli sampai waktu
yang telah direncanakan.
Contoh soal kurang baik:
Apa tugas dari petugas patroli?
Contoh soal yang lebih baik:
Apa yang harus dilakukan oleh pertugas patroli setelah
melaksanakan tugas patroli?

Ad.7) Ada pedoman penskorannya.


Contoh soal ad.6)
Kunci Jawaban:
Yang harus dilakukan oleh pertugas patroli setelah
melaksanakan tugas patroli melaporkan tentang:
a. Posisi petugas Patroli.
b. Keadaan situasi kamtibmas sepanjang route yang
dilalui.
c. Peristiwa atau kejadian yang dijumpai dan ditangani
d. Peristiwa dan kejadian lain yang perlu mendapat
perhatian pimpinan.
Setiap item tes diberi skor atau nilai lebih dari satu (Penilaian
Polikotomi) Misalnya dengan skor 1-5.
Skor 5 Jawaban Benar dan tepat (Baik sekali)
Skor 4 Jawaban Benar dan tingkat kesalahan sangat
sedikit (Baik)
Skor 3 Jawaban Benar dan tingkat Kesalahan agak
banyak (Cukup)
Skor 2 Jawaban yang tingkat kebenaran sedikit (Kurang)
Skor 1 Jawaban yang belum benar dan tepat (Sangat
Kurang)

Ad. 8) Tabel. Gambar, grafik. Peta atau yang sejenisnya disajikan


dengan jelas terbaca

Perhatikan gambar disamping kanan.


Gambar ini memperlihatkan suatu
pendekatan kemitraan petugas patroli
lalu linta dengan anak-anak, yang
bertujuan agar anak-anak tidak merasa
takut apabila melihat polisi.
Coba kemukakan pendapat saudara tentang gambar
tersebut selain pendapat yang sudah tertulis !
Ad. 9) Rumusan Kalimat soal komunikatif

Contoh Soal kurang Baik


Petugas patroli mendatangi kotak-kotak pesan patroli.
Berikan contoh!
Contoh Soal yang baik
Petugas Patroli harus menyambangi, mendatangi dan
mengecek kotak-kotak pesan patroli yang disediakan dalam
keadaan terkunci yang ditempatkan ditempat-tempat
strategis. Berikan contoh apa yang harus dilakukan!

Ad. 10) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.


Contoh Soal yang kurang baik
Coba Kamu sebutkan satu persatu Metode yang digunakan
dalam pelaksanaan patroli!
Contoh soal yang baik
Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan dalam
melaksanakan patroli !

Ad. 11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan


penafsiran ganda atau salah pengertian
Pos berarti Kantor untuk kirim surat
Pos berarti tempat penjagaan
Contoh Soal yang kurang baik
Jelaskan apa yang kamu lakukan setelah sampai di Pos!
(dapat diartikan sampai di kantor Pos atau sampai di tempat
penjagaan)
Contoh soal yang baik
Jelaskan apa yang seharusya dilakukan petugas patroli
pada saat kembali ke tempat penjagaan (Pos) !
Ad. 12 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/Tabu
Contoh soal kurang baik :
Jelaskan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
patroli didaerah pusat perbelanjaan Sogo Senayan Jakarta
selatan
Contoh Soal yang baik
Jelaskan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
patroli kota !
Ket. Kata Sogo pada daerah tertentu adalah tabu.

Ad. 13 Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang


dapat menyinggung perasaan siswa.
Contoh soal yang tidak baik
Walaupun kamu tidak bisa mengendarai mobil bahkan tidak
punya mobil, namun sebagai calon anggota Polri tugas
umum coba jelaskan beberapa ketentuan tentang patroli
dengan kendaraan mobil terhadap peraturan lalu lintas !
Contoh soal yang baik
Jelaskan beberapa ketentuan tentang patroli dengan
kendaraan mobil terhadap peraturan lalu lintas !
BAB IV

PENYUSUNAN KISI-KISI

1. PENGERTIAN KISI-KISI.

a. Kisi-kisi atau table of specification adalah deskripsi mengenai


informasi serta ruang lingkup dari materi pelajaran yang
digunakan sebagai pedoman untuk menulis soal atau matriks soal
menjadi tes. Pembuatan kisi-kisi memiliki tujuan untuk
menentukan ruang lingkup dalam menulis soal agar
menghasilkan perangkat tes yang sesuai dengan indikator.

b. Kisi kisi dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang


ingin dicapai serta bentuk tes yang akan diberikan kepada peserta
didik. Tes dapat berbentuk tes objektif benar-salah, pilihan
ganda atau tes uraian serta non tes berupa penilaian afektif dan
psikomotorik.

c. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan


perakitan tes. Dengan adaya kisi-kisi penulisan soal menjadi
terarah, komprehensif dan representatif. Dengan pedoman kepada
kisi-kisi penyusunan soal menjadi lebih mudah dan dapat
menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes. Rambu-
rambu penyusunan soal hendaknya berpedoman kepada:

1) Sebelum membuat soal terlebih dahulu membuat kisi-kisi.


2) Kisi-kisi dapat menggambarkan representasi semua
kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang akan
dicapai.
3) Kisi-Kisi berisi materi esensial yang diajarkan dalam
mencapai indikator.
4) Dalam kisi-kisi tergambar tingkat kemampuan yang akan
diukur dan jumlah butir yang seimbang antar kemampuan
tersebut. Jika Kisi-Kisi telah mencerminkan isi esensial maka
telah memenuhi validitas isi.

5) Jika Kisi-Kisi sudah dibuat, maka langkah selanjutnya dibuat


naskah soal sesuai jumlah butir yang tertulis dalam kisi-kisi
tersebut.

2. SYARAT PENYUSUNAN KISI-KISI.

a. Dapat mewakili isi silabus atau kurikulum.


b. Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami.
c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya sesuai bentuk
soal yang ditetapkan.
d. Sesuai dengan indikator.

3. KOMPONEN KISI-KISI.
a. Jenis Pendidikan dan jenjang Pendidikan.
b. Mata pelajaran.
c. Tahun ajaran.
b. Jumlah soal.
c. Bentuk soal.
d. Standar Kompetensi.
e. Kompetensi Dasar.
f. Indikator.

4. CONTOH MATRIK KISI-KISI.

Jenis Pendidikan dan jenjang Pendidikan : Diktuk Brip


Mata pembelajaran : Patroli
Tahun ajaran : 2008
Jumlah soal : 13
Bentuk soal : Pilihan Berganda, Isian dan
Uraian
Standar Kompetensi :
Memahami dan trampil melaksanakan Patroli Kepolisian dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dasar HAM.

Aspek
JML
Kompetensi Indikator C
Dasar Butir
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Memahami - Mendefinisikan III/1 1
pengertian, pengertian Patroli
tugas, - Menjelaskan I/1 1
peranan, tujuan Patroli
bentuk dan - Menjelaskan 4
sifat Patroli. I/2,3,
Tugas Patroli
II/2,5
- Menjelaskan I/4,5 2
peranan Patroli
- Menjelaskan II/1, 4
Bentuk-bentuk 3,4,
Patroli. III/2

- Menjelaskan sifat III/4 1


Patroli.
Total 1 12 13

5. CONTOH BUTIR SOAL.

I. PILIHAN BERGANDA.

1. Mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar


tidak terjadi gangguan Kamtibmas merupakan:
a. Tugas Patroli.
b. Peranan Patroli.
c. Tujuan Patroli.
d. Fungsi Patroli

2. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum


masyarakat merupakan salah satu dari:
a. Tugas Patroli.
b. Peranan Patroli.
c. Tujuan Patroli.
d. Fungsi patroli

3. Salah satu hal yang perlu dilakukan petugas Patroli dalam


TPTK dengan memberikan perlindungan minimal pada:
a. Menerima Laporan dan Pengaduan.
b. Mengumpulkan data kejadian.
c. Memberikan Penyuluhan dan Penerangan.
d. Melakukan pembinaan hukum

4. Pemberian Perlindungan, pengayoman dan pelayanan


kepada masyarakat merupakan salah satu dari:
a. Tugas Patroli.
b. Peranan Patroli.
c. Tujuan Patroli.
d. Fungsi patroli

5. Salah satu peranan Patroli adalah:


a. Pencipta rasa aman di lingkungan masyarakat.
b. Pemelihara Keamanan dan keteriban masyarakat.
c. Pelayan dan pelindung masyarakat.
d. Pemerkarsa kegiatan sosial masyarakat
II. ISIAN.
1. Bentuk Patroli terdiri dari :
a. Perondaan.
b. ..................
c. ..................
d. ..................
e. Persambangan.
2. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas Patroli perlu
dilaporkan kepada kesatuan yang dituangkan dalam
bentuk:
a. Laporan Pelaksanaan Penugasan Patroli
b. ................................
c. ...............................
d. ...............................

3. Persiapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan


Patroli antara lain:
a. Angkutan
b. ...............................
c. ..............................
d. ..............................

4. Yang perlu dilakukan dalam persambangan antara lain:


a. Mengunjungi beberapa desa.
b. ................................
c. Pengawasan dan penerbitan perundang-undangan.
d. ................................
e. ................................
f. ................................

5. Kegiatan Patroli mempunyai tugas:


a. Memelihara dan meningkatkan ketertiban hukum
masyarakat
b. .................................
c. ................................
d. Memelihara keselamatan orang, harta benda dan
masyarakat.
e. ................................
III. URAIAN.
1. Definisikan apa pengertian daripada Patroli !
2. Jelaskan bentuk-bentuk Patroli !
3. Jelaskan sifat Patroli !

6. CAKUPAN YANG DIUKUR DALAM PENYUSUNAN KISI-KISI.


Dalam pembuatan kisi-kisi harus memenuhi kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik yang mengacu kepada teori Bloom sebagai
berikut:
a. Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah:

1) Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk


mengingat. Ditandai dengan kemampuan menyebutkan
simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode.

2) Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk


memahami tentang sesuatu hal. Ditandai dengan
kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, menginterprestasikan.

3) Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring


dan menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol
pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan
menghubungkan, memilih, mengorganisasikan,
memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan,
mengklasifikasikan, mengubah struktur.

4) Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam


meninjau suatu fakta/ objek menjadi lebih rinci. Ditandai
dengan kemampuan membandingkan, menganalisis,
menemukan, mengalokasikan, membedakan,
mengkategorikan.
5) Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan
konsep-konsep secara logis sehingga menjadi suatu pola
yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan,
menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan,
menghubungkan, mengkhusus-kan.

6) Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat


memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi, sistem
nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan
menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai
dengan kemampuan menilai, menafsirkan,
mempertimbangkan dan menentukan.

b. Aspek Afektif.

Aspek afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah


kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur
adalah:

1) Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap


kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan
perhatian

2) Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia


merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi
peraturan

3) Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan


suatu nilai, komitmen terhadap nilai

4) Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai,


memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu
nilai.

5) Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem


nilai yang dianutnya
c. Aspek Psikomotorik.

1) Gerak refleks,

2) Gerak dasar fundamen,

3) Keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi


visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis,
keterampilan perseptual yang terkoordinasi,

4) Keterampilan fisik,

5) Gerakan terampil,

6) Komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan)


meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
BAB V

PENSKORAN
PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. PENSKORAN RANAH KOGNITIF.

a. Penskoran Pilihan Berganda, B-S Dan Menjodohkan.

Menggunakan penskoran Dikotomi dimana hanya ada 1


jawaban yang benar. Jadi apabila seorang peserta didik menjawab
soal dengan betul sesuai dengan kunci jawabannya maka diberi
skor 1 dan yang menjawab soal salah tidak sesuai dengan kunci
jawabannya maka diberi nilai 0 (nol).

Jumlah benar
X 100
RUMUS :
Jumlah soal

(Jumlah benar yg diperoleh siswa : (bagi) jumlah soal yg diberikan


X (kali) seratus)

Contoh : Jumlah soal pilihan berganda : 60


Jumlah benar seorang siswa : 47

MAKA
47
X 100 = 78
60

b. Penskoran Soal Isian dan Uraian.


Setiap item tes diberi skor lebih dari satu (Penilaian
Polikotomi) Misalnya dengan skor 1-5.
Skor 5 Jawaban Benar dan tepat (Baik sekali)
Skor 4 Jawaban Benar dan tingkat kesalahan sangat sedikit
(Baik)
Skor 3 Jawaban Benar dan tingkat Kesalahan agak banyak
(Cukup)
Skor 2 Jawaban yang tingkat kebenaran sedikit (Kurang)
Skor 1 Jawaban yang belum benar dan tepat (Sangat
Kurang)

Ket : Penentuan parameter tingkat benar salahnya jawaban untuk


setiap item soal agar disesuaikan dengan konteks materi
yang dipertanyakan.
Jumlah nilai yg diperoleh
RUMUS : : X 100
Jumlah nilai maskimal

(Jumlah nilai yang diperoleh siswa : (bagi) jumlah nilai maksimal X


(kali) seratus)
Jumlah nilai yang diperoleh : didapat setelah seorang gadik
memberi nilai atau skor atas hasil jawaban siswa pada masing-
masing soal kemudian dijumlahkan.

Jumlah Nilai maksimal : Jumlah nilai tertinggi/maksimal yang


ditentukan Gadik untuk jawaban yang paling benar dan tepat, pada
setiap soal kemudian dijumlahkan.

Catatan: Apabila Seorang Gadik membuat soal isian, masing-


masing nomor isian titik-titiknya dapat bervariasi dan
penilaian/penskoran dilihat secara utuh untuk 1 (satu) butir soal
tersebut, bukan menilai masing-masing isian titik-titik pada nomor
tersebut.
Contoh : ISIAN
1. Bentuk Patroli terdiri dari :
a. Perondaan. *4

b. ..................
c. ..................
d. ..................
e. Persambangan.

2. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas Patroli perlu


dilaporkan kepada kesatuan yang dituangkan dalam
bentuk:
*5
a. Laporan Pelaksanaan Penugasan Patroli.
b. .................................................................
c. .................................................................
d. .................................................................

3. Persiapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan


Patroli antara lain:
a. Angkutan. *3
b. ..............................
c. ..............................
d. ..............................

4. Yang perlu dilakukan dalam persambangan antara lain:


a. Mengunjungi beberapa desa.
*2
b. ................................................................................
c. Pengawasan dan penerbitan perundang-undangan.
d. ................................................................................
e. ................................................................................
f. ................................................................................

5. Kegiatan Patroli mempunyai tugas: *4


a.
.........................................................................................
b. Memelihara dan meningkatkan ketertiban hukum
masyarakat.
c.
.........................................................................................
d. Memelihara keselamatan orang, harta benda dan
masyarakat.
e.
.........................................................................................

KETERANGAN : * = Nilai yang diperoleh Siswa.

CARA MENILAI UNTUK SOAL ISIAN :

NILAI DIPEROLEH
BUTIR SOAL NILAI MAX
SISWA
1 5 4
2 5 5
3 5 3
4 5 2
5 5 4

JUMLAH 25 18
]

SEHINGGA : 18
X 100 = 72
25
Contoh : URAIAN

1. Definisikan apa pengertian daripada Patroli ! *4


......................................................................
2. Jelaskan bentuk-bentuk Patroli ! *2
......................................................................
3. Jelaskan sifat Patroli ! *3
......................................................................

KETERANGAN : * = Nilai yang diperoleh Siswa.

CARA MENILAI UNTUK SOAL URAIAN :

NILAI DIPEROLEH
BUTIR SOAL NILAI MAX
SISWA
1 5 4
2 5 2
3 5 3
JUMLAH 15 9

SEHINGGA : 9
X 100 = 60
15

c. Penilaian Gabungan :

Setelah Gadik memberikan penilaian masing-masing bagian


soal (Pilihan berganda, Isian dan Uraian) maka untuk mendapatkan
nilai hasil ujian tertulis suatu mata pelajaran sebagai berikut :

Pilihan Berganda : 78
Isian : 72
Uraian : 60

MAKA
(78 + 72 + 60) : 3 = 70

Nilai hasil ujian tertulis adalah 70 (tujuh nol).


d. Penilaian Mata Pelajaran Berdasarkan Perkap No 20 Tahun
2007.

Seorang Gadik dalam memberikan penilaian akademi suatu


mata pelajaran tidak hanya berdasarkan hasil akhir ujian tertulis
tetapi perlu memperhitungkan nilai penugasan siswa. Sehingga
menurut Perkap dalam memberikan penilaian akhir suatu mata
pelajaran sebagai berikut:

Nilai ujian akhir X (kali) bobot 50


Nilai Penugasan X (kali) bobot 30

CONTOH :
Nilai ujian akhir 70 x 50 = 3500
Nilai penugasan 73 x 30 = 2190
5690

Nilai Akhir suatu


5690 : 80 = 71
Mata Pelajaran

2. PENSKORAN RANAH PSIKOMOTORIK.

a. Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan


observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan
kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar pada ranah psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta
didik ketika praktek, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi
peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
b. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung.
Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku
apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar
memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi
dalam pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas
dalam bentuk uraian mengenai tingkah laku yang tampak untuk
diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (V) pada
kolom jawaban hasil observasi.

c. Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk


mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah
dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper
and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.

