Anda di halaman 1dari 14

MENYAJIKAN HASIL EVALUASI ESSAY

Di susun oleh kelompok 9 :

1. Muhamad Novi Aminudin1 ( 12209193125 )


2. Ahmad Harisul Muzaki2 ( 12209193129 )
3. Bayu Eka Aji Saputra 3 ( 12209193122 )
4. Neni Zakiatul Fitria4 ( 12209193094 )
5. Yuniar Safirli5 ( 12209193074 )

Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Kelas 5A

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung

Dosen Pengampu : Hany Nurpratiwi, M.Pd

ABSTRAK

Dalam proses pembelajaran evaluasi memegang peranan yang sangat


penting untuk dapat mengetahui keberhasilan pembelajaran. Dengan adanya
evaluasi yang mengambarkan hasil yang sebenarnya yang telah dicapai sangat
menentukan baik buruknya pembelajaran. Bentuk instrumen yang digunakan
dalam evalusi sangat beragam, salah satunya adalah tes yang digunakan bentuk
uraian (essay) yang sangat membantu siswa untuk dapat memaksimalkan segala
pengetauan yang dimiliki dalam tulisan untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan. Dibanding dengan bentuk lain (pilihan ganda, benar salah dll) bentuk
ini sangat fleksibel. Selain pertimbangan diatas penggunaan tes essay harus
mempertimbangkan berbagai hal antara lain : (1) Pertanyaan/soal yang
mengarah pada siswa untuk memperlihatkan segenap penguasaannya terhadap
pengetahuan yang diperlukan, (2) Pertanyaan yang sudah tentu, yang para ahli
pasti akan setuju bahwa jawaban seseorang lebih baik dari yang lain, (3)
Pertanyaan yang lebih spesifik, yang bisa dijawab lebih singkat, (4) Hindari
pemberian pertanyaan pilihan kepada siswa, kecuali dalam keadaan khusus, yang
membuat adanya soal pilihan seperti itu dirasa perlu, (5) Ujilah pertanyaan yang
dibuat, dengan menuliskan jawaban yang ideal untuknya, (6) Tulislah
perintah/soalnya sekomplit dan sespesifik mungkin, tanpa mengganggu tujuan
pengukuran hasil pencapaiannya.

Setelah mempertimbangkan penulisan bentuk tes maka yang perlu


diperhatikan adalan penilaian dalam tes Essay, hal-hal yang perlu diperhatikan :
(1) Penggunaan beberapa analisis skor atau skala kualitas yang menyeluruh. (2)
Urutan angka dari jawaban pertanyaan dengan pertanyaan dari siswa oleh
siswa. (3) Jika memungkinkan, menyembunyikan dari penilai identitas siswa
ketika jawaban dinilai. (4) Jika memungkinkan, menyusun tidak tergantung
urutan penilaian jawaban, atau paling sedikit sampel mereka.

Kata Kunci: Pembelajaran, Evaluasi, Tes Essay.

A. PENDAHULUAN

Evaluasi memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Dengan


adanya evaluasi, guru dapat mengetahui keberhasilan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran yaitu proses pengukuran dan
penilaian terhadap kegiatan pembelajaran, dalam hal ini guru mengukur dan
menilai siswa dengan menggunakan instrumen tes. Bukan sebatas melihat hasil,
tetapi juga proses-proses yang dilalui guru dan siswa dalam keseluruhan proses
pembelajaran (Asrul, dkk, 2014:2). Evaluasi pembelajaran ini merupakan salah
satu faktor yang paling penting untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
siswa melalui berbagai proses pembelajaran. Dari hasil yang dicapai siswa,
nantinya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran. Selain itu,
evaluasi juga mempunyai peran penting untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa. Bisa di lihat
sejauh mana siswa menyerap materi yang disampaikan oleh guru melalui berbagai
tahapan proses pembelajaran.

Tujuan dari adanya sistem evaluasi pembelajaran adalah untuk mendapatkan


informasi yang akurat dan objektif mengenai tingkat pencapaian tujuan yang
berkaitan dengan nilai dan arti guna mengambil keputusan apakah dilanjutkan,
diperbaiki, atau dihentikan. Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (1985), evaluasi
konteks berusaha dalam mengevaluasi status objek secara keseluruhan,
mengidentifikasi kekurangan, kekuatan, mendiagnosa problem, dan memberikan
solusinya, serta menguji apakah tujuan dan prioritas sudah di sesuaikan dengan
kebutuhan yang akan di laksanakan (Darodjat dan Wahyudhiana, 2015). Jika
sistem evaluasi itu bisa terlaksana dengan baik, maka akan mampu memberikan
gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga nantinya bisa membantu guru
merencanakan strategi pembelajaran (Magdalena, dkk, 2020: 1). Bagi siswa,
sistem evaluasi yang baik dan capaian yang maksimal akan menjadi motivasi
tersendiri untuk meningkatkan kemampuannya.

