Anda di halaman 1dari 19

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL PERUBAHAN SOSIAL


02 6 JP (270 menit)

Pengantar
Modul perubahan sosial membahas materi tentang konsep
perubahan sosial, masalah sosial dalam masyarakat dan
penanggulangan masalah sosial.

Tujuan diberikan materi ini agar peserta pelatihan memahami


perubahan sosial.

Standar Kompetensi
Memahami konsep perubahan sosial dan masalah sosial serta
penanggulangannya.

Kompetensi Dasar

1. Memahami Perubahan Sosial.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian perubahan sosial;
b. Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan sosial;
c. Menjelaskan fungsi perubahan sosial;
d. Menjelaskan pola perubahan sosial;
e. Menjelaskan bentuk-bentuk perubahan sosial;
f. Menjelaskan dampak perubahan sosial.

2. Memahami Masalah Sosial Dalam Masyarakat.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian masalah sosial;
b. Menjelaskan klasifikasi masalah sosial dan
penyebabnya;
c. Menjelaskan beberapa masalah sosial di indonesia.

12 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Memahami Penanggulangan Masalah Sosial.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan bentuk-bentuk penanggulangan masalah
sosial;
b. Menjelaskan tugas Polri dalam penanggulangan
masalah sosial.

Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
Konsep perubahan sosial.
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian perubahan sosial;
b. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial;
c. Fungsi perubahan sosial;
d. Pola perubahan sosial;
e. Bentuk-bentuk perubahan sosial;
f. Dampak perubahan sosial.

2. Pokok bahasan:
Masalah sosial dalam masyarakat.
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian masalah sosial;
b. Klasifikasi masalah sosial dan penyebabnya;
c. Beberapa masalah sosial di Indonesia.

3. Pokok bahasan:
Penanggulangan masalah sosial.
Sub pokok bahasan:
a. Bentuk-bentuk penanggulangan masalah sosial;
b. tugas Polri dalam penanggulangan masalah sosial.

BHABINKAMTIBMAS 13
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Metode Pembelajaran
1. Metoda Ceramah
Metoda ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
perubahan sosial.
2. Metoda Tanya Jawab
Metoda ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
3. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta pelatihan
untuk membuat resume materi yang diberikan.

Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/media:
a. Flipchart;
b. Laptop;
c. LCD;
d. White board;
e. Laser point.
2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Modul Prolat Bhabinkamtibmas 2021.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan.
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan.
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.

14 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Tahap inti: 250 menit


a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang: konsep
perubahan sosial, masalah sosial dalam masyarakat, dan
penanggulangan masalah sosial.
b. Pelatih/instruktur memberi kesempatan peserta pelatihan
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan.
b. Pelatih/instruktur memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran dan merumuskan learning
point yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas.
c. Pelatih/instruktur melakukan evaluasi dan menutup
pembelajaran.

Tagihan / Tugas
Peserta pelatihan menyiapkan bahan diskusi mengenai analisa
tentang permasalahan perubahan sosial yang telah diberikan
pelatih/instruktur.

Lembar Kegiatan
----------------------------------

BHABINKAMTIBMAS 15
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
PERUBAHAN SOSIAL

1. Pengertian Perubahan Sosial


Perubahan sosial bukanlah suatu proses yang terjadi secara tiba-
tiba, di dalamnya ada banyak faktor yang terlibat secara aktif.
Terlebih lagi ketika perubahan sosial tersebut melibatkan individu
atau kelompok sosial sebagai target perubahan. Tidak ada
masyarakat yang tidak mengalami perubahan, walaupun dalam
taraf yang paling kecil sekalipun, masyarakat (di dalamnya terdiri
atas banyak individu) akan selalu berubah. Perubahan tersebut
dapat berupa perubahan yang kecil sampai pada taraf perubahan
yang sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang
besar pula bagi aktifitas dan pola pikir individu yang nantinya
mempengaruhi perubahan masyarakat.
Beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh
para ahli antara lain:
a. Emile Durkeim, perubahan sosial adalah perubahan dari
solidaritas mekanik menjadi solidarias organik.
b. Kingley Davis, Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c. William F.Ogburn, perubahan sosial adalah perubahan pada
unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun
immaterial.
d. Gillin dan Gillin, perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupu
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
e. Samuel Koenig, perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-
modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
f. Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Pengertian yang dikemukakan para ahli di atas memberikan
asumsi bersifat makro sehingga Soekanto (2000:338) mencoba
memberikan batasan bahwa perubahan sosial yaitu suatu kondisi
16 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sosial primer yang berubah dalam masyarakat yang


mengakibatkan perubahan terhadap aspek kehidupan yang lain.

2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial

Untuk mempelajari perubahan masyarakat, maka perlu diketahui


sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya perubahan itu.
Pada umumnya sebab-sebab perubahan dalam masyarakat dapat
bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri maupun sumber
yang berasal dari luar masyarakat.
Penyebab perubahan yang bersumber dari dalam masyarakat itu
sendiri antara lain:
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk.
b. Penemuan-penemuan baru.
c. Pertentangan (Conflict) masyarakat.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi.
Penyebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat
itu sendiri antara lain:
a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada
di sekitar masyarakat.
b. Peperangan.
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Di dalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan,
terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang
terjadi, faktor tersebut antara lain adalah:
a. Kontak dengan kebudayaan lain (difusi).
b. Sistem pendidikan formal yang maju.
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk
maju.
d. Toleransi.
e. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat (open stratification).
f. Penduduk yang heterogen.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu.
h. Orientasi ke masa depan.
i. Adanya nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk
memperbaiki hidupnya.
Adapun faktor-faktor yang dapat menghalangi/menghambat
terjadinya perubahan antara lain:

BHABINKAMTIBMAS 17
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.


b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan
kuat.
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi
kebudayaan.
f. Prasangka terhadap hal-hal baru (asing) atau sikap yang
tertutup.
g. Hambatan-hambatan yang besifat ideologis.
h. Adat atau kebiasaan.
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak
mungkin diperbaiki.

3. Fungsi perubahan sosial

Perubahan sosial memiliki fungsi yang luas bagi masyarakat


antara lain terjadinya proses modernisasi yang berkaitan dengan
fungsi positif dalam masyarakat sehingga dapat bekembang
hingga tahap tinggal landas (Take off) dimana masyarakat dapat
mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya. Disamping itu
munculnya stratifikasi dalam kehidupan masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan.

4. Pola perubahan sosial

a. Pola linear
Perkembangan masyarakat mengikuti pola yang pasti, sama
dan tak terelakkan. Perkembanga sosial dalam masyarakat
berkembang secara evolusioner dari struktur yang homogen
menjadi heterogen. Perubahan struktur berlangsung dengan
diikuti perubahan fungsi.
b. Pola siklus
Berpandangan bahwa masyarakat berkembang laksana roda,
dimana kebudayaan dipandang muncul, tumbuh berkembang
dan kemudian lenyap, demikian seterusnya terhadap setiap
berlaku pada semua struktur masyarakat
c. Gabungan beberapa pola
Berpandangan bahwa perkembanga masyarat tidak mutlak
hanya mengikuti satu pola saja, pada satu aspek perubahan
mengikuti pola linear dan disaat bersamaan mengikuti pola
siklus pada aspek yang lainnya.

18 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Bentuk-bentuk perubahan sosial


Perubahan sosial dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk,
yaitu:
a. Perubahan lambat dan perubahan cepat.
Perubahan sosial lambat (evolusi) yaitu perubahan dengan
rentetan faktor-faktor penyebab yang saling berhubungan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan perubahan
cepat (revolusi) yaitu perubahan yang terjadi secara cepat
mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat.
b. Perubahan kecil dan perubahan besar (berdasarkan
pengaruh).
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang
mempengaruhi unsur-unsur kehidupan masyarakat, akan
tetapi perubahan ini dianggap tidak memiliki arti yang penting
dalam struktur sosial. Perubahan yang pengaruhnya besar
adalah perubahan yang dapat mempengaruhi lembaga-
lembaga yang ada dalam masyarakat
c. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan
yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan.
Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang
memang telah direncanakan sebelumnya terutama oleh pihak
yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan.
Perubahan yang tidak dikehendaki umumnya beriringan
dengan perubahan yang dikehendaki (dampak negatif
perubahan sosial).
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan masyarakat
atau perubahan ke arah kamajuan atau kemunduran suatu
mansyarakat, bergantung pada keadaan masyarakat yang
mengalami perubahan itu sendiri. Perubahan sosial terbagi atas
dua wujud sebagai berikut:
a. Perubahan dalam arti kemajuan (progress) atau
menguntungkan
b. Perubahan dalam arti kemnunduran (regress) yaitu yang
membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi masyarakat.
Kemajuan atau kemunduran suatu masyarakat disebabkan oleh
terjadinya perubahan sosial.

6. Dampak perubahan sosial


a. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social
equilibrium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap
masyarakat. Keserasian dalam masyarakat dimaksudkan
BHABINKAMTIBMAS 19
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga


kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling
mengisi.
setiap kali terjadi gangguan terhadap keserasian (perubahan),
maka dalam masyarakat dapat terjadi penolakan maupun
penyesuaian. Apabila ketidak serasian dapat dipulihkan
kembali setelah terjadinya perubahan maka dinamakan
penyesuaian (adjusment). Bila sebaliknya maka dinamakan
ketidakpenyesuainan sosial (maladjusment) yang mungkin
mengakibatkan terjadinya anomie.
b. Disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi)
Disorganisasi atau disintegrasi dapat dirumuskan sebagai
soatu proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam
masyarakat, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan
Reorganisasai atau reintegrasi adalah suatu proses
pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi
dengan lembaga-lenbaga kemasyarakatan yang telah
mengalami perubahan.
c. Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan
budaya (cultural lag)
Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan, tidak
selalu perubahan-perubahan tersebut cepat berubah.
Biasanya unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih cepar
berubah daripada unsur-unsur kebudayaan rohaniah.
Cultural lag terjadi apabila laju pertumbuhan dari dua unsur
masyarakat atau kebudayaan (mungkin juga lebih) yang
mempunyai korelasi, tidak sebanding, sehingga unsur yang
satu tertinggal oleh unsur lainnya.

20 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT

1. Pengertian Masalah Sosial

Fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang ada


dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan masalah sosial.
Masalah fenomena sosial dalam perspektif sosiologis sering
disebut juga masalah sosial (social problems). Masalah sosial
merupakan suatu gejala fenomena sosial yang mempunyai
dimensi atau aspek kajian yang sangat luas/kompleks, dan dapat
ditinjau dari berbagai perspektif. Beberapa definisi tentang
masalah sosial (social problem) dalam pandangan para ahli antara
lain:
a. Soerjono Seokanto; fenomena sosial merupakan masalah
sosial yang berupa ketidaksesuaian antara masyarakat atau
unsur-unsur kebudayaan yang membahayakan suatu
kehidupan kelompok sosial.
b. Martin S. Weinberg; sesuatu yang bertentangan dengan nilai
sosial yang berkembang dalam masyarakat yang cukup berarti
(signifikan), sehingga masyarakat sepakat untuk membuat
suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.
c. Horton dan Leslei; masalah sosial adalah suatu kondisi yang
dirasakan banyak orang tidak menyenangkan serta
memerlukan pemecahan aksi sosial secara kolektif.
d. Robert K. Merton; masalah sosial adalah jurang perbedaan
yang cukup signifikan antara standar-standar sosial dengan
kenyataan sosial.
e. Kartini Kartono; masalah sosial adalah
1) Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau
memperkosa adat istiadat masyarakat yang mana adat
istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan
hidup bersama;
2) Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari
warga masyarakat sebagai menggangu, tidak dikehendaki,
berbahaya dan merugikan banyak orang.
Berdasarkan beragam pengertian tentang masalah sosial, maka
dapat disimpulkan bahwa masalah sosial (social problems)
merupakan fenomena sosial atau gejala sosial apabila:
a. Jika sesuatu yang dilakukan seseorang itu telah melanggar
atau tidak sesuai dengan nilai dan norma yang dijunjung tinggi
oleh kelompok tertentu.

BHABINKAMTIBMAS 21
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Jika sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah


menyebabkan terjadinya disintegrasi kehidupan dalam
kelompok.
c. Jika sesuatu yang dilakukan indivudu atau kelompok itu telah
memunculkan kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain
dalam kelompok.
Untuk dapat memahami masalah sosial, maka perlu diperhatikan
komponennya yaitu:
a. Masalah itu bertahan untuk suatu periode tertentu.
b. Dirasakan dapat menyebakan berbagai kerugian fisik atau
mental, baik pada individu maupun masyarakat.
c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar
sosial dari satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
d. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.

2. Klasifikasi Masalah Sosial dan Penyebabnya

Masalah sosial memiliki dua bentuk yaitu:


a. Disorganisasi sosial, adalah kekurangan atau kegagalan suatu
sistem sosial yang dapat membuat individu dan kelompok
yang mempunyai tujuan tidak tercapai tujuannya, hal ini terjadi
karena empat sebab:
1) Kurangnya atau hancurnya saluran kmomunikasi.
2) Konflik nilai.
3) Kepentingan yang terjadi dalam masyarakat.
4) Lemahnya proses sosialisasi.
b. Penyimpangan tingkah laku/tindakan, adalah masalah sosial
yang disebabkan oleh perilaku menyimpang yang dilakukan
masyarakat.
Penyebab masalah sosial secara umum antara lain sebagai
beriukut:
a. Faktor kultural
Faktor ini merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam komunitas atau lingkungan msyarakat. Hal ini yang
mengakibatkan perubahan sosial dapat timbul karena
perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat,
perubahan tersebut dapat berupa perubahan demografi,
geografi, sumberdaya alam (trigatra) maupun kultur dalam
masyarakat.
b. Faktor struktural
Faktor ini merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi
struktur yang telah tersusun dalam masyarakat dengan pola
22 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tertentu yang mengakibatkan pola hubungan antar kelompok


dan individu yang telah terjalin dalam masyarakat menjadi
berubah. perubahan tersebut dapat berupa perubahan pada
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya (aspek panca
gatra).
c. Faktor pembangunan
Pembangunan sebenarnya dilakukan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Namun apabila pembangunan ini tidak
sesuai dengan rencana matang yang telah tersusun maka
dapat menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat yang
merupakan target pembangunan tersebut maupun masyarakat
lainnya diluar target pembangunan tersebut.

3. Beberapa Masalah Sosial di Indonesia

Permasalahan sosial di Indonesia, seperti halnya di negara-negara


lain, cenderung meningkat jumlah maupun kompleksitasnya.
Masalah-masalah sosial yang selama ini kita kenal seperti
kejahatan, kemiskinan, kenakalan remaja, anak jalanan, prostitusi,
narkoba, korupsi dan lain sebagainya dalam bentuk masalah-
masalah sosial konvensional, kini masalah-masalah sosial baru
banyak bermunculan terutama karena proses perubahan dan
perkembangan masyarakat serta teknologi informasi.
Menurut Soetarso (2007), akar masalah sosial di Indonesia saling
berkaitan antara beberapa faktor berikut ini:
a. Jumlah penduduk yang besar.
b. Besarnya jumlah penduduk yang miskin.
c. Tingkat pendidikan dan kesehatan sebagain penduduk masih
rendah.
d. Kesenjangan yang lebar antara:
1) Pemerintah dan masyarakat;
2) Pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial;
3) Pembangunan kota dan pembangunan desa;
4) Pembangunan di pulau jawa dan di luar pulau jawa;
5) Penduduk kaya dan penduduk miskin;
6) Retorika dan fakta.
e. Pembangunan nasional yang sentralistik di masa orde baru.
f. Fundamen ekonomi dan moneter yang lemah.
g. Kerusakan lingkungan hidup yang parah, termasuk rusaknya
sebagian hutan.
h. Kerawanan terhadap bencana, baik karena peristiwa alam,
akibat perilaku manusia ataupun kombinasi keduanya.
BHABINKAMTIBMAS 23
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

i. Kerusakan moral bangsa.


j. Ketiadaan supremasi hukum.
k. Lemahnya penegakan HAM.
l. Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme.
m. Rendahnya kemampuan bangsa secara keseluruhan.
Beberapa masalah sosial yang dihadapi bangsa Indonesia yang
cukup menonjol sebagai berikut:
a. Kemiskinan.
b. Pengangguran.
c. Kejahatan/kriminalitas.
d. Kenakalan anak dan remaja.
e. Penyalahgunaan narkoba.
f. Prostitusi, pornografi dan pornoaksi.
g. Perjudian.
h. Perkosaan.
i. Gangguan kejiwaan.
j. Bencana alam.
k. Konflik sosial.
l. kekerasan terhadap anak dan perempuan.
m. Disorganisasi keluarga.
n. Menurunnya solidaritas sosial.
o. Korupsi.
p. Kerusuhan sosial.
q. Terorisme.
r. SARA, dll.

24 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 3
PENANGGULANGAN MASALAH SOSIAL

1. Bentuk-bentuk Penanggulangan Masalah Sosial


Secara garis besar, penanggulangan permasalahan sosial dapat
dikategorikan berdasarkan sifat dan prosesnya. Berdasarkan
sifatnya penanggulangan masalah sosial dibagi atas
penanggulangan bersifat represif (memaksakan mengembalikan
ke keadaan semula melalui mekanisme hukum yang ada) dan
preemtif (mencari solusi terbaik dalam penanggulangan masalah
sosial). Berdasarkan prosesnya, penanggulangan masalah sosial
dapat berupa persuatif (tanpa paksaan/kekerasan), koersif
(dengan paksaan), compultion (mengubah sikap) dan pervation
(berulang-ulang).
a. Penanggulangan masalah sosial melalui pemberdayaan
Pemberdayaan mengesankan arti tangguh atau kuat.
Penggulangan masalah yang berbasiskan pemberdayaan
adalah pertolongan yang diungkapkan dalam simbol-simbol
yang mengkomunikasikan kekuatan yang tangguh untuk
mengubah hal-hal yang terkandung dalam diri dan orang lain
yang kita anggap penting serta masyarakat sekitar.
Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan.
Pertama, proses permberdayaan yang menekankan pada
proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
atau masyarakat lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan
kedua, lebih menekankan pada proses menstimulasi,
mendorong atau memotivasi agar individu atau masyarakat
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
pilihannya melalui proses dialog.
Pemecahan masalah secara tradisional dan pemberadayaan
(sumber: Dubois and Miley, 1996 : social work an empowering
profesion
PEMECAHAN MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
MELALUI PROSES
SECARA TRADISIONAL
PEMBERDAYAAN

Penjajagan (engagement) DIALOG

Identifikasi masalah - Persiapan kerjasama

- Pembentukan kemitraan

- Artikulasi tantangan

BHABINKAMTIBMAS 25
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

- Identifikasi sumber
kekuatan

- Penentuan arah

PENEMUAN
- Pemahaman sistem
sumber

- Analisis kapasitas sumber


Assesment
- Menyusun kerangka
Analisis pemecahan masalah
Perumusan tujuan dan
rencana
PENGEMBANGAN

- Mengaktifkan sumber

- Memperluas kesempatan
mengakui keberhasilan

- Mengintegrasikan
kemajuan
Pelaksanaan evaluasi

Penanggulangan masalah sosial berbasis pemberdayaan


masyarakat di atas berdasarkan pada prinsip bekerja bersama
dimana peran dan tanggung jawab masyarakat dan
pemerintah secara proporsional jelas pada posisi masing-
masing.
b. Social Marketing
Social marketing atau pemasaran sosial merupakan suatu
strategi mengatasi berbagai masalah sosial yang berkembang
di masyarakat. Strategi ini menggunakan teknik-teknik
komunikasi dan mempertimbangkan prinsip-prinsip
pemasaran.
Ada empat unsur penting dalam komunikasi, yaitu (1)
komunikator, yaitu pihak yang bermaksud menyampaikan
pesan kepada komunikan atau khalayak, (2) pesan, yaitu
amanat atau informasi yang disampaikan, (3) media/saluran.
Yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada komunikan, dan (4) komunikan, yaitu
pihak yang dikenai pesan atau informasi.
Selain menggunakan teknik komunikasi, Social marketing juga
menggunakan prinsip-prinsip pemasaran yang bertujuan
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan manusia dan

26 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menawarkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan


tersebut, namun dalam Social marketing tidak bertujuan untuk
mendapatkan profit.
Prinsip pemasaran dalam Social marketing menurut Kotler
sebagai berikut:
1) Produk (Product), yaitu sesuatu yang ditawarkan kepada
masyarakat dalam upaya menanggulangi masalah sosial
yang dihadapi.
2) Harga (Price), yaitu berapa biaya atau risiko yang muncul
dari produk yang ditawarkan (upaya menanggulangi
masalah sosial)
3) Tempat (Place), yaitu tempat dan distribusi produk,
dimana produk (ide upaya penaggulangan masalah sosial)
harus didekatkan pada khlayak atau sasaran
penggulangan masalah
4) Promosi (Promotion), yaitu mempromosikan produk,
dengan langkah utama adalah membedakan siapa target
yang dituju, jika target yang dituju sifatnya massa maka
menggunakan komunikasi massa, sedangkan untuk target
individu maka promosinya dapat menggunakan
pendekatan langsung.
5) Personel (Personnel), yaitu siapa yang akan menjual
produk kepada sasaran
6) Presentasi (Presentation), yaitu personel yang menjual
atau menawarkan produk harus menunjukkan secara jelas
dan lengkap sehingga masyarakat atau individu yang
dituju tertarik dan mau menggunakan serta yakin akan
manfaatnya.
7) Proses (Process), yaitu personel harus menunjukkan
secara lengkap dan jelas langkah-langkah yang harus
diambil masyarakat agar mudah mendapatkan dan
melaksanakan produk yang ditawarkan.
Social marketing ini sering juga disebut dengan kampanye
sosial karena promosinya menggunakan berbagai cara dan
saluran komunikasi. Kampanye sosial ini memerlukan
perencanaan yang matang dan disusun dengan baik
berdasarkan pada data dan fakta yang diperoleh dilapangan.
Hal ini penting dilakukan antara lain untuk:
1) Memfokuskan usaha penanggulangan masalah sosial
yang terjadi
2) Mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang
3) Meminimalisir kegagalan
4) Mengurangi konflik.

BHABINKAMTIBMAS 27
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Mediasi Penal
Mediasi penal merupakan salah satu bentuk alternatif
penanggulangan masalah diluar pengadilan yaitu dengan
kegiatan menjembatani antara dua pihak yang bersengketa
guna menghasilkan kesepakatan.
Eksistensi mediasi penal apabila dikaji dari segi teoritis dan
praktik pengakan hukum pidana merupakan dimensi baru
dalam mencari solusi penyelesaian permasalahan dalam
masyarakat, sepanjang hal tersebut sungguh-sungguh
dikehendaki bersama oleh pihak-pihak yang terlibat
permasalahan untuk mencapai kepentingan yang lebih luas
yaitu terpeliharanya harmonisasi sosial.

2. Tugas Polri Dalam Penanggulangan Masalah Sosial

Dalam undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian


negara Republik Indonesia di nyatakan bahwa tugas pokok
Kepolisian negara republik Indonesia, yaitu memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam tugas pokok tersebut kepolisian tidak hanya sebagai
penegak hukum (represif) namun juga sebagai pemelihara
kamtibmas serta sebagai pelindung, pengayom dan pelayan
(preventif dan preemtif).
Kedudukan Polri di tengah perubahan sosial saat ini sarat dengan
berbagai tantangan yang bahkan menimbulkan permasalahan
sosial yang harus dihadapi dalam rangka mencapai tujuan
harkamtibmas. Fakta sosial tersebut tidak mungkin ditolak atau
dihindari oleh Polri karena misi Polri memang sebagai alat negara
untuk tujuan sosial dan kemanusiaan. Oleh sebab itu, setiap gerak
perubahan sosial yang paling kecilpun dalam masyarakat akan
memberikan pengaruh terhadap Polri.
Oleh karena itu, fungsi preventif dan preemtif Polri termasuk
didalamnya menganalisis masalah sosial atau social problem
oriented policing. Sehingga fungsi tersebut tidak hanya sekedar
diwadahi atau dilaksanakan oleh unit tertentu (binmas) melainkan
merupakan fungsi yang selalu melekat pada seluruh anggota
polisi.
Dalam peraturan Kapolri nomor 3 tahun 2015 tentang pemolisian
masyarakat dinyatakan antara lain bahwa salah satu fungsi
bhabinkamtibmas adalah melaksanakan konsultasi, mediasi,
negosiasi, fasilitasi, motivasi kepada masyarakat dalam
harkamtibmas dan pemecahan masalah kejahatan dan sosial.
Beberapa peraturan perundang undangan lain yang memuat
peran Polri secara spesifik yang terkait dengan penanggulangan
masalah sosial antara lain:
28 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a. Undang-undang nomor 7 tahun 2012 tentang penanganan


konflik sosial;
b. undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan
anak;
c. undang-undang nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan
diskriminasi ras dan etnis;
d. undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.

Rangkuman
1. Perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin, perubahan sosial
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima,
baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya
difusi ataupu penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
2. Masalah sosial memiliki dua bentuk yaitu Disorganisasi sosial dan
Penyimpangan tingkah
3. Perubahan sosial memiliki fungsi yang luas bagi masyarakat
antara lain terjadinya proses modernisasi yang berkaitan dengan
fungsi positif dalam masyarakat sehingga dapat bekembang
hingga tahap tinggal landas (take off) dimana masyarakat dapat
mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya. Disamping itu
munculnya stratifikasi dalam kehidupan masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan.
4. Dampak perubahan sosial meliputi: penyesuaian masyarakat
terhadap perubahan, disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi
(reintegrasi) serta Ketidakserasian perubahan-perubahan dan
ketertinggalan budaya (cultural lag).
5. Kedudukan Polri di tengah perubahan sosial saat ini sarat dengan
berbagai tantangan yang bahkan menimbulkan permasalahan
sosial yang harus dihadapi dalam rangka mencapai tujuan
harkamtibmas. Fakta sosial tersebut tidak mungkin ditolak atau
dihindari oleh Polri karena misi Polri memang sebagai alat negara
untuk tujuan sosial dan kemanusiaan. Oleh sebab itu, setiap gerak
perubahan sosial yang paling kecilpun dalam masyarakat akan
memberikan pengaruh terhadap Polri.

BHABINKAMTIBMAS 29
HPP-LAT BINTARA FUNGSI BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian perubahan sosial !
2. Jelaskan faktor-faktor penyebab perubahan sosial !
3. Jelaskan fungsi perubahan sosial !
4. Jelaskan pola perubahan sosial !
5. Jelaskan bentuk-bentuk perubahan sosial !
6. Jelaskan dampak perubahan sosial !
7. Jelaskan pengertian masalah sosial !
8. Jelaskan klasifikasi masalah sosial dan penyebabnya !
9. Jelaskan beberapa masalah sosial di Indonesia !
10. Jelaskan bentuk-bentuk penanggulangan masalah sosial !
11. Jelaskan tugas Polri dalam penanggulangan masalah sosial !

30 BHABINKAMTIBMAS
HPP-LAT BINTARA FUNGSI TEKNIS BINMAS

Anda mungkin juga menyukai