Anda di halaman 1dari 9

10 Aneka Jenis Kain Tradisional, Asli

Indonesia
Mayoritas orang selama ini hanya mengenal batik dan kain tenun sebagai kain tradisional
dengan bahan asli Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki aneka jenis kain, hampir di setiap
daerah memiliki kain dengan corak, motif, material tekstil, dan proses pewarnaanya sendiri.
Kain dari berbagai daerah di Indonesia, memang selalu memikat.

Kain tradisional dibuat bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sandang, tetapi juga
menggambarkan makna filosofis mendalam pada setiap helainya. Beberapa kain bahkan
dibuat dengan proses yang sangat rumit, memakan waktu hingga berbulan-bulan. Karena itu
ada kain tradisional yang menjadi sangat langka, karena sudah jarang yang membuatnya.

Berikut ini 12 Aneka Jenis Kain Tradisional, Asli Indonesia:

1. Kain Tenun Ikat Bali

Pada awalnya kain tenun ini hanya digunakan oleh para orang tua dan kalangan bangsawan
saja, tapi kini hampir semua lapisan masyarakat Bali mengenakannya, baik untuk pakaian
sehari-hari maupun upacara besar keagamaan.

Ada beberapa jenis kain tenun ikat Bali yang sudah sangat terkenal, yakni kain Songket dan
Endek Bali. Pembuatan kain Endek cukup unik, salah satu prosesnya disebut dengan nyantri,
yaitu menggoreskan warna dengan kuas bambu pada bagian-bagian ragam hias tertentu.
Pembuatan kain Endek Bali masih menggunakan ritual khusus.

2. Kain Songket

Kain songket berasal dari daerah Sumatera. Pusat kerajinan songket yang terkenal adalah dari
kota Palembang dan karya songket yang paling terkenal berasal dari Sumatera Barat karena
dibuat dengan menggunakan benang emas. Karena pembuatannya yang rumit, kain songket
memiliki nilai jual yang sangat tinggi.

Kain songket dibuat dengan cara ditenun dengan menggunakan benang helai demi helai
hingga menjadi satu lembar kain utuh yang cantik. Kain songket ditenun dengan
menggunakan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan
benang perak, emas, tembaga, atau benang warna di atas benang lungsi.

Ada kalanya kain songket memiliki corak penuh dengan beragam hiasan atau beberapa
bagian kain saja yang terkadang dipadu dengan teknik ikat. Motif kain songket biasanya
berbentuk geometris flora, dan fauna. Ada juga motif bunga seperti melati, mawar, dan
tanjung, melambangkan kesucian, keanggunan dan segala kebaikan.

3. Kain Tenun Ikat Flores

Daerah sentra khusus pembuatan kain tenun ikat khas Flores adalah desa Sikka, Lio, dan
Ende, di Flores Nusa Tenggara Timur. Hampir semua proses pembuatannya dilakukan secara
tradisional dan tanpa mesin. Mulai dari pengolahan biji kapas, pemintalan, pewarnaan,
hingga menjadi sehelai kain ikat.

Pewarnaan kain masih menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari berbagai jenis
tanaman. Dari tanaman-tanaman ini tercipta sebelas macam warna yang konon semakin lama
usia kain, warnanya akan semakin tampak lebih indah.
Setiap daerah di Flores memiliki motif dan corak kain tenun yang berbeda sesuai dengan
etnis, adat, budaya, dan religi daerah setempat.

Kain Tenun Sikka, cenderung berwarna gelap seperti hitam, cokelat dan biru dengan
motif khas okukirei dan motif mawarani

Kain Tenun Ende, lebih banyak warna cokelat dan merah dengan ciri khas
menggunakan satu jenis motif di tengah kain

Kain Tenun Lio, memiliki motif langka omembulu telu atau tiga emas, yang diyakini
dapat membuat pemiliknya menjadi kaya raya.

4. Kain Sulam Karawo

Kain sulam Karawo berasal dari Gorontalo. Proses pembuatannya dihasilkan melalui sulam
tangan dan dilakukan secara individu. Kain sebagai media sulaman akan diiris atau dilubangi
dengan cara mencabut serat benang sesuai dengan pola motif sulaman. Proses pengerjaan
kain ini bisa memakan waktu hingga satu bulan tergantung pada kerumitan motif kain.
Berbagai motif dan desain yang bernilai seni tinggi menjadikan Sulam Karawo produk
budaya unggulan khas Gorontalo. Selain untuk pakaian, kain khas Gorontalo ini bisa juga
ditemukan pada sapu tangan, kipas, peci, taplak meja, dan beragam aksesori lainnya.

5. Kain Sutra Bugis

Bugis terkenal dengan kain tradisional berupa sarung yang terbuat dari sutera yang ditenun.
Pusat pembuatan kain tenun berada di Sengkang, sedangkan pengembangbiakan ulat sutra
berada di desa Tajung. Kain sutra dalam bahasa Bugis disebut sabbe, diproduksi dengan alat
bertenaga manusia.

Ciri khas kain sutra Bugis, terletak pada motif yang dimiliki. Diantaranya adalah Balo
Tettong (bergaris atau tegak), Makkalu (melingkar), Mallobang (kotak kosong), Balo Renni
(kotak kecil), dan Bombang (corak zigzag).

6. Kain Sasirangan
Sasirangan merupakan kain cantik yang dihasilkan dari pulau Kalimantan yaitu kota
Banjarmasin. Pasar Martapura di Kalimantan Selatan, menjadi pusat penjualan kain
Sasirangan. Cara pembuatan kain ini yaitu, kain digambar dengan motif yang dinginkan,
kemudian dijahit sesuai pola. Setelah dijahit, benang jahitan ditarik dengan kencang sehingga
kain mengerut dan membentuk motif yang khas.

Ada berbagai motif yang istimewa dalam kain ini, misalnya motif bintang berhambur, sari
gading, kambang tampuk, turun dayang, bayam raja, jajumputan, dan masih banyak lagi.
Dulunya kain ini digunakan untuk upacara adat, namun kini pemakaiannya sudah lebih
bervariasi.

7. Kain Ulos

Kain Ulos merupakan bagian dari kebudayaan dan tradisi yang kental dari masyarakat Batak.
Karena itulah kain ini selalu hadir dalam setiap upacara adat. Kain ini merupakan simbol
restu, kasih sayang, dan persatuan. Ada beberapa macam ulos yang dikenal dalam adat Batak,
diantaranya adalah:
Ulos Ragidup, yang biasa diberikan oleh orang tua pengantin wanita kepada ibu
pengantin pria

Ulos Ragihotang, yang biasa digunakan untuk mengafani jenazah

Ulos Sibolang, yang digunakan oleh pengantin pria pada upacara pernikahan adat
Batak

Ulos Maratur, dengan motif garis-garis yang menggambarkan burung yang


melambangkan harapan agar setelah kelahiran anak pertama, akan menyusul anak-
anak lain sebanyak burung yang terlukis di kain ulos

8. Kain Tapis

Kain Tapis berasal dari Lampung dengan teknik tenun menggunakan peralatan yang masih
tradisional. Terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan benang perang atau
benang emas yang disulam. Motif yang sering digunakan biasanya adalah motif flora dan
fauna.

Salah satu jenis kain Tapis yang juga tidak kalah indah adalah kain Palepai. Kain ini berasal
dari Pugung Tampak Krui Lampung. Palepai merupakan kain kapan dengan ukuran hingga
lebih dari tiga meter dengan motif kapal yang melambangkan perjalanan hidup manusia sejak
lahir sampai menutup mata.

9. Kain Batik

Adalah kain yang sudah terkenal hingga mancanegara. Batik sudah ditetapkan sebagai salah
satu warisan budaya dunia dari Indonesia oleh UNESCO. Yang membuat batik begitu
terkenal adalah cara pembuatannya yang unik dan keindahan ragam motif yang digunakan.
Seni dan kerajinan batik sudah diwariskan dari jaman dahulu hingga sekarang. Batik
merupakan seni lukis menggunakan canting dengan malam atau lilin cair yang kemudian
diberi warna. Batik dari setiap daerah memiliki bentuk dan ragam hias yang berbeda-beda.
Beberapa daerah yang terkenal dengan kerajinan batiknya antara lain adalah Yogyakarta,
Solo, Pekalongan, dan Cirebon.

10. Kain Gringsing

Kain gringsing adalah satu-satunya kain tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan
teknik dobel ikat. Keseluruhan prosesnya dikerjakan dengan tangan. Proses pembuatannya
membutuhkan waktu sekitar dua sampai lima tahun. Kain Gringsing berasal dari Tenganan
Bali.

Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, adanya kain gringsing ini berawal dari Dewa
Indra yang kagum akan keindahan langit di malam hari. Dewa Indra lalu mengajarkan para
wanita Tenganan untuk menguasai teknik menenun kain gringsing yang melukiskan dan
mengabadikan keindahan bintang, bulan, matahari, dan hamparan langit lainnya.
OLEH :

NABILA
SALSADILA

KELAS X. IPA V

SMA NEGERI 1 WALENRANG


TAHUN AJARAN 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai