Anda di halaman 1dari 10

Ad–Man–Pend (2018), 1 (1), 11–20 11

Analisis Instrumen Tes Soal Pilihan Ganda Ujian Sekolah (US) Mata Pelajaran
Al Islam Kelas XII SMA Muhammadiyah se-kota Palembang

Amrullah
Universitas Muhammadiyah Palembang
amuroa.amuroa@gmail.com

Abstrak
Proses pendidikan diselenggarakan dengan berbagai bentuk seperti pendidikan formal dan pendidikan
non formal, dalam setiap tahapannya pendidikan akan mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai peserta didiknya, karena evaluasi tersebut memberikan dampak terhadap proses
pembelajaran yang telah di laksanakan, baik bagi peserta didik itu maupun bagi tenaga pendidik
Evaluasi merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran, karena sebagai alat pengukur keberhasilan
dari proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk mencari dan
menemukan berbagai faktor yang menyebabkan keberhasilan dan ketidak berhasilan peserta didik
setelah mengikuti proses pendidikan, dengan demikian akan ditemukan titik terang sebagai jalan
keluar untuk perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan diwaktu mendatang. Dalam hal ini guru dituntut
harus mampu merencanakan, memproses, dan mengevaluasi pembelajaran, seperti membuat soal-soal
untuk evaluasi, semakin baik para guru membuat soal-soal evaluasi, maka semakin baik pula kualitas
pembelajaran dari mata pelajaran yang diampunya. Maka dari itu perlu diadakan analisis mengenai
instrument pembuatan butir soal yang telah dibuat oleh para guru dalam mengevaluasi peserta didiknya.
Analisis soal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal soal
yang tidak layak.diberikan kepada peserta didik. Dengan menganalisis soal-soal tersebut dapat
diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan, guru akan
mendapatkan umpan balik dari apa yang telah disampaikannya kepada para peserta didik, guru harus
benar-benar teliti dalam pembuatan instrumen evaluasi, bila tidak demikian alat ukur atau pemberian nilai
dari guru kepada peserta didik akan menjadi kurang baik, dengan tidak langsung mutu pendidikan dapat
terlihat dari para guru dalam membuat soal-soal evaluasi tersebut.

Kata kunci: analisis instrumen soal, ujian sekolah, al-islam.

Abstract
The educational process is organized with various forms such as formal education and non formal
education, in each stage of education will conduct an evaluation to find out the results that have been
achieved learners, because the evaluation has an impact on the learning process that has been
implemented, both for the learners and for educators Evaluation is an important part of learning,
because as a means of measuring the success of the learning process undertaken. In addition, the
evaluation also aims to find and discover the various factors that lead to the success and failure of
learners after following the educational process, thus will be found a bright spot as a way out for
improvement in the implementation of education in the future. In this case the teacher is required to be
able to plan, process, and evaluate learning, such as making questions for evaluation, the better the
teachers make the evaluation questions, the better the quality of learning from the subjects that he
received. Therefore it is necessary to conduct an analysis of the instrument of making the items that
have been made by the teachers in evaluating the students. Analysis of the problem aims to identify
good questions, less good, and problems that are not feasible given to learners. By analyzing these
problems can be obtained information about the ugliness of a problem and guidance to make
improvements, the teacher will get feedback from what has been conveyed to the learners, the teacher
must be really careful in the manufacture of evaluation instruments, if not so measuring instruments or
giving the value of the teacher to the learners will be less good, indirectly the quality of education can
be seen from the teachers in making these evaluation questions.

Keywords: analysis of problem instruments, school exams, al-islam.

©Administrasi Pendidikan FKIP UM Palembang

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
12 Amrullah, Analisis Instrumen Tes...

Pendahuluan tiga bentuk tahapan yaitu ulangan


Pendidikan mempunyai peran harian, ulangan tengah semester (MID),
yang penting bagi kehidupan dan juga ulangan semester (untuk kenaikan kelas)
sebagai landasan dalam mewujudkan dan ulangan akhir Nasional (ujian
kehidupan yang bermanfaat serta kelulusan).
bermartabat, karena didalamnya Evaluasi tidaklah dapat berdiri
terdapat system pembelajaran tentang sendiri, melainkan ada hubungan
nilai-nilai dan norma-norma yang dapat antara komponen yang merupakan
dikembangkan. Pendidikan juga dapat prinsip umum dan penting dalam
memberikan pengaruh pada karakter kegiatannya, komponen tersebut adanya
manusia, mengingat hasil dari triangulasi antara tujuan pembelajaran,
pendidikan akan terlihat pada kegiatan pembelajaran dan evaluasi
seseorang, keluarga, lingkungan, (Sudijono, 2006 : 17 ).
maupun masyarakat luas dan bahkan Untuk mengetahui tujuan yang
negara. telah dirumuskan dapat tercapai atau
Proses pendidikan dapat tidak oleh peserta didik dan apakah
diselenggarakan dengan berbagai semua materi yang diajarkan dapat
bentuk, seperti pendidikan formal dan dikuasai atau belum oleh siswa dan
non formal, pendidikan dalam selanjutnya apakah metode yang
tahapannya akan mengadakan evaluasi digunakan sudah cukup tepat untuk
sebagai sarana untuk mengetahui hasil diberikan kepada siswa. Dari pertanyaan
yang telah dicapai peserta didik, tersebut akan dapat dijawab semua
penilaian hasil tersebut diharapkan melalui proses evaluasi.
akan mempunyai dampak terhadapdap Perbaikan proses belajar mengajar
proses pembelajaran yang telah di tidak ada jalan lain selain dengan jalan
laksanakan, baik bagi peserta didik mengevaluasi hasil belajar yang
maupun tenaga pendidik. diperoleh dari proses belajar mengajar
Selain itu evaluasi bertujuan untuk itu sendiri (Purwanto, 2013 : 113). Tes
mencari dan menemukan berbagai adalah bagian dari alat sarana untuk
faktor yang menjadi penyebab dari mengevaluasi peserta didik dan juga
keberhasilan atau ketidak berhasilan mempunyai peranan sebagai alat ukur
peserta didik setelah mengikuti proses prestasi belajar siswa, dengan demikian
pendidikan. Dengan demikian akan alat penilaian tesebut dituntut untuk
ditemukan titik terang sebagai jalan mempunyai kualitas. Suatu alat
keluar untuk perbaikan pada proses penilaian yang berkualitas terdapat dua
pendidikan diwaktu mendatang. komponen yang harus terpenuhi yaitu,
Sebagaimana yang tertuang dalam terkevaliditasannya serta
Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 kereliabilitasannya (Sudjana, 2011 : 12).
tentang Standar Nasional Pendidikan Bentuk evaluasi berupa tes terbagi
(Suharsimi, 2009: 24). Evaluasi kepada dua bentuk seperti tes subjektif
dilakukan untuk mengetahui hasil dan tes objektif.
belajar siswa dan memantau proses
pembelajaran serta untuk mengetahui 1. Tes subjektif
sejauh mana capaian kompetensi Tes subjektif adalah tes yang
peserta didik, yang akan dijadikan mengemukan soal-soal berupa essay ,
acuan sebagai bahan perbaikan dalam dimana peserta didik diperintahkan
proses pembelajaran. untuk mengisi lembar jawaban dengan
Penilaian hasil belajar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaa
proses pembelajaran dilakukan dalam berupa penjelasan, mengidentifikasi

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
Ad–Man–Pend (2018), 1 (1), 11–20 13

sebuah pokok permasalahan dari pemeriksaannya dan dilengkapi


sebuah pertanyaan atau peserta didik petunjuk-petunjuk yang jelas, sedangkan
memberikan contoh dengan demontrasi persyaratan ekonomis artinya bahwa
gerakakan, suara atau gerakakan pelaksanaan tes tersebut tidak
sekaligus suara. Akan tetapi kelemahan membutuhkan biaya mahal, tenaga yang
tes subjektif ini belum ada metode atau banyak dan waktu yang lama.
sistematika yang pasti dalam Guru yang berpengalaman dalam
pembuatan soal-soalnya. mengajar dan menyusun soal-soal tes,
tentu akan menyadari bahwa tesnya
2. Tes Objektif masih belum sempurna, oleh karena itu
Sedangkan tes berbentuk objektif, cara yang paling baik adalah kejujuran
dimana siswa diperintahkan untuk melihat hasil yang diperoleh oleh siswa.
memilih satu jawaban yang benar dari Secara teoritis siswa dalam satu kelas
jawaban yang telah disediakan, tes adalah sebuah populasi atau kelompok
objektif ini sering juga disebut dengan yang heterogen.
tes pilihan ganda. Bentuk tes objektif Dengan demikian sebuah tes akan
ini dapat diukur dan ada metode dan tercermin hasilnya dalam suatu kurva
sistematika dalam pembuatan soal- normal dan sebaliknya jika keadaan
soalnya. setelah hasil tes dianalisis tidak
Adapun yang perlu diperhatikan mendapatkan seperti apa yang
paka kualitas tes pilihan ganda diharapkan dalam kurva normal, maka
ialah pada tingkat kesukaran tes, daya tentu ada sesuatu dengan soal tes
pembeda dan distraktor atau fungsi tersebut dan apabila hampir seluruh
pilihan yang disediakan, dalam dunia siswa memperoleh skor tidak sesuai
pendidikan alat yang digunakan dalam dengan standar yang telah ditentukan,
evaluasi haruslah sesuai dengan maka tes yang disusun mungkin terlalu
kurikulum yang berlangsung pada saat sukar atau sebaliknya jika seluruh siswa
itu, maka soa tes yang dibuat dan akan memperoleh skor baik, dapat diartikan
digunakan dalam proses belajar bahwa tesnya terlalu mudah, interpretasi
mengajar harus diketahui kualitasnya. terhadap soal tes akan lain seandainya
Tes dapat dikatakan baik dan dapat materi tes itu sudah disusun dan telah
dijadikan alat pengukur, apabila memenuhi persyaratan sebagai bentuk
memenuhi persyaratan yaitu tes memiliki tes yang layak untuk disajikan kepada
validitas, reliabilitas, objektivitas, siswa (Daryanto , 2003 : 176-177).
praktikabilitas dan ekonomis (Suharsimi, Hasil tes ujian sekolah (US)
2009 : 27). siswa di SMA Muhammadiyah sekota
Tes dapat dikatakan valid apabila Palembang khususnya kelas XII semester
tes tersebut dapat sesui dalam mengukur II dipandang telah mencapai hasil yang
apa yang hendak diukur, tes dikatakan signifikan, hal ini terlihat dari hasil tes
reliabel apabila memberikan hasil yang (evaluas) ujian sekolah (US) pada mata
tepat apabila diteskan berulang kali, pelajaran Al Islam, dengan banyak siswa
susunan tes dapat dikatakan objektif yang memperoleh skor memuaskan
apabila dalam melaksanakan tes itu tidak bahkan hampir seluruh siswa
terdapat faktor subjektif yang memperoleh nilai diatas rata-rata dari
mempengaruhi. standar yang ditelah ditentukan,
Sebuah tes dikatakan memiliki akan tetapi bukan berarti siswa-siswa
praktisibilitas tinggi apabila tes tersebut berkemampuan tinggi, boleh
tersebut bersifat praktis yaitu mudah jadi karena kualitas tesnya yang tinggi.
dilaksanakan dan dipahami, mudah karena sebuah kualitas hasil belajar

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
14 Amrullah, Analisis Instrumen Tes...

sangat ditentukan juga oleh kualitas digunakan untuk memahami,


poin-poin lainnya. memecahkan dan mengantisipasi suatu
Tes hasil belajar yang berisi poin- masalah (Sugiono, 2011: 02). Data yang
poin yang berkualitas tinggi walaupun diperoleh melalui sistematika tertentu
dalam jumlah yang sedikit akan jauh lalu dikumpulkan dan dianalisis
lebih berguna dari pada tes hasil belajar sehingga diperoleh kesimpulan
yang berisi puluhan item berkualitas penelitian dapat terungkap dengan tepat.
tinggi. Poin-poin tes yang berkualitas Metode penelitian juga mengandung
tinggi tidak saja menaikan fungsi tes, prosedur/seperangkat aturan, acuan dan
akan tetapi juga dapat memberikan hasil memverifikasi bahan yang akan
pengukuran yang dapat dikatakan tidak diperlukan dalam memecahkan
akurat. permasalahan serta untuk mendapatkan
Tes hasil belajar bentuk objektif jawaban dari hasil penelitian itu sendiri,
lebih mudah dianalisis dari pada tes dengan kata lain metode penelitian akan
hasil belajar bentuk uraian, baik dari memberikan petunjuk dan tahapan-
segi validitas, reliabilitas, tingkat tahapan bagaimana penelitian akan
kesukaran maupun daya pembedanya. dilaksanakan.
Analisis soal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi soal-soal yang baik, Hasil dan Pembahasan
kurang baik, dan soal yang jelek, dengan Analisi empirik dari penelitian ini
analisis soal tersebut dapat diketahui hanya meliputi Validitas butir soal,
tentang kejelekan sebuah soal dan reliabilitas butir soal, tingkat kesukaran
petunjuk untuk mengadakan perbaikan butir soal, daya pembeda butir soal, dan
dikemudian hari. fungsi distraktor butir soal.
Deskripsi data pada penelitian ini
Metode Penelitian akan menjelaskan tentang hasil jawaban
Jenis penelitian ini ditinjau dari Siswa berdasarkan banyaknya peringkat
tempat pengambilan datanya merupakan jawaban yang benar, dari 50 butir soal
penelitian lapangan (field research) yaitu ujian sekolah untuk mata pelajaran Al-
sebuah penelitian yang datanya diambil Islam SMA Muhammadiyah pada
lansung dari lapangan, penelitian ini sekolah sampel, diperoleh data yaitu
mengambil data dari SMA berupa hasil jawaban siswa sebagai
Muhammadiyah kelas XII semester II berikut.
sekota Palembang.
Berdasarkan datanya penelitian ini 1. Hasil Analisis Validitas Butir Soal
merupakan penelitian kuantitatif karena Uji validitas digunakan untuk
penelitian ini berupa data angka-angka mengetahui valid tidaknya item soal tes.
yang akan dianalisis sehingga Soal yang tidak valid akan tidak
menghasilkan temuan baru, sedangkan digunakan sedangkan soal yang valid
ditinjau dari metode penelitian, jenis dapat digunakan. Kriterianya apabila r
pelenilitan ini adalah penelitian survey hitung > r tabel (rh > rt) maka butir soal
lapangan dengan pendekatan kuantitatif tersebut valid, item soal dapat dikatakan
yang bersifat non eksperimental. memiliki validitas yang tinggi atau
Metode penelitian adalah cara dapat dinyatakan valid, jika skor-skor
ilmiah untuk mendapatkan data yang pada butir item yang bersangkutan
valid dengan tujuan yang dapat diukur memiliki kesesuaian dengan skor
batasanya, dapat dibuktikan serta totalnya.
dikembangkan menjadi suatu ilmu Atau dengan kata lain ada korelasi
pengetahuan tertentu, sehingga positif yang signifikan antara skor item

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
Ad–Man–Pend (2018), 1 (1), 11–20 15

dengan skor totalnya. Setiap butir soal dengan menggunakan tes tersebut secara
yang dijawab dengan benar diberi skor berulang kali terhadap subyek yang
1 (satu), sedangkan jawaban yang salah sama, senantiasa menunjukkan hasil
diberikan skor 0 (nol). Jenis data seperti yang tetap sama, relatif stabil atau
ini dikenal dengan nama data diskret sifatnya stabil atau stabil.
murni atau data dikotomik. Cara menentukan reliabilitas tes
Sedangkan skor total yang yang tepat adalah apabila dilakukan
dimiliki oleh masing-masing individu secara langsung terhadap butir-butir
testee adalah merupakan hasil item tes yang bersangkutan. Perhitungan
penjumlahan dari setiap skor yang yang dilakukan berdasarkan data dari
dimiliki oleh masing-masing butir item hasil pengujian instrument itu saja akan
itu merupakan data kontinyu. menghasilkan reliabilitas internal.
Untuk melakukan analisis Reliabilitass internal diperoleh dengan
validitas butir soal yang menampilkan cara menganalisis data dari satu kali
50 butir soal, maka bisa dilihat pada pengetesan.
lampiran untuk digunakan mencari Mp, a. Apabila r11 sama dengan atau lebih
Mt, SDt, p dan q. Kemudian langkah besar dari 0,70 berati tes hasil belajar
selanjutnya adalah melakukan analisis yang sedang diuji reliabilitasnya
uji validitas butir soal sebagai berikut. dinyatakan telah memiliki reliabilitas
Dari hasil analisis di atas, ternyata dari yang tinggi (reliable).
50 butir soal yang diuji validitasnya, 46 b. Apabila r11 lebih kecil dari 0,70
butir soal di telah dapat dinkatakan berati tes hasil belajar yang sedang
sebagai soal yang valid, yaitu soal diuji reliabilitasnya. dinyatakan
nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, belum memiliki reliabilitas yang
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, tinggi (un- reliable). Data hasil
25, 26 ,27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 45, analisis reliabilitas dapat dilihat pada
36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, tabel dibawah ini.
dan 48. Sedangkan 4 butir soal lainnya, Data hasil analisis reliabilitas
yakni butir soal nomor 2, 5, 39 dan 50 butirsoal pilihan ganda ujian sekolah
merupakan item yang tidak valid. Dari mata pelajaran Al-Islam kelas XII
data hasil analisis validitas butir soal semester II SMA Muhammadiyah se
pilihan ganda ujian sekolah SMA Kota Palembang tahun pelajaran
Muhammadiyah sekota Palembang mata 2015/2016.
pelajaran Al-Islam tahun pelajaran
2015/2016, dapat diketahui bahwa Tabel 1. Reliability Statistics
sebagian butir soalnya dinyatakan valid Cronbach's N of
atau memiliki validitas. Berdasarkan Alpha Items
data perhitungan diketahui bahwa .914 50
sebanyak 46 butir soal atau sekitar 92 %
butir soal tes tersebut dinyatakan valid Berdasarkan hasil analisis
atau memiliki validitas. Sedangkan 4 reliabilitas butir soal pilihan ganda ujian
atau sekitar 8 % butir soal yang lain sekolah mata pelajaran Al-Islam kelas
dinyatakan dalam kategori tidak valid XII semester II SMA Muhammadiyah
atau tidak memiliki validitas. sekota Palembang tahun ajaran
2015/2016.
2. Hasil Analisis Reliabilitas Tes Telah diketahui besarnya
Suatu tes sebagai alat pengukur koefisien reliabilitas tes (r11) sebesar
dapat dinyatakan reliabel, apabila hasil 0,738. Karena r11 lebih besar dari 0,70
hasil pengukuran yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tes

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
16 Amrullah, Analisis Instrumen Tes...

pilihan ganda ujian sekolah mata Adapun butir soal yang termasuk
pelajaran Al-Islam kelas XII SMA kategori sedang berjumlah 3 6 butir
sekota Palembang tahun pelajaran soal, yaitu butir soal 1, 3, 4, 5, 6, 7,
2015/2016, yang menyajikan 50 butir 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17,
item dan diikuti oleh 120 siswa 18, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 31, 32,
dinyatakan memiliki reliabilitas yang 34, 35, 36, 40, 41, 42, 44, 45, 46,
tinggi (un-riliable). 48, 49 dan 50. Dari hasil analisis yang
telah dilakukan, data dan perhitungan
3. Hasil Analisis Tingkat kesukaran angka indeks kesukaran butir soal, maka
Butir Soal dari itu dapat diperoleh informasi
Menganalisis tingkat kesukaran tentang derajat kesukaran butir soal
butir soal berarti mengkaji soal-soal pilihan ganda ujian sekolah mata
atau butir tes termasuk dalam kategori pelajaran Al Islam Kelas XII semester II
sukar, sedang atau mudah. Butir-butir SMA Muhammadiyah sekota
item tes hasil belajar dapat dinyatakan Palembang tahun pelajaran 2015/2016.
sebagai butir-butir item soal yang baik, Derajat kesukaran butir soal
apabila butir-butir item tersebut tidak pilihan ganda ujian sekolah mata
terlalu sukar dan tidak pula terlalu pelajaran Al Islam Kelas XII semester II
mudah dengan kata lain derajat SMA Muhammadiyah sekota Palembang
kesukaran item itu adalah sedang atau tahun pelajaran 2015/2016, secara rata-
cukup. rata dapat dinyatakan bahwa butir soal
Cara yang dapat ditempuh untuk pilihan ganda ujian sekolah mata
mengetahui apakah butir item tes hasil pelajaran Al Islam Kelas XII semester
belajar, memiliki tingkat kesukaran yang II SMA Muhammadiyah sekota
baik atau tidak dapat diketahui dari Palembang tahun pelajaran 2015/2016,
besar kecilnya indeks kesukaran butir. yang berbentuk pilihan ganda
Analisis hasil jawaban dari hasil ujian mempunyai tingkat kesukaran mudah.
tengah semester mata pelajaran akidah Berdasarkan hasil perhitungan
akhlak kelas VIII, untuk indeks kesukaran pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa
adalah dengan dari 50 butir yang disajikan terdapat 36
Menurut ketentuan yang sering atau sekitar 72 %. butir tes tergolong
diikuti, indeks kesukaran sering mudah, dan 12 atau 24 % butir tes yang
diklasifikasikan sebagai berikut: soal tergolong sedang, serta 2 atau 4 % butir
dengan P = 1,00 sampai 0,50 adalah tes yang tergolong sukar.
soal sukar, soal dengan P = 0,50 sampai Dari keseluruhan soal yang
0,70 adalah soal sedang dan soal dengan diajukan dalam ujian sekolah mata
P = 0,70 sampai 1,00 adalah soal pelajaran Al-Islam kelas XII SMA
mudah, dari hasil analisis yang Muhammadiyah sekota Palembang tahun
dilakukan terhadap 50 butir soal pada pelajaran 2015/2016, yang termasuk
akhirnya dapat diketahui bahwa kategori baik yaitu 24%. Sedangkan
sebanyak 12 butir soal termasuk dalam 72% selebihnya adalah termasuk dalam
kategori item yang kualitasnya mudah, kategori soal yang jelek, baik karena
dalam arti derajat kesukaran, soal terlalu sukar maupun terlalu mudah.
cukup atau sedang yaitu : butir soal Dalam kaitannya dengan hasil
nomor analisis soal dari segi derajat
2,12,19,21,25,30,33,37,38,39,43 dan kesukarannya, maka tindak lanjut yang
47, butir- butir soal yang termasuk perlu dilakukan oleh tester adalah
kategori sukar berjumlah 2 butir soal, sebagai berikut:
yaitu butir soal nomor 20 dan 28.

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
Ad–Man–Pend (2018), 1 (1), 11–20 17

seleksi tersebut.
a. Untuk butir-butir soal yang c. Untuk butir-butir soal yang
berdasarkan analisis termasuk termasuk dalam kategori mudah,
dalam kategori baik, dalam arti juga ada tiga kemungkinan tindak
derajat kesukaran soalnya cukup lanjutnya, yaitu:
atau sedang, sayogyanya butir soal 1) Butir soal tersebut dibuang atau
tersebut segera dicatat dalam buku didrop dan tidak akan dikeluarkan
bank soal. Selanjutnya butir-butir lagi dalam tes-tes hasil belajar yang
soal tersebut dapat dikeluarkan akan datang.
lagi dalam tes- tes hasil belajar 2) Diteliti ulang dilacak dan ditelusuri
pada waktu-waktu yang akan secara cermat guna mengetahui
datang. faktor yang menyebabkan butir soal
b. Untuk butir-butir soal yang soal tersebut dapat dijawab betul oleh
termasuk dalam kategori terlalu hamper seluruh testee, ada
sukar, ada tiga kemungkinan tindak kemungkinan option atau alternatif
lanjut yaitu: yang dipasangkan pada butir-butir
1) Butir soal tersebut dibuang atau soal yang bersangkutan terlalu
didrop dan tidak akan dikeluarkan mudah diketahui oleh testee, mana
lagi dalam tes-tes hasil belajar yang option yang merupakan kunci
akan datang. jawaban soal dan mana option yang
2) Diteliti ulang, dilacak dan ditelusuri berfungsi sebagai distraktor atau
sehingga dapat diketahui faktor pengecoh.
yang menyebabkan butir soal yang Disini tester harus berusaha
bersangkutan sulit dijawab oleh memperbaiki atau menggantinya dengan
testee. Setelah dilakukan perbaikan, option yang lain, sehingga antara kunci
butir-butir soal tersebut dikeluarkan jawaban dengan pengecoh sulit untuk
kembali pada tes hasil belajar yang dibedakan oleh testee. Setelah dilakukan
akan dating perbaikan, soal yang bersangkutan dicoba
3) Haruslah dipahami bahwa tidak untuk dikeluarkan lagi pada tes hasil
setiap butir soal yang termasuk belajar berikutnya, guna mengetahui
dalam kategori sukar itu sama sekali apakah derajat kesukaran soal itu
tidak memiliki kegunaan. Butir- menjadi lebih baik dari sebelumnya
butir soal yang terlalu sukar itu ataukah tidak.
sewaktu-waktu masih dapat diambil 3 ) Seperti halnya butir-butir soal yang
manfaatnya, yaitu dapat digunakan sukar, butir-butir soal yang mudah
dalam tes-tes terutama tes seleksi juga masih mengandung manfaat,
yang sifatnya sangat ketat, dalam yaitu butir-butir soal yang termasuk
arti sebagian besar dari testee tidak dalam kategori mudah dapat
akan diluluskan dalam tes seleksi dimanfaatkan pada tes-tes terutama
tersebut. Dalam kondisi seperti itu tes seleksi yang sifatnya longgar,
sangat tepat apabila butir-butir soal dalam arti bahwa sebagian besar dari
yang dikeluarkan adalah butir-butir testee akan dinyatakan lulus dalam
soal yang termasuk kategori sukar tes seleksi tersebut.
dengan asumsi bahwa testee Dalam kondisi seperti ini sangat
dengan kemampuan yang rendah bijaksana apabila butir- butir soal yang
dengan mudah akan tersisihkan dari dikeluarkan dalam tes seleksi itu
seleksi, sedangkan testee yang adalah butir-butir soal yang termasuk
memiliki kemampuan tinggi tidak dalam kategori mudah, sehingga tes
akan terlalu sukar untuk lolos dalam seleksi itu boleh dikatakan hanya

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
18 Amrullah, Analisis Instrumen Tes...

sebagai formalitas saja. maka nilai D tersebut dapat dikatakan


Dari uraian diatas maka tidak ada pada kategori baik. Untuk mengetahui
jeleknya untuk memasukkan butir- butir angka indeks diskriminasi soal D,
soal yang termasuk kategori sukar dan langkah-langkah yang perlu ditempuh
mudah di dalam buku bank soal, sebab adalah sebagai berikut:
sewaktu-waktu butir-butir soal semacam a. Membagi atau mengelompokkan
itu diperlukan tester tidak perlu testee yang jumlahnya 120 orang
membuat atau menyusun butir-butir siswa menjadi dua kelompok, yaitu
item dengan derajat kesukaran dan kelompok atas dan kelompok
derajat kemudahan yang sangat tinggi. bawah. Dalam hal ini tidakperlu
menganalisis skor-skor dari
4. Hasil Analisis Daya pembeda keseluruhan testee, melainkan
Analisis daya pembeda adalah cukup mengambil sempel sebanyak
mengkaji butir-butir soal dari segi 27% dari kelompok atas dan 27%
kemampuan soal untuk membedakan kelompok bawah, yaitu 2 7 % X
antara siswa yang berkemampuan tinggi 90 = 24,3 = 24 orang. Skor hasil
dengan siswa yang berkemampuan ujian tengah semester mata
rendah, artinya apabila soal tersebut pelajaran Al-Islam kelas XII
diberikan kepada anak yang pandai semester II SMA Muhammadiyah
hasilnya menunjukkan prestasi yang se Kota Palembang tahun ajaran
tinggi, dan apabila diberikan kepada 2015/2016 dapat dilihat pada
siswa yang lemah hasilnya rendah. lampiran.
Tes dikatakan tidak memiliki daya b. Memberikan kode-kode terhadap
pembeda apabila tes tersebut jika hasil pengelompokan testee atas
diujikan kepada anak berprestasi tinggi kedua kategori tersebut(lihat pada
hasilnya rendah, tetapi apabila diberikan lampiran), skor 1 (satu) yang berada
kepada anak yang lemah hasilnya lebih diantara dua tanda kurung adalah
tinggi, serta apabila diberikan kepada skor-skor jawaban betul yang
kedua kategori siswa tersebut, hasilnya dimiliki oleh testee kelompok atas,
sama saja, dengan demikian tes yang skor 1 (satu) yang tidak dibubuhi
tidak memiliki daya pembeda tidak akan tanda kurung adalah skor-skor
memberikan gambaran hasil yang sesuai jawaban betul yang dimiliki oleh
dengan kemampuan siswa yang testee kelompok bawah, adapun
sebenarnya. skor 0 (nol) adalah skor jawaban
Mengetahui daya pembeda soal itu salah.
penting sekali, sebab salah satu dasar c. Mencari atau menghitung BA, JA,
yang dipegang untuk menyusun butir PA, BB, JB, dan PB. perhitungan
soal adalah adanya anggapan bahwa untuk memperoleh BA, JA, PA,
kemampuan antara testee yang satu BB, JB, dan PB dapat dilihat pada
dengan testee yang lain berbeda-beda lampiran.
dan butir-butir soal tes hasil belajar d. Mencari atau menghitung angka
haruslah mampu memberikan hasil tes indeks diskriminasi item untuk 50
yang mencerminkan adanya perbedaan butir soal ujian tengah semester
kemampuan yang terdapat dikalangan mata pelajaran Al-Islam kelas XII
testee tersebut.dengan kriteria daya semester II ujian sekolah SMA
pembeda soal. Muhammadiyah sekota Palembang
Apabila nilai D Kurang dari 0,20 tahun pelajaran 2015/2016.
maka nilai D tersebut dapat dikatakan Daya pembeda butir soal tes ujian
tidak baik, dan apabila nilai D 0,40 0,70 sekolah mata pelajaran Al-Islam kelas

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
Ad–Man–Pend (2018), 1 (1), 11–20 19

XII SMA Muhammadiyah se Kota Sebagai tindak lanjut atas hasil


Palembang tahun pelajaran 2015/2016. penganalisisan terhadap fungsi
Dapat diketahui bahwa dari distraktor tersebut maka distraktor yang
sebanyak 50 butir soal yang dikeluarkan sudah dapat menjalankan fungsinya
dalam ujian sekolah mata pelajaran Al- dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-
Islam kelas XII semester II SMA tes yang akan datang sedangkan
Muhammadiyah sekota Palembang distraktor yang belum dapat berfungsi
tahun pelajaran 2015/2016 tersebut dengan baik sebaiknya diperbaiki atau
butir-butir soal tersebut jika dilihat dari diganti dengan distraktor yang lain.
daya pembeda butirnya menunjukkan
sebanyak 24 butir atau sekitar 46 % Simpulan
memiliki daya pembeda yang jelek, dan Dari hasil penelitian dan
26 butir atau sekitar 54 % tergolong pembahasan yang telah dilakukan
memiliki daya pembeda yang baik sebelumnya dapat disimpulkan sebagai
sekali. Tindak lanjut atas hasil berikut:
penganalisisan mengenai daya
pembeda soal tes hasil belajar tersebut 1. Validitas butir soal.
adalah: Validitas butir soal pilihan ganda
a. Butir soal yang sudah memiliki daya ujian sekolah mata pelajaran Al-slam
pembeda soal yang baik hendaknya kelas XII semester II SMA
dimasukkan atau dicatat dalam buku Muhammadiyah sekota Palembang tahun
bank soal. Butir-butir soal tersebut pelajaran 2015/2016 adalah valid karena
pada tes hasil belajar yang akan dari 50 butir soal sebanyak 46 atau
datang dapat dikeluarkan lagi karena sekitar 92% butir soal yang valid dan
kualitasnya sudah cukup memadai. yang tidak valid hanya 4 atau sekitar 8
b. Butir-butir soal yang daya % butir soal.
pembedanya masih rendah (poor),
ada dua kemungkinan tindak lanjut 2. Reliabilitas butir soal
yaitu: Reabilitas butir soal pilihan ganda
1) Ditelusuri kemudian diperbaiki, dan ujian sekolah mata pelajaran Al-slam
setelah diperbaiki dapat diajukan kelas XII semester 2 SMA
lagi dalam tes hasil belajar yang akan Muhammadiyah sekota Palembang tahun
datang. Kelak soal tersebut dianalisis pelajaran 2015/2016 ini termasuk dalam
lagi apakah daya pembedanya tes yang memiliki reliabilitas yang
meningkat ataukah tidak. tinggi (reliable) karena dilihat dari
2) Dibuang atau didrop dan untuk tes koefisien reabilitasnya yaitu sebesar
yang akan datang butir soal tersebut 0,914 jauh lebih tinggi dari standar
tidak akan dikeluarkan lagi. koefisien 0,700.
c. Khusus butir-butir soal yang angka
indeks diskriminasi soalnya bertanda 3. Tingkat kesukaran butir.
negatif, sebaiknya pada tes hasil Tingkat kesukaran butir soal
belajar yang akan datang tidak usah pilihan ganda ujian sekolah mata
dikeluarkan lagi, sebab butir soal pelajaran Al-Islam kelas XII semester II
yang demikian itu kualitasnya SMA Muhammadiyah sekota Palembang
sangat jelek. yang ada belum dapat tahun pelajaran 2015/2016 secara umum
merangsang atau mengecoh testee termasuk dalam kategori soal yang
yang mengikuti tes tersebut untuk memiliki “tingkat kesukaran sedang”.
memilih yang bukan sebagai kunci Dari 50 soal yang disajikan ada 4
jawaban atau distraktor. item soal atau sekitar dan 8 % butir soal

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)
20 Amrullah, Analisis Instrumen Tes...

termasuk dalam kategori soal yang sukar Sudjiono, Anas. (2009). Pengantar
36 item soal atau 72% termasuk dalam Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
kategori soal yang sedang dan 10 item Raja Grafindo Persada.
soal 20% memiliki tingkat kesukaran
yang mudah. Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
4. Daya Pembeda butir soal Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ditinjau dari indeks daya
pembeda butir soal pilihan ganda ujian Suharsimi, Arikunto. (2009). Dasar-
sekolah mata pelajaran Al-slam kelas Dasar Evaluasi Pendidikan.
XII semester 2 SMA Muhammadiyah Jakarta: Bumi Aksara.
sekota Palembang tahun pelajaran
2015/2016 terdapat sebanyak 26 item Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur
soal termasuk dalam kategori baik atau Penelitian: Suatu Pendekatan
54% yang termasuk dalam kategori Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
yang baik, 24 atau 46% item soal yang
Wina, Sanjaya. (2006). Strategi
masuk kedalam kategori soal yang
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
kurang baik.
Prenada Media Group.
DaftarPustaka

Azwar, Saifuddin. (2014). Reliabilitas


dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Bloom, Benjamin S. (1956). Taxonomy


of educational Objective Handbook
I: Cognitive Domain. New York:
David McKay.

Daryanto. (2003). Evaluasi Pendidikan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012).


Taksonomi Kognitif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2011). Praktik Penelitian


Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Th. 2005 Nomor


19 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Purwanto, Ngalim. (2002). Prinsip-


Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation


ISSN 2615–0581 (print), ISSN 2615-4757 (online)

Anda mungkin juga menyukai