Anda di halaman 1dari 4

Tugas PKWU

Menjelaskan tentang kain tradisional di


Indonesia

Nama : Verico Christian Jonathan


Kelas : X
1. Kain Ulos – Sumatera Utara

Ulos merupakan kain tenun khas Batak, Sumatera Utara, yang berbentuk
selendang. Kain Indonesia ini dianggap sebagai salah satu benda sakral karena menjadi
simbol restu, kasih sayang, dan persatuan bagi Suku Batak. Ulos sendiri memiliki arti
kata selimut yang berfungsi menghangatkan tubuh. Dulu Ulos dipakai oleh nenek
moyang orang Batak untuk melawan rasa dingin ketika mereka tinggal dan berladang di
dataran tinggi.

Kain Ulos dibuat dengan menggunakan alat tenun. Salah satu kain khas
Indonesia ini didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh
beragam tenunan dari benang emas atau perak. Ulos dipakai dalam dua bentuk, yaitu
sebagai selendang atau sarung. Biasanya dikenakan dalam acara upacara adat atau
acara resmi lainnya, kini Ulos kerap menjadi aksen dalam berbagai jenis suvenir khas
Sumatera Utara, seperti dompet, tas, pakaian, hingga taplak meja.
2. Kain Tenun Sumba – Nusa Tenggara Timur

Kain Indonesia asal Sumba, Nusa Tenggara Timur atau lebih dikenal dengan tenun
Sumba terbuat dari benang kapas yang dikerjakan langsung oleh para ibu dan remaja
perempuan asli Sumba. Kain ini terbuat dari bahan dan pewarna alami. Proses pembentukan
motifnya dengan cara mengikat benang-benang yang sudah jadi menggunakan daun gewang
atau sejenis daun palem agar warna pada motif dan warna dasar kain bisa berbeda.

Untuk pewarnaan, para perempuan Sumba memanfaatkan akar mengkudu untuk


mendapatkan warna merah, warna cokelat dari lumpur, biru dari nila, dan kuning dari kayu.
Kain tenun Sumba terkenal mahal karena proses pembuatannya yang rumit dan memakan
waktu cukup lama, yaitu mulai 6 bulan sampai 3 tahun.

Motif yang terdapat pada kain cantik ini didominasi dengan motif hewan yang masing-
masing memiliki arti khusus. Dalam kain ini, motif kuda memiliki arti kejantanan dan motif ayam
menggambarkan kehidupan perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Kain tenun ikat ini
telah menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Sumba sejak dulu dan seiring dengan
berjalannya waktu, kain Indonesia ini menjadi sangat populer, serta mulai diangkat oleh
beberapa desainer ternama Indonesia seperti Biyan dan Didiet Maulana.
3. Kain Batik Papua

Kain batik ini memiliki motif dengan nilai sejarah dan filosofi yang tinggi. Salah satu
motif kain batik Papua adalah burung Cendrawasih yang juga menjadi hewan khas Papua yang
terkenal sangat eksotis dan cantik.

Motif dari kain khas Indonesia ini memiliki nuansa alam yang sangat kental. Warna-
warna yang digunakan adalah hijau, merah, dan kuning keemasan. Motif burung Cendrawasih
itu sendiri memberikan kesan tegas dan anggun pada siapapun yang memakainya. Harga jual
kain batik Papua ini tergantung dengan besarnya motif burung Cendrawasih yang terdapat pada
kain. Semakin besar gambar burungnya, maka semakin mahal juga harga permeter kain batik
ini.

Anda mungkin juga menyukai