Anda di halaman 1dari 8

KERAJINAN TEKSTIL

NUSANTARA

DARA TSURAIYA AULIA

1. Kasab (Seni Tekstil Aceh)

Ukiran Kasab terdiri dari banyak


motif yang pada umumnya berbentuk flora yang disulam dengan rapi bahkan
dihiasi dengan manik-manik berwarna emas. Bagi masyarakat tradisional aceh
penggunaan kasab sama halnya dengan penggunaan rencong, jenis kasab bisa
mewakili derajat atau menjadi parameter status sosial, misalnya bagi raja dan
rakyat umum bentuk dan coraknya akan sedikit berbeda dari segi warna dan
unsurnya.
2. Endek (seni tekstil Bali)

Endek adalah dasi-dicelup tenunan tekstil populer


dengan kebanyakan orang Bali. Kayu tangan
dioperasikan alat tenun yang digunakan dalam
proses metode pakan-ikat. Ini adalah di mana
bagian-bagian dari kain yang diikat dan kemudian
dibungkus sebelum membenamkan mereka ke dalam bak pewarna. Desain dasar
pola bergelombang tidak teratur dan lembut. Juga dibuat adalah desain berlian dan
pola zig-zag. Endek adalah kain serbaguna untuk orang Bali karena dapat dipakai
baik untuk penggunaan sehari-hari dan tujuan upacara.

3. Batik Tanah Liek (Seni Tekstil Padang)

Tanah liek dalam bahasa Minang


(Padang) berarti tanah liat. Jadi, batik tanah liek artinya batik tanah liat. Tanah liat
di sini digunakan sebagai media perendam. Prosesnya, kain yang telah dilukis
oleh malam (lilin), biasanya direndam dahulu dalam cairan pewarna. Gunanya
untuk menghasilkan warna yang kita inginkan. Setelah kering, kain dicelup ke
dalam air panas untuk menghilangkan lilinnya. Nah, dalam pembuatan batik tanah
liek, cairan pewarna untuk merendam kain adalah larutan air dari tanah liat.
Biasanya proses perendaman dengan air tanah liat ini berlangsung selama
seminggu. Hasilnya, kain batik memiliki warna dasar cokelat tanah. Itulah
bedanya.
4. Batik Madura

Batik Madura merupakan peninggalan dari Nenek


moyang megara Indonesia sejak dahulu
kala.Budaya dan warisan ini tersebar di beberapa
wilayah dan membuat tiap wilayah mempunyai ciri khas tersendiri untuk karya
batik masing masing wilayah.Pada kesempatan berikut ini,kita akan mengenal
kerajinan khas jawa timur yang menjadikannya kerajinan khas Indonesia. Sama
halnya dengan batik pesisir,batik Madura mempunyai warna khas biru,dan warnawarna mencolok meliputi,hijau,merah dan ungu.Motif batiknya tergambar dari
laut,seperti biru laut.

5. Sasirangan (Seni Tekstil Kalimantan)

Batik Kalimantan terkenal dengan nama sasirangan. Pada dasarnya, kain ini
merupakan kain tenun tradisional yangmotif-motifnya sama sekali berbeda
dengan motif batik di daerah Jawa. Bahkan, hingga saat ini terdapat dua
perbedaanpendapat. Ada yang mengatakan sasirangan adalah batik khas
Kalimantan, ada juga yang berpendapat bahwa sasirangan berbedadengan batik.
Motif sasirangan sangat banyak antara lain bayam raja, naga balimbur, kulit
kurikit, sari gading, kulit kayu, jajumputan,turun dayang, kambang tampuk
manggis, daun jaruju, iris pudak, kambang raja, sisik tanggiling, kambang
tanjung.
6. Kain Kulit Kayu (Seni Tekstil Donggala, Sulawesi Tengah)

Konon, kain unik ini telah dibuat dan digunakan oleh masyarakat Donggala sejak
ratusan tahun lalu baik untuk bahan pakaian sehari-hari seperti baju, celana, rok
dan ikat kepala, maupun untuk digunakan dalam upacara adat, seperti upacara
musim panen atau upacara duka cita. Bahkan, sebelum dikenal kain buatan pabrik,
kain ini juga digunakan sebagai kafan (pembungkus mayat) bagi para bangsawan
dan tetua adat Donggala yang meninggal dunia.
7. Kain Tapis (Seni Tekstil Lampung)

Kain tapis Lampung yang merupakan


kerajinan tenun tradisional masyarakat
Lampung ini dibuat dari benang katun
dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan
digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang
emas dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistem sulam. Pada
tahun 1950, para pengrajin tapis masih menggunakan bahan hasil pengolahan
sendiri, untuk bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistem ikat,
sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.
8. Kain poleng (Seni Tekstil Bali)

Penggunaan kain poleng biasa kita


jumpai untuk tedung (payung), umbul-umbul, untuk menghias palinggih (tugu),
patung, kulkul (kentongan). Tidak hanya benda seni sakral, bahkan pohon yang
ada di pura pun banyak dililit dengan kain poleng. Kain poleng (kotak-kotak
hitam-putih) juga banyak digunakan untuk menghias benda-benda profan baik di
perkantoran maupun di hotel. Misalnya untuk meja makan dan senagai dekorasi
ruangan. Kain poleng untuk benda profan ini sering dicampuri dengan corak atau
motif baru sehingga disebut kain poleng anyar. Demikian pula halnya dalam
kesenian Bali, baik itu seni drama, dramatari, maupun Pewayangan. Dalam drama
gong, yang sering memakai kain poleng adalah penakawannya. Sedangkan dalam
wayang kulit, tokoh yang memakai hiasan poleng, selain penakawan Tualen dan
Merdah.
9. Kain Ulos (Seni Tekstil Batak, Sumatera Utara)

Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara


membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu
menggunakan alat tenun bukan mesin. Warna dominan pada ulos adalah merah,
hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak.
Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap
digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, namun kini banyak
dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas,
pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden. Ulos juga kadang-kadang diberikan
kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah lahirnya sang
bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang
mengancam saat proses persalinan. Sebagian besar ulos telah punah karena tidak
diproduksi lagi, seperti Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos
yang digunakan sebagai pembungkus jenazah), dan Ulos Sibolang.
10. Batik Garut (Seni Tekstil Garut)
Garut banyak diinspirasi dari khas daerahnya baik fauna maupun flora. Namun
adapula yang dipengaruhi oleh motif batik
daerah Solo dan Yogya, yakni motif lereng
atau parang. Sedangkan dari segi warna,
batik garut memilih warna gumading atau
warna putih kekuning-kuningan menjadi
warna khas latar batik garut. Selain warna
tersebut warna-warna latar lain pun jadi
latar batik garut, diantaranya warna biru tua
dan merah tua. Warna kuning gumading
garut lebih cerah jika dibandingkan dengan
warna kuning gumading Cirebon.
11. Noken (Seni Tekstil Papua)

Noken adalah kantong atau tas yang


dijalin dari kulit kayu. Biasanya tas ini digantung di kepala atau leher perempuan
Papua untuk membawa hasil bumi, anak babi, bahkan menggendong bayi. Selain
banyaknya bawaan yang bisa dikalungkan, beberapa perempuan bahkan
menggantungkan lebih dari satu noken di lehernya. Biasanya noken ini disusun
bertingkat di atas punggung supaya tidak saling tumpuk dan berat. Hal lain yang
menarik dari tas tradisional ini adalah bahwa hanya perempuan Papua yang boleh
membuat noken.
12. Tenun Ikat Troso (Seni Tekstil Jepara)

Tenun ikat Troso atau kain ikat Troso


adalah kriya tenun Jepara tepatnya dari Desa Troso. berupa kain yang ditenun dari
helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan
ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan
mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana,
kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.

13. Tenun Buna (Seni Tekstil NTT)

Tenun Buna merupakan kain khas Nusa Tenggara Timur, yang memiliki corak
berwarna cerah. Kain adat beragam motif dan corak itu dihasilkan oleh tangantangan terampil penenun dari kabupaten Timor Tengah Utara. Kata tenun Buna
diambil dari istilah daerah setempat, serta diartikan dengan menenun untuk
membuat ragam hias pada kain menggunakan benang yang terlebih dulu diwarnai.
Kain tenun ini biasanya digunakan sebagai sarung, selimut dan selendang. Tanpa
bantuan alat anyam atau jarum, membuat proses pembuatan tenun memakan
waktu lama. Sebuah selimut tenun Buna bisa menghabiskan waktu selama
berbulan-bulan, karena selain prosesnya rumit, juga dikerjakan oleh seorang
penenun saja.

Anda mungkin juga menyukai