Anda di halaman 1dari 5

Kain Tenun Sambas

Informasi

Masyarakat Melayu Sambas mulai mengenal dan melakukan praktek menenun secara tradisional (baik
teknik ikat maupun teknik songket) pada masa pemerintahan Raden Bima (sultan Sambas yang ke-2,
memerintah tahun 1668-1708) yang bergelar Sultan Muhammad Tajudin menggantikan ayahandanya
Raden Sulaiman bin Raja Tengah Sejak masa itulah menenun menjadi seni kerajinan dan diwariskan
secara turun-temurun sampai sekarang. Di masa Hindia Belanda, gairah menenun dan jumlah kain
temum yang dihasilkan cukup menggembirakan dan boleh dikata hampir di setiap kampung ada perajin
dan memiliki alat tenun sendiri. Pada saat itu Raja Sambas mendapat hadiah berupa seperangkat alat
mesin tenun dari Kesultanan Brunei, sehingga menginginkan masyarakatnya belajar menenun. Sejak
saat itulah proses menenun diajarkan kepada masyarakat yang berada di sekitar keraton dan hingga saat
ini tenunan Sambas ini banyak dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar keraton Sambas

Tenun Sambas merupakan salah satu usaha masyarakat di Sambas yang telah berlangsung secara turun
temurun. Pembuatan kain tenun ini dilakukan masyarakat secara manual atau tradisional. Proses
pengerjaan secara tradisional ini akan membuat hasilnya akan lebih bagus dibandingkan pembuatan
dengan mesin. Usaha tenun songket ini banyak dilakukan oleh penduduk yang bermukim di Daerah
Keraton dan Dusun Sembering, Desa Sumber Harapan, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Sampai saat ini kerajinan tenun songket Sambas ini masih banyak sekali digeluti oleh
masyarakat di sekitar daerah keratondan di sepanjang aliran sungai. Hingga saat ini, perajin tenun
Sambas ini masih banyak yang bermukim di sekitar keraton Sambas dan Kota Sambas pada umumnya.
Patung Asmat

Informasi

Keunikan Patung Asmat

Patung Asmat, di masa kini bagi suku Asmat di Papua merupakan media sebagai jembatan alur
komunikasi, antara roh roh arwah leluhur dengan generasi suku Asmat yang masih hidup. Dimana kaum
muda suku Asmat diberikan kepercayaan untuk melestarikan nilai-nilai, hukum, adat istiadat para
leluhur agar tidak punah tergerus perkembangan zaman.

Patung Asmat dikenal oleh masyarakat modern sebagi benda primitif, yang dianggap sebagai wujud
kepercayaan terhadap arwah-arwah jahat. Namun hasil kerajinan pulau Papua ini menjadi produk seni
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Kain Tenun Ikat Sukerare

Informasi

Sukerare adalah sebuah desa penghasil tenun ikat dan songket yang terletak di Kecamatan Jongot,
Kabupaten Lombok Tengah. Tempat pengerajin Songket dan Tenun Ikat yang terbesar di Lombok berada
di Desa Sukerare.

Kain tenun ikat sangat identik dengan kain tradisional untuk Indonesia bagian Timur. Kain Tenun ikat
atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau
benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.

Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun tradisional sama seperti proses pembuatan kain gringsing,
songket dan Ulos. Sebelum ditenun, helai-helai benang dibungkus atau diikat dengan tali plastik sesuai
dengan corak atau pola hias yang diingini. Secara umum kain ini berfungsi sebagai busana untuk
penggunaan sehari-hari dan mentupi badan dan sebagai busana dalam tari adat dan upacara adat.
Kerajinan Batik di Jawa Barat

Informasi

Seperti halnya batik dari daerah lain, kerajinan batik dari Jawa Barat ini juga memiliki kekhasan
tersendiri. Ada motif mega mendung dengan dominasi warna cokelat, biru. ungu, hijau, merah dan
hitam Ada juga yang merupakan kumpulan dari beberapa motif yaitu motif kumeli, rereng. burung,
kupu-kupu dan bunga yang terkenal di Tasikmalaya Batik tulis khas Tasikmalaya banyak menggunakan
warna dasar merah, kuning, ungu. biru, hijau, dan sogan. Motifnya lebih banyak natural (alam).

Tidak hanya daerahYogyakarya, Solo, dan Pekalongan yang terkenal dengan kerajinan batiknya. Di Jawa
Barat juga terdapat daerah penghasil batik antara lain Cirebon dan Tasikmalaya.
Mengenal Batik Kawung

Informasi

Batik Kawung adalah sebuah kain motif batik Kawung yang berasal dari kota Jogja. Kain motif ini
merupakan motif batik di Indonesia yang paling terkenal dari Jogja. Motif batik ini berbentuk bulatan-
bulatan yang menyerupai buah kawung atau buah aren yang disusun secara geometris. Dalam
kebudayaan Jawa, motif kawung yang disusun geometris ini diartikan sebagai lambang terjadinya
kehidupan manusia. Harapannya, agar manusia tidak melupakan asal usulnya.

Selain itu, motif batik kawung juga dikenal sebagai lambang keperkasaan dan keadilan. Tak heran jika
dulunya, batik kawung hanya boleh dikenakan oleh orang-orang tertentu saja, seperti pejabat kerajaan.

Anda mungkin juga menyukai