Sebuah proses pembelajaran tentu mengupayakan berbagai langkah terbaik


untuk di pergunakan supaya memperoleh hasil yang memuaskan. Akan tetapi, ada
banyak faktor untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Apabila ada
salah satu faktor yang menghambat, tentunya akan menyebabkan hasil yang belum
optimal. Salah satunya adalah sistem evaluasi pembelajaran yang menggunakan
alat ukur atau instrumen penelitian berupa tes. Alat ukur ini untuk mengamati
unjuk kerja siswa (Supriyadi, 2013: 71).

Berdasarkan bentuk atau jenisnya, tes di bedakan menjadi tes uraian dan
obektif (Widyanto, 2018: 123). Tes objektif adalah bentuk tes yang memberikan
alternatif jawaban kepada responden (Candiasa: 2011). Assessment tes objektif ini
tentunya bersifat objektif atau tidak memang sesuai data yang ada. Dalam hal ini
dimaksudkan yaitu sudah bisa memperlihatkan mana jawaban yang benar dan
salah karena memang hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan tes uraian
merupakan salah satu alat ukur yang mengupayakan siswa untuk menyatakan dan
menyatukan jawabannya berwujud kata-katanya sendiri. Sebagaimana pendapat
Djiwandono (2008), bahwa wujud tes uraian mengacu pada jawabannya yakni
berupa suatu essay dalam berbagai gaya penulisan seperti berwujud deskriptif
maupun argumentatif, sesuai dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan.

B. PEMBAHASAN
A. Pengertian Hasil Evaluasi Essay
Penilaian adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisiensi suatu program. Penilaian merupakan suatu
proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau
menjelaskan unjuk kerja atau prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-
tugas yang terkait. Penilaian hasil belajar pada dasarnya berfokus pada
bagaimana guru dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru harus mengetahui sejauh mana siswa telah mengerti
bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari
kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Evaluasi, penilaian,
dan pengukuran merupakan tiga istilah yang sering rancu untuk digunakan.
Menurut Cangelosi dalam Farah (2012) dijelaskan bahwa:
1) Evaluasi Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam
pembelajaran.
2) Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh.
3) Tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan
yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan
belajar.
4) Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat
numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan
yang dimaksud pengukuran adalah proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris.

B. Kelebihan Dan Kelemahan Tes Essay


Dalam pembelajaran di kelas, Tes Essay masih banyak digunakan oleh para
guru, karena tes essay memiliki beberapa kelebihan. Menurut Sukardi, H.M
(2009) tes essay dapat digunakan untuk menilai hal-hal berkaitan erat dengan
beberapa butir berikut :
a. Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide ke dalam
jawaban item secara tepat.
b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa
mereka sendiri.
c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan
menyatakan pemikiran siswa secara aktif.
d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
dalam bentuk kalimat mereka sendiri.
e. Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu
permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.
Gronlund, N.E (1982) menyatakan bahwa karakteristik yang paling
menonjol dari tes essay adalah kebebasan respon yang diberikan oleh para
siswa. Karakteristik ini menjadi sebuah kelebihan dari tes essay. Pertanyaan
dalam tes essay ini mengharuskan siswa untuk memproduksi jawaban mereka
sendiri. Mereka relatif bebas untuk memutuskan bagaimana mendekati
masalah, informasi faktual apa yang digunakan, bagaimana mengatur jawaban,
dan apa penekanan yang diberikan pada setiap aspek jawabannya. Dengan
demikian, tes essay dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memproduksi, mengintegrasikan, dan mengekspresikan ide-ide. Menurut
Azhar, L.M (1991) salah satu kelebihan atau keuntungan tes essay yang lain
adalah mencegah siswa menjawab secara menebak serta relatif lebih mudah
dan lebih cepat dibuat dibandingkan dengan tes objektif.
Di samping beberapa kelebihan seperti yang telah diuraikan di atas,
ternyata tes essay juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan
oleh seorang guru. Menurut Suherman, E (1993) kelemahan tes essay di
antaranya sebagai berikut.
a. Ruang lingkup yang disajikan dalam bentuk tes essay kurang
menyeluruh. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap butir soal cukup banyak, sehingga jumlah butir
soal yang disajikan sedikit. Pada tes essay ini, jika siswa kebetulan
mempelajari materi yang secara kebetulan sesuai dengan butir soal yang
disajikan, ia dapat dengan mudah menyelesaikannya. Sebaliknya jika
siswa tidak mempelajari dengan baik materi yang tersaji dalam soal itu
biasanya mendapat hasil yang kurang baik.
b. Sesuai dengan namanya, soal tipe subjektif ini dalam pemeriksaan dan
pemberian nilai akhir seringkali dipengaruhi faktor subjektivitas dari
pemeriksa atau pemberi nilai, sehingga nilai akhir yang diterima siswa
ada kemungkinan bias, kurang mencerminkan kemampuan sebenarnya.
Faktor subjektivitas itu sebagai akibat pengaruh kondisi pemeriksa,
siswa dan lingkungan.
c. Pemeriksaan jawaban pada tes essay ini tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang, tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar
ahli dalam bidangnya. Bila pemeriksa kurang mengetahui pokok
persoalan yang diujikan, akan mengakibatkan hasil pemeriksaan yang
dapat merugikan siswa. Demikian pula jika pemeriksa kurang memiliki
pengetahuan luas mengenai cara penyelesaian suatu soal, mungkin
langkah-langkah penyelesaian suatu soal tidak sama dengan kunci
jawaban akan dianggap salah, padahal pekerjaan itu benar.
Memeriksa jawaban tes essay cukup rumit sehingga memerlukan
waktu yang cukup banyak. Pola jawaban siswa untuk soal bentuk ini bisa
beraneka ragam, karena siswa diberi kebebasan untuk mengeluarkan
pendapatnya sendiri. Pengetahuan yang telah diperoleh dan dikuasainya akan
diutarakan sesuai dengan relevansi pada jawaban persoalan yang ditanyakan.
Tiap siswa tentu akan memberikan uraian yang berlainan dan bermacam-
macam, apalagi jika persoalannya divergen. Meskipun demikian dalam
matematika keanekaragaman ini tidak akan jauh berbeda karena sifatnya
eksak, lain halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Karena keanekaragaman
itu, baik cara penyelesaian maupun alur pikiran yang terdapat di dalamnya,
maka pemeriksaaan akan memerlukan banyak waktu dan melelahkan.
Kelemahan-kelemahan menurut Suherman, E (1993) di atas hampir
sama dengan apa yang dinyatakan oleh Gronlund, N.E (1982). Selain
kelemahan tersebut, Gronlund, N.E (1982) juga menyatakan bahwa kelemahan
tes essay ini berkaitan dengan respon siswa. Karena siswa harus menulis
jawaban dengan kata-kata sendiri, maka kemampuan menulis cenderung untuk
mempengaruhi skor yang mereka terima. Miskin ekspresi dan kesalahan dalam
menggunakan tanda baca, ejaan, dan tata bahasa biasanya mengurangi skor
yang didapatkan.
Untuk lebih memahami karakteristik serta kelebihan dan kelemahan
dari tes essay, berikut disajikan perbedaan antara tes objektif dan tes essay :
• Tingkatan kemampuan hasil belajar yang diukur Baik digunakan untuk
mengukur kemampuan pada tingkatan pengetahuan, pemahaman,
aplikasi dan analisis. Tetapi tidak cocok digunakan untuk mengukur
kemapuan pada tingkat sintesis dan evaluasi.
• Tidak efektif digunakan untuk mengukur kemampuan pada tingkatan
pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Tetapi baik jika
digunakan untuk mengukur kemapuan pada tingkat sintesis dan evaluasi
Ruang lingkup materi yang disajikan Terdiri dari banyak item soal dan
mencakup materi yang cukup luas sehingga tes tersebut dapat mewakili
isi dari materi yang dipelajari Terdiri dari sedikit item soal dalam
jangkauan materi yang terbatas sehingga tes tersebut tidak representatif
dalam mewakili isi materi.
• Penyusunan tes Untuk mempersiapkan tes yang baik, diperlukan waktu
yang cukup lama Untuk mempersiapkan tes yang baik, diperlukan waktu
yang lebih cepat dan lebih mudah dibandingan dengan tes objektif.
• Penskoran Objektif, sederhana dan dapat diandalkan Subjektif, sulit, dan
kurang dapat diandalkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi skor yang diperoleh :
1. Kemampuan membaca dan menebak-nebak.
2. Kemampuan menulis dan memberikan penekanan dan jawaban.
3. Kemungkinan efek yang ditimbulkan terhadap cara belajar siswa.
4. Mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan dan
menganalisis ide-ide orang lain.
5. Mendorong siswa untuk mengatur, mengintegrasikan, dan
mengekspresikan ide mereka sendiri.

C. Evaluasi Hasil Belajar


Evaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang
diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif keputusan. Dengan
demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data
(Purwanto, 1992). Informasi atau data yang dikumpulkan haruslah
mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan, dalam konteks ini tujuan
pembelajaran. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran,
Gronlund (1976), merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan tentang
ketercapaian tujuan pengajaran. Wrighstone (dalam Purwanto, 1992),
mengemukakan bahwa evaluasi ialah penafsiran terhadap pertum-buhan
dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan
oleh Parnel (Purwanto, 1984), bahwa pengukuran merupakan langkah awal
pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akan terjadi penilaian. Tanpa
penilaian tidak akan terjadi umpanbalik. Tanpa umpanbalik tidak akan
diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang
hasil tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar. Melalui
evaluasi, seorang pengajar dapat:
• Mengetahui apakah pembelajar mampu menguasai materi yang
telah diajarkan,
• Apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan,
• Apakah mereka telah memiliki keterampilan berbahasa,
• Mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan, dan
• Menentukan kebijakan selanjutnya.

D. Teknik Dalam Penilaian Essay


Pada tes uraian, pemberian skor umumya mendasarkan diri pada
bobot (zrreight) yang diberikan untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat
kesukrannya atau atas dasar benyak sedikitnya unsur yang harus terdapat
dalam jawaban yang dianggap paling baik (paling betul). Sebagai contoh
dapat dikemukakan di sini misalnya tes subyektif menyaiikan lima butir
soal. Pembuat soal telah menetapkan bahwa kelima butir soal mempunyai
derajat kesukaran yang sama dan unsur-unsur yang terdapat pada setiap
butir soal telah dibuat sama banyaknya. Atas dasar itu maka tester
menetapkan bahwa testee yang dapat menjawab dengan iawaban paling
betul diberikan skor 10. jika hanya betul separoh diberikan skor 5, hampir
seluruhnya betul diberikan skor 9, dan seterusnya. Apabila butir-butir soal
yang disajikan hdak memiliki derajat kesukaran yang sama, atau jumlah
unsur yang terdapat pada setiap butir soal adalah tidak sama, maka
pemberian skornya juga harus berpegang kepada derajar kesukaran dan
jumlah unsur yang terdapat pada masing-masing butir soal tesebut.
Sebagai contoh misalnya dari lima butir soal tes uraian, butir soal
tersebut antara lain sebagai berikut.
POST-TEST dan PRE-TEST
Nama: Hari/Tanggal: 30 November 2022
No. Absen: Mata pelajaran: IPS
Kelas: VII
Petunjuk mengerjakan soal:
a. Berdo’a terlebih dahulu sebelum membaca dan mengerjakan soal.
b. Bacalah dengan seksama soal, dahulukan soal yang anda anggap paling
mudah.

Jawablah soal-soal berikut ini dengan jujur dan benar !


1. Sebutkan 3 dampak letak geografis Indonesia ?
2. Apa sajakah komponen-komponen peta ?
3. Salah satu pengaruh letak astronomis adalah terbaginya Indonesia
menjadi 3 daerah waktu. Jelaskan mengenai daerah Waktu Indonesia
bagian Tengah (WITA) ?
4. Jelaskan tentang dampak negatif kondisi geologis Indonesia ?
5. Apa yang dimaksud dengan orientasi pada peta ?

KUNCI JAWABAN
PEDOMAN PENSKORAN
No Jawaban Skor
1. a. Indonesia menjadi jalur perdagangan 20 %
Internasional.
b. Memiliki kebudayaan beragam salah satunya
bahasa, karena adanya akulturasi budaya asing
dan lokal.
c. Transportasi laut cepat berkembang dan
mendapat perhatian karena sebagai jalur
perdagangan internasional.
2. Judul peta, skala peta, simbol peta, warna peta, 15%
legenda, orientasi, sumber dan tahun pembuatan.
3. Zona waktu ini berdasarkan garis meridian pangkal 30%
120º BT. Wilayah zona ini mencakup provinsi
Kalimantan timur, kalimantan selatan, pulau
sulawesi, Bali, NTB dan NTT.
4. Secara geologis Indonesia dilalui dua jalur 20%
pegunungan dunia yaitu pegunungan sirkum pasifik
dan sirkum mediterania. Letak tersebut menyebabkan
Indonesia memiliki banyak gunung api aktif.
Aktivitas lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia
dan lempeng Pasifik membuat Indonesia menjadi
wilayah yang rawan terjadi gempa bumi.
5. Orientasi adalah arah mata angin yang menunjukkan 15%
arah utara, selatan, timur, dan barat daerah yang
digambar.

Berikut ini adalah contoh lembar hasil kerja essay siswa antara lain
sebagai berikut.
1. Nama: Dini
(Contoh Jawaban lembar jawaban siswa)
1. Sebutkan 3 dampak letak geografis Indonesia ?
Jawab:
a. Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional.
b. Kebudayaannya beragam, misalnya bahasa, karena dengan
adanya akulturasi budaya asing dan local.
c. Tranportasi laut cepat berkembang dan mendapat perhatian
karena sebagai jalur perdagangan internasional.
2. Apa sajakah komponen-komponen peta ?
Jawab: Judul peta, skala peta, simbol peta, warna peta, legenda,
orientasi, sumber dan tahun pembuatan.

3. Salah satu pengaruh letak astronomis adalah terbaginya Indonesia


menjadi 3 daerah waktu. Jelaskan mengenai daerah Waktu
Indonesia bagian Tengah (WITA) ?
Jawab: wilayah Indonesia yang memiliki zona waktu tersebut
adalah semua wilayah yang ada di pulau Sumatra seperti Aceh,
Riau dan Bangka Belitung.
4. Jelaskan tentang dampak negatif kondisi geologis Indonesia ?
Jawab: Secara geologis Indonesia dilalui dua jalur pegunungan dunia
yakni pegunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Letak
tersebut menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung api aktif.

5. Apa yang dimaksud dengan orientasi pada peta ?


Jawab: orientasi pada peta adalah arah mata angin arah utara, selatan,
timur, barat daerah yang digambar.

Nama: Doni

(Contoh jawaban lembar jawaban siswa)


1. Sebutkan 3 dampak letak geografis Indonesia ?
Jawab:
a. tranportasi laut berkembang cepat karena digunakan sebagai jalur
perdagangan internasional.
b. Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional

2. Apa sajakah komponen-komponen peta ?


Jawab: judul peta, skala peta, simbol peta, warna peta, legenda,
orientasi, sumber dan tahun pembuatan.
3. Salah satu pengaruh letak astronomis adalah terbaginya Indonesia
menjadi 3 daerah waktu. Jelaskan mengenai daerah Waktu
Indonesia bagian Tengah (WITA) ?
Jawab: karena zona waktu ini berdasarkan garis meridian pangkal
120 BT. Wilayah zona ini mencakup provinsi Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Pulau Sulawesi, Bali.
4. Jelaskan tentang dampak negatif kondisi geologis Indonesia ?
Jawab: Secara geologis Indonesia dilalui dua jalur pegunungan
dunia yakni pegunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Letak tersebut menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung .
5. Apa yang dimaksud dengan orientasi pada peta ?
Jawab: orientasi merupakan arah angin yang bianya menunjukkan
arah utara, selatan, timur dan barat daerah yang digambar.
Analisis Jawaban Soal Essay nomor 1 diberi skor maksimum 10
dengan harga perbandingan 3 karena termasuk kategori sedang, butir soal
nomor 2 diberi skor maksimum 10 dengan harga perbandingan 2 karena
termasuk kategori sangat mudah, butir soal nomor 3 diberi skor maksimum
10 dengan harga perbandingan 5 karena termasuk kategori sulit, butir soal
nomor 4 diberi skor maksimum 10 dengan harga perbandingan 4 karena
termasuk kategori sedang dan butir soal nomor 5 diberi skor maksimum 10
dengan harga perbandingan 3 karena termasuk kategori cukup mudah,
maka apabila seorang siswa menjawab separoh butir soal nomor 1,
diberikan skor 5 (5 x 3 = 15), untuk butir soal nomor 2, seorang siswa
mampu menjawab dengan sempurna maka diberi skor 20. Demikian
seterusnya. Selain contoh diatas terdapat pula teknik pemberian skor itu
didasarkan pada bobot (weighting) yang ditentukan sesuai dengan tingkat
kesukaran dan kemudahan soal. Cara menilai dengan menggunakan tehnik
memberikan bobot (weighting) dipandang sebagai cara yang adil dan
merupakan upaya untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan cermat
dari hasil pekerjaan tes siswa atau mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat
pada contoh sebagai berikut :
Penilaian terhadap dua orang siswa (dini dan doni) dalam
menjawab 5 buah soal essay.
No. Bobot Nilai Nilai aktual Harga Hasil kali
Soal maksimum yang di perbandingan nilai aktual
ideal capai dan harga
perbandingan
Dini Doni Dini Doni
1 Sedang 10 10 5 3 30 15

2 Mudah 10 10 10 2 20 20
3 Sulit 10 5 9 5 25 45

4 Sedang 10 10 9 4 40 36
5 Mudah 10 8 10 3 24 30
Jumlah 50 43 43 18 139 141

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa jika penilaian dilakukan tanpa
mempertimbangkan bobot, maka Dini dan Doni, sama-sama memperoleh skor
43, dengan nilai akhir 43 dibagi 5 = 8,6. Dengan menggunakan bobot
(weighting) ternyata skor atau nilai kedua siswa itu tidak sama. Dini
memperoleh skor 139, dengan skor akhir 139 dibagi 18 (jumlah harga
perbandingan) sama dengan 7,72. Sedangkan Doni memperoleh skor 141,
dengan skor akhir 141 dibagi 18 sama dengan 7,83. Dengan demikian
pemberian skor pada tes uraian dengan menggunakan bobot (teknik
weighting), menunjukan kecermatan untuk membedakan kecakapan siswa.
Perlu diingat bahwa dalam teknik pemberian skor untuk tes uraian ini
hanya dapat dilakukan oleh orang yang membuat soal itu sendiri. Artinya
dalam mengoreksi tes hasil belajar bentuk uraian tidak bisa diwakilkan kepada
orang lain. Sebab yang tahu unsur-unsur yang dinilai dalam tes uraian adalah
tester yang yang bersangkutan.
C. PENUTUP
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat tercermin dalam hasil yag
diperoleh para peserta yang dapat dilihat dari hasi evaluasi yang dilakukan oleh
pengajar. Evaluasi pembelajaran memegang perana yang sangat penting untuk
memberikan gambaran keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Bentuk evaluasi
menjadi sagtan krusial untuk diperhatikan karenan dengan baik buruk nya hasil
evaluasi juga sangat dipengaruhi oleh bentuk evaluasi yang digunakan. Evaluasi yang
memenuhi berbagai kaidah serta persyaratan dalam evaluasi dapat memberikan
gambaran keberhasilan pembelajaran yang sebenarnya.
Bentuk evaluasi uraian atau Essay memjadi alternatif yang banyak dipilih
karena relatif memberikan kebebasan pada para peserta didik untuk dapat
mengeekspresikan segala kemampuan dan pemahaman yang dimiliki untuk menjawab
berbagai pertanyaan yang di diajukan dalam butir –butir pertanyaan. Penyusunan
Butir-Butir pertanyaan tes Essay menjadi kunci keberhasilan bentuk tes ini,
bagaimana bentuk tes tersebuk di susun serta bagaimana penilaian yang dilakukan.
Oleh sebab itu hal yang terkait dengan bagaimana penyusunan tes Essay dan
bagaimana penilaian menjadi hal yang sanagt perlu untuk dimengerti dan di pahami.
DAFTAR PUSTAKA
Liana Rochmatul Wachidah, Y. L. (2020). Implementasi Penggunaan Tes Essay dalam
Evaluasi Pembelajaran Daring pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Tlanakan. Madura: Konferensi Nasional Lalonget II T. Bahasa
Indonesia IAIN Madura.

Siswanto. (2006). penggunaan tes essay dalam evaluasi pembelajaran. JURNAL


PENDIDIKAN AKUNTASI INDONESIA VOL. V NO. 1, Hlm 55.

Atha Mahindra Diputra. 2019. Teori Penilaian Tes Essay atau Uraian, Vol 1, No (1),
Hal 1-3
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi
Aksaraa
Gito Supriadi. 2011. Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
Hamalik, O. 2001. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar
Maju
Permendiknas. 2007. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan : prinsip dan operasionalnya . Jakarta : Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai