Anda di halaman 1dari 12

Kerajinan Tenun

Tugas Akhir Semester GA Sal

Disusun Oleh :

Muhammad Wahyudi

X IPS 1

Kabupaten Kotawaringin Timur


2016

Daftar Isi
1) Pengertian Tenun......................................................................................................1
2) Macam macam Tenun............................................................................................1

Sejarah Tenun...........................................................................................................6

Ragam Tenun.............................................................................................................6

2
1) Pengertian Tenun

Tenun merupakan hasil karya berupa kain yang dibuat dengan benang
dan dimasukkan ke dalam pakan pada alat yang disebut lungsin. Dan tenun masih
terbagi lagi menjadi songket, yang merupakan tenun dengan benang emas atau
perak, kemudian ada ikat, dobel ikat, dan pakan.

Nilai ke-Indonesia-an memang merupakan salah satu poin yang perlu


diperhatikan oleh kain tenun saat ini. Hal ini terkait beberapa pakem desain yang
memang selayaknya tidak berubah saat dikonstruksi.

Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan azas
(prinsip) yang sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara
memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan
pakan secara bergantian.

Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia. Terutama di


daerah Jawa dan Sumatera. Biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala
rumah tangga. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi kain tenunnya
adalah Sumatera Barat, Palembang dan Jawa Barat.

Di balik itu juga pemerintah berencana untuk meregulasikan ketentuan


dalam meletakkan nama Indonesia bagi para label internasional yang memang
bekerja sama degan pengrajin, seperti yang pernah diungkapkan MS Hidayat,
Menteri Perindustrian. Ada pun beberapa brand yang sempat membuat pamor
tenun menjadi pembicaraan dunia mode seperti: Gucci, ETRO atau Dries Van
Noten.

2) MACAM MACAM TENUN

1. Kalimantan

Di Kalimantan, tenun yang terkenal dan sudah banyak beredar di


mancanegara antara lain adalah tenun Sambas, tenun Sintang, dan tenun Dayak
Iban dari Kalimantan Barat, tenun Doyo dari Kalimatan Timur, juga tenun
Pagatan dari Kalimantan Selatan. Bahkan tenun Sambas, dikabarkan sempat
mendapat klaim dari Malaysia.

Tenun Sambas

Kain tenun Sambas sendiri terkenal karena mempunyai motif khas,


seperti lunggi pucuk rebung, dagin serong, dagin biasa dan cual padang terbakar.
Bahan bakunya adalah benang emas. Sudah jarang generasi muda yang memiliki

1
keterampilan untuk membuat kain tenun Sambas, sekarang hanya generasi tualah
pengerajin kain Sambas yang masih bertahan.

Tenun Doyo

Kain tenun ini terbuat dari bahan alam, yaitu daun ulap doyo yang
bentuknya menyerupai daun pandan yang seratnya kuat sehingga bisa dijadikan
benang tenun.

2. Sumatera

Menurut beberapa kolektor tenun dunia asal Amerika Serikat dan


Kanada, Sumatera memiliki potensi besar untuk dapat menjadi daerah tujuan
wisata kain tenun dunia. Hal ini didasarkan pada kekayaan motif tenun juga
sentra-sentra produksi tenun yang terdapat di pulau tersebut. Di daerah Sumatera,
beberapa tenun yang terkenal antara lain adalah tenun Songket Pandai Sikek dan
Silungkang dari Sumatera Barat, tenun Songket Jambi, tenun Melayu, Toba,
Dairi, Simalungun, Tapsel, Pakpak dari Sumatera Utara, dan lain-lain.

Tenun Songket Jambi

Tenun dari daerah ini terkenal dengan keragaman motifnya. Motif-motif


khas Jambi yang biasa digambarkan di tenun ini antara lain adalah angso duo,
kembang duren, bungo intan, keluk paku, bunga melati, durian pecah, dan bunga
sulur. Setiap motif tentu saja memiliki makna tersendiri. Motif durian pecah,
misalnya, mempunyai makna akan kesuburan dan hasil bumi yang melimpah.
Motif bunga melati merupakan lambang keindahan perempuan, sementara motif
angso duo pada tenunan songket jambi merupakan lambang dari Jambi sebagai
Tanah Pilih Pesako Betuah.

3. Sulawesi

Sulawesi juga memiliki beragam jenis tenun yang terkenal di kalangan


desainer. Sebagai contoh adalah tenun Buton dari Sulawesi Tenggara, tenun
Celebes dari Sulawesi Selatan, dan tenun Donggala dari Sulawesi Tengah.

Tenun Donggala

Disebut juga dengan Buya Sabe, biasa digunakan sebagai pakaian pesta
untuk orang tua, menjamu tamu dari luar, juga pakaian dalam acara-acara duka.
Bahkan, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, telah mengeluarkan aturan bagi

2
PNS untuk berseragam tenun Donggala pada setiap akhir pekan di kantor. Proses
pembuatan tenun Donggala, tergantung corak tenun.

Kain Tapis

Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung berbentuk kain sarung
yang dibuat dari tenunan benang kapas dengan motif-motif beragam, seperti motif
alam, flora, dan fauna yang disulam (sistem cucuk) dengan benang emas dan
perak. Tenunan ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah.
Menurut Van der Hoop, sejak abad II Masehi, orang-orang Lampung telah
menenun kain brokat yang disebut nampan dan kain Pelepai. Kedua hasil
tenunan tersebut memiliki motif-motif seperti motif kait dan konci, pohon hayat
dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal, binatang,
matahari, bulan, serta bunga melati. Setelah melewati rentang waktu cukup
panjang, akhirnya lahirlah kain tapis Lampung. Orang-orang Lampung terus
mengembangkan kain tapis ini sesuai dengan perkembangan zaman baik dari segi
teknik pembuatannya maupun motifnya.

4. Jawa

Walaupun pulau Jawa lebih terkenal dengan beragam batiknya, namun


ada sebuah kemungkinan bahwa dulu, jauh sebelum dikenalnya batik, teknik
tenun ikat telah terkenal terlebih dahulu. Menurut para arkeolog, relief pada
candi-candi peninggalan abad ke-14 menyerupai motif-motif ragam hias batik.
Namun, Matiebelle dalam bukunya yang berjudul Splendid Symbol, Textiles and
Tradition in Indonesia (1977) mengatakan bahwa kemungkinan motif tersebut
tidak hanya diterapkan pada batik saja, melainkan sudah terlebih dahulu ada
pada kain TENUN ikat.

Terlepas dari sejarah tenun di pulau Jawa, ada beberapa daerah di Jawa
yang memiliki tenun dengan motif-motif indah bahkan dilirik di mancanegara,
seperti tenun Baduy dari Banten, Jawa Barat dan tenun troso dari Jepara, Jawa
Tengah.

5. Bali

Bali juga memiliki berbagai macam tenun yang digemari baik oleh
desainer lokal maupun internasional, seperti tenun gringsing dari Karangasem,
tenun cepuk dari Nusa Penida, dan tenun endek.

Tenun Gringsing

3
Atau disebut juga wastra gringsing dibuat dari benang kapas dengan
beragam motif yang dibentuk dari tenun ikat ganda (mengikat benang lungsi dan
benang pakan sekaligus). Konon jenis tenunan ganda seperti ini sangat langka,
hanya terdapat di Jepang juga India, selain Indonesia. Pembuatannya
memerlukan waktu cukup lama, mulai satu sampai lima tahun lamanya, dan
dilakukan dengan teknik yang sukar. Nantinya, hasil tenun gringsing ini akan
membentuk pola geomteris rapi yang serasi dan indah.

Wastra gringsing ditenun oleh masyarakat desa Tenganan Pagringsingan.


Akan tetapi proses pencelupan warna nila dan cokelat justru dilakukan di desa
lain. Karena hal tersebut dianggap tabu jika dilakukan di desa yang sama. Oleh
karena itu, proses pencelupan warna nila biasanya dilakukan di desa Bug-bug
dan warna merah kecokelatan dilakukan di desa Nusa Penida.

Tenun Endek

Tenun endek menggunakan teknik tenun ikat dengan penyempurnaan


ragam hias pada bagian-bagian tertentu di kain dengan menambahkan coletan
yang disebut nyantri. Nyantri adalah penambahan warna dengan goresan kuas
dari bambu seperti orang yang melukis. Motif nyantrinya beragam, seperti flora,
fauna, juga motif-motif yang diambil dari mitologi Bali dan wayang. Tenun endek
ini juga banyak diberi kombinasi songket benang emas atau perak yang terdapat
pada hiasan pinggir kain.

6. Lombok

Ya, sekarang kita pergi beranjak ke pulau berikutnya! Pulau Lombok..


Tidak hanya menyimpan keindahan alam maupun seni budaya, Lombok juga
memiliki kerajinan tangan yang unik, yakni tenunannya dengan motif-motif yang
cantik juga khas.

Tenun Sasak

Desa Sade adalah salah satu sentra produksi tenun Sasak yang terkenal
di Lombok. Kaum wanitanya melakukan pembuatan tenun dengan cara-cara
lama, mulai dari pembuatan benang tenun yang menggunakan bahan-bahan
alami seperti serat nanas, serat pisang, kapas, kulit kayu; juga dalam hal
pewarnaan yang menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti warna kuning
dari kunyit, coklat dari kulit kayu, merah dari daun sirih, dan ungu dari nila.

Tenun Bayan

4
Ragam corak tenun yang berbeda juga dapat ditemui di Kecamatan
Bayan, Lombok Utara. Di daerah ini, kain tenun dengan corak tertentu bahkan
wajib dimiliki oleh warga masyarakat adat. Sebagai contoh, kain tenun seperti
londong abang (kain merah) wajib digunakan ketika menghadiri acara ritual adat,
seperti maulidan, lebaran, dan ngaji makam.

Pembuatan tenun Bayan cukup rumit dan sulit. Semua proses


pembuatannya menggunakan peralatan kayu dan bambu yang dioperasikan
secara manual. Waktu pengerjaannya bisa sampai dua mingguan. Dalam proses
ini walau mungkin sama dengan yang terdapat di tempat-tempat lain, namun yang
membedakan antara tenunan Bayan dengan tenunan luar Bayan adalah setiap
corak yang dibuat menggambarkan pemakainya berasal dari gubug atau kampung
tertentu di Bayan.1

1 Penulis : Edo Dewi, Tenun , diakses


http://lebihkerendarineymarjr.blogspot.co.id/2013/11/artikel-tentang-
tenun.html, pada tanggal Senin, 11 November 2013.

5
Sejarah Tenun

Ternyata, menenun telah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Ada


indikasi bahwa menenun muncul sejak zaman Paleolitikum atau zaman batu tua,
ketika alat-alat batu buatan manusia untuk membantu hidupnya masih dikerjakan
secara kasar. Diperkirakan, di zaman ini, manusia purba menenun karena
terinspirasi jaring laba-laba, sarang burung, atau bendungan yang dibuat oleh
berang-berang.

Sesuai dengan kebutuhan manusia atas bahan sandang, aktivitas


menenun mulai tersebar ke berbagai tempat di dunia. Penyebarannya merata,
meliputi benua Eropa, Amerika, hingga ke Asia, dan akhirnya masuk ke wilayah
Indonesia. Di Indonesia sendiri, tenun juga mengalami penyebaran hingga ke
pelosok daerah dan hampir di semua tempat memilikiproduksi tenun yang unik
dan berkualitas.

Ragam Tenun

1. Kalimantan

Di Kalimantan, tenun yang terkenal dan sudah banyak beredar di


mancanegara antara lain adalah tenun Sambas, tenun Sintang, dan tenun Dayak
Iban dari Kalimantan Barat, tenun Doyo dari Kalimatan Timur, juga tenun
Pagatan dari Kalimantan Selatan. Bahkan tenun Sambas, dikabarkan sempat
mendapat klaim dari Malaysia.

Tenun Sambas

Kain tenun Sambas sendiri terkenal karena mempunyai motif khas,


seperti lunggi pucuk rebung, dagin serong, dagin biasa dan cual padang terbakar.
Bahan bakunya adalah benang emas. Pengerjaannya tenunan Sambas
membutuhkan keterampilan khusus dan ketekunan tersendiri. Kain Tenun
Sambas merupakan kain kebanggaan masyarakat Kabupaten Sambas. Kain
Sambas biasanya dipakai pada majelis-majelis perkawinan, musyawarah,
menghadiri undangan- undangan dari orang pembesar daerah atau raja,
khitanan, dan acara-acara lainnya. Namun, tenunan yang terkenal hingga ke
negeri tetangga itu kini terancam punah. Sebab, selain bahan baku yang mahal,
perajin kain tenun juga makin berkurang. Sudah jarang generasi muda yang
memiliki keterampilan untuk membuat kain tenun Sambas, sekarang hanya
generasi tualah pengerajin kain Sambas yang masih bertahan.

6
Tenun Doyo

Kain tenun ini terbuat dari bahan alam, yaitu daun ulap doyo yang
bentuknya menyerupai daun pandan yang seratnya kuat sehingga bisa dijadikan
benang tenun. Tenun yang merupakan hasil kerajinan tangan kaum perempuan
suka Dayak Benuaq ini biasa digunakan dalam upacara-upacara adat atau
digunakan juga sebagai mahar pada upacara perkawinan.Tenun Doyo memiliki
warna dan motif beragam. Warna paling menonjol pada tenun ini adalah merah,
hitam, dan coklat muda. Sementara motif yang sering digunakan adalah motif
flora, fauna, dan alam mitologi. Bahan baku pewarna motifnya biasanya diambil
dari batu lado, biji buah glinggam, daun putri malu, umbi kunyit, dan getah akar
kayu oter. Salah satu ciri khas tenun doyo yang membedakannya dengan tenun
ikat di daerah lain adalah adanya titik-titik hitam yang muncul pada bidang yang
berwarna terang.

Tenun Pagatan

Tenun pagatan memiliki motif, warna yang sangat menarik dan


berkualitas tinggi. Bahkan, tenun sutera khas Kalimantan Selatan tersebut telah
mengalami sentuhan modern dari berbagai desainer atau perancang busana
terkenal. Coba lihat hasil sulapan desainer Sofie pada tenun Pagatan di bawah
ini:

2. Sumatera

Menurut beberapa kolektor tenun dunia asal Amerika Serikat dan


Kanada, Sumatera memiliki potensi besar untuk dapat menjadi daerah tujuan
wisata kain tenun dunia. Hal ini didasarkan pada kekayaan motif tenun juga
sentra-sentra produksi tenun yang terdapat di pulau tersebut. Di daerah Sumatera,
beberapa tenun yang terkenal antara lain adalah tenun Songket Pandai Sikek dan
Silungkang dari Sumatera Barat, tenun Songket Jambi, tenun Melayu, Toba,
Dairi, Simalungun, Tapsel, Pakpak dari Sumatera Utara, dan lain-lain.

Tenun Pandai Sikek

7
Tenun di daerah Minangkabau disebut tenun Pandai Sikek atau lebih
familiar lagi disebut dengan tenun songket. Orang Pandai Sikek sendiri
sebenarnya tidak menyebutnya songket, melainkan hanya tenun, sebab yang
dimaksud adalah benang katun dan benang mas yang ditenun dengan tangan,
diatas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain, kain balapak atau kain
bacatua yang dipakai pai baralek, yaitu pada pesta perkawinan.

Motif-motif kain tenun Pandai Sikek selalu diambil dari contoh kain-kain
tua yang masih tersimpan dengan baik dan sering dipakai sebagai pakaian pada
upacara-upacara adat dan untuk fungsi lain dalam lingkup upacara adat,
misalnya sebagai tando, dan dipajang juga pada waktu batagak rumah.

Motif-motif tenun Pandai Sikek diyakini sebagai motif asli pada kain-
kain tenunan perempuan-perempuan Pandai Sikek pada zaman lampau, yang
namanya sebagian masih diingat oleh beberapa orang tua yang hidup sekarang.
Diantara mereka adalah:

Sari Bentan, Namun, Salamah di Baruah;

Nuriah, Ipah, Pasah, Nyiah dan Jalisah di Tanjung.

Ada kira-kira sepuluh orang master tenun di Pandai Sikek pada zaman
atau generasi nama-nama diatas, kira-kira seratus tahun yang lalu. Ada juga
beberapa wanita Pandai Sikek zaman dahulu yang dikenal dengan nama julukan
yang berhubungan dengan peralatan tenun. Misalnya, dikenal

Inyiak Makau di Tanjuang,

Inyiak Suri di Koto Tinggi,

Inyiak Banang, dan Inyiak Karok.

Tenun Songket Jambi

Tenun dari daerah ini terkenal dengan keragaman motifnya. Motif-motif


khas Jambi yang biasa digambarkan di tenun ini antara lain adalah angso duo,
kembang duren, bungo intan, keluk paku, bunga melati, durian pecah, dan bunga
sulur. Setiap motif tentu saja memiliki makna tersendiri. Motif durian pecah,
misalnya, mempunyai makna akan kesuburan dan hasil bumi yang melimpah.
Motif bunga melati merupakan lambang keindahan perempuan, sementara motif
angso duo pada tenunan songket jambi merupakan lambang dari Jambi sebagai
Tanah Pilih Pesako Betuah.

8
3. Sulawesi

Sulawesi juga memiliki beragam jenis tenun yang terkenal di kalangan


desainer. Sebagai contoh adalah tenun Buton dari Sulawesi Tenggara, tenun
Celebes dari Sulawesi Selatan, dan tenun Donggala dari Sulawesi Tengah.

Tenun Buton

Kerajinan tenun dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara biasanya


menggambarkan obyek alam yang mereka temukan di sekitarnya. Tenun Buton
juga kaya akan warna-warna. Inilah yang menjadi kekhasan kerajinan tenun dari
Buton. Corak dan motifnya bermacam-macan. Sebagai contoh adalah motif
betano walona koncuapa yang terinspirasi dari abu halus yang melayang-layang
hasil pembakaran semak saat membuka ladang; motif colo makbahu atau korek
basah, motif delima bongko (delima busuk), motif delima sapuua, dan lain
sebagainya. Selain sebagai perekat sosial, tenun Buton juga dianggap mampu
menjadi identitas diri. Dengan melihat pakaian yang dikenakan oleh wanita Buton
misalnya, kita bisa mengetahui apakah dia telah menikah atau belum. Selain itu,
bisa juga sebagai penanda apakah wanita tersebut berasal dari bangsawan atau
tidak.

Tenun Donggala

Disebut juga dengan Buya Sabe, biasa digunakan sebagai pakaian pesta
untuk orang tua, menjamu tamu dari luar, juga pakaian dalam acara-acara duka.
Bahkan, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, telah mengeluarkan aturan bagi
PNS untuk berseragam tenun Donggala pada setiap akhir pekan di kantor. Proses
pembuatan tenun Donggala, tergantung corak tenun. Di Kabupaten Donggala
teknik pembuatan dan corak kainnya ada enam jenis, antara lain, kain palekat
garusu, buya bomba, buya sabe, kombinasi bomba dan sube. Dari sekian corak
tersebut, buya bomba yang paling sulit, hingga membutuhkan waktu pengerjaan
satu hingga dua bulan. Berbeda dengan corak lainnya yang hanya membutuhkan
waktu satu hingga dua minggu saja.2

2 Penulis : Muhammad Ibad, Sejarah Tenun , diakses


http://tugas3tik9e.blogspot.co.id/, pada tanggal Rabu, 18 Febuari 2015.

9
Daftar Pustaka
Penulis : Edo Dewi (2013), Tenun , From

http://lebihkerendarineymarjr.blogspot.co.id/2013/11/artikel-tentang-tenun.html, Senin,

11 November 2013.

Penulis : Muhammad Ibad (2015), Sejarah Tenun , From

http://tugas3tik9e.blogspot.co.id/, Rabu, 18 Febuari 2015.

10

Anda mungkin juga menyukai