Anda di halaman 1dari 8

MACAM – MACAM TENUN

1. Kalimantan
Di Kalimantan, tenun yang terkenal dan sudah banyak beredar di
mancanegara antara lain adalah tenun Sambas, tenun Sintang, dan tenun
Dayak Iban dari Kalimantan Barat, tenun Doyo dari Kalimatan Timur, juga
tenun Pagatan dari Kalimantan Selatan. Bahkan tenun Sambas, dikabarkan
sempat mendapat klaim dari Malaysia.
Tenun Sambas
Kain tenun Sambas sendiri terkenal karena mempunyai motif khas, seperti
lunggi pucuk rebung, dagin serong, dagin biasa dan cual padang terbakar.
Bahan bakunya adalah benang emas. Sudah jarang generasi muda yang
memiliki keterampilan untuk membuat kain tenun Sambas, sekarang hanya
generasi tualah pengerajin kain Sambas yang masih bertahan.
Tenun Doyo
Kain tenun ini terbuat dari bahan alam, yaitu daun “ulap doyo” yang
bentuknya menyerupai daun pandan yang seratnya kuat sehingga bisa
dijadikan benang tenun.
2. Sumatera
Menurut beberapa kolektor tenun dunia asal Amerika Serikat dan Kanada,
Sumatera memiliki potensi besar untuk dapat menjadi daerah tujuan wisata
kain tenun dunia. Hal ini didasarkan pada kekayaan motif tenun juga sentra-
sentra produksi tenun yang terdapat di pulau tersebut. Di daerah Sumatera,
beberapa tenun yang terkenal antara lain adalah tenun Songket Pandai Sikek
dan Silungkang dari Sumatera Barat, tenun Songket Jambi, tenun Melayu, Toba,
Dairi, Simalungun, Tapsel, Pakpak dari Sumatera Utara, dan lain-lain.

Tenun Songket Jambi


Tenun dari daerah ini terkenal dengan keragaman motifnya. Motif-motif khas
Jambi yang biasa digambarkan di tenun ini antara lain adalah angso duo,
kembang duren, bungo intan, keluk paku, bunga melati, durian pecah, dan
bunga sulur. Setiap motif tentu saja memiliki makna tersendiri. Motif durian
pecah, misalnya, mempunyai makna akan kesuburan dan hasil bumi yang
melimpah. Motif bunga melati merupakan lambang keindahan perempuan,
sementara motif angso duo pada tenunan songket jambi merupakan lambang
dari Jambi sebagai Tanah Pilih Pesako Betuah.
3. Sulawesi
Sulawesi juga memiliki beragam jenis tenun yang terkenal di kalangan desainer. Sebagai
contoh adalah tenun Buton dari Sulawesi Tenggara, tenun Celebes dari Sulawesi Selatan,
dan tenun Donggala dari Sulawesi Tengah.
.

Tenun Donggala
Disebut juga dengan Buya Sabe, biasa digunakan sebagai pakaian pesta untuk orang tua,
menjamu tamu dari luar, juga pakaian dalam acara-acara duka. Bahkan, pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah, telah mengeluarkan aturan bagi PNS untuk berseragam tenun
Donggala pada setiap akhir pekan di kantor. Proses pembuatan tenun Donggala, tergantung
corak tenun.

Kain Tapis
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung berbentuk kain sarung yang dibuat dari
tenunan benang kapas dengan motif-motif beragam, seperti motif alam, flora, dan fauna
yang disulam (sistem cucuk) dengan benang emas dan perak. Tenunan ini biasanya
digunakan pada bagian pinggang ke bawah. Menurut Van der Hoop, sejak abad II Masehi,
orang-orang Lampung telah menenun kain brokat yang disebut nampan dan kain Pelepai.
Kedua hasil tenunan tersebut memiliki motif-motif seperti motif kait dan konci, pohon
hayat dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal, binatang, matahari,
bulan, serta bunga melati. Setelah melewati rentang waktu cukup panjang, akhirnya
lahirlah kain tapis Lampung. Orang-orang Lampung terus mengembangkan kain tapis ini
sesuai dengan perkembangan zaman baik dari segi teknik pembuatannya maupun motifnya.
4. Jawa
Walaupun pulau Jawa lebih terkenal dengan beragam
batiknya, namun ada sebuah kemungkinan bahwa dulu, jauh
sebelum dikenalnya batik, teknik tenun ikat telah terkenal
terlebih dahulu. Menurut para arkeolog, relief pada candi-
candi peninggalan abad ke-14 menyerupai motif-motif ragam
hias batik. Namun, Matiebelle dalam bukunya yang berjudul
“Splendid Symbol, Textiles and Tradition in Indonesia (1977)”
mengatakan bahwa kemungkinan motif tersebut tidak hanya
diterapkan pada batik saja, melainkan sudah terlebih dahulu
ada pada kain TENUN ikat.
Terlepas dari sejarah tenun di pulau Jawa, ada beberapa
daerah di Jawa yang memiliki tenun dengan motif-motif indah
bahkan dilirik di mancanegara, seperti tenun Baduy dari
Banten, Jawa Barat dan tenun troso dari Jepara, Jawa
Tengah.
5. Bali
Bali juga memiliki berbagai macam tenun yang digemari baik oleh desainer lokal
maupun internasional, seperti tenun gringsing dari Karangasem, tenun cepuk dari
Nusa Penida, dan tenun endek.
Tenun Gringsing
Atau disebut juga wastra gringsing dibuat dari benang kapas dengan beragam motif
yang dibentuk dari tenun ikat ganda (mengikat benang lungsi dan benang pakan
sekaligus). Konon jenis tenunan ganda seperti ini sangat langka, hanya terdapat di
Jepang juga India, selain Indonesia. Pembuatannya memerlukan waktu cukup lama,
mulai satu sampai lima tahun lamanya, dan dilakukan dengan teknik yang sukar.
Nantinya, hasil tenun gringsing ini akan membentuk pola geomteris rapi yang serasi
dan indah.
Wastra gringsing ditenun oleh masyarakat desa Tenganan Pagringsingan. Akan tetapi
proses pencelupan warna nila dan cokelat justru dilakukan di desa lain. Karena hal
tersebut dianggap tabu jika dilakukan di desa yang sama. Oleh karena itu, proses
pencelupan warna nila biasanya dilakukan di desa Bug-bug dan warna merah
kecokelatan dilakukan di desa Nusa Penida.

Tenun Endek
Tenun endek menggunakan teknik tenun ikat dengan penyempurnaan ragam hias
pada bagian-bagian tertentu di kain dengan menambahkan coletan yang disebut
nyantri. Nyantri adalah penambahan warna dengan goresan kuas dari bambu seperti
orang yang melukis. Motif nyantrinya beragam, seperti flora, fauna, juga motif-motif
yang diambil dari mitologi Bali dan wayang. Tenun endek ini juga banyak diberi
6. Lombok
Ya, sekarang kita pergi beranjak ke pulau berikutnya! Pulau Lombok.. Tidak hanya
menyimpan keindahan alam maupun seni budaya, Lombok juga memiliki kerajinan
tangan yang unik, yakni tenunannya dengan motif-motif yang cantik juga khas.
Tenun Sasak
Desa Sade adalah salah satu sentra produksi tenun Sasak yang terkenal di Lombok.
Kaum wanitanya melakukan pembuatan tenun dengan cara-cara lama, mulai dari
pembuatan benang tenun yang menggunakan bahan-bahan alami seperti serat nanas,
serat pisang, kapas, kulit kayu; juga dalam hal pewarnaan yang menggunakan bahan-
bahan dari alam, seperti warna kuning dari kunyit, coklat dari kulit kayu, merah dari
daun sirih, dan ungu dari nila.
Tenun Bayan
Ragam corak tenun yang berbeda juga dapat ditemui di Kecamatan Bayan, Lombok
Utara. Di daerah ini, kain tenun dengan corak tertentu bahkan wajib dimiliki oleh
warga masyarakat adat. Sebagai contoh, kain tenun seperti londong abang (kain
merah) wajib digunakan ketika menghadiri acara ritual adat, seperti maulidan,
lebaran, dan ngaji makam.
Pembuatan tenun Bayan cukup rumit dan sulit. Semua proses pembuatannya
menggunakan peralatan kayu dan bambu yang dioperasikan secara manual. Waktu
pengerjaannya bisa sampai dua mingguan. Dalam proses ini walau mungkin sama
dengan yang terdapat di tempat-tempat lain, namun yang membedakan antara
tenunan Bayan dengan tenunan luar Bayan adalah setiap corak yang dibuat
menggambarkan pemakainya berasal dari gubug atau kampung tertentu di Bayan
BEBERAPA GAMBAR CONTOH
MOTIF KAIN TENUN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai