Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEBUTUHAN EVALUASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

DAN KETERAMPILAN (SBDP) DI SDN LIWUNG

Abstrak

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah dicapai. Bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya serta bagaimana manfaat
yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh
dalam pengertian yang lain evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputus man sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.Metode
penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif yang menggunakan
teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran seni budaya (SBDP) yang ada di SDN
Liwung, dengan menganalisis kualitas dari evaluasi pembelajaran yang dilakukan di SDN
Liwung, evaluasi berfungsi sebagai pengukur dan penilai keberhasilan dari proses
pembelajaran, dan juga mengukur sejauh mana pencapaian kompetensi peserta didik
terhadap satu atau beberapa tujuan pembelajaran. Sehingga dengan adanya evaluasi dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas pembelajaran. Permasalahan tersebut, merupakan gambaran yang terjadi di SDN
Liwung.

Kata kunci:Analisi Kebutuhan, Evaluasi Pembelajaran, SBDP

1. PENDAHULUAN

Adanya pandemi Covid-19 memang memberikan dampak yang signifikan


terhadap semua sisi kehidupan manusia. Semua sektor merasakan perubahan ini,
bukan hanya pada sektor kesehatan akan tetapi juga pada sektor lainnya, termasuk
dalam sektor pendidikan. Banyak perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan
selama kemunculan pandemi Covid-19. Perubahan juga terjadi terutama dari sisi
pembelajaran, baik menyangkut strategi, media, materi, administrasi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Perubahan tersebut secara sukarela
diterima oleh seluruh pihak karena memang kondisi dan situasinya tidak
memungkinkan.

1
2

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara


sengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Dalam evaluasi pembelajaran terdapat ruang lingkup pembelajaran ruang lingkup
evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri jika objek evaluasi
itu tentang pembelajaran maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran
menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran.

Seiring dengan perubahan tersebut, evaluasi pembelajaran sebagai pisau


analisa terhadap pencapaian hasil belajar, niscaya dilaksanakan dengan holistik
meliputi kriteria proses, dan hasil pembelajaran sehingga cita-cita melaksankan
tugas profesional guru dapat terwujud secara holistik pula. Proses evaluasi
pembelajaran tidak lagi bermakna sempit, parsial dan sporadis tetapi proses utuh
dalam pembelajaran yang berlangsung perhari, pertriwulan, persemester, dan
bahkan pertahun yang dilaksanakan secara simultan dan edukatif terhadap capaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Ediana latip, 2018)

Dalam proses pembelajaran evaluasi tidak hanya perlu dilakukan untuk


mengetahui hasil belajar, evaluasi atau penilaian juga perlu dilakukan untuk
menilai proses pengajaran yang telah dilakukan oleh guru evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar bisa digunakan untuk acuan mengetahui perkembangan
atau kemajuan belajar peserta didik untuk penilaian pengajaran Tentu juga dapat
digunakan untuk mengetahui kemajuan pengajaran serta mengetahui kekurangan
dan kelemahan pengajaran yang dilakukan oleh guru dengan demikian guru dapat
memperbaiki sistem mengajar yang dipakai olehnya sehingga kemampuan dan
kualitas mengajar guru dapat menjadi semakin baik dan semakin baik

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh


mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai. Bagaimana perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara
keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan
dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh dalam pengertian yang lain evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan

2
3

sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai. Evaluasi dalam pendidikan
merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting dengan proses
pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan
tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting
(Gerney, 2007 dalam Smp, 2019)

Evaluasi pembelajaran adalah untuk mengevaluasi kegiatan atau mengoreksi


hal-hal yang telah terjadi atau dilakukan selama pembelajaran yang telah terjadi
atau dengan kata lain diulang kegiatan mereka mengetahui hal-hal penting dalam
bentuk keuntungan dan kerugian yang terjadi dalam kegiatan yang telah terjadi
dengan harapan bahwa itu akan melakukan yang terbaik ketika kegiatan yang
akan dilakukan kemudian untuk belajar. Wysong 1974(Gibson,1981:374) dalam
(Amirono & Daryanto, 2016) Mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah
proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang
berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan.

Evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan guru ini tidak hanya dilakukan
sekali atau dua kali saja namun tentu harus dilakukan secara terus-menerus
bahkan setiap selesai melakukan pengajaran sangat perlu dilakukan penilaian guru
semakin mampu menerapkan sistem pengajaran yang tepat antara pengajaran satu
dengan proses pengajaran lainnya terutama sistem pengajaran antar materi
pembelajaran

Dengan sistem evaluasi yang baik maka akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik sehingga dapat memotivasi peserta didik
untuk belajar yang lebih baik dengan meningkatnya kualitas pendidikan. Khusus
untuk evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya memang menjadi
kesulitan hampir semua pendidik. Kesulitannya utamanya terletak pada sulitnya
memberikan pengawasan saat evaluasi sebab saat evaluasi berlangsung guru tidak
berada di dekat peserta didik. Sulitnya menerapkan prinsip objektivitas sebab
tes/ujian dilakukan di rumah anak didik masing-masing, dan sulitnya menerapkan
nilai-nilai kejujuran sebab tes/ujian dilakukan dengan pendampingan orang tua
atau wali di rumah masing-masing.

3
4

Akhirnya kondisi ini mempengaruhi kualitas dari evaluasi pembelajaran itu


sendiri. Pada posisi inipun sebenarnya guru dan orang tua merasa tak berdaya
untuk mengatasinya, sebab dikarenakan memang kondisi dan situasi tak
mengizinkan, di tambah lagi sarana atau fasilitas pembelajaran daring yang
dimiliki anak didik terbilang seadanya. Walaupun terbilang sulit untuk melakukan
evaluasi pembelajaran, akan tetapi tidaklah dapat dihindari atau ditinggalkan
kegiatan evaluasi dalam sebuah pembelajaran. Evaluasi tetap harus ada dalam
kegiatan pembelajaran, ia berfungsi sebagai pengukur dan penilai keberhasilan
dari proses pembelajaran, dan juga mengukur sejauh mana pencapaian kompetensi
peserta didik terhadap satu atau beberapa tujuan pembelajaran. Sehingga dengan
adanya evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Permasalahan tersebut,
merupakan gambaran yang terjadi di SDN Liwung.

Bagi peserta didik evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan
motivasi berprestasi evaluasi terhadap peserta didik dilakukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai evaluasi tidak hanya
dilakukan oleh guru tetapi juga oleh peserta didik untuk mengevaluasi diri mereka
sendiri

Evaluasi diri dilakukan oleh peserta didik terhadap diri mereka sendiri maupun
terhadap teman mereka .hal ini akan mendorong peserta didik untuk berusaha
lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil maksimal. mereka akan
merasa malu kalau kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman
mereka sendiri evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang
mendukung proses belajar mengajar serta membantu peserta didik meningkatkan
keberhasilannya.

2. METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode


kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan

4
5

wawancara. Peneliti menggunakan metode ini dengan teknik pengumpulan


data-data, baik tertulis maupun lisan dari subjek penelitian kemudian dianalisis
dan dituangkan ke dalam penulisan secara deskriptif. Penulisan ini diawali
dengan pengumpulan data yang didapatkan melalui studi literatur atau studi
pustaka dan studi lapangan dengan cara pengamatan atau observasi,
wawancara, kemudian dilanjutkan dengan proses pemilahan data, analisis data,
dan diakhiri dengan penulisan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab guru untuk
mengembangkan segala potensi yang ada pada diri siswa. Salah satu
komponen yang menjadi objek utama peningkatan kualitas pendidikan adalah
sistem pembelajaran di kelas dengan menggunakan media yang tepat untuk
membekali siswa dengan pembelajaran (Tafonao, 2018)). Tujuan utama
proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa serta
mengubah tingkah laku siswa berdasar atas tujuan yang telah di susun dan di
recanakan sebelum proses kegiatan belajar mengajar berlangsung (Ramadhani
et al., 2020). Untuk menghasilkan dan mengetahui daya serap siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui perubahan tingkah laku
siswa, maka evaluasi adalah salah satu hal yang sangat penting untuk di
lakukan. Sebab evaluasi di pandang sebagai masukan yang diperoleh dari
proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan berbagai komponen proses pembelajaran.(Aqmarani et al., 2021)
Kegiatan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran memiliki tujuan,
fungsi, dan prinsip tersendiri. Melalui kegiatan evaluasi, guru dapat
mengetahui sampai sejauh mana tingkat pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian
tujuan dari kegiatan pembelajaran. Tujuan utama dilakukan kegiatan evaluasi
dalam proses belajar adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkap
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak
lanjutnya dalam bentuk fungsi evaluasi (Daryanto, 2001: 11) dalam (Sobandi

5
6

& Pd, n.d.)


Evaluasi dijadikan oleh guru dan peserta didik sebagai kebutuhan
mapping perubahan pencapaian kompetensi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Gagne (Crooks, 1988) menjelaskan tentang impact dari
pelaksanaan evaluais pembelajaran:
1. Evaluasi dapat mereactivasi pengetahuan awal peserta didik (knowledge
prior) dalam mengikuti bahan pembelajaran;
2. Evaluasi dapat memfokuskan perhatian peserta didik pada aspek penting
dari mata pelajaran tertentu;
3. Evaluasi dapat mendorong penerapan active learning strategies;
4. Evaluasi dapat memberikan kesempatan untuk meninjau keterampilan
dan belajar yang telah dilakukan;
5. Evaluasi dapat menyajikan feedback tentang capaian pengetahuan;
6. Evaluasi membantu peserta didik untuk memonitor progress and
perkembangan skills secara self-evaluation;
7. Evaluasi dapat meng-guide peserta didi untuk menentukan pembelajaran
yang lebih luas dan dalam atau mencapai peningkatan ketuntasan belajar
(increase mastery);
8. Evaluasi dapat membantu peserta didik merasakan a sense of
accomplishment; keinginan berprestasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SDN Liwung yaitu


dengan ibu Baiq Suarti selaku guru kelas 3 dan bapak is guru kelas 6 tentang
evaluasi dalam pembelajaran dikatakan bahwa evaluasi yang digunakan,
pertama evaluasi hasil, yang terdiri evaluasi formatif (teknik tes dan non tes),
dan evaluasi sumatif (teknik tes dan non tes). Kedua, evaluasi proses
dilakukan terhadap tujuan instruksional, perencanaan pembelajaran, dan
pengelolaan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara kegiatan
pembelajaran, evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif, meliputi pre-
test dan post-test. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa
memperoleh soal yang sama. Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah

6
7

untuk menetukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah


mereka menempuh proses pembelajaran dalam waktu tertentu.
1. Teknik non tes
Teknik non tes merupakan tes yang tidak menguji peserta didik melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik non tes ini
pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi
hasil belajar peserta didik dari segi ranah keterampilan.
2. Teknik tes
Teknik tes ini merupakan tes yang menggunakan atau memberikan
pengujujian kepada peserta didik dengan memberikan butir-butir soal ataupun
esai dan berbagai macam tes yang diberikan guru sebagai alat evaluasinya.
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu;
a. Sebagai alat pengukur terhadap peerta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
dalam jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Amirono, & Daryanto. (2016). Evaluasi & Penilaian pembelajaran kurikulum
2013 (ke 1). Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Aqmarani, A., Magdalena, I., & Ayudhiya, N. (2021). Evaluasi Pembelajaran
Pada Tingkat Sekolah Dasar. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2), 57–63.
https://doi.org/10.36418/CERDIKA.V1I2.14
Ediana latip, A. (2018). EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD DAN MI.
Ramadhani, Masrul, R., Nofriansyah, D., Hamid, M. A., Sudarsana, I. K., Sahri,
… -, S. S. (2020). Belajar dan Pembelajaran: Konsep dan Pengembangan -
Google Buku. Diambil dari https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=QprzDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=konsep+tes+evalu

7
8

asi&ots=loYyfInHfG&sig=Zpb359YCdAkw97d7kw_znDJ-
4Ss&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep tes evaluasi&f=false
Smp, B. (2019). Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Melalui Instrumen
Penilaian Kompetensi Berkarya Seni bagi Guru Seni Budaya SMP di
Kabupaten Kudus. Jurnal Abdimas, 23(2), 121–124.
Sobandi, B., & Pd, S. (n.d.). PENDIDIKAN SENI RUPA DI SEKOLAH
DASAR.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103.
https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113

Anda mungkin juga menyukai