Anda di halaman 1dari 12

e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN

KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH


Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN


KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

1 2
Trisna Nurmeisarah, I Gede Sudirtha , Made Diah Angendari

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan keluarga,


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: {nina.meisa@gmail.com, sudirtha_gede@yahoo.com, dekdiahku@yahoo.com}

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui proses pembuatan kain tenun di Dusun
Sade. 2) mengetahui ragam hias serta makna masing-masing ragam hias tenun Dusun Sade.
3) mengetahui perkembangan ragam hias tenun Dusun Sade.Penelitian ini dilaksanakan di
Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Subjek penelitian
adalah pengerajin tenun Dusun Sade sebanyak 6 orang dan informan kunci 1 orang yaitu
Kepala Dusun Sade. Objek penelitian adalah proses pembuatan, ragam hias tenun beserta
maknanya dan perkembangan tenun. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dan pencatatan dokumen. Metode analisis data menggunakan analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) proses pembuatan tenun adalah: a) Proses
Pemintalan Benang, b) Pewarnaan Pada Benang, c) Penenunan. 2) Ragam Hias tenun Dusun
Sade antara lain a) Ragam Hias Selolot, b) Ragam Hias Kelungkung, c) Ragam Hias Tapok
Kemalo, d) Ragam Hias Batang Empat, e) Ragam Hias Ragi Genep, f) Ragam Hias Kembang
Komak, g) Ragam Hias Berang, h) Ragam Hias bebesak, i) Ragam Hias Tuntang Balik, j)
Ragam Hias Sabuk Antang, k) Ragam Hias Umbak. 3) Perkembangan ragam hias tenun Dusun
Sade antara lain dalam segi perkembangan motif, perkembangan warna, serta proses
pembuatan kain tenun.

Kata Kunci: Ragam Hias, Perkembangan, Tenun Sade

Abstract
This research has: 1) To know, how to make the woven product at Sade village. 2) to
know, various kind adorned and also each meaning from woven cloths at Sade village. 3) to
kow the progress the woven products cloths at Sade village.This research has done at Sade,
Rambitan Village Pujut resort at Central Lombok. The subject this reseach were 6 people of
sade village be weavers and one of them be key informan. the object this reseach were how to
made many kinds of woven product and also meaning and it progress. Collecting data by
interview ,observation, and document reports. The analsis metode by deskriptif.
The result of this research show as follow : 1) The woven cloths proses as : a)
spinning of yarn process. b) coloration of yarn. c) woving. 2) Many kinds of woven cloths at
sade village namely : a) selolot woven cloths. b) kelungkung woven cloths. c) Tapok kemalo
woven cloths. d) batang empat woven cloths.e) ragi genep woven cloths. f) kembang komak
woven cloths g) berang woven cloths. h) bebesak woven cloths. i) tuntang balik woven cloths. j)
sabuk antang woven cloths. k) umbak woven cloths. 3) the progress of this woven product at
sade village that we can see on motif , color and also how to make the woven products.

The key word : many kind of various adorned, the progress, the woven products at Sade

.
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

LATAR BELAKANG mencoba bertahan sejak zaman Kerajaan


Penjanggik di Praya Kabupaten Lombok
Bangsa Indonesia kaya akan warisan Tengah, sebagai salah satu desa tradisional,
budaya yang menjadi salah satu kebanggaan Dusun Sade memang sengaja diberdayakan
bangsa dan masyarakat. Salah satu dari dan didorong oleh pemerintah setempat untuk
warisan budaya yakni keragaman kain dan terus menjaga warisan tradisi leluhur mereka
tenunan tradisional. Beberapa kain dan salah satunya hasil tenun (Nur Alam MN,
tenunan tradisional tersebut antara lain: kain 2013).
Ulos dari Sumatera Utara, kain Limar dari Pelaku utama kerajinan ini adalah
Sumatera Selatan, kain Batik dan Lurik dari para wanita, mereka tekun menenun dengan
Yogyakarta, kain Gringsing dan Endek dari menggunakan alat sederhana dan tradisional
Bali, kain Hinggi dari Sumba, kain Sarung sehingga menghasilkan kain yang indah.
Ende dari Flores, kain Buna dari Timor, kain Bahan-bahan membuat kain tenun biasanya
tenun Kisar dari Maluku, kain Ulap Doyo dari didapat di lingkungan sekitar dan kemudian
Kalimantan Timur, dan kain Sasirangan dari diracik sendiri tanpa campuran dari hasil
Sulawesi Selatan (Ensiklopedi,1990 : 243). industri melalui proses yang lumayan lama
Melalui kain tradisional tersebut dapat sehingga menghasilkan sebuah kain tenun
kita lihat kekayaan warisan budaya yang tidak ikat yang menarik (Nur Alam MN, 2013).
saja terlihat dari teknik, aneka ragam corak Mayoritas perempuan dewasa
serta jenis kain yang dibuat. Akan tetapi, dapat penduduk Sade, sangat piawai menenun
juga dikenal berbagai fungsi dan arti kain dengan menggunakan alat tenun tradisional.
dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang Sebab sejak umur 10 tahun, mereka diajari
mencerminkan adat istiadat, kebudayaan, dan cara menenun. Ada suatu filosofi atau tradisi
kebiasaan budaya (culturalhabit), yang yang dianut di suku Sasak, perempuan Sasak
bermuara pada jati diri masyarakat Indonesia jika belum piawai menenun, maka perempuan
(Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai- tersebut secara adat, belum boleh di nikahkan.
nilai Budaya NTB, 1992 : 332). Karena dianggap belum baligh, atau dewasa.
Tenun asal Dusun Sade pada
Simboliknya tersebut dapat terlihat umumnya sangat menarik, baik secara warna
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang maupun produknya, akan tetapi keunikan kain
bersangkutan sejak dikenalnya kain tenun tenun Dusun Sade dengan kain tenun lainnya
tradisional, baik dalam hubungan secara di daerah Lombok sangat berbeda karna
vertikal maupun horisontal, dan selalu bahan-bahan yang digunakan untuk
dikaitkan dengan pelaksanaan konsep sosio menghasilkan kain tenun berasal dari alam
religi, seperti busana adat, upacara inisasi, tidak ada campuran bahan kimia seperti
alat tukar menukar, hadiah dan lain-lainnya. benang yang mereka gunakan berasal dari
Salah satu kelompok masyarakat kapas, yang kemudian mereka pintal sendiri
yang mewariskan budaya tenun di Indonesia dengan menggunakan alat yang masih
khususnya di pulau Lombok yang disebut suku tradisional. Sedangkan dalam segi warna, kain
sasak. Suku sasak memiliki populasi kurang- tenun Dusun Sade terkenal tidak akan pudar
lebih 90% dari keseluruhan penduduk walaupun sering dicuci (Proyek Inventarisasi
Lombok. Kelompok-kelompok lain, seperti dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1991).
Bali, Sumbawa, Jawa, Arab, dan Cina, Kain tenun di Dusun Sade
merupakan kelompok pendatang. Hingga saat mempunyai motif garis dan menarik. Pada
ini di Lombok yang terkenal suku Sasaknya awalnya ragam hias tenun Dusun Sade hanya
terdapat berbagai macam budaya daerah, berbentuk lurik saja, namun dengan
yang merupakan aset daerah yang perlu berkembangnya zaman , ragam hias tenun
dilestarikan sebagai peninggalan nenek Dusun Sade mengalami perkembangan
moyang. Kebudayaan Sasak bukan hanya dengan adanya pengaruh dari hasil pengerajin
milik Lombok, melainkan sudah termasuk ke tenun dari daerah lain yang ada di wilayah
dalam kebudayaan Indonesia (Proyek Lombok yang mereka pasarkan di Dusun
Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Sade tersebut. Tenun Dusun Sade juga
Budaya NTB, 1992:332). dikenal dengan ragam hiasnya yang memiliki
Dusun Sade bisa dikatakan sebagai arti simbolik tersendiri di masing-masing
sisa-sisa kebudayaan Sasak lama yang ragam hias sesuai kepercayaan penduduk
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

setempat,yang melibatkan sebuah harapan masing-masing ragam hias serta


bagi pembuat dan pemakainya (Proyek perkembangan tenun Dusun Sade Desa
Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten
Budaya, 1991). Lombok Tengah. Kemudian menggunakan
Dapat kita lihat bahwa Dusun Sade Metode Observasi adalah pengamatan dan
memiliki ciri khas dalam kain tenunnya baik pencatatan sesuatu objek dengan sistematika
dari bahan yang digunakan yaitu bersumber fenomena yang diselidiki. Metode ini
dari alam, serta memiliki makna dimasing- digunakan untuk mengamati dan
masing ragam hias tenunnya Namun memperhatikan proses pembuatan serta
disayangkan tidak sepenuhnya masyarakat ragam hias pada tenun Dusun Sade Desa
Dusun Sade yang mengetahui secara rinci Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten
tentang kain tenun Dusun Sade tersebut, Lombok Tengah. , dan yang terakhir
karena mereka kebanyakan hanya mengikuti menggunakan Metode Pencatatan Dokumen
dari orang tua mereka saja tanpa tau makna Sebagai suatu cara pengumpulan data yang
dari tiap-tiap ragam hias serta diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada
perkembangannya dan prses pembuatan yang atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu
lebih rincinyapun mereka tidak sepenuhnya berupa catatan transkrip, buku, surat kabar,
mengetahui, mereka hanya mengetahui inti- dan lain sebagainya terkait proses pembuatan
inti dari proses pembuatan yang mereka serta ragam hias pada tenun ikat serta
lakukan saja. maknanya dan perkembangan tenun Dusun
Melihat latar belakang tersebut, maka Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut
diperlukan penelitian proses pembuatan kain Kabupaten Lombok Tengah.
ttenun tradisional, ragam hias serta makna Instrumen penelitian adalah alat
masing-masing ragam hias, dan pengumpul data untuk memperoleh data yang
perkembangan kain tenun yang terdapat di diperlukan ketika peneliti sudah menginjak
Dusun Sade Kecamatan Pujut Kabupaten pada langkah pengumpulan data (Sukardi,
Lombok Tengah untuk mengetahui tentang 2012). Pedoman wawancara adalah lembar
tenun tradisional yang ada di Lombok yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang
khususnya Dusun Sade agar dapat terkait dengan permasalahan penelitian
menambah pengetahuan terhadap budaya mengenai proses pembuatan, ragam hias,
tenunan yang ada di Indonesia kepada makna masing-masing ragam hias serta
masyarakat khususnya para mahasiswa perkembangan tenun Dusun Sade Desa
PKK/Tata Busana Universitas Pendidikan Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten
Ganesha. Lombok Tengah
Lembar observasi adalah lembar yang
digunakan untuk mengetahui batasan-batasan
pengamatan tentang proses pembuatan,
METODE PENELITIAN ragam hias, serta perkembangan tenun Dusun
Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut
Penelitian yang digunakan adalah Kabupaten Lombok Tengah.
penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan utama Pencatatan dokumen adalah sejumlah
penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk dokumentasi untuk menjaring data terkait
menggambarkan secara sistematis fakta dan proses pembuatan, ragam hias, makna
karakteristik objek dan subjek yang diteliti masing – masing ragam hias serta
secara tepat. Penelitian ini dilakukan untuk perkembangan tenun Dusun Sade Desa
mengetahui proses pembuatan, ragam Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten
hias,makna masing-masing ragam hias serta Lombok Tengah.
perkembangan tenun tradisional Dusun Sade
Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten
Lombok Tengah Metode yang HASIL PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
wawancara adalah metode pengumpulan data Proses Pembuatan Kain Tenun Tradisional
dengan jalan tanya jawab lisan secara sepihak Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan
yang dikerjakan secara sistematis dan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
berlandaskan pada tujuan penelitian. Metode
ini digunakan untuk mencari data tentang Kain tenun yang dihasilkan oleh
proses pembuatan, ragam hias, makna pengerajin di Dusun Sade adalah kain
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

tenunan sederhana karena alat yang 4. Pintal, yaitu alat pemintal benang yang
digunakan masih sangat sederhana dan terdiri dari anak isi dan arah
bahan yang digunakan untuk menghasilkan
kain tenun yang indahpun mereka dapat dari
sekeliling lingkungan mereka. Dari hasil
wawancara dan observasi yang penulis
lakukan tahap pertama yang harus diketahui
adalah mengenai alat-alat yang digunakan,
proses pembuatan benang, proses pewarnaan Gambar 4. Pintal
sampai dengan proses menenun serta bahan-
bahan yang mereka gunakan dalam 5. Ajung, yaitu alat yang digunakan untuk
menciptakan suatu kain tenun. meratakan benang yang sudah dipintal..

a. Alat-alat dalam Pembuatan Kain Tenun

Adapun alat-alat yang digunakan dalam


pembuatan kain tenun antara lain:

1. Golong, yaitu alat yang digunakan untuk Gambar 5. Ajung


melepaskan biji kapas yang akan
dipintal menjadi benang tenun. 6. Alat tenun gedogan, yaitu alat tenun
tradisional yang penggunaannya
dengan cara pengerajin duduk selojor
kemudian alat tenun dipangku dipaha.

Gambar 1. Golong

2. Pebetuk, yaitu alat yang digunakan Gambar 6. Tenun Gedogan


untuk melenbutkan kapas yang akan
dipintal. b. Proses Pembuatan Tenun Dusun Sade
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
Tengah.

Tahap awal dalam proses pembuatan kain


tenun yaitu pembuatan benang tenun dengan
cara memintal benang, yang terdiri dari
pemanenan kapas, penjemuran kapas,
pemisahan kapas dari bijinya menggunakan
Gambar 2. Pebetuk alat tradisional (golong), proses penghalusan
kapas dengan menggunakan (pebetuk),
3. Pelusut, yaitu alat yang digunakan persiapan pemintalan dengan membuat kapas
untuk memisah-misahkan kapas agar dalam bentuk rol (pelusut).
pada saat dipintal tidak menggumpal. 1. Proses Pemintalan Benang
Proses awal dari pemintalan benang yaitu
kapas dipisahkan dengan bijinya
menggunakan alat golong, kemudian setelah
kapas dipisahkan dengan bijinya, kapas
dihaluskan dengan menggunakan alat pebetuk
lalu setelah kapas dihaluskan kemudian kapas
digulung pada pelusut agar kapas mudah
dipintal, setelah kapas telah digulung
Gambar 3. Pelusut kemudian kapas mulai dipintal menjadi
benang dengan alat pintal. Kapas yang telah
dipintal dan siap diwarnai terlebih dahulu di
ratakan dengan alat ajung.
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

2. Kulit Akar mengkudu


3. Daun Emarik Gugur
4. Air

Gambar 7. Melepaskan Biji Kapas dengan


Golong

Gambar 12. Daun Emarik Gugur

b)Proses Celup
1 Langkah pertama untuk proses
pewarnaa dengan akar
mengkudu terlebih dahulu akar
Gambar 8. Menghaluskan Kapas dengan mengkudu ditumbuk hingga halus
Pebetuk kemudian hasil tumbukan
tersebut dicampur dengan air lalu
diperas untuk mengambil sari dari
akar mengkudu tersebut.
2 Langkah kedua yaitu daun
emarikpun ditumbuk hingga halus
kemudian dicampurkan kedalam
Gambar 9. Memintal Benang dengan pintal air perasan akar mengkudu lalu
diaduk rata.
3 Langkah ketiga yaitu setelah
bahan tercampur rata lalu benang
yang telah siap diberi warna
dimasukkan kedalam larutan
warna tersebut sambil diremas-
remas dan diaduk agar rata.
Perendaman benang dilakukan
selama 24 jam (1 hari) untuk satu
Gambar 10. Penyusunan Benang sisi benang kemudian dibalik ke
dengan Ajung sisi berikutnya dan
perendamanpun dilakukan
selama 24 jam (1 hari).
b. Proses Pewarnaan Merah
(Mengkudu) dengan teknik Panas
antara lain:
a) Bahan yang dibutuhkan adalah:
1. Benang yang sudah siap
diwarnai
Gambar 11. Hasil Pintalan 2. Kulit Akar Mengkudu kering
atau basah
2. Proses Pewarnaan 3. Kulit Jangau

Pada tahap proses pewarnaan, warna


benang sangat menentukan desain dari kain.
Proses pewarnaan adalah sebagai berikut:
a. Proses Pewarnaan Merah (Mengkudu)
dengan teknik dingin antara lain
a) Bahan-bahan yang disiapkan
adalah: Gambar 13. Kulit Jangau
1. Benang yang sudah siap
diwarnai 4. Kapur sirih
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

5. Daun Gambir 1. Langkah pertama yaitu Daun Tarum


b) Proses pencelupan dimasak terlebih dahulu sampai
1. Langkah pertama untuk proses warna daun berubah menjadi hitam
pewrnaan mengkudu dengan atau biru setelah itu daun diangkat.
teknik panas yaitu terlebih 2. Langkah kedua yaitu air daunt arum
dahulu kulit akar mengkudu dan tersebut dicampur dengan kapur sirih
kulit jangau dibersihkan sambil diaduk hingga warna air
kemudian dijemur sampai berubah menjadi hitam.
kering lalu ditumbuk hingga 3. Langkah ketigayaitu setelah air
halus. warna dau tarum tersebut berubah
2. Langkah kedua yaitu, bahan menjadi hitam, benangpun siap
yang telah ditumbuk halus dicelupkan pada larutan tersebut
dicampur dengan air mendidih untuk proses pewarnaan benang,
dengan perbandingan 1 pencelupan benang harus dilakukan
genggam kulit jangau: 3 berulang-ulang sampai mendapatkan
genggam kulit akar mengkudu: warna yang baik (biasanya sampai
3 gayung air panas untuk tujuh kali ulangan).
ukuran 1 emeber sedang.
3. Langkah ketiga yaitu, setelah
bahan-bahan dicampur rata
kemudian benang yang telah
siap diberi warna dimasukkan
dalam larutan warna tersebut
kemudian dijemur pada panas
Gambar 17. Pencelupan Benang Pada Warna
matahari (pada malam hari
benang diangkat, dan hari d. Proses pewarnaan Kuning (kunyit) antara
berikutnya dijemur lagi sampai
lain:
larutan warna benar-benar
meresap pada benang). a) Bahan yang digunakan adalah:
1. Benang yang sudah dingaos
2. Kunyit
3. Kulit Kayu Gandis
4. Air
Gambar 14. Proses Pencelupan Benang

Gambar 18. Kunyit


Gambar 15. Benang yang telah diwarnai

c. Proses pewarnaa Hitam (tarum) antara


lain:
a) Bahan yang digunakan adalah:
1. Daun tarum tua Gambar 19. Pohon Gendis

b) Proses pencelupan
1. Langkah pertama yaitu kunyit yang
telah dibersihkan diparut atau
ditumbuk hingga halus dan kulit
kayu gandis diris tipis atau dapat
Gambar 16. Daun Nila (Tarum) juga ditumbuk hingga halus.
2. Langkah kedua hasil tumbukkan
2. Kapur sirih kunyit dan kulit kayu gandis
3. Benang dimasukkan menjadi satu dalam
b) Proses pencelupan
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

panic yang telah berisi air dilakukan proses menenun untuk


kemudian dimasak hingga menghasilkan sebuah kain.
mendidih.
3. Langkah ketiga setelah larutan
mendidih benangpun dapat
dimasukkan kedalam larutan
pewarna tersebut dan diamkan
selama 20 menit hingga mendidih Gambar 20. Proses Menenun
kembali sambil diaduk agar warna
pada benang rata. Setelah itu
benang diangkat dan dijemur Ragam Hias serta Makna Masing-Masing
sampai kering. Ragam Hias Kain Tenun Tradisional Dusun
Sade Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
Proses Penenunan Tengah
Pekerjaan menenun dilakukan oleh kaum Kain Tenun Dusun Sade memiliki ragam
wanita. Berdasarkan jenis alat yang dipakai, hias tenun yang berupa variasi garis yang
proses penenunan dapat dibedakan menjadi merupakan khas tenun Dusun Sade. Adapun
dua, yaitu: tenun gedog dan tenun ATBM. kain tenun Dusun Sade diantaranya adalah:
Peralatan tenun gedog sepenuhnya terbuat
dari kayu dan masih bersifat tradisional. Pada a. Ragam Hias Selolot
saat menenun, penenun harus duduk dengan Ragam Hias selolot memiliki motif garis
kedua kaki selonjor sejajar ke depan, berwarna hijau yang melambangkan
sementara alat ini dipangku di atas paha si kesejukan, kain ini digunakan untuk alas pada
penenun. Disebut tenun gedog karena setiap mayat, mereka percaya bahwa kain selolot
penenun merapatkan benang melintang ke akan memberikan rasa sejuk dan nyaman
jajaran benang membujur terdengar bunyi kepada seseorang yang meninggal tersebut.
”dog, dog - dog”, yang dihasilkan dari benturan
kayu alat tenun. Perajin tenun gedog
melakukan pekerjaannya di rumahnya masing-
masing. Dibawah ini akan dijelaskan tahap
menenun antara lain:
a. Ngelos yaitu mengkelos benang
kedalam sebuah pelenting. Dengan Gambar 21. Ragam Hias Selolot
cara benang digulung pada pelenting,
kemudian dipindahkan kembali pada b. Ragam Hias Kelungkung
sebuah alat pengatur benang. Pada Ragam Hias Kelungkung memiliki motif
proses ini juga benang diberi penguat garis berwarna merah yang melambangkan
menggunakan nasi hangat pengganti berani, kain ini digunakan untuk ikat pinggang
kanji agar benang lebih mudah pada pada acara kematian. Mereka percaya bahwa
saat ditenun kain tersebut dapat memberikan keteguhan
b. Menghani yaitu proses menentukan kepada keluarga yang ditinggalkan.
ragam hias, serta panjang dan lebar
kain. Dengan cara melilitkan benang
pada alat menghani, sesuai dengan
ukurang yang telah ditentukan.
c. Nyujuk atau Nyusek suri yaitu
menyusun benang lungsin dan gun Gambar 22. Ragam Hias Kelungkung
bandulnya proses pemasukan
benang lungsin kedalam sisir alat c. Ragam Hias Tapok Kemalo
tenun dengan memasukkan tiap helai Ragam Hias Tapok Kemalo memiliki motif
benang di celah-celah serat dengan garis putih dan warna dasar hitam serta
alat penyuntik sesuai dengan yang pinggiran kain berwarna merah, dipercaya
telah ditentukan. dapat menyampaikan rasa simpati kepada
d. Gulung yaitu benang yang telah orang. Kain tersebut dapat digunakan sebagai
melewati tahap-tahap sebelumnya kain pada saat upacara kematian dan
kemudian di gulung. Setelah itu dapat dipadukan dengan kain kelungkung sebagai
ikat pinggangnya.
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

ini digunakan pada saat upacara prisaian oleh


para lelaki.

Gambar 23. Ragam Hias Tapok Kemalo

d. Ragam Hias Batang Empat


Kain Tenun Batang Empat memiliki motif Gambar 27. Ragam Hias berang
garis berwarna hijau tua dan berwarna dasar
hitam, kain ini dipercaya dapat memberikan h. Ragam Hias Bebasak
rasa sejuk pada mayat pada saat dimandikan. Ragam Hias Bebasak ini memiliki makna
ketulusan, kesucian, dan keikhlasan hati yang
dapat di tampakkan oleh kain tersebut. Ada 2
fungsi yang dimiliki oleh kain tenun ini yaitu:
penyerahan untuk memberi tahukan kepada
pihak cewek bahwa anaknya diculik untuk
dinikahkan dan fungsi tenun ini juga
Gambar 24. Ragam Hias Batang Emapat digunakan untuk membungkus mayat, yang
kita kenal sebagai kain kafan.
e. Ragam Hias Ragi Genep
Ragam Hias Ragi Genep ini memiliki
warna garis putih dan berwarna dasar merah
marun. Kain tenun ini memiliki dua kata yaitu
ragi yang artinya bumbu sedangkan genep
yang artinya lengkap, jadi yang disebut Gambar 28. Ragam Hia Bebasak
dengan ragam hias ragi genep adalah ragam
hias yang melambangkan kelengkapan jiwa i. Ragam Hias Tuntang Balik
spiritual karena kain tenun ini hanya Ragam Hias ini memiliki makna bahwa
digunakan pada saat upacara bengkung. seseorang tidak akan sukses jika tidak ada
masa lalu. Kain ini digunakan untuk
menghadiri upacara pernikahan.

Gambar 25. Ragam Hias Ragi Genep

f. Ragam Hias Kembang Komak Batang


Empat Gambar 29. Ragam Hias Tuntang Balik
Ragam Hias Kembang Komak Batang
Empat ini terdiri dari memiliki makna
j. Ragam Hias Sabuk Antang
seseorang wanita yang selalu membuat lelaki
Ragam Hias Sabuk Antang ini digunakan
ingin memilikinya. Fungsi dari kain tenun ini
khusus untuk para wanita karena dipercaya
yaitu: digunakan untuk sorong serah pada
dapat memberi efek pelurusan jiwa bagi para
saat melamar seorang gadis.
wanita yang menggunakannya agar pada saat
mereka dihadapkan dengan suatu masalah
dapat dituntaskan dengan bijak. Sabuk
antang ini juga menjadi salah satu khas tenun
Sade yang dijadikan cindera mata oleh para
wisatawan yang berkunjung di Dusun Sade
Gambar 26. Ragam Hias Kembang Komak
tersebut karena memiliki motif yang
Batang Empat
menuliskan “SADE” pada tenun.
g. Kain Tenun Berang (Hitam)
Ragam Hias Berang ini adalah kain tenun
yang berwarna hitam polos yang
melambangkan ketangguhan seseorang. Kain
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

Gambar 32 Ragam Hias berang

Gambar 30. Kain Tenun Sabuk Antang


Gambar 4.33 Ragam Hia Bebasak
k. Ragam Hias Umbak
Umbak yang artinya gendong, kain tenun
ini adalah kain tenun yang paling dianggap
sacral karena kain tenun ini dibuat hanya pada
saat upacara mosan selama 3 minggu dan
proses pembuatannya hanya dikerjakan pada
saat hari sabtu selama upacara. Kain ini Gambar 34 Ragam Hias Umbak
digunakan untuk lempot dan dipercaya
membuat seorang anak tidak cengeng pada Kemudian penduduk Dusun Sade
saat dipakaikan umbak ini. yang sekaligus menjadi pengerajin tenun
mulai mengembangkan tenun yang tidak
hanya dikerjakan pada saat upacara akan
tetapi dapat dikerjakan sesuai keinginan. Motif
kain tenun yang mereka buat tetap sama yaitu
motif lurik seperti tenun Umbak yang mereka
beri nama Kain Tenun Sabuk Antang yang
Gambar 31. Ragam Hias Umbak digunakan ikat pinggang oleh para wanita
Dusun Sade dan Kain Tenun Tapok Kemalo
Perkembangan Kain Tenun Tradisional untuk kereng pria ataupun wanita.
Dusun Sade Kecamatan Pujut Kabupaten
Lombok Tengah

a. Perkembangan Ragam Hias Kain


Tenun Tradisional Dusun Sade
Gambar 35 Kain Tenun Sabuk Antang
Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan kunci dapat dikemukakan bahawa
kain tenun Dusun Sade awalnya hanya tenun
polos saja yaitu tenun berang dan tenun
bebasak, kemudian salah seorang warga
Dusun Sade diberi petunjuk oleh leluhur Gambar 36 Ragam Hias Tapok Kemalo
mereka melalui mimpi untuk membuat tenun
bermotif lurik yaitu yang hanya dibuat pada Kemudian setelah Tenun Sabuk
saat upacara mosan yaitu upacara yang Antang dan Kain Tenun Tapok Kemalo dirasa
hanya dilakukan jika ada keluarga yang oleh penduduk Dusun Sade belum sempurna
memiliki anak dan akan dihitan, upacara karena hanya motif garis dengan satu arah
tersebut memakan waktu 3 minggu dan saja yang kita kenal dengan motif lurik, maka
selama itu akan dilakukan pembuatan tenun tenun tersebut dikembangkan menjadi sebuah
yang pengerjaannya pada tiap hari sabtu kain tenun yang dapat digunakan sebagai kain
selama upacara yang diberi nama kain Tenun atau sarung dengan motif garis yang berbeda
Umbak yang kegunaannya dipercaya hingga yang memiliki kombinasi dua arah garis
saat ini yaitu untuk menggendong anak kecil hingga membentuk sebuah motif kotak dan
agar tidak cengeng. Adapun hasil tenun memiliki makna yang berbeda pula pada
Dusun Sade pada awal dimulainya kerajinan setiap kain tenun. Mereka membuat motif
tenun Dusun Sade dapat dilihat pada Gambar garis dua arah ini terinspirasi dari kain tenun
4.32 dan Gambar 4.33 kemudian menjadi kain dari daerah lain yang terlebih dahulu telah
Tenun Umbak yang memiliki motif Garis Lurik mengalami perkembangan motif yang
dapat dilihat pada Gambar 4.34. beraneka ragam yang dipasarkan di Dusun
Sade dan penduduk Dusun Sadepun berhasil
menciptakan kain tenun yang berbeda
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

dengan motif kotak besar dan motif kotak kecil kealamian Tenunan mereka dengan berbagai
yaitu Kain Tenun Selolot, Kain Tenun warna.
Kelungkung, Kain Tenun Batang Empat, Kain b. Perkembangan Proses Pembuatan
Tenun Ragi Genep, dan Kain Tenun Kembang Kain Tenun Tradisional Dusun Sade
Komak Batang Empat.Motif dari kain tenun
semua hampir sama yaitu motif garis namun Pada abad 19 tenun Dusun Sade mulai
yang membedakan adalah warna dari kain menghasilkan tenunan yang diproses secara
tenun tersebut. Warga Dusun Sade hanya alami mulai dari pemintalan benang,
menghasilkan motif tersebut karena warga pewarnaan benang, dan menenun benang
Dusun Sade ingin mempertahankan ciri khas menjadi selembar kain yang menggunakan
tenun Dusun Sade yaitu tenunan yang alat tenun tradisional. Pada saat itu tenun
memiliki motif garis. yang dihasilkan hanya tenun hitam polos dan
putih polos saja karena benang yang
digunakan hasil pintalan sendiri. Untuk proses
pemintalan benang dari dahulu sampai
sekarang masih tetap dipertahankan
kealamiannya yaitu berbahan kapas walaupun
saat ini telah tersedia benang siap pakai yang
Gambar 37 Ragam Hias Selolot diproduksi oleh pabrik.
Dalam proses pewarnaan benang inilah
yang mengalami perkembangan yaitu pada
segi teknik pewarnaan yaitu teknik pewarnaan
pada bahan dasar mengkudu yang zaman
dahulu para pengerajin tenun di Dusun Sade
Gambar 38 Ragam Hias Kelungkung hanya mengetahui teknik pewarnaan panas
saja dengan cara merebus seluruh bahan
Perkembangan Warna Pada Kain Tenun pewarna benang. seiring dengan
Tradisional Dusun Sade berkembangnya zaman dan teknologi para
Dari zaman dahulu sampai saat ini pengerajin mendapatkan teknik baru dari
pewarna yang digunakan untuk mewarnai kain Mahasiswa Universitas Jakarata yang pada
tenun Dusun Sade adalah berbahan dasar saat itu melakukan riset untuk mewarnai
alami yang diambil dari sekitar tempat mereka. benang tanpa merebus bahan pewarna yang
Sumber bahan pewarna mereka yaitu dari berbahan dasar mengkudu yaitu dengan
tumbuhan berupa daun, buah, akar, maupun menumbuk halus seluruh bahan kemudian
kulit pohon. Pewarna alam yang pertama dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi
diketahui oleh masyarakat Dusun Sade untuk air lalu benangpun siap untuk dimasukkan ke
mewarnai kain tenun mereka adalah daun Nila dalam ember yang telah berisi bahan pewarna
(Taum) yang terdapat di sekitaran sawah tersebut. Hasil percobaan mahasiswa tersebut
mereka. Daun Nila menghasilkan warna hitam. akhirnya berhasil dan pengerajin tertarik untuk
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu menggunakan teknik tersebut untuk
masyarakat Dusun Sade mencari bahan alami pewarnaan benang hingga saat ini.
yang lainnya yang dapat memperoleh warna
yang berbeda agar mereka dapat membuat
kain tenun dengan warna-warna yang sesuai Simpulan
keinginan namun tetap berbahan dasar dari Berdasarkan hasil penelitian yang telah
alam. dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
Setelah memncoba berbagai tumbuh- berikut :
tumbuhan yang mereka rasa dapat 1. Proses pembuatan tenun di Dusun
menghasilkan warna yang awet pada kain dan Sade Desa Rambitan Kecamatan
pada akhirnya mereka menemukan beberapa Pujut Kabupaten Lombok Tengah
bahan alami yang menghasilkan warna-warna adalah: a) Proses Pemintalan Benang,
yang berbeda yaitu warna kuning yang b) Pewarnaan pada benang-benang
dihasilkan dari Kunyit, warna merah yang sesuai yang diinginkan, c)
berasal dari tumbuhan Mengkudu, warna hijau Penenunan.
berasal dari daun Kecipir, dan warna merah 2. Ragam Hias tenun Dusun Sade Desa
muda berasal dari Serabut Kelapa. Sampai Rambitan Kecamatan Pujut
saat ini Dusun Sade masih mempertahankan Kabupaten Lombok Tengah antara
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

lain a) Ragam Hias Selolot, b) Ragam Budiyono,dkk. 2008. Krya Tekstil Untuk SMK
Hias Kelungkung, c) Ragam Hias Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Tapok Kemalo, d) Ragam Hias Batang Sekolah Menengah Kejuruan,
Empat, e) Ragam Hias Ragi Genep, f) Direktorat Jenderal Manajemen
Ragam Hias Kembang Komak, g) Pendidikan Dasar dan Menengah,
Ragam Hias Berang, h) Ragam Hias Departemen Pendidikan Nasional.
bebesak, i) Ragam Hias Tuntang
Balik, j) Ragam Hias Sabuk Antang, k) Darmika,dkk.1988.Pengetahuan Tekstil Untuk
Ragam Hias Umbak. SMTK.Departemen Pendidikan Dan
3. Perkembangan ragam hias tenun Kebuadayaan.
Dusun Sade Desa Rambitan
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Ensiklopedi Indonesia.1990. Pameran
Tengah antara lain dalam segi Kerajinan Nasional di Jakarta 1985
perkembangan motif, perkembangan terdapat di
warna, serta proses pembuatan kain http://www.karangasemkab.go.id.
tenun. Diakses tanggal 22 Pebruari 2013.

Saran Fisher,Joseph.2000. Threads of Tradition :


Berdasarkan pembahasan hasil penelitian textiles of Indonesia and Serawak.
dan simpulan, maka diajukan saran sebagai Jakarta.
berikut :
1. Untuk memperkaya ragam hias tenun Gustami,SP.1980.Nukilan Seni Ornamen
di Dusun Sade Desa Rambitan Indonesia.Jakarta.
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
Tengah pengerajin perlu menggali, Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach
mempelajari dan lebih kreatif dalam (Yogyakarta : Yayasan Penerbit
membuat ragam hias baru tanpa Fakultas UGM, 1987), terdapat di
meninggalkan cirri khas ragam hias http://social-
yang telah diwariskan oleh nenek sciences/2165626-metode observasi /
moyang serta memahami arti dan HooyRm8. ( diakses tanggal 22
makna dari ragam hias tersebut. Februari 2013)
2. Tentunya masih banyak kekurangan
dan informasi yang masih belum Hamzuri.2000.Warisan Tradisional itu
lengkap dalam penelitian ini karena Indahdan Unik.Jakarta: PT Raja
hanya terbatas pada satu tempat, Grafindo Persada
yaitu di Dusun Sade. Karena itu
disarankan bagi peneliti lain agar Jumeri,et.al.1997.Pengetahuan Barang
meneliti hal-hal yang belum terungkap Tekstil.Bandung: Institut Teknologi
dalam penelitian ini. Tekstil

Leni.2010.Tenun Indonesia.tersedia pada,


DAFTAR PUSTAKA http://www.indonesiaberprestasi.web.i
d
Alam MN,Nur .2013.”Sade Desa Asli Suku (diakses tanggal 20 Februari 2013).
Sasak”.tersedia pada
https://alanmn.wordpress.com. Mi’raj,Nurul.2013.Perkembangan Tenun Bima.
(Diakses tanggal 22 Pebruari 2013). Skripsi (tidak diterbitkan).Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan
Agustien dan Endang Keluarga,UNDIKSHA Singaraja
Subandi.1980.Pengetahuan Barang
Tekstil. Jakarta:Departemen Pasek Antara, Komang. 2013. Kain Tenun
Pendidikan Dan Kebudayaan Nusantara Dan Simboliknya. Tersedia
pada
.Budiwanti, Erni. 2000. Islam Sasak: Wetu http://www.karangasemkab.go.id.
Telu Versus Waktu Lima. Yogyakarta: (diakses tanggal 22 Pebruari 2013).
PT LKiS Pelangi Aksara
e-Journal TINJAUAN TENTANG TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE DESA RAMBITAN
KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidkan Kesejahteraan Keluarga (Volume X Tahun 2015)

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho


Botosusanto. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan
di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sika,Wayan.1983.Ragam
Hias.Denpasar:Pendidikan Dan
Kebudayaan.

Sufiati,Evi.2012.Tenun Gedogan Pinggasela


Kecamatan Pringgasela KAbupaten
Lombok Timur. Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga,FTK
UNDIKSHA.

Suhersono,Hery.2004.Desain
Motif.Jakarta:Puspa Swara.

Toekio M Soegeng. 1990. Mengenal Ragam


Hias Indonesia. Bandung.
Penerbit:Angkasa

Zyehan.2013. Kain
Tradisional Indonesia.tersedia pada
http//:
isnainifatimah16.wordpress.com.(diak
ses tanggal 19 Desember 2014).
.

Anda mungkin juga menyukai