1) Tes simulasi.

Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini,


jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai
untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga
peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan
dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah
menggunakan suatu alat yang sebenarnya.

2) Tes unjuk kerja (work sample).

Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini,


dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil
menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan
praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang
sebenarnya.
d. Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh
dengan observasi langsung ketika peserta didik melakukan
kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan
daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale).
Psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat ukur berupa
skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, cukup, kurang, dan
tidak baik.

e. Pengembangan instrumen observasi

Hal yang diperhatikan dalam mengembangkan butir tes


keterampilan.

1) Mengacu indikator kompetensi yang dikembangkan.

2) Mengidentifikasi langkah kerja yang diobservasi.

3) Menentukan model skala yang dipakai, yakni rating scale


atau check list.

4) Membuat rubrik/pedoman penskoran yang dilengkapi


dengan kategorisasi keberhasilan kompetensi yang
dikembangkan.

f. Contoh lembar pengamatan dan Penskoran ranah Psikomotorik.

Mata Pelajaran : PATROLI

Kompetensi Dasar : Terampil melakukan patroli jalan kaki.

Lembar penilaian psikomotorik


Tindakan Thd Situasi
Parameter

Cara Mengamati

Dan lain-lain …
Cara Berjalan
Keterampilan

Pelaporan
Nilai

NO total

Nama Siswa

1 TONI 3 4 4 3 14

2 YANTO 5 3 4 5 17

3 BUDI 3 2 3 4 12

Keterangan:
Parameter yang dinilai tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan
item kegiatan dari suatu ketrampilan yang dengan item kegiatan
tersebut, dapat mengukur dan menilai ketercapaian kompetensi
peserta didik terhadap kemampuan psikomotorik dari suatu mata
pelajaran yang telah diajarkan.

Nilai yang diperoleh siswa sebagai berikut :

1) TONI = 14
X 100 = 70
20

2) YANTO = 17 X 100 = 85
20

3) BUDI = 12 X 100 = 60
20

3. PENSKORAN RANAH AFEKTIF.

a. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,


karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.

b. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang


terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya
berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan
berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni
kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan
pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi
berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut,
sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat
terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna
bila dihadapkan kepada objek tertentu.

c. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh


responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya,
melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang
diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan
adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan
yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh
subjek dengan Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang, Sangat Kurang.

d. Beberapa petunjuk untuk menyusun Skala Likert.

1) Tentukan objek yang dituju, kemudian tetapkan variabel


yang akan diukur dengan skala tersebut.
2) Lakukan analisis variabel tersebut menjadi beberapa
subvariabel atau dimensi variabel, lalu kembangkan indikator
setiap dimensi tersebut.
3) Dari setiap indikator di atas, tentukan ruang lingkup
pernyataan sikap yang berkenaan dengan aspek kognisi,
afeksi, dan konasi terhadap objek
4) Susunlah pernyataan untuk masing-masing aspek tersebut
dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan
negatif, secara seimbang banyaknya.
e. Contoh lembar pengamatan dan Penskoran ranah Afektif.

Indikator

Kedisiplinan

Kerjasama

semangat
NO Sikap

keaktifan
Nilai
total

Nama Siswa
1 TONI 4 3 4 5 16
2 YANTO 3 3 4 5 15
3 BUDI 4 5 5 3 17

KET:

5 = BAIK SEKALI
4 = BAIK;
3 = CUKUP;
2 = KURANG;
1 = SANGAT KURANG

NILAI YANG DIPEROLEH SISWA SEBAGAI BERIKUT:

1. TONI = 16
X 100 = 80
20

2. YANTO = 15
X 100 = 75
20

3. BUDI = 17
X 100 = 85
f. Skor untuk masing masing sikap di atas dapat berupa angka. Akan
tetapi, pada tahap akhir skor tersebut dirata-ratakan dan
dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Nilai afektif diberikan
dalam bentuk huruf, oleh karena itu total skor yang telah diperoleh
harus dikonversi. Banyak cara untuk mengkonversi skor menjadi
nilai, salah satunya yang sederhana yaitu menggunakan kriteria.

NILAI KONVERSI
Nilai konversi Kualifikasi STANDAR
91 - 100 Baik sekali 5
81 - 90 baik 4
71 - 80 Cukup 3
61 - 70 kurang 2
kurang dari 61 Sangat Kurang 1

Anda mungkin juga menyukai