Bq.Fatmayanti
Universitas Negeri Semarang
Alamat Email:baiqyanti7@gmail.com
Abstrak
Desa sukarara merupakan desa sentra tenun terbesar di Lombok, selain sebagai sentra tenun
desa ini juga dijadikan desa wisata yang banyak diminati. Kain tenun songket merupakan kain
tradisional yang cara pembuatannya dengan cara ditenun menggunakan alat yang masih
tradisional,sehingga menghasilkan motif kain songket yang beragam, mempunyai nilai estetika
yang tinggi selain dari cara pembuatanya yang sangat rumit dan membutuhkan waktu yang lama
dalam proses pembuatanya sehingga menjadi satu kain yang utuh. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui (1) Motif pada kain tenun songket Desa Sukarara(2) Makna filosofi dari kain
tenun songket Desa Sukarara. Penelitian yang akan digunakan yaitu metode kualitatif dengan
pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Pendekatan yang
digunakan pendekatan semiotik yang membahas tentang simbol,indeks,dan tanda
Abstract
Desa Sukarara is the largest weaving center village in Lombok, apart from being a weaving
center, this village is also a popular tourist village. Songket woven cloth is a traditional fabric
that is woven using traditional tools, resulting in a variety of songket motifs, has a high aesthetic
value apart from the very complicated way of making it and requires a long time in the
manufacturing process so that it becomes one cloth. the whole one. The purpose of this study
was to determine (1) the motive on the songket woven cloth of the village of Sukarara (2) the
symbolic meaning of the songket woven cloth of the village of Sukarara. The research that will
be used is a qualitative method with data collection by means of observation, documentation,
and interviews. The approach used is a semiotic approach that discusses symbols, indices, and
signs
Keywords: woven cloth, motif, symbolic meaning, Sukarara village
2. Motif subahnale
Dokumentasi pribadi
Motif wayang terbentuk dari objek
pasangan dan payung, motif ini
termasuk motif dekoratif yang mana
objek utamanya meniru bentuk
manusia dan didesain dalam bentuk
wayang. Motif ini menggunakan
Doku
Dokumentasi pribadi
mentasi pribadi
Motif ragi genep ini memiliki motif
Motif subahnale merupakan motif
yang simple
yang sudah ada dari jaman dulu,
Makna dari motif ragi genep yaitu
dulunya motif ini hanya boleh
ketika orang ingin berpergian
digunakan oleh bangsawan Lombok,
sabaiknya menggunakan pakaian
dan tidak boleh digunakan oleh
yang sopan,santun dan memenuhi
sembrang orang. Pengerjaan motif
norma yang berlaku dalam
ini bisa 1-2 bulan dan pengerajinnya
masyarakat lombok.
harus didalam rumah tidak dilihat
oleh orang lain. Motif ini diambil
dari kata subhanallah yang
diucapkan oleh para penenun saking
4. Motif keker atau merak
rumitnya motif ini. Makna dari motif
ini yaitu selalu mengingat tuhan
yang maha kuasa dan selalu bersabar
3. Motif ragi genep
Dokumentasi pribadi
Motif bintang remawe memiliki ciri
khas motif kotak-kota dan biasanya
Dokumentasi pribadi
didalam kotaknya diberi motif bunga
Motif keker ini juga merupakan
remawa. Makna dari motif ini yaitu
salah satu motif yang sudah ad dari
6. Motif kembang komak
zaman dulu salain motif subahanale.
Motif ini berbentuk seperti burung
merak yang sadang berhadapan,
biasanya motif ini menutupi sebagian
dari kain utamanya. Motif keker ini
mempunyai makna mengenai
kebahagiaan dan kedamaian dalam
memadu kasih, biasanya motif ini
Dokumentasi pribadi
sering juga disebut sebagai motif
Motif ini diberi nama kembang
bulan madu. Dikatakan juga jika
komak karena pada saat
pasangan pengantin menggunakn
pembuatanya dulu mau memasuki
motif ini pada saat prosesi adat,
musim hujan, bertepatan dengan
konon katanya hubungan cinta
mulainya bunga kembang komak ini
mereka akan abadi selamanya.
muncul. Dulunya kain songket ini
digunakan sebagai selimut pada saat
5. Motif bintang remawe
musim hujan. Makna dari motif ini
adalah menjalin silaturahmi antar Motif anteng ini memiliki corak
sesama yang berbentuk jalur-jalur lungs,
7. Motif anteng biasanya dijadikan sebagai sabuk
atau ikat pnggang oleh kaum wanita
8. Motif alang-alang atau lumbung
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bahari, N. (2017). KRITIK SENI. (D. A. Design & S. Y. Utami, Ed.) (1,2,3). yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167.
Chairul, M., & Umanailo, B. (2020). ANALISIS SEMIOTIKA BUSANA ADAT BAGI
PEREMPUAN DI PULAU BURU. Dinamika Sosial Budaya, 22(1), 29–37. Diambil dari
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
Efendi, N., Sudarmawan, A., Ketutsupir, I., Pendidikan, J., & Rupa, S. (2014). TENUN KAIN
SONGKET DI DESA SUKARARA, KECAMATAN JONGGAT, LOMBOK TENGAH, NUSA
TENGGARA BARAT. Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha (Vol. 4).
https://doi.org/10.23887/JJPSP.V4I1.4301
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). (I. Taufik, Ed.) (29 ed.).
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Mudjiyanto, B., & Nur, E. (2013). Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi. Jurnal
Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa PEKOMMAS, 16(1), 10.
Rohidi, T. R. (2011). METODOLOGI PENELITIAN SENI. (B. gilang Budiman, E. Sugiran, & S.
O. S. Yusoff, Ed.). semarang: CIPTA PRIMA NUSANTARA SEMARANG.
Runalan Soedarmo, U., & Kusmayadi, Y. (2020). MOTIF RAGAM HIAS DAN NILAI-NILAI
FILOSOFIS BATIK CIAMIS. Halaman | 53 Jurnal Artefak (Vol. 7). Diambil dari
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/artefak
Shanie, A. (2020). TENUN SONGKET TANJUNG PINANG KAJIAN SEMIOTIK Fenomenalogi:
Identitas Sosial Masyarakat kampung Tanjung Pinang. Jurnal Dimensi Seni Rupa dan
Desain (Vol. 17). Diambil dari
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/dimensi/article/view/7846
Sila, I. N. (2013). KAJIAN ESTETIKA RAGAM HIAS TENUN SONGKET JINENGDALEM,
BULELENG. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 2(1), 2303–2898.
https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v2i1.1311
Zaenuri, A., Zaenuri, A., & Lestari, W. (2009). SENI PEMBEBASAN : ESTETIKA SEBAGAI
MEDIA PENYADARAN. Harmonia Journal of Arts Research and Education, 9(1).
https://doi.org/10.15294/harmonia.v9i1